Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

ANEMIA

Disusun Oleh :
Kholifah (1130223059)
Nurjannah (1130223065)
Nurmala Fithriyah (1130223030)

Fasilitator :
Syidatul Budury, S.Kep.,Ns., M.Kep

PRODI RPL S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2023 – 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Anemia Dan

Leukemia”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk

itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Surabaya, 17 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ............................................................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 3
D. Manfaat........................................................................................................... 4
1. Bagi Masyarakat.......................................................................................... 4
2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan ............................. 4
3. Bagi Penulis ................................................................................................ 4
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Konsep Anemia .............................................................................................. 5
1. Definisi ........................................................................................................ 5
2. Etiologi Anemia .......................................................................................... 5
3. Manifestasi Klinis Anemia .......................................................................... 8
4. Patofisiologi Anemia................................................................................... 9
5. Pathway Anemia ....................................................................................... 10
6. Pemeriksaan Diagnosis Anemia ................................................................ 11
7. Penatalaksanaan Anemia ........................................................................... 12
B. Konsep Asuhan Keperawatan Anemia ......................................................... 12
1. Pengkajian Keperawatan ........................................................................... 12
C. Diagnosa , Luaran dan Intervensi Keperawatan .......................................... 16
1. Keletihan b/d Kondisi Fisiologis Anemia (D.0057) ................................. 16
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
(D.0009) ........................................................................................................ 18
3. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan (D.0056) ......................................... 19
4. Resiko Infeksi b/d Ketidakadekuatan Pertahanan tubuh Sekunder
(penurunan Hemoglobin) (D.0142) ............................................................... 21
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (D.0111) .... 22
D. Implementasi Keperawatan .......................................................................... 23
E. Evaluasi Keperawatan .................................................................................. 23
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN................................................................. 23
BAB 4 PENUTUP................................................................................................ 36
A. Kesimpulan .................................................................................................. 36
B. Saran ............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi,

termasuk Didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ

khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah

merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10%

berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada

setiap orang itu berbeda-beda bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan

jantung atau pembuluh darah (Fage et al , 2020).

Anemia merupakan salah satu masalah keperawatan diseluruh dunia

terutama Negara berkembang yang diperkirakan berjumlah lebih dari 600 juta

manusia penduduk dunia menderita anemia. Menurut WHO dalam Worldwide

Prevalence of Anemia Tahun 2019 melaporkan bahwa total keseluruhan

penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan

prevalensi pada anak sekolah dasar 25,4% dan 305 juta anak sekolah di

seluruh dunia menderita anemia. Secara global, prevalensi anemia pada anak

usia sekolah menunjukkan angka yang tinggi yaitu 37%, sedangkan di

Thailand 13,4% dan di India 85,5%.

Prevalensi anemia di kalangan anak-anak di Asia mencapai 58,4%,

angka ini lebih tinggi dari rata-rata di Afrika 49,8% ( Pritasari et al, 2017). Di

Indonesia sendiri masalah anemia juga merupakan salah satu masalah utama.

Prevalensi anemia secara nasional menurut Riset kesehatan dasar (Riskesdas)

1
pada tahun 2018 yaitu sebesar 11,9% dan sebagian besar yang terkena anemia

adalah anak-anak usia 1 sampai 4 tahun yaitu sebesar 27,7%, 2 sementara

penderita anemia pada usia 5 tahun keatas prevalensinya lebih rendah yaitu

9,4%.

Usia anak sekolah merupakan golongan yang rentan terhadap masalah

gizi karena anak berada dalam masa pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi

sehingga memerlukan asupan gizi yang tinggi pula Umumnya anemia

asemtomatoid pada kadar hemoglobin diatas 10 g/dL, tetapi sudah dapat

menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya anemia yang

sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan juga organ

tubuh lainnya bahkan dapat menyebabkan kematian. Masyarakat Indonesia

masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi karena itu prevalensi

anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi.

Dampak anemia pada anak balita dan anak sekolah adalah

meningkatnya angka kesakitan dan kematian, terhambatnya pertumbuhan fisik

dan otak, terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan. Anak

anak yang menderita anemia terlihat lebih penakut dan menarik diri dari

pergaulan sosial, tidak bereaksi terhadap stimulus dan lebih pendiam. Kondisi

ini dapat menurunkan prestasi belajar anak disekolah (kusumawati, 2017).

Asuhan keperawatan pada anak dengan masalah anemia dilakukan

agar terpenuhinya kebutuhan cairan dan nutrisi pada anak dengan anemia. Di

harapkan agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat

pada anak dengan anemia dengan memperhatikan aspek preventif, promotif,

kuratif maupun rehabilitatif yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan

2
tentang bahaya dan pencegahan anemia kepada anak dan juga orang tua,

pemberian sayur dan buah hijau dan juga pemberian suplemen penambah

darah agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan

dari penyakit anemia

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi anemia ?

2. Apa etiologi anemia ?

3. Apa manifestasi klinis anemia ?

4. Bagaimana patofisiologi anemia ?

5. Bagaimana pahway dari anemia ?

6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik anemia ?

7. Bagaimana penatalaksanaan anemia ?

8. Bagaimana asuhan keperawatan anemia ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan anak

dengan anemia.

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan tentang definisi anemia.

b. Menjelaskan tentang etiologi anemia.

c. Menjelaskan tentang manifestasi klinis anemia.

d. Menjelaskan tentang patofisiologi anemia.

e. Menggambarkan tentang pathway dari anemia.

f. Menmjelaskan tentang pemeriksaan diagnostik anemia.

3
g. Menjelaskan tentang penatalaksanaan anemia.

h. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan anemia

D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyakit anemia

pada anak serta pengetahuan tentang cara merawat anak yang mengalami

anemia.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Diharapkan dapat menjadi sumber referensi dalam memberikan asuhan

keperawatan pada anak dengan anemia serta dapat dijadikan sumber dalam

pengembangan dan peningkatan ilmu dan teknologi keperawatan di masa

mendatang.

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dalam melaksanakan praktik keperawatan anak

yang dapat dipakai sebagai acuan dalam bekerja.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep Anemia

1. Definisi

Anemia sering disebut kurang darah yaitu keadaan dimana kadar

hemoglobin dalam darah kurang dari normal (<12gr/dL) yang berakibat pada

daya tahan tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, kebugaran tubuh,

menghambat tumbuh kembang dan akan membahayakan kehamilan nanti

(Kemenkes RI, 2019).

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi

ketika kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini

dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung

hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat

menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ

tubuh. Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan

penyakit itu sendiri (Proverawati, A, 2021).

2. Etiologi Anemia

Menurut Kemenkes RI (2019) penyebab anemia pada anak adalah :

a. Anemia dari pendarahan aktif ( hemoragik )

Anemia yang disebabkan karena perdarahan (anemia hemoragik)

misalnya kasus perdarahan pada penderita penyakit keturunan yaitu hemofilia.

Perdarahan yang didapat misalnya perdarahan pasca trauma atau operasi,

perdarahan karena infeksi seperti pada demam berdarah. Gejala yang

5
ditimbulkan adalah tampak pucat, tidak ada pembesaran limfa atau kelenjar

getah bening serta ada gejala perdarahan spontan misalnya mimisan, atau

bintik merah seperti digigit nyamuk atau biru biru di kulit (purpura). Pada

pasien hemofilia harus secara berkala ditambah anti faktor hemophilia (AHF)

seumur hidup. Ada satu penyebab yang sering dijumpai adalah perdarahan

karena trombosit rendah (trombositopenia, penia = kurang. Thrombositopenia

trombosit yang rendah).

b. Anemia defisiensi besi

Kebutuhan besi pada sumsum tulang untuk membuat sel-sel darah

merah. Iron memainkan peranan penting dalam struktur yang tepat dari

molekul hemoglobin. Jika asupan besi terbatas atau tidak memadai karena

asupan diet yang buruk, anemia dapat terjadi sebagai hasilnya. Hal ini disebut

anemia kekurangan zat besi.

c. Anemia defisiensi Vitamin B12 atau asam folat

Anemia karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat, lebih jarang

terjadi. Biasanya disertai dengan kekurangan gizi. Gejala anemia pada anak

akibat kurang vitamin B12 antara lain wajah pucat, tak ada pembesaran limfa

atau kelenjar getah bening, serta lemah syaraf. Pada kondisi ini, penting

dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium untuk mengetahui eritrosit

dan kadar Hb serta kadar vitamin B12 atau asam folat. Selanjutnya, terapi

yang digunakan adalah dengan pemberian obat vitamin B12 atau asam folat.

d. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena kualitas eritrosit yang tidak baik,

atau karena salah obat / makan / infeksi misalnya malaria. Di Indonesia, yang

6
paling banyak menyebabkan kualitas eritrosit kurang baik adalah karena

penyakit keturunan Thalassemia dan karena Penyakit Malaria. Gejala anemia

karena eritrosit adalah wajah anak yang pucat dan terjadinya pembesaran pada

limfa. Pemeriksaan di laboratorium dilakukan untuk mengetahui apakah ada

kemungkinan penyakit turunan dari kedua orang tua anak tersebut ataupun

infeksi yang mungkin timbul. Apabila diketahui bahwa ada penyakit

keturunan, maka terapi yang dilakukan adalah cangkok sumsum tulang.

Namun demikian, selama hal tersebut tidak bisa dikerjakan, maka akan

dilakukan transfusi seumur hidup dengan mengurangi efek jelek transfusi

darah berulang.

e. Anemia terkait sumsum tulang

Pabrik darah setelah anak lahir ada di sumsum tulang. Bila ada

gangguan di sumsum tulang, maka produksi darah akan berkurang. Gangguan

itu misalnya kanker atau anemia aplastik yang disebabkan karena berbagai

sebab. Cara menegakkan diagnosis untuk anemia jenis ini adalah dengan

diambil contoh sumsum tulangnya (Bone Marrow Puncture atau aspirasi)

untuk melihat kondisi sumsum tulangnya. Pada kasus anemia, adanya

pembesaran limpa dan kelenjar getah bening patut dicurigai penyebabnya

kanker. Jika tidak terjadi pembesaran, kemungkinan itu merupakan suatu

apalstik. Terapi penyembuhan anemia karena kanker adalah dengan

menyembuhkan kankernya. Sedangkan anemia karena aplastik, dapat

ditangani dengan memacu menggunakan obat-obat penumbuh sel darah.

7
3. Manifestasi Klinis Anemia

a. Anemia ringan

Selain wajah pucat , berbagai gejala anemia ringan pada anak yang

umum menurut American Academy of pediatrics dan Kids Health (2020)

adalah:

1) Kulit atau mata berubah warna kekuningan

2) Bibir pucat

3) Garis kelopak matajadi sayu

4) Warna kuku anak terlihat lebih pucat dari baisanya

5) Anak rewel atau tidak mau diajak bicara

6) Badan anak lemas

7) Anak mudah Lelah

8) Tidur siang lebih seringa tau lebih lama dari biasanya

9) Warna urine ( air kencing ) anak gelap seperti teh

b. Anemia berat

Beberapa tanda gejala yang menunjukkan anak dengan kasus anemia

berat ( American Academy of pediatrics dan Kids Health,2020) diantaranya:

1) Nafas pendek atau terengah engah

2) Denyut jantung cepat dan berdebar

3) Sakit kepala

4) Pusing atau keliyengan

5) Tangan atau kaki membengkak

6) Pingsan

7) Lidah sakit atau membengkak

8
4. Patofisiologi Anemia

Adanya anemia mencerminkan kegagalan sumsum tulang atau

kehilangan sel darah merah yang berlebihan, atau keduanya. Kegagalan

sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan kadar O2 yang cukup sehingga

menyebabkan darah tidak bisa menyuplai dan biasanya efek dari kekurangan

darah yang over dapat mengakibatkan terjadinya nyeri kepala akut pada

penderita anemia. Lalu pemecahan sel darah merah (hemolisis) terjadi

terutama di fagosit atau di sistem retikulo-endotel, terutama di hati dan limpa.

Sebagai hasil dari proses ini, bilirubin memasuki aliran darah.

Setiap peningkatan keturunan bulan (hemolisis) segera dibalikkan oleh

peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal). 1 mg/dL, kadar yang lebih

tinggi dari 1,5 mg/dL menyebabkan ikterik. Ketika sel darah merah dalam

sirkulasi (dekat persimpangan hemplitik) dihancurkan, kisah hemoglobin

dalam plasma (hemoglobin dalam darah) terjadi. Jika konsentrasi plasma

melebihi kemampuan plasma haptoglobin (protein pengikat hemoglobin

bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi ke glomerulus

ginjal dan ke dalam urin/hemoglobinuria (Prasetyo, 2017).

Kesimpulan tentang apakah anemia pada orang sakit disebabkan oleh

gangguan produksi sel darah merah yang tidak memadai biasanya dapat

diambil berdasarkan hitung retikulosit dalam sirkulasi. Derajat proliferasi dan

cara pematangan sel adima di sumsum tulang, seperti yang ditunjukkan dalam

biopsi. Ada maupun tidak adanya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

(Prasetyo, 2017).

9
5. Pathway Anemia

10
6. Pemeriksaan Diagnosis Anemia

a. Tes hitung darah lengkap

Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnosis

anemia adalah tes hitung darah lengkap. Tes hitung darah lengkap atau

complete blood count (CBC) dilakukan untuk mengetahui jumlah, ukuran,

volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah.ntuk mendiagnosis

anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah

Anda (hematokrit) dan hemoglobin.

b. Asupan darah dan diferensial

Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan

melakukan tes lanjutan dengan pemeriksaan hapusan darah atau diferensial

yang menghitung sel darah merah lebih rinci.Hasil tes tersebut dapat

memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel

darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis

dan membedakan jenis anemia.

c. Hitung retikulosit

d. Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda

alias belum matang dalam darah Anda. Ini juga membantu menentukan

diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis mana yang Anda alami.

e. Pemeriksaan penunjang anemia lainnya

Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin

diminta melakukan pemeriksaan lainnya sebagai penunjang untuk memastikan

penyebabnya.Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan

diminta melakukan tes darah dan biopsi sumsum tulang.

11
7. Penatalaksanaan Anemia

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan

mengganti darah yang hilang

a. Melakukan transpalasi sel darah merah.

b. Pemberian antibiotik guna mencegah infeksi.

c. Memberikan suplemen asam folat supaya merangsang pembentukan sel darah

merah.

d. Menghindari situasi kekurangan O2 atau aktivitas yang membutuhkan

oksigen.

e. Lakukan diet yang kaya akan besi yang mengandung seperti daging dan

sayuran hijau.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Anemia

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah untuk mendapatkan data pada pasien.

Pada pasien dengan anemia, data yang perlu dikaji meliputi ( zul Hendry,

2021 ) :

a. Identitas klien dan keluarga

Nama, Umur, TTL, Nama Ayah / Ibu, Pekerjaan Ayah / Ibu, Agama,

Pendidikan, Alamat

b. Keluhan Utama

Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,

kelemahan, pusing.

c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

12
Prenatal : Ibu selama hamil pernah menderita penyakit berat, pemeriksaan

kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu

lama

Intranatal : usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang dan

berat badan waktu lahir

Postnatal : keadaan bayi setelah masa, neonatorum, ada trauma post partum

akibat tindakan misalnya forcep, vakum dan pemberian ASI.

d. Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi

2) Adanya riwayat trauma, perdarahan

3) Adanya riwayat demam tinggi

4) Adanya riwayat penyakit ISPA

e. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah,

diaforesis takikardi, dan penurunan kesadaran

1) Riwayat Keluarga

a) Riwayat anenlia dalam keluarga

b) Riwayat penyakit-penyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis, DM, asma,

penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan

2) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum : Keadaan tampak lemah sampai sakit berat

b) Kesadaran : composmentis kooperatif sampai terjadi penurunan

tingkat kesadaran apatis, samnolen-sopor-koma.

13
c) Tanda tanda Vital

TD : Tekanan Darah menurun (N = 90-110 / 60-70 mmHg)

Nadi : Frekuensi nadi meningkat , kuat sampai lemah (N = 60 –100 kali )

Suhu : Bisa meningkat atau menurun (N = 36,5 – 37,2 C)

Pernafasan : meningkat (N = 20 – 24 x/ menit )

d) Kulit

Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat

perdarahan dibawah kulit

e) Kepala

Biasanya dalam bentuk normal

f) Mata

Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak

ikterik, terdapat perdarahan sub conjungtiva, keadaan pupil, palpebra,

refleks cahaya biasanya tidak ada kelainan.

g) Hidung

Keadaan / bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung,

fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan

h) Telinga

Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan

i) Mulut

Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-

pecah atau perdarahan

j) Leher

14
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah

membesar, tidak ada distensi vena jugularis

k) Thorax

Pergerakan dada, biasanya pernafasan cepat irama tidak teratus.

Fremitus yang meninggi, perkusi sonor, suara nafas bisa vesikuler atau

ronchi, wheezing. Frekuensi nafas neonatus 40-60 kali/i, anak 20-30 kali/i

irama jantung tidak teratur.

l) Abdomen

Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga

dibawah normal dan bisa juga meningkat

m) Genitalia

Laki-laki : testis sudah turun ke dalam skrotum

Perempuan : labia minora tertutup labia mayora

n) Ekstremitas

Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstermitas, tonus otot kurang,

akral dingin.

o) Anus

Keadaan anus, posisinya. anus (+)

p) Neurologis

Refleksi fasiologis (+) seperti Reflek patella, refleks patologi (-)

seperti Babinski, tanda kerniq (-) dan Brunsinski I-II = (-).

3) Pemeriksaan Penunjang

15
Kadar Hb menurun, pemeriksaan darah : eritrosit dan berdasarkan

penyebab

4) Riwayat Sosial

Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan daerah tempat

tinggal, orang yang terdekat dengan klien, keadaan lingkungan, pekarangan,

pembuangan sampah.

5) Kebutuhan Dasar

Meliputi kebutuhan nutrisi klien sehubungan dengan anoreksia, diet

yang harus dijalani, pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika ada. Pola

tidur bisa terganggu. Mandi dan aktifitas : dapat terganggu berhubungan

dengan kelemahan fisik. Eliminasi : biasanya terjadi perubahan frekuensi,

konsistensi bisa, diare atau konstipasi

C. Diagnosa , Luaran dan Intervensi Keperawatan

1. Keletihan b/d Kondisi Fisiologis Anemia (D.0057)

a. Luaran : Tingkat Keletihan Membaik ditandai dengan kriteria hasil sebagai

berikut :

1) Verbalisasi kepulihan energi meningkat

2) Tenaga meningkat

3) Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat

4) Motivasi meningkat

5) Verbalisasi lelah menurun

6) Lesu menurun

7) Gangguan konsentrasi menurun

8) Sianosis menurun

16
9) Selera makan membaik

10) Pola napas dan pola istirahat membaik

b. Intervensi Keperawatan :

1) Manajemen Energi (I.05178) :

a) Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan

b) Monitor kelelahan fisik dan emosional

c) Monitor pola dan jam tidur

d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

e) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus seperti cahaya,

suara, dan kunjungan

f) Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif

g) Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan

h) Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau

berjalan

i) Anjurkan tirah baring

j) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

k) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak

berkurang

l) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

m) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan

makanan

2) Edukasi Aktivitas / Istirahat (I.12362) :

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

b) Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat

17
c) Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

d) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya

e) Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin

f) Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau

aktivitas lainnya

g) Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat

h) Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat seperti kelelahan, sesak

nafas saat aktivitas.

i) Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

2. Perfusi Perifer Tidak Efektif b/d Penurunan Konsentrasi Hemoglobin

(D.0009)

a. Luaran : Perfusi Perifer Meningkat (L.02011) , ditandai dengan kriteria hasil

sebagai berikut :

1) Denyut nadi perifer meningkat

2) Sensasi meningkat

3) Kelemahan otot menurun

4) Pengisian kapiler membaik

5) Akral membaik

6) Turgor kulit Membaik

7) Tekanan darah dan tekanan arteri rata-rata membaik

8) Indeks Ankle-brachial membaik

b. Intervensi Keperawatan :

1) Perawatan Sirkulasi ( I. 020709 )

18
a) Periksa sirkulasi perifer seperti Nadi perifer, pengisian kalpiler, warna,

suhu, dan angkle brachial index.

b) Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi

c) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas

d) Lakukan hidrasi

e) Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan

3. Intoleransi Aktivitas b/d Kelemahan (D.0056)

a. Luaran : Toleransi Aktivitas Meningkat ( 05047) , ditandai dengan kriteria

hasil sebagai berikut :

1) Saturasi oksigen meningkat

2) Frekuensi nadi meningkat

3) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari hari meningkat

4) Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat

5) Dyspnea saat dan setelah melakukan aktivitas menurun

6) Perasaan lemah menurun

7) Sianosis menurun

8) Warna kulit membaik

b. Intervensi Keperawatan

1) Manajemen Energi (I.05178) :

a) Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan

b) Monitor kelelahan fisik dan emosional

c) Monitor pola dan jam tidur

d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

19
e) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus seperti cahaya,

suara, dan kunjungan

f) Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif

g) Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan

h) Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau

berjalan

i) Anjurkan tirah baring

j) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

k) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak

berkurang

l) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

m) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan

makanan

2) Terapi Aktivitas (I.05186) :

a) Identifikasi deficit tingkat aktivitas

b) Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu

c) Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan

d) Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas

e) Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas

f) Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami

g) Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia

h) Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih

i) Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan

perawatan diri), sesuai kebutuhan

20
j) Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu,

energy, atau gerak

k) Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai

l) Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot

m) Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu

n) Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri

o) Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk

mencapai tujuan

p) Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas

q) Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu

r) Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih

s) Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif,

dalammenjaga fungsi dan kesehatan

t) Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai

u) Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi

dalam aktivitas

v) Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor

program aktivitas, jika sesuai

w) Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu

4. Resiko Infeksi b/d Ketidakadekuatan Pertahanan tubuh Sekunder

(penurunan Hemoglobin) (D.0142)

a. Luaran : Tingkat infeksi menurun ( L. 14137 ) ditandai dengan kriteria hasil

sebagai berikut :

1) Kebersihan dan nafsu makan meningkat

21
2) Demam menurun

3) Periode malaise menurun

4) Kadar sel darah putih membaik

b. Intervensi Keperawatan :

1) Pencegahan Penyakit ( I. 14137 )

a) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

b) Batasi jumlah pengunjung

c) Berikan perawatan kulit pada daerah edema

d) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien

e) Pertahankan teknik aseptik pada psien beresiko tinggi

f) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi (D.0111)

a. luaran : tingkat pengetahuan membaik ( L.12111), ditandai dengan kriteria

hasil sebagi berikut :

1) Perilaku klien sesuai dengan yang di anjuran meningkat

2) Minat klien dalam belajar meningkat

3) Kemampuan klien menjelaskan pengetahuan tentang penyakitnya

meningkat

4) Kemampuan klien menggambarkan

5) pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan penyakitnya meningkat

6) Perilaku sesuai dengan pengetahuannya meningkat

7) Pertanyaan tentang penyakitnya menurun

8) Persepsi keliru tentang penyakitnya menurun

22
9) Perilaku kllien membaik

b. Intervensi Keperawatan :

1) Edukasi Kesehatan ( I. 12383 ):

a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

c) Berikan kesempatan untuk bertanya

d) Jelaskan klien tentang penyakitnya

e) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

D. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disuse dan

ditunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan (Nursalam,2018).

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intlektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnose keperawatan,

rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan

perawat untuk memonitor keadaan yang terjadi selama tahap pengkajian,

analisis, perencanaan, dan implementasi intervensi (Nursalam, 2013).

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

23
UNIVERSITAS NU SURABAYA (UNUSA)
YAYASAN RS. ISLAM SURABAYA
KAMPUS A: Jl. Smea 57 Surabaya, Tlp. 031 8284508, 8291920,
KAMPUS B : RSI Jemur Sari Jln Jemur sari 51-57 Surabaya
Website : www. unusa.ac.id Email: Info@unusa ac. id

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I. DATA UMUM

Nama : An. A

Ruang : melati

No. Register : 123xx

Umur : 10 th

Jenis Kelamin : perempuan

Agama : Islam

Suku Bangsa : Indonesia

Bahasa : Indonesia

Alamat : Jln Surabaya

Penanggung jawab : Tn.A

Pendidikan Terakhir : SMU

Pekerjaan : swasta

Golongan Darah : A

Tanggal MRS : 3-10-2022 jam : 07:30

Tanggal Pengkajian : 4-10-2022jam : 07:00

Diagnosa Medis : anemia

II. DATA DASAR

Keluhan Utama :

Ayah pasien mengatakan jika anak nya mengeluh pusing dan badan lemas

24
Riwayat Penyakit Sekarang :

Riwayat kesehatan saat ini An.A masuk rumah sakit dengan keluhan lemas

seluruh badan dan pusing.

Riwayat Kesehatan Dahulu :

Pasien tidak pernah memiliki anemia

Riwayat Kesehatan Keluarga :

Tidak ada keluarga yang mengidap penyakit anemia

Genogram:

Gambar 3. 1. Genogram
III. RIWAYAT ANTENATAL & POST NATAL

1. Riwayat selama kehamilan

Tidak ada keluhan

2. Obat-obatan yang digunakan

Tidak ada

3. Kecelakaan (jatuh) /Tindakan yang pernah dilakukan

Tidak ada

25
4. Tindakan operasi

Tidak ada

5. Riwayat alergi

6. Tidak ada

7. Imunisasi

BCG: usia 1 bulan 1 kali

DPT : usia 2-4 bulan 3 kali selang waktu 4 minggu

Polio: belum

Campak dan hepatis : sudah

IV. PENGKAJIAN PERKEMBANGAN (DDST ATAU KKA/KARTU

KEMBANG ANAK)

1. Motorik Kasar

Ayah pasien mengatakan bahwa pasien bisa berlari,melompat, menari

2. Motorik Halus

Ayah pasien mengatakan bahwa an.a bisa menulis, menggambar

3. Personal Sosial

Ayah pasien mengatakan bisa memakai baju ,makan sendiri,sosialisasi dengan

orang lain

4. Bahasa

An.a mampu menghitung,berbicara,paham konsep salah dan benar

Kesimpulan : An.A usia 10 thn

V. RIWAYAT SOSIAL

1. Pengasuh

26
An. A diasuh ayahnya sejak kecil

2. Hubungan dengan anggota keluarga juga saudara

An. A anak tunggal dan tinggal sendiri dengan ayahnya

3. Pembawaan secara umum

An.a aktiv dan suka sosialisasi

4. Lingkungan rumah

An. A tinggal di rumah kecil,hanya berdua dengan ayahnya

5. Kesimpulan

Tidak ada masalah tapi lingkungan ny kurang baik

VI. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Persepsi Keluarga terhadap Kesehatan Manegemen Kesehatan

Ayah klien mengatakan bahwa Kesehatan terpenting nutrisi anak kurang

,kebersihan cukup

Kesimpulan : Nutrisi anak kurang mencukupi

2. Pola Aktivitas dan Latihan

• Kemampuan Perawatan Diri

Skor 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : perlu bantuan orang lain, 3 :

perlu bantuan orang lain dan alat, 4 : tergantung pada orang lain / tidak

mampu. 4 dan 3 keterangan : baik

Tabel 3. 1. XX

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi vvv
Berpakaian v
Eleminasi

27
Mobilisasi di tempat
tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Makan dan minum
Gosok gigi
Semuanya skor 4

Tabel 3. 2. XX

No Kebiasaan sehari-hari Di rumah Di rumah sakit


1. Pola nutrisi: 3x/hari 3x/hari
- Makan nasi, lauk pauk, sayur bubur, lauk, tempe,
- Frekuensi 1 porsi habis sayur
- Jenis Tidak ada keluhan 2 -3 sendok
- Jumlah 1400-1600 cc/hari Tidak ada keluhan
- Minum air putih, teh dan 1400-1600 cc/hari
- Jumlah susu. air putih, teh manis
- Keluhan
JenisPola eliminasi
1. BAB
- Frekuensi 2x/hari 1-2x/hari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Warna Kuning tengguli Hijau
- Bau Khas Khas
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. BAK
- Frekuensi 6-7 x/hari 6-7 x/hari
- Warna kuning jernih Kuning jernih
- Jumlah 400-600 cc/hari 400-600 cc/hari
- Pola

28
No Kebiasaan sehari-hari Di rumah Di rumah sakit
- istirahat tidur
Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Tidur malam 8-9 jam 9-10 jam
Keluhan Tidak ada keluhan tidak ada keluhan
Keluhan Personal hygiene
Mandi 2 x/hari Diseka
Keramas 2 x/seminggu belum pernah
Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari
Potong kuku bila panjang Satu kali selama dirawat
Pola aktivitas dan klien bermain klien hanya dapat duduk
bermain bersama teman dan berbaring
Sebaya

3. Riwayat ImunisasiMenurut orang tua klien bahwa imunisasi dasar klien telah

lengkap(Hepatiti, BCG, DPT, Polio dan Campak) klien mendapat

imunisasidari bidan dan imunisasi ulang belum dapat karena belum

mencapaiumur imunisasi ulang

4. Reaksi HospitalisasiMenurut orag tua klien pada saat masuk ruang perawatan

klientidak mau ditinggalkan keluarga (ibunya) dan tidur klien gelisah

5. Kepribadian dan Riwayat Sosial* Pola mengasuh anakMenurut orang tua

bahwa klien diasuh oleh orang tua sendiri

VII. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF )

Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmenstis E:4V5:M:6, tanda-

tanda vital TD (90/60 mmhg), nadi: 76x/m, RR 20x/m, Suhu: 36,30 c. (CRT >3

detik), tinggi badan 140 cm, berat badan sebelum sakit 41 kg, saat sakit 39 kg,

berat badan ideal 19,2 kg, status gizi kurang. Tidak ada hidrosefalus, ubun-ubun

29
anterior tidak ada kelainan, ubun-ubun posterior tidak ada kelainan, leher tidak

kaku kuduk, tidak ada pembesaran limfe, kunjungtiva anemis, warna sklera putih,

23 telinga bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada secret, membran

mukosa lembab, lidah bersih, gigi bersih, perut tidak kembung, ada bising usus 38

kali per menit, ada mual dan muntah. Pada pemeriksaan genetalia preputium

bersih, tidak ada hipospadia, tidak terdapat skrotum. Pergerakan sendi bebas tidak

ada hambatan pada ekstremitas aras dan bawah, tidak mampu berjalan karena

lemas, tidak ada fraktur, ketrampilan motorik baik.

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang saat dilakukan pemeriksaan laboratorium

didapatkan HB 2,4 g/dl (12 - 16 g/dl), eritrosit 1,09 106 / uL (4,50 - 6,20 106 /uL),

hematokrit 9,2 % (40,0 - 54,0 %), trombosit 17 10 3 /uL (150-400 103 /uL), gulah

darah sewaktu 135 mg/dL (70 - 150 mg/dL), BUN 11 mg/dl (< 48 mg/dL),

kreatinin darah 0,59 mg/dl (0,7 - 1,3).

IX. TERAPI

Terapi yang didapatkan An. A adalah omeprazole 1 x 60 mg secara

intravena, ceftriaxon 1 x 50 mg secara intravena, dexametazon 1 x 2 mg per oral,

IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes per menit secara IV, sucralfat 4 x 1 gram, transfusi

darah O (PRC) 500 cc 25 tetes per menit)

30
ANALISIS DATA

Nama : an .a no register : 123xx

Umur : 10 thn diagnose : anemia

Ruang : melati alamat : Surabaya

Tabel 3. 3. XX

No Data Penunjang Etiologi Masalah


1 Data subjektif: Pasien ketidak efektifan perfusi penurunan
mengatakan pusing dan jaringan perifeR konsentrasi
lemas seluruh badan Data hemoglobin
objektif: pasien nampak dalam darah
lemas, pusing, counjunctiva
anemis, CR >3 detik, pucat
seluruh badan, TTV: TD
90/60 mmHg, Nadi: 76 kali
per menit, suhu: 36,30 c,
RR: 20 kali per meni, Hb:
2,4 g/dl.

DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Diagnosa keperawatan ditegakkan hasil pengkajian dan analisa data, mulai dari

menetapkan masalah, penyebab dan data-data yang mendukung. Masalah pada

An.A adalah:

1) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai

O2 ke jaringan.

INTERVENSI KEPERAWATAN

31
Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan. Goal: pasien akan

meningkatkan perfusi jaringan yang adekuat selama dalam perawatan. Objektif:

Dalam jangka waktu 3 x 24 jam perfusi jaringan perifer kembali adekuat dengan

kriteria hasil: pusing berkurang, pucat pada seluruh badan berkurang, pasien tidak

lemas, konjungtiva kurang anemis, capillary refill time < 2 detik, Hb meningkat

dari 2,4 gr/dl menjadi 3 gr/dl. Dengan intervensinya yaitu: 1) Kaji jenis

perdarahan. 2) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang tinggi zat besi. 3)

Nilai CRT. 4) ukur tanda tanda vital. 5) Kolaborasi pemberian transfusi & obat

antikoagulan. 6) Pasang transfusi darah O (PRC) 20 tts/m. 7) Kolaborasi

pemeriksaan laboratorium.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan dilakukan setelah perencanaan kegiatan dirancang dengan

baik. Tindakan keperawatan mulai dilakukan tanggal 27- 29 FEBRUARI 2024.

Pada hari pertama tanggal 27 februari 2024

Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan implementasi yang

dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.00 mengkaji jenis perdarahan hasilnya tidak terdapat

perdarahan. 2) Pukul 07.15 Menganjurkan pasien untuk makan makanan yang

tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersdia makan makanan tinggi zat

besi. 3) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 4) Pukul 07.45

mengukur tanda-tanda vital, hasilnya TD: 90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit, Suhu:

36,30 c. 5) Pukul 08.00 Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

32
transfusi darah & obat antikoagulan (pasien menyetujui pemberian transfusi darah

O (PRC). 6) Pukul 08.15 memasang transfusi darah O PRC 20 tts/m, hasilnya

pasien terpasang PRC 20 tts/m 7). Pukul 08.30 kolaborasi pemeriksaan

laboratorium, hasilnya pasien menyetujui pemeriksaan laboratorium. 8). Pukul

09.00 Memberikan obat sucralfat 1 x1 gram (IV). Hasil pasien mau dan obat

diberikan

Pada hari kedua tanggal 28 februari 2024

dilakukan Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan implementasi yang

dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.00 mengkaji jenis perdarahan hasilnya tidak terdapat

perdarahan . 2) Pukul 07.15 menganjurkan pasien untuk makan makanan yang

tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersedia makan makanan tinggi zat

besi. 3) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 4) Pukul 07.45

mengukur tanda tanda vital, hasilnya TD:90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit, Suhu:

36,30C. 5) Pukul 09.00 memberikan obat sucralfat 1 x 1gran secara intra vena dan

hasilnya pasien menyetujui dan obat diberikan. 6) Pukul 08.15 memasang

transfusi darah O PRC 20 tts/m hasilnya: pasien terpasang PRC 20 tts/m. 7) Pukul

08.30 28 melakukan kolaborasi pemeriksaan laboratorium, hasilnya pasen

menyetujui pemeriksaan laboratorium.

Pada hari ketiga tanggal 29 februari 2024

Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan implementasi yang

dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.15 menganjurkan pasien untuk makan makanan yang

tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersdia makan makanan tinggi zat

33
besi. 2) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 3) Pukul 07.45

mengukur tanda-tanda vital, hasilnya TD:90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit, suhu:

36,30 c. 3) Pukul 08.00 memasang transfusi darah O PRC 20 tts/m, hasilnya

pasien terpasang PRC 20 tts/m. Hasilnya memasang darah. 4) memonitor

pemberian transfusi darah PRC 20 tetes /menit. Hasilnya tetesan lancar 4) Pukul

09.00 Memberikan obat sucralfat 1 x1 gram (IV). Hasil pasien mau dan 29 obat

diberikan 5) Pukul 08.30 Mengecek hasil pemeriksaan laboratorium, hasilnya Hb

pasien 3 g/dl

EVALUASI KEPERAWATAN

Setelah melaksanakan tindakan keperawatan elama 3 hari maka tahap akhir yaitu

melakukan evaluasi keperawatan. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan

berdasarkan kriteria hasil yang ditetapkan pada intervensi dengan SOAP.

Hari pertama tanggal 27 februari 2024

Untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu evaluasi pada

pukul 13.30.

S: pasien mengatakan masih pusing.

O: nampak pucat pada seluruh badan, pasien nampak lemas, CRT >3 detik,

conjungtiva anemis, HB: 2,4 g/dl.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7 pada hari kedua

Hari kedua tanggal 28 februari 2024

Untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu evaluasi pada pukul

13.30

S: pasien mengatakan masih pusing

34
O: nampak pucat pada seluruh badan, pasien nampak lemas, CRT >3 detik,

conjungtiva anemis, HB: 2,4 g/dl.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7 pada hari ketiga

Hari ketiga tanggal 29 februari 2024

Untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu evaluasi pada pukul

13.00.

S: pasien mengatakan masih pusing.

O: nampak pucat pada seluruh badan, pasien nampak lemas, CRT >3 detik, 31

conjungtiva anemis, HB: 2,4 g/dl.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7 pada hari berikutnya.

35
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi

ketika kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini

dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung

hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia pada anak

memiliki dampak yang buruk terhadap kualitas hidup. Anemia pada anak juga

akan menimbulkan defek pada mekanisme pertahanan tubuh dan gangguan

perkembangan otak yang berdamapk negatif terhadap kualitas sumber daya

manusia di masa yang akan datang. Peran aktif masyarakat, tenaga kesehatan,

dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menurunkan angka kejadian anemia.

B. Saran

Dengan demikian diharapkan mahasiwa keperawatan dapat

mengetahui dan memahami lebih jauh tentang asuhan keperawatan anak

dengan anemia serta dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan sesuai

dengan ketentuan yang ada.

36
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. U. (2017). Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada

Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Ejournal

Keperawatan, 1(1

Irawan, H. (2013). Pendekatan Diagnosis Anemia pada Anak.

https://www.researchgate.net/publication/318276891

Kementerian Kesehatan RI (2019) ‘Infodatin Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan RI’. Available at:

37

Anda mungkin juga menyukai