ANEMIA
Disusun Oleh :
Kholifah (1130223059)
Nurjannah (1130223065)
Nurmala Fithriyah (1130223030)
Fasilitator :
Syidatul Budury, S.Kep.,Ns., M.Kep
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Leukemia”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
termasuk Didalamnya sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ
khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah
berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada
setiap orang itu berbeda-beda bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan
terutama Negara berkembang yang diperkirakan berjumlah lebih dari 600 juta
penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan
prevalensi pada anak sekolah dasar 25,4% dan 305 juta anak sekolah di
seluruh dunia menderita anemia. Secara global, prevalensi anemia pada anak
angka ini lebih tinggi dari rata-rata di Afrika 49,8% ( Pritasari et al, 2017). Di
Indonesia sendiri masalah anemia juga merupakan salah satu masalah utama.
1
pada tahun 2018 yaitu sebesar 11,9% dan sebagian besar yang terkena anemia
penderita anemia pada usia 5 tahun keatas prevalensinya lebih rendah yaitu
9,4%.
gizi karena anak berada dalam masa pertumbuhan dan aktivitas yang tinggi
sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan juga organ
masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi karena itu prevalensi
anak yang menderita anemia terlihat lebih penakut dan menarik diri dari
pergaulan sosial, tidak bereaksi terhadap stimulus dan lebih pendiam. Kondisi
agar terpenuhinya kebutuhan cairan dan nutrisi pada anak dengan anemia. Di
2
tentang bahaya dan pencegahan anemia kepada anak dan juga orang tua,
pemberian sayur dan buah hijau dan juga pemberian suplemen penambah
darah agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
dengan anemia.
2. Tujuan Khusus
3
g. Menjelaskan tentang penatalaksanaan anemia.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
pada anak serta pengetahuan tentang cara merawat anak yang mengalami
anemia.
keperawatan pada anak dengan anemia serta dapat dijadikan sumber dalam
mendatang.
3. Bagi Penulis
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Anemia
1. Definisi
hemoglobin dalam darah kurang dari normal (<12gr/dL) yang berakibat pada
ketika kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini
tubuh. Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan
2. Etiologi Anemia
5
ditimbulkan adalah tampak pucat, tidak ada pembesaran limfa atau kelenjar
getah bening serta ada gejala perdarahan spontan misalnya mimisan, atau
bintik merah seperti digigit nyamuk atau biru biru di kulit (purpura). Pada
pasien hemofilia harus secara berkala ditambah anti faktor hemophilia (AHF)
seumur hidup. Ada satu penyebab yang sering dijumpai adalah perdarahan
merah. Iron memainkan peranan penting dalam struktur yang tepat dari
molekul hemoglobin. Jika asupan besi terbatas atau tidak memadai karena
asupan diet yang buruk, anemia dapat terjadi sebagai hasilnya. Hal ini disebut
Anemia karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat, lebih jarang
terjadi. Biasanya disertai dengan kekurangan gizi. Gejala anemia pada anak
akibat kurang vitamin B12 antara lain wajah pucat, tak ada pembesaran limfa
atau kelenjar getah bening, serta lemah syaraf. Pada kondisi ini, penting
dan kadar Hb serta kadar vitamin B12 atau asam folat. Selanjutnya, terapi
yang digunakan adalah dengan pemberian obat vitamin B12 atau asam folat.
d. Anemia hemolitik
atau karena salah obat / makan / infeksi misalnya malaria. Di Indonesia, yang
6
paling banyak menyebabkan kualitas eritrosit kurang baik adalah karena
karena eritrosit adalah wajah anak yang pucat dan terjadinya pembesaran pada
kemungkinan penyakit turunan dari kedua orang tua anak tersebut ataupun
Namun demikian, selama hal tersebut tidak bisa dikerjakan, maka akan
darah berulang.
Pabrik darah setelah anak lahir ada di sumsum tulang. Bila ada
itu misalnya kanker atau anemia aplastik yang disebabkan karena berbagai
sebab. Cara menegakkan diagnosis untuk anemia jenis ini adalah dengan
7
3. Manifestasi Klinis Anemia
a. Anemia ringan
Selain wajah pucat , berbagai gejala anemia ringan pada anak yang
adalah:
2) Bibir pucat
b. Anemia berat
3) Sakit kepala
6) Pingsan
8
4. Patofisiologi Anemia
sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan kadar O2 yang cukup sehingga
menyebabkan darah tidak bisa menyuplai dan biasanya efek dari kekurangan
darah yang over dapat mengakibatkan terjadinya nyeri kepala akut pada
tinggi dari 1,5 mg/dL menyebabkan ikterik. Ketika sel darah merah dalam
gangguan produksi sel darah merah yang tidak memadai biasanya dapat
cara pematangan sel adima di sumsum tulang, seperti yang ditunjukkan dalam
(Prasetyo, 2017).
9
5. Pathway Anemia
10
6. Pemeriksaan Diagnosis Anemia
anemia adalah tes hitung darah lengkap. Tes hitung darah lengkap atau
anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah
yang menghitung sel darah merah lebih rinci.Hasil tes tersebut dapat
darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis
c. Hitung retikulosit
d. Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda
alias belum matang dalam darah Anda. Ini juga membantu menentukan
diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis mana yang Anda alami.
11
7. Penatalaksanaan Anemia
merah.
oksigen.
e. Lakukan diet yang kaya akan besi yang mengandung seperti daging dan
sayuran hijau.
1. Pengkajian Keperawatan
Pada pasien dengan anemia, data yang perlu dikaji meliputi ( zul Hendry,
2021 ) :
Nama, Umur, TTL, Nama Ayah / Ibu, Pekerjaan Ayah / Ibu, Agama,
Pendidikan, Alamat
b. Keluhan Utama
kelemahan, pusing.
12
Prenatal : Ibu selama hamil pernah menderita penyakit berat, pemeriksaan
lama
Intranatal : usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang dan
Postnatal : keadaan bayi setelah masa, neonatorum, ada trauma post partum
1) Riwayat Keluarga
2) Pemeriksaan Fisik
13
c) Tanda tanda Vital
d) Kulit
e) Kepala
f) Mata
g) Hidung
h) Telinga
i) Mulut
j) Leher
14
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah
k) Thorax
Fremitus yang meninggi, perkusi sonor, suara nafas bisa vesikuler atau
ronchi, wheezing. Frekuensi nafas neonatus 40-60 kali/i, anak 20-30 kali/i
l) Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga
m) Genitalia
n) Ekstremitas
akral dingin.
o) Anus
p) Neurologis
3) Pemeriksaan Penunjang
15
Kadar Hb menurun, pemeriksaan darah : eritrosit dan berdasarkan
penyebab
4) Riwayat Sosial
pembuangan sampah.
5) Kebutuhan Dasar
yang harus dijalani, pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika ada. Pola
berikut :
2) Tenaga meningkat
4) Motivasi meningkat
6) Lesu menurun
8) Sianosis menurun
16
9) Selera makan membaik
b. Intervensi Keperawatan :
h) Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
berkurang
makanan
17
c) Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
aktivitas lainnya
(D.0009)
sebagai berikut :
2) Sensasi meningkat
5) Akral membaik
b. Intervensi Keperawatan :
18
a) Periksa sirkulasi perifer seperti Nadi perifer, pengisian kalpiler, warna,
d) Lakukan hidrasi
7) Sianosis menurun
b. Intervensi Keperawatan
19
e) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus seperti cahaya,
h) Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
berkurang
makanan
20
j) Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu,
mencapai tujuan
dalam aktivitas
sebagai berikut :
21
2) Demam menurun
b. Intervensi Keperawatan :
lingkungan pasien
meningkat
22
9) Perilaku kllien membaik
b. Intervensi Keperawatan :
D. Implementasi Keperawatan
ditunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan (Nursalam,2018).
E. Evaluasi Keperawatan
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
23
UNIVERSITAS NU SURABAYA (UNUSA)
YAYASAN RS. ISLAM SURABAYA
KAMPUS A: Jl. Smea 57 Surabaya, Tlp. 031 8284508, 8291920,
KAMPUS B : RSI Jemur Sari Jln Jemur sari 51-57 Surabaya
Website : www. unusa.ac.id Email: Info@unusa ac. id
I. DATA UMUM
Nama : An. A
Ruang : melati
Umur : 10 th
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Pekerjaan : swasta
Golongan Darah : A
Keluhan Utama :
Ayah pasien mengatakan jika anak nya mengeluh pusing dan badan lemas
24
Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat kesehatan saat ini An.A masuk rumah sakit dengan keluhan lemas
Genogram:
Gambar 3. 1. Genogram
III. RIWAYAT ANTENATAL & POST NATAL
Tidak ada
Tidak ada
25
4. Tindakan operasi
Tidak ada
5. Riwayat alergi
6. Tidak ada
7. Imunisasi
Polio: belum
KEMBANG ANAK)
1. Motorik Kasar
2. Motorik Halus
3. Personal Sosial
orang lain
4. Bahasa
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Pengasuh
26
An. A diasuh ayahnya sejak kecil
4. Lingkungan rumah
5. Kesimpulan
,kebersihan cukup
perlu bantuan orang lain dan alat, 4 : tergantung pada orang lain / tidak
Tabel 3. 1. XX
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi vvv
Berpakaian v
Eleminasi
27
Mobilisasi di tempat
tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Makan dan minum
Gosok gigi
Semuanya skor 4
Tabel 3. 2. XX
28
No Kebiasaan sehari-hari Di rumah Di rumah sakit
- istirahat tidur
Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Tidur malam 8-9 jam 9-10 jam
Keluhan Tidak ada keluhan tidak ada keluhan
Keluhan Personal hygiene
Mandi 2 x/hari Diseka
Keramas 2 x/seminggu belum pernah
Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari
Potong kuku bila panjang Satu kali selama dirawat
Pola aktivitas dan klien bermain klien hanya dapat duduk
bermain bersama teman dan berbaring
Sebaya
3. Riwayat ImunisasiMenurut orang tua klien bahwa imunisasi dasar klien telah
4. Reaksi HospitalisasiMenurut orag tua klien pada saat masuk ruang perawatan
tanda vital TD (90/60 mmhg), nadi: 76x/m, RR 20x/m, Suhu: 36,30 c. (CRT >3
detik), tinggi badan 140 cm, berat badan sebelum sakit 41 kg, saat sakit 39 kg,
berat badan ideal 19,2 kg, status gizi kurang. Tidak ada hidrosefalus, ubun-ubun
29
anterior tidak ada kelainan, ubun-ubun posterior tidak ada kelainan, leher tidak
kaku kuduk, tidak ada pembesaran limfe, kunjungtiva anemis, warna sklera putih,
23 telinga bersih, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada secret, membran
mukosa lembab, lidah bersih, gigi bersih, perut tidak kembung, ada bising usus 38
kali per menit, ada mual dan muntah. Pada pemeriksaan genetalia preputium
bersih, tidak ada hipospadia, tidak terdapat skrotum. Pergerakan sendi bebas tidak
ada hambatan pada ekstremitas aras dan bawah, tidak mampu berjalan karena
didapatkan HB 2,4 g/dl (12 - 16 g/dl), eritrosit 1,09 106 / uL (4,50 - 6,20 106 /uL),
hematokrit 9,2 % (40,0 - 54,0 %), trombosit 17 10 3 /uL (150-400 103 /uL), gulah
darah sewaktu 135 mg/dL (70 - 150 mg/dL), BUN 11 mg/dl (< 48 mg/dL),
IX. TERAPI
IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes per menit secara IV, sucralfat 4 x 1 gram, transfusi
30
ANALISIS DATA
Tabel 3. 3. XX
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Diagnosa keperawatan ditegakkan hasil pengkajian dan analisa data, mulai dari
An.A adalah:
O2 ke jaringan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
31
Untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Dalam jangka waktu 3 x 24 jam perfusi jaringan perifer kembali adekuat dengan
kriteria hasil: pusing berkurang, pucat pada seluruh badan berkurang, pasien tidak
lemas, konjungtiva kurang anemis, capillary refill time < 2 detik, Hb meningkat
dari 2,4 gr/dl menjadi 3 gr/dl. Dengan intervensinya yaitu: 1) Kaji jenis
perdarahan. 2) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang tinggi zat besi. 3)
Nilai CRT. 4) ukur tanda tanda vital. 5) Kolaborasi pemberian transfusi & obat
pemeriksaan laboratorium.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.00 mengkaji jenis perdarahan hasilnya tidak terdapat
tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersdia makan makanan tinggi zat
besi. 3) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 4) Pukul 07.45
mengukur tanda-tanda vital, hasilnya TD: 90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit, Suhu:
32
transfusi darah & obat antikoagulan (pasien menyetujui pemberian transfusi darah
09.00 Memberikan obat sucralfat 1 x1 gram (IV). Hasil pasien mau dan obat
diberikan
dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.00 mengkaji jenis perdarahan hasilnya tidak terdapat
tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersedia makan makanan tinggi zat
besi. 3) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 4) Pukul 07.45
mengukur tanda tanda vital, hasilnya TD:90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit, Suhu:
36,30C. 5) Pukul 09.00 memberikan obat sucralfat 1 x 1gran secara intra vena dan
transfusi darah O PRC 20 tts/m hasilnya: pasien terpasang PRC 20 tts/m. 7) Pukul
dilakukan yaitu: 1) Pukul 07.15 menganjurkan pasien untuk makan makanan yang
tinggi zat besi hasilnya pasien mengatakan bersdia makan makanan tinggi zat
33
besi. 2) Pukul 07.30 menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik. 3) Pukul 07.45
pemberian transfusi darah PRC 20 tetes /menit. Hasilnya tetesan lancar 4) Pukul
09.00 Memberikan obat sucralfat 1 x1 gram (IV). Hasil pasien mau dan 29 obat
pasien 3 g/dl
EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan elama 3 hari maka tahap akhir yaitu
pukul 13.30.
O: nampak pucat pada seluruh badan, pasien nampak lemas, CRT >3 detik,
Untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu evaluasi pada pukul
13.30
34
O: nampak pucat pada seluruh badan, pasien nampak lemas, CRT >3 detik,
Untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yaitu evaluasi pada pukul
13.00.
O: nampak pucat pada seluruh badan, pasien nampak lemas, CRT >3 detik, 31
35
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
ketika kadar sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini
memiliki dampak yang buruk terhadap kualitas hidup. Anemia pada anak juga
manusia di masa yang akan datang. Peran aktif masyarakat, tenaga kesehatan,
B. Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. U. (2017). Hubungan Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Keperawatan, 1(1
https://www.researchgate.net/publication/318276891
37