Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SIKAP SEORANG PERAWAT YANG ISLAMI

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Maria Redonna Indah (1130223013)


2. Agung Amril Ulyansyah (1130223031)
3. Mohamad Arif Luqman (1130223032)
4. Cindy Ravetawati (1130223056)
5. Karina Fajar Octavidia (1130223063)
6. Nurjanah (1130223065)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS


NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah mata kuliah Ners Islami sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam
menempuh pembelajaran di semester ini yang bertujuan agar mahasiswa dapat lebih
memahami dan menerapkan secara langsung ilmu yang diperoleh selama mengikuti
mata kuliah ini.
Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak
menambah pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 16 Februari 2024


Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................3
1.4 Metode Penelitian..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik..................................................................................4
2.2 Pengertian keperawatan Islami...................................................................4
2.3 Karakteristik Keperawatan.........................................................................4
2.4 Ciri Khas Perawat Islami yang Profesional.............................................18
2.5 Landasan Kerja dan Perilaku Perawat ...................................................18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun


memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang berkaitan
tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang menjaga kesehatan:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan


kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah makalah yang
berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.

Keperawatan Islami, bertujuan memberikan pelayanan keperawatan


melebihi harapan klien dengan menggunakan kaidah Islam berdasar Al-Qur’an
dan Hadis dalam menerapkan ahlak pribadi muslim, landasan kerja dan perilaku
muslim serta penampilan dan ciri khas seorang perawat muslim (Martono,2007).

Hasil penelitian Maulana Pandu, (2010) Mayoritas perawat Rumah Sakit


Islam Surakarta mengalami kepuasan dalam bekerja. Namun demikian kepuasan
kerja yang terjadi pada perawat yang menerapkan keperawatan islami belum dapat
dijelaskan. Hal ini bisa berakibat pelayanan keperawatan banyak berdasar pada
aliran pemikiran positivism dan pragmatism yang disadari semakin menjauhkan
manusia dari nilai etika universal sehingga tugas keperawatan tidak melahirkan
suatu rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah karena hanya
lahir dari motivasi untuk tujuan jangka pendek seperti sekedar melaksanakan
kewajiban, motif mencari upah(Ridwan, 2010).

Kondisi tersebut mengakibatkan kepuasan kerja perawat masih kurang,


sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan perawat, diharapkan berdampak
terhadap kualitas kinerja pelayanan keperawatan. Ketidakpuasan kerja perawat
tersebut berkaitan dengan faktor kebijakan dan imbalan (Dewi Basmala,2004).
Perusahaan jasa seperti rumah sakit peran sumber daya manusia sangat diperlukan

1
karena ia berhubungan langsung dengan kepuasan yang akan dirasakan pasien
rumah sakit tersebut (Novadilastri, 2004) dan (Fatati, 2005).

Kepuasan kerja perawat sangat menentukan kepuasan pasien karena


perawat yang mengalami kepuasan dalam pekerjaan akan menunjukkan perilaku
dan aktivitas yang citizenship seperti menolong sesama pekerja, menolong pasien
dan lebih kooperatif (Moorman (1993) dalam Luthans (1995). Pendapat ini
didukung oleh Syptak, Masrland dan Ulmer (1999) yang menyatakan terdapat
korelasi langsung antara kepuasan perawat dengan kepuasan pasien.

Menurut Robbins (2003) sikap karyawan yang positif dapat ditunjukkan


karena karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja, sedangkan karyawan yang
tidak puas dengan pekerjaan akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap
pekerjaan. Dampak Perbuatan Ikhsan dalam asuhan keperawatan akan melahirkan
: Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah semata,
sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan memberikan
barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis yang
ditetapkan agama dan profesi. Pekerjaan yang rapi, senantiasa berorientasi kepada
kualitas yang tinggi karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan
Allah SWT. Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas
segala aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau
memiliki kualitas yang tinggi. Ikhsan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
bisa menimbulkan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien yang bisa
meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang berdampak pada
kepuasan pasien dan kepuasan perawat.

Asuhan Keperawatan Islami yang diberikan secara profesional oleh


perawat dengan kaidah Islam memberi kesempatan Umat Islam di negeri ini
mendapatkan pelayanan atau asuhan keperawatan berkualitas sesuai dengan
keimanannya sebagai seorang muslim. Bagi perawat muslim pemahaman dan
pengamalan terhadap rukun iman dan Islam belumlah cukup dikategorikan dalam
insan yang sempurna dalam pengamalan agamanya, jika belum diikuti oleh
perbuatan yang ikhsan. Hal ini yang mendasari implementasi asuhan keperawatan
Islami selain berlandaskan pada keilmuan, karena Islam mementingkan

2
professionalisme, pengetahuan dan keterampilan. Perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan sebagai sebuah sistem, profesi perawat dengan segala
penguasaan ilmu pengetehuan, nilai iman dan islam yang dimiliki perawat
merupakan input. Pelaksanaan proses yang diiringi dengan rasa syukur atas
nikmat karunia Allah dan dimanifestasikan dalam sifat Ikhsan, yaitu rasa ikhlas
dalam bekerja sebagai ibadah dalam bentuk perilaku caring, profesional, ahlakul
karimah dan kerjasama yang baik, berdampak pada pelayanan keperawatan yang
diberikan mampu menyentuh esensi fitrah manusia. Kondisi demikian ini akan
melahirkan rasa empati, pandai bersyukur sehingga menghasilkan output
kepuasan kerja perawat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi karekteristik?

2. Bagaimanakah pengertian keperawatan Islami?

3. Bagaimanakah karakeristik keperawatan Islami?

4. Bagaimanakah ciri khas perawat islami yang profesional?

5. Bagaimanakah landasan kerja dan perilaku perawat?

6. Bagaimana perawatan spiritual dalam perspektif islam

7. Bagaimana pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menggetahui definisi karekteristik.

2. Untuk menggetahui pengertian keperawatan Islami.

3. Untuk menggetahui karakeristik keperawatan Islami.

4. Untuk menggetahui ciri khas perawat islami yang profesional.

5. Untuk menggetahui landasan kerja dan perilaku perawat.

6. Untuk mengetahui perawatan spiritual dalam perspektif islam

3
7. Untuk mengetahui pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan metode


pengumpulan data dari berbagai sumber.

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karakteristik

Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup


seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga
tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan (Nanda,
2013). Selain itu, menurut Caragih (2013) karakteristik merupakan ciri
atau karateristik yang secara alamiah melekat pada diri seseorang yang
meliputi umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan, agama/ kepercayaan
dan sebagainya.

2.2 Pengertian Keperawatan Islami

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk


pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.

Menurut keislaman adalah suatu Manifestasi dari ibadah yang


berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan dan amal
serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang
kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.

2.3 Karakteristik Keperawatan Islami

Keperawatan Islami adalah: pelayanan keperawatan sebagai bentuk


ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho Allah SWT,

5
dengan karakteristik: Profesional, Ramah, Amanah, Istiqomah, Sabar, dan
Ikhlas.

Menurut Widarti (2010), implementasi nilai Islami dalam


pelayanan kesehatan mencangkup beberapa karakteristik.

a. Profesional

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan


kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan
professional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik
profesi.

Keperawatan Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas


dan dilandasi ilmu sesuai dengan Al Quran surat Al
Mujadalah:11

‫َل‬F‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَم َج اِلِس َفاْفَس ُحوا َيْفَس ِح ُهَّللا َلُك ْم ۖ َوِإَذ ا ِقي‬
‫اْنُش ُز وا َفاْنُش ُز وا َيْر َف ِع ُهَّللا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا ِم ْنُك ْم َو اَّل ِذ يَن ُأوُت وا اْلِع ْلَم َد َر َج اٍتۚ َو ُهَّللا ِبَم ا‬
‫َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

Artinya :

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

6
Nilai - Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat Profesional :

a) Peran Pelaksana

Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat


dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau
tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan
masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta
rehabilitator.

1. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi


kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam
mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong
terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara
tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan
apa yang klien kita rasakan.

Ibarat orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi


dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika
salah satu angggota tubuhnya sakit maka selruh tubuh
akan merasa sakit.( HR.Muttafaq Alaih)

2. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada


kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar
hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya,
kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk
menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan
manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan
atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak
boleh membuka aib sausara kita sendiri karena jika kita
membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara

7
kita yang mati sebagaimana dalam surah Al- Hujurat
ayat 12 yang artinya:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْج َتِنُبوا َك ِثيًرا ِم َن الَّظِّن ِإَّن َبْع َض الَّظِّن ِإْثٌم ۖ َو اَل َتَج َّسُسوا‬
ۚ‫ِه َم ْيًت ا َفَك ِر ْهُتُم وُه‬F‫َو اَل َيْغ َتْب َبْعُض ُك ْم َبْعًضاۚ َأُيِح ُّب َأَح ُد ُك ْم َأْن َيْأُك َل َلْح َم َأِخ ي‬
‫َو اَّتُقوا َهَّللاۚ ِإَّن َهَّللا َتَّواٌب َر ِح يٌم‬

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan


dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu
adalah dosa dan janganlah mencari-cari kesalah orang
lain dan jangan lah sebahagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seseorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima lagi Maha Penyayang.”

3. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat


bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota
tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan
keberadaan perawat mendampingi klien sebagai
pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat
dalam islam harus memberikan dukungan.

4. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan


pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ
atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.

b) Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga

8
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat). Sebagaimana dalam Q.S Ali-Imran ayat 148

‫َفآَتاُهُم ُهَّللا َثَو اَب الُّد ْنَيا َو ُحْس َن َثَو اِب اآْل ِخَرِةۗ َو ُهَّللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِسِنيَن‬

yang artinya:

“ Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di


dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai
orang-orang yang yang berbuat kebaikan.
Dan Q.S Al-Mujadilah ayat 11

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَم َج اِلِس َفاْفَس ُحوا َيْفَس ِح ُهَّللا َلُك ْم ۖ َوِإَذ ا‬
‫ِقيَل اْنُشُز وا َفاْنُشُز وا َيْر َفِع ُهَّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ يَن ُأوُت وا اْلِع ْلَم َد َر َج اٍتۚ َو ُهَّللا‬
‫ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila


dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

c) Peran Sebagai Pengelola

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung


jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam
kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola
perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas

9
asuhan/pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. sesuai yang
termaktub dalam Q.S Al- Baqarah ayat 11 yang artinya:

‫َو ِإَذ ا ِقيَل َلُهْم اَل ُتْفِس ُدوا ِفي اَأْلْر ِض َقاُلوا ِإَّنَم ا َنْح ُن ُم ْص ِلُحوَن‬

Artinya : “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah


kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka
menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan”.

d) Peran Sebagai Peneliti

Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan


mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan
dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk
menghasilkan :

1. Jawaban terhadap pertanyaan.


2. Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk
teknologi atau metode baru maupun berupa produk jasa.

3. Penemuan dan penafsiran fakta baru.

4. Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.

5. Perumusan teori baru.

Quran Surah Al-Qashash ayat 77, yang berbunyi:

‫َو اْبَتِغ ِفيَم ا آَت اَك ُهَّللا الَّد اَر اآْل ِخ َر َةۖ َو اَل َتْنَس َنِص يَبَك ِم َن الُّد ْنَياۖ َو َأْح ِس ْن َك َم ا‬
‫َأْح َس َن ُهَّللا ِإَلْيَكۖ َو اَل َتْبِغ اْلَفَس اَد ِفي اَأْلْر ِضۖ ِإَّن َهَّللا اَل ُيِح ُّب اْلُم ْفِسِد يَن‬

10
Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat
kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”

 Nilai – nilai Islami dalam Fungsi Perawat Profesional

a) Fungsi Dependen

Perawat yang memerlukan kolaborasi dengan tim / anggota


kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit atau Institusi
seperti dokter, apoteker dan tim kesehatan lainnya. Dalam
pandangan islam kita diajarkan untuk bersilaturahim antar
sesama manusia dalam hal ini hablumminannas atau
hubungan manusia dengan manusia seperti termaktub
dalam al-qur’an surah Al-Hujurat ayat 13

‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثٰى َو َجَع ْلَن اُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئ َل ِلَتَع اَر ُفواۚ ِإَّن‬
‫َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬

Artinya:

” Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.

b) Fungsi Independen

11
Perawat yang mandiri. Dalam hal ini seorang perawat
bertanggung jawab penuh atas kenyamanan, kesehatan dan
keselamatan pasien. Seorang perawat melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri pada pasien. Islam sangat
menjunjung tinggi sebuah tanggung jawab dan tanggung
jawab ini adalah sebuah amanah yang harus dipertanggung
jawabkan baik dunia maupun akhirat.

Sebagaimana dalam hadist yang berbunyi: “setiap kalian


itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa
yang Ia pimpin”. (HR. Muttafaq Alaih).

c) Fungsi Interdependen

Hubungan perawat dengan perawat lainnya, misalnya


perawat primer dan perawat sekunder dan ketua tim yang
menginstruksikan kepada anggota tim lainnya. Dalam
islam kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai
satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi
profesionalisme sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda
“Serahkan sesuatu pada ahlinya, karena apabila sesuatu itu
diurus oleh bukan ahlinya maka tunggulah
kehancurannya’, artinya yang dituntut adalah
profesionalisme.

b. Ramah

Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah,


senyum, komunikasi yang baik, sikap yang menyejukan.

“ Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak


dengan hartamu, maka (dapat juga) kamu menolong mereka
dengan muka berseri dan perekerti yang baik (HR. Abu Ya’la)

12
Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan
dan dimana ia berada, terutama terhadap pasien dan orang-
orang yang dho’if (lemah/miskin) (HR. Bukhori Muslim dan
Turmudzi). Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang
yang sedang menderita sakit adalah merupakan sebagian dari
pada pengobatan.

Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan


orang sakit, bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang
berseri-seri dan budi perkerti yang baik. (HR.Ibnu Ja’la
disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.)

Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak


membedakan kaya atau miskin, golongan muslim atau non-
muslim. Hadist riwayat Al-Tarmidzi :

“Senyumu terhadap saudaramu adalah merupakan suatu


kebajikan”.

Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan


adalah wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang
cerah ceria selalu tampak menyenagkan, sebaliknya wajah yang
cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak
menyenangkan. Rasulullah SAW bahkan bersabda :

“Janganlah selalu membebani jiwamu dengan sesungguh hati.


Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab,
bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang
berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud).

Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa


dengan orang lain terutama pasien upayakan berwajah secerah-
cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah SAW senantiasa
tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan

13
hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum, selain akan
membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang yang
melihat kita. QS.Al-Imran, 159

‫َظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِل َك ۖ َف اْعُف‬F‫َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم ۖ َو َلْو ُكْنَت َفًّظ ا َغ ِلي‬
‫َع ْنُهْم َو اْس َتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِو ْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِر ۖ َف ِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللاۚ ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب‬
‫اْلُم َتَو ِّك ِليَن‬

Artinya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Kata-Kata Yang Santun Dan Lembut Pilihlah kata-kata


yang paling sopan, dengan cara paling santun dalam
berkomunikasi dengan pasien. Bahasanya baik dan bersih, serta
disampaikan dengan cara yang lembut. Sikap seperti inilah
yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika berbicara dihadapan
para sahabatnya sehingga menimbulkan suasana
menyenangkan dan penuh keakraban. Selalu Menyapa Dan
Senang Mengucapkan Salam Upayakan diri kita agar menjadi
orang yang selalu terlebih dahulu mengucapkan sapa dan
salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan, rama dan
cerah. Jabatlah tangan pasien kita dengan penuh kehangatan.
Hati-hati jangan berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian
lepaslah tangan kita ketika tangan pasien mulai melepaskannya.

c. Amanah

14
Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu:
jujur, bertangung jawab, terpercaya

Menyimpan rahasia Sabda Nabi Muhammad SAW : Bila


seorang menutup rahasia/keaiban orang lain di dunia, pasti
Allah menutup pula rahasia keaibannya di hari kiamat

‫ِإَّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا اَأْلَم اَن اِت ِإَلٰى َأْهِلَه ا َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّن اِس َأْن َتْح ُك ُم وا‬
‫( ِباْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن َهَّللا ِنِع َّم ا َيِع ُظُك ْم ِبِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َسِم يًعا َبِص يًرا‬QS. An Nisa :58)

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Bertanggung jawab “Dan janganlah engkau menurut saja apa-


apa yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, hati itu masing-masingnya adalah bertanggung
jawab”

d. Istiqomah

Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh-


sunguh, konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak
mengenal lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah
SAW.

‫ِإَّن اَّلِذ يَن َقاُلوا َر ُّبَنا ُهَّللا ُثَّم اْسَتَقاُم وا َفاَل َخ ْو ٌف َع َلْيِهْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنوَن‬

‫( ُأوَٰل ِئَك َأْص َح اُب اْلَج َّنِة َخ اِلِد يَن ِفيَها َج َزاًء ِبَم ا َك اُنوا َيْع َم ُلوَن‬Qs Al ahqaf 13-14)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami


ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak

15
ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia)”

e. Sabar

Keperawatan Islami mengjarkan bekerja dengan tenang,


tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat, tetap sabar,terus
berupaya sampai saat tawakal, sabar tidak berarti lamban,
Innallaaha ma’ashobiriin ( Sesungguhnya Allah menyukai
orang yang sabar ).

Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan


sifat terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan antara
manusia dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan
ini bukan sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu dari
segala kemuliaan dan sumber segala kebaikan serta sumber
segala ketenangan.

Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya,


maka akan mendapat cinta Allah dan Allah juga akan menaruh
cinta kepada setiap hati bagi orang yang sabar.

Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais,


“Sesunggguhnya pada diri kamu terdapat dua hal yang sangat
dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap
tidak terges-gesa.”

Sabar dan Tak Lekas Marah Bila seorang perawat sedang kesal,
waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak
terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji,
yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien
merasa takut dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita

16
harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari
budi pekerti yang luhur, yang sangat penting dipelihara.

QS.Asy-Syura, : 43

‫ُأْل‬ ‫َٰذ‬
‫َو َلَم ْن َصَبَر َو َغ َفَر ِإَّن ِلَك َلِم ْن َع ْز ِم ا ُم وِر‬

Yang artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,


sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diutamakan.”

Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih


sayang, tetapi tidak semua pasien menunjukan perasaan kasih
sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien yang justru yang
menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali.
Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang
terpuji disisi Allah . HR.Tirmidzi dari Abu Huraira

Al-Baqarah :153)

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اْسَتِع يُنوا ِبالَّصْبِر َو الَّص اَل ِةۚ ِإَّن َهَّللا َم َع الَّصاِبِريَن‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan


shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-
orang yang sabar”.

f. Ikhlas

Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata


demi memperoleh ridhla dan perkenan Allah dalam proses
keperawatannya. Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa, Al
‘amalu bin niyah ( Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya).
Bekerja dengan niat ikhlas akan mendapatkkan pahala dan bila

17
tidak ikhlas tidak berpahala. Allah menerangkan dalam QS Al
Bayyinah :5

ۚ‫َو َم ا ُأِم ُروا ِإاَّل ِلَيْعُبُدوا َهَّللا ُم ْخ ِلِص يَن َلُه الِّد يَن ُحَنَف اَء َو ُيِقيُم وا الَّص اَل َة َو ُيْؤ ُت وا الَّز َك اَة‬
‫َو َٰذ ِلَك ِد يُن اْلَقِّيَم ِة‬

Artinya : “ Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya


menyembah Allah dengan mengiklhaskan ketaatan kepadaNya
dalam menjalankan Agama dengan lurus

Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal Tidak


mengharapkan balasan atau pujian. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR.
Abu Dawud & Nasa’idari abi umamah. Ikhlas disini dapat
dilakukan dengan cara : Selalu Menolong Dengan Segala Cara
Bersegeralah menolong seseorang dengan segenap
kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-
tidaknya perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan
keluh kesahnya. Setiap kali kita menolong seseorang dengan
ikhlas, berarti kita telah menabung untuk mendapat pertolongan
Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain
hanya ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan
kepada kita. Andaikata kemampuan menolong secara fisik
sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a. Percayalah,
tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan
dibalas dengan sempurna oleh Allah SWT.

Sumbangkan Ilmu Pengetahuan. Sedikitpun jangan pernah


sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita
miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya,
pengalamannya dan kemampuannya. Kita harus amanah
dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara menyalurkannya
untuk membantu orang lain.

18
Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang
bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk
apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya,
keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan
sebagainya. Sedikitpun jangan pernah kita lakukan kalau kita
sebagai seorang perawat. Akibat perbuatan itu akan muncul
perasaan sakit hati atau sampai bisa mendendam. Tolonglah
pasien dengan ikhlas karena diahadapan Allah manusia adalah
sama.

2.4 Ciri Khas Perawat Islami yang Profesional

Perawat sebagai profesional yang Islami direfleksikan melalui :


penampilan fisik, sikap yang agamis, psikomotor, pengetahuan,
kemampuan berkomunikasi, pengambilan keputusan, kesejawatan yang
dapat bekerja sama dengan harmonis.

Prinsip keperawatan dalam Islam : Melayanu itu ibadah, memberi


dahulu dan kita akan menerima, mengerti orang lain lebih dulu,
membahagiakan orang lain dahulu, melakukan sikap empati dan
menumbuhkan sinergi, membiasakan dengan ucapan: salam, basmalah,
hamdalah dan berdo’a (Widarti, 2010).

Berikut adalah ciri khas dari seorang perawat, yaitu :

1. Berpakaian bagi wanita

a) Seragam menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua


telapak tangan

b) Tidak ketat sehingga masih menampakan bentuk tubuh yang


ditutupinya

c) Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat

d) Tidak menyerupai laki-laki

19
e) Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang

f) Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya

2. Berinteraksi dengan sesama muslim

a) Memberi bantuan memenuhi kebutuhan dasarnya

b) Menyebarkan salam

c) Menjenguknya jika ia sakit

d) Menjawabnya jika ia bersin

e) Mengunjunginya karena Allah

f) Memenuhi undangannya

g) Tidak menyebut aib dan mengunjingnya, secara terang atau


sembunyi

h) Berbaik sangka kepadanya

i) Tidak boleh memata-matai dan mengawasnya, baik dengan


mata maupun telinga

j) Tidak membocorkan rahasianya

k) Menampakan perhatian dan kasih sayang kepadanya

l) Tidak menghibahnya dan membelanya jika ada seseorang


yang menghibahnya

m) Memaafkan kesalahannya

n) Mendo’akannya dari tempat yang jauh

3. Berinteraksi dengan non muslim

20
a) Berbuat adil dan baik pada orang non muslim

b) Boleh membantu orang non muslim yang menderita

c) Jangan menghina orang non muslim

d) Wanita Islam dilarang menikah dengan laki-laki non muslim

e) Tidak boleh memberi salam kepada orang non muslim

f) Apabila orang non muslim itu memberi salam maka


jawablah hanya dengan ucapan Wa’alaikum

4. Hijab

a) Perawat wanita memberikan asuhan keperawatan secara


langsung pada pasien wanita

b) Perawat wanita boleh memberikan asuhan keparawatan secara


langsung pada pasien laki-laki dalam konsisi khusus atau
kegawatdaruratan ketika tidak ada lagi perawta laki-laki yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan

c) Perawat laki-laki memberikan asuhan keparawatan secara


lagsung kepada pasien laki-laki

d) Perawat laki-laki memberikan asuhan keperawatan secara


langsung pada pasien wanita dalam kondisi khusus atau
kegawatdaruratan ketika tidak ada lagi perawat wanita yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan

e) Perawat memisahkan penempatan ruang perawatan antara


pasien wanita dengan pasien laki-laki dewasa, kecuali pasien
anak-anak usia 0-7 tahun

2.5 Landasan Kerja dan Perilaku Perawat

1. Iman-Islam-Ihsan

21
a) Percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
para rasul-Nya, hari kebangkitan dan qadha (peraturan) dan qadar
atau kuasa-Nya.

b) Mempresentasikan keimanan dengan amal shaleh sesuai dengan


syariat Islam

c) Bekerja dengan konsep iman dan menggunakan prinsip ihsan


sebagai fungsi control mandiri atas prestasi kinerja yang
dipercayainya sebagai representasi dari iman

d) Mendirikan dan menjaga shalatnya dan shalat kliennya dalam


kondisi apapun sesuai syariah

2. Taqwa

a) Bekerja dengan profesional melaksanakan perintah Allah dan


menjauhi larangan-Nya

b) Bekerja dengan senantiasa mengendalikan dorongan emosi dan


penguasaan kecenderungan hawa nafsunya dengan memenuhi
dorongan itu dalam batas yang diperkenankan oleh ajaran agama

c) Berkerja dengan melakukan tidakan yang baik, misalnya berlaku


benar, memegang amanah, adil, dapat dipercaya, dapat
menyesuaikan diri dan bergaul dengan orang lain, serta
menghindari permusuhan dan kezaliman.

3. Ilmu (Profesionalisme)

a) Berupaya menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan


yang terkait dalam asuhan keperawatan dnegan mengutamakan
pedoman pada Al- Qur’an dan Hadits

b) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan


pendekatan Islami melalui kegiatan-kegiatan pengkajian yang
berdasarkan bukti (evidence-based Healthcare)

22
c) Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan
berdasarkan bukti (evidence-based Healthcare)

d) Berlaku jujur, Ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada


pasien baik secara individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat dan semata-mata mengharapkan ridho Allah

e) Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan


mutu pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada asuhan keperawatan yang
berdasarkan bukti(evidence-based Healthcare)

2.6 Perawatan spiritual dalam perspektif islam

Menurut Lestari (2015) terdapat beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi proses bagaimana seseorang bersikap yaitu pengalaman pribadi
merupakan hal-hal yang pernah dialami dan dilakukan oleh individu melalui
perubahan pengetahuan dan pola pikir yang ada, pengaruh orang lain juga
dianggap penting yang dapat mempengaruhi bagaimana individu mengambil sikap
terhadap situasi yang ditemuinya, pengaruh kebudayaan yakni bagaimana proses
pembentukan sikap pada diri individu, semasa kecil hingga dewasa dan terkait
dengan norma-norma di masyarakat, pengaruh media massa juga mempengaruhi
sikap seseorang karena mengandung berbagai sugesti yang membuat individu
cenderung ikut melakukan hal-hal yang dianggap pantas, dan pengaruh emosional
personal dapat mempengaruhi sikap seseorang yaitu dalam kondisi emosional
tidak stabil seseorang cenderung dapat melanggar semua norma-norma serta
aturan yang dianutnya, termasuk dengan sikap yang dimilikinya. Pada tahap
implementasi, perawat menerapkan rencana intervensi dengan melakukan prinsip-
prinsip kegiatan asuhan keperawatan yang meliputi pemeriksaan keyakinan
spiritual, fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan
spiritualnya, jangan beranggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual,
mengetahui pesan non-verbal tentang kebutuhan spiritual pasien, berespon secara
singkat, spesifik, dan aktual, mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati
terhadap masalah pasien, membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi

23
kewajiban agama, serta memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah
sakit (Hawari, 2002 dalam jurnal of nursing 2019). Perawat juga berperan sebagai
comunicator dalam memberikan implementasi. Asuhan keperawatan spiritual
dengan melakukan aktivitas seperti memberi semangat untuk menggunakan
sumber-sumber spiritual jika diperlukan, menyediakan artikel tentang spiritual
pilihan pasien, menetapkan penasihat spiritual piihan pasien, mampu mendengar
perasaan pasien dan menjadi media komunikasi pasien dalam berdo’a dan ritual
keagamaan lainnya (Bulechek et al., 2013 dalam jurnal of nursing 2019).

2.7 Pendekatan holistik dalam asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan islam adalah perwujudan ibadah yang berbentuk


layanan professional dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan yang didasari pada keilmuan, keimanan, dan amal yang bersumber pada
al qur’an dan al hadist (Saharudin et,al 2018). Asuhan keperawatan yang Islami
merupakan rangkaian dari praktik keperawatan kepada pasien tanpa meninggalkan
aspek aspek Islam didalamnya. Pemberian asuhan keperawatan dalam prespektif
islam dapat di berikan dengan lima aspek yaitu fisik, etika, moral, spiritual, dan
intelektual manusia. Dalam pemberian tindakan, perawat juga harus memiliki rasa
kepedulian agar dapat melaksanakan dan mempertahankan 5 aspek tersebut.
Kepedulian dapat dituntukkan oleh niat, empati, kasih sayang, kehadiran otentik,
ketersediaan, dan komunikasi (Ismail,Hatthakit & Chinawong, 2015).

24
Sebagian besar teori klinis mengatakan bahwa konsep keperawatan dalam
konteks perawatan islam menganggap manusia sebagai sebuah keseluruhan yang
komperhensif dan caring didefinisikan kedalam kerangka yang holistik. Dalam
islam, peduli dinyatakan oleh tiga tingkatan yaitu, niat, pikiran dan tindakan. Niat
dan pikiran merupakan pemahaman tentang apa, kapan, siapa yang harus merawat
dan mengapa. Tindakan merupakan pemahaman bagaimana dan apa yang
berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang tertanam
dengan proses dan hasil peduli. Dalam islam kepedulian merupakan hasil alami
dari memiliki cinta allah dan nabi. Merawat 10 dalam islam berarti berkinginan
untuk bertanggung jawab, sensitive, berkaitan dengan motivasi, dan komitmen
untuk bertindak secara benar. (Rassol, 2000). Profesi perawat adalah bagian dari
tim kesehatan. Perawat bertanggung jawab membantu pasien sebagai individu,
keluarga maupun masyarakat dalam kondisi sehat ataupun sakit. Tujuan asuhan
keperawatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien,mempertahankan
kondisi kesehatan yang optimal, dan menyelesaikan masalah keperawatan pasien.
Penilaian dalam kebutuhan spiritual orang yang sakit dan beberapa kasus praktek
perawatann spiritual telah diakui sebagai kegiatan yang sah hubungannya dalam
domain keperawatan. Perawatan spiritual telah lama diakui sebagai komponen
penting dalam memberikan asuhan keperawatan holistik kepada pasien.
Komunikasi yang baik dengan dialog terbuka adalah kunci untuk memberikan
perawatan budaya yang sensitif dan jika memungkinkan, pelayanan kesehatan
harus diberikan oleh orang-orang dengan jenis kelamin yang sama dengan pasien
dengan tujuan utama menjaga kesopanan dan privasi. Hal terpenting juga dalam
pemberian perawatan spiritual terlebih dahulu seorang perawat merasa nyaman
dengan topik spiritual dan selanjutnya mengembangkan hubungan saling percaya
dengan pasien.(Dewi dan Anugrah, 2019)

Hal lain yang atas sikap seorang perawat terhadap perawatan spiritual
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah faktor keagamaan yang tidak
terorganisir dan tingkat kenyamanan perawat saat memberikan perawatan
spiritual. Demikian juga yang disampaikan oleh Susan,Peter & Britt (2002) bahwa
mayoritas perawat memiliki keterbatasan pengetahuan teoritis tentang definisi
keperawatan spiritual. Dimana mereka juga memiliki beberapa kesulitan

25
membedakan antara perawatan spiritual dan psikososial. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa ada kemauan perawat untuk memperhatikan kebutuhan
spiritual, namun perawat masih mengalami kesulitan mendefinisikan apa yang
termasuk dalam perawatan tersebut. Rekomendasi penelitian menyarankan, lebih
banyak untuk memperdalam pengetahuan perawat tentang keperawatan spiritual.
Falsafah keperawatan menjadi ruh bagi perawat Ketika memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Falsafah tersebut terdiri dari :

1) Meyakini manusia sebagai individu yang memiliki kebutuhan bio,


psiko, sosio spiritual yang unik.

2) Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan


meningkatkan derajat Kesehatan yang optimal

3) Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha Bersama


dari semua anggota tim keshatan dan pasien/keluarga

4) Dalam melakukan asuhan keperawtan, perawat menggunakan


proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan Kesehatan pasien

5) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki


wewenang dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh
berdasarkan standart asuhan keperawatan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan Islami adalah: pelayanan keperawatan sebagai bentuk


ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho Allah SWT,
dengan karakteristik dan akhlak seorang perawat menurut agama Islam itu
harus : Profesional, ramah, amanah, istiqomah, sabar, ikhlas dan
penampilan yang menyenangkan dan menutupi aurat.

26
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta memiliki sikap
profesional sesuai kode etik profesi dan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Peran perawat itu sangat penting dalam keadaan apapun juga kita sebagai
seorang perawat harus siap menolong dengan ikhlas walaupun dalam
keadaan sakaratul maut sekalipun dan janganlah kita takut. Sebagai
seorang perawat yang profeional kita harus mengikuti delapan etos kerja

3.2 Saran

Demikianlah penulisan makalah ini semoga ini bermanfaat bagi


para pembaca maupun penulis. Besar harapan semoga didalam
makalah dengan materi kerakteristi keperawatan Islami ini dapat
menjadi refrensi bagi pembaca atau mahasiswa sebgai calon perawat
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya,


Bandung: PT Syamil Media Cipta

Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I


atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan

Sudjana Nana, Tuntunan Penyusuna Karya Ilmiah, Bandung :


Sinar Baru Algensindo, 1986

Sudalhar. Keperawatan Islami, Tuban : CV Duta Ilmu Indonesia

27
28

Anda mungkin juga menyukai