Anda di halaman 1dari 18

KONSEP NILAI, NORMA, ETIK dan MORAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas : Etika Keperawatan


Dosen Pembimbing : Haswita, S.Kp., M.Kes.

Disusun oleh :

Afriliatus Sholeha (14.401.20.001)


Ahmad Baihaqi (14.401.20.002)
Ahmad Dedi Riyadi (14.401.20.003)
Nindi Amanda Finanti (14.401.20.035)
Nisyawatul Dwi Wulandari (14.401.20.036)
Novita Wulandari (14.401.20.037)
Nuri Vika Rahmawati (14.401.20.038)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN
KRKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
”KONSEP NILAI, NORMA, ETIK dan MORAL” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagi Mahasiswa-Mahasiswi Akademi Kesehatan
Rustida.

Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku dan artikel.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan pihak tertentu. Oleh
karena itu, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan perlu direvisi ulang. Oleh
karena itu, harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi semua pihak.
Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kalibaru, 19 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Nilai.............................................................................................................................3

2.2 Norma..........................................................................................................................4

2.3 Etik...............................................................................................................................6

2.4 Moral...........................................................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan....................................................................................................................12

ii
3.2 Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang ikut berperan dalam upaya penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan,
yang dilaksanakan pada berbagai sarana pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit
maupun di komunitas. Keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang
dianggap sebagai kunci keberhasilan asuhan kesehatan di rumah sakit, karena selain
jumlahnya yang paling besar jika dibandingkan dengan profesi lain, juga karena
selama duapuluh empat jam perawat harus berada di samping klien. Sebagai seorang
profesional, perawat bertnggung jawab dan mengemban tanggung gugat untuk
membuat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawatan
yang diberikan.
Agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, setiap perawat harus
memahami dan mampu menerapkan pelayanan keperawatan sesuai dengan filosofi
yang dianut. Pada dasarnya dalam pelayanan keperawatan yang berkualitas ada tiga
pokok penting, antara lain: pendekatan sikap berkaitan dengan kepedulian pada klien,
upaya untuk melayani dengan tindakan terbaik, serta tujuan untuk memuaskan klien
yang berorientasi pada standar pelayanan. Pelayanan dapat dikatakan berkualitas
apabila dapat memenuhi hak-hak klien yang telah disepakati oleh komunitas profesi
itu sendiri, dan pemenuhan hak-hak klien sangat tergantung pada kompetensi
profesional tenaga keperawatannya. Perawat dapat dikatakan profesional apabila telah
memiliki kompetensi yang diharapkan, yaitu kompetensi intelektual, interpersonal,
dan teknikal, serta berlandaskan pada etika profesi. Dengan demikian akan terwujud
dua dimensi penting yaitu dimensi prosedural yang mencakup sistem, standar, dan
prosedur pelayanan; serta dimensi pribadi yaitu bagaimana perawat menggunkan
sikap, perilaku, dan kemampuan lisan dalam berinteraksi baik kepada klien maupun
rekan kerjanya. Oleh karena itu institusi pendidikan keperawatan yang memproduksi
tenaga perawat dan institusi pelayanan kesehatan yang menggunakan tenaga perawat
ikut bertanggung jawab dalam pembinaannya, termasuk dalam pembinaannya etika.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Nilai Dalam Keperawatan?
2. Bagaimana Konsep Norma Dalam Keperawatan?
3. Bagaimana Konsep Etik Dalam Keperawatan?
4. Bagaimana Konsep Moral Dalam Keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Konsep Nilai Dalam Keperawatan.
2. Mendeskripsikan Konsep Norma Dalam Keperawatan.
3. Mendeskripsikan Konsep Etik Dalam Keperawatan.
4. Mendeskripsikan Konsep Moral Dalam Keperawatan.

1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis untuk mengembangkan keterampilan, melatih untuk
menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, meningkatkan
pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan
melakukan eksperimen tentang sistem pendidikan dalam proses pembelajaran
di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai

Nilai-nilai (values) merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang


mengatur perilaku seseorang. Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur
langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati
nurani yang dalam dan diperolehseseorang sejak kecil.

Nilai dipengaruhi oleh nilai dan pendidikan yang dewasa ini mendapat
perhatian khusus, terutama bagi perawat karena perkembangan peran perawat
menjadikan mereka lebih menyadari nilai dan hak orang lain serta dirinya sendiri.

Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, selain


menggunakan ilmu keperawatan yang mereka miliki, juga diperkuat oleh nilai yang
ada dalam diri mereka. Berikut beberapa pengertian tentang nilai.

1. Nilai adalah suatu yang berharga. Keyakinan yang dipegang oleh seseorang sesuai
dengan tuntunan hati nuraninya (secara umum).
2. Seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan,
dan penghargaan dari suatu pemikiran. Objek perilaku yang berorientasi pada
tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (Simon,
1973).
3. Keyakinana seseorang tentang suatu yang berharga, kebenaran atau keinginan
menggali ide-ide, obyek atau perilaku khusus (Znowski, 1974).

Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar konsep nilai.

1. Menghargai otonomi
Otonomi adalah kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri
sendiri, menghargai otonomi menghargai manusia sebagai seseorang yang
mempunyai harga diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi
dirinya.
Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang
dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya, harus melibatkan klien untuk

3
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan. Perawat menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk
menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat misalnya: dokter, ahli
farmasi, ahli gizi, dan lain-lain.
2. Kedermawanan (Beneficiensi)
Beneficiensi merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan
orang lain. Contoh: seorang klien mempunyai kepercayaan bahwa pemberian
transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, mengalami pendarahan hebat
akibat penyakit hati yang kronis.
3. Manifestasi
Melukai atau menimbulkan bahaya/cedera bagi orang lain. Menyatakan bahwa
melukai orang lain berarti melakukan hal yang tidak baik dan merugikan pada
klien atau orang lain.
4. Keadilan (Justice)
Adil pada hakikatnya berarti membawa kita memberikan kepada siapa saja yang
menjadi haknya, semua orang sama nilainya sebagai manusia, maka tuntutan
paling dasar keadilan adalah perlakuan yang sama terhadap semua orang, tentu
dalam situasi yang sama, misalnya kalau pemerintah membagi beras didaerah
yang kurang pangan semua kepala keluarga berhak atas bagian beras yang sama
dengan perhitungan jumlah warga keluarga, tetapi penduduk yang cukup berada
yang tidak membutuhkan tidak berhak untuk dibantu

2.2 Norma

Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang


bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa.
Namun masih ada segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam
masyarakat, itu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan,
ekonomi dan lain-lain. Norma yang ada di masyarakat terdiri dari:

1. Norma Agama

Norma agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu
agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya.
Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut
cenderung melanggar norma-norma agama.

4
2. Norma Kesusilaan

Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Melakukan
pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma kesusilan.

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku
yang berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh
dari norma kesopanan.

4. Norma Kebiasaan (Habit)

Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang
tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain.
Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang
kampung adalah contoh dari norma ini.

5. Norma Hukum

Norma hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan
yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum
bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah
satu contoh dari norma hukum.

Menurut Sarwono S.W. (2002), orang mau menolong orang lain kerena
diharuskan oleh norma-norma masyarakat. Ada tiga macam norma sosial yang
biasanya dijadikan pedoman untuk berperilaku penolong, yaitu:

1. Norma timbal balik (reciprocity norm)


Pendapat Gouldner (1990), dalam Sarwono S.W. (2002), pada dasarnya
manusia mempunyai prinsip bahwa pertolongan harus dibalas dengan
pertolongan, artinya ia akan mendapatkan pertolongan dari orang lain jika ia
pernah menolong orang lain. Norma ini biasanya berlaku bagi sekelompok orang
yang setara atau sekelas, dimana kemampuan mereka pada umumnya seimbang.
Dalam hubungannya dengan masyarakat yang kemampuannya lebih rendah
seperti pada anak-anak, kaum miskin, orang sakit, orang cacat, dan orang yang
mengalami kecelakaan, yang berlaku adalah norma tanggung jawab sosial.

5
2. Norma tanggung jawab sosial (sosial responsibility norm)
Berkowtz (1972) dan Schwartz (1975) menyatakan bahwa manusia wajib
menolong orang lain tanpa mengharapkan apapun di masa depan. Oleh karena itu
orang mau menolong orang buta menyebrang jalan, mengmbilkan barang yang
jatuh dari orang berkursi roda, serta menjawab dengan benar pada orang yang
menanyakan jalan, orang akan memprioritaskan menolong pada individu yang
paling memerlukan pertolongan dari pada individu yang lain, dengan demikian
penetapan prioritas pertolongan sangat bergantung pada persepsi orang yang
menolong dalam menentukan atribusi dalam pemberian atribusi eksternal,
misalnya kesusahan orang lain seperti kemiskinan karena cacatan atau penderitaan
karena bencana alam atau sakit karena kecelakaan, biasanya masyarakat akan
lebih cepat berespons untuk membantunya dibandingkan dengan orang yang
mempunyai atribusi internal seperti kemiskinan karena malas bekerja, menderita
karena kecerobohannya sendiri, serta sakit karena tidak pernah menjaga
kesehatannya (Sarwomo. S.W, 2002)
3. Norma keseimbangan (harmonic norm)
Menurut Sarwomo S.W (2002) norma ini berlaku di dunia Timur, intinya
adalah seluruh alam semesta harus dalam keadaan seimbang, serasi, dan selaras,
manusia harus membantu untuk mempertahankan keseimbangan tersebut, antara
lain dalam bentuk perilaku menolong. Dalam pandangan Tao di China misalnya,
norma tertinggi apa yang disebut great intelligence, yaitu kemampuan untuk
menetapkan suatu tanpa penilaian atau tanpa prasangka. Menurut penelitian,
keluarga-keluarga di Hong Kong yang menerapkan norma keseimbangan ternyata
lebih banyak mempunyai anak-anak yang altruis (MA dan Leung, 1995).

2.3 Etik

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani "Ethos" yakni  adat atau
kebiasaan, watak, kesusilaan, sikap, cara berpikir, akhlak.  Etik menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan  kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak dan nilai  mengenai benar dan salah yang dianut. Etika merupakan
ilmu tentang  apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Etika menurut Maryani dan Ludigdo, sebagai seperangat norma,
aturan atau pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus

6
dilakukan dan yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok yang dianut oleh
sekelompok masyarat atau segolongan masyarakat.

Pelaksanaan etik memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas


yang membingungkan.
2. Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar  dalam suasana
pluralisme.

Fungsi kode etik yang lainnya yang dijadikan sebagai landasan  berdasarkan
Biggs dan Blocher fungsi kode etik yaitu melindungi  suatu profesi dari campur
tangan pemerintah, mencegah terjadinya  pertentangan internal dalam suatu profesi,
dan melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

Tujuan etik merupakan acuan yang digunakan untuk mencapai etik  dalam
suatu kegiatan maupun tindakan. K. Bertens menjelaskan  tentang tujuan etik yang
meliputi tercapainya hal-hal berikut ini:

1. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik  dan buruknya
perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan  waktu tertentu.
2. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom.
4. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
5. Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung
jawab terhadap hidupnya.
6. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.
7. Sebagai norma yang dianggap berlaku. 
8. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak
dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan
kehilangan haknya. 

7
9. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional
terhadap semua norma.
10. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang
ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh norma-norma
yang ada.

2.4 Moral

Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores
yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam
kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk
menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan
benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut.

Moral dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
di masyarakat. Moral dan etika menjadi pedoman untuk seseorang dalam berinteraksi
dalam lingkungannya. Tujuannya untuk menciptakan komunikasi yang baik dan
mencegah permasalahan sosial. Moral berasal dari bahasa Latin “mores” artinya
aturan kesusilaan. Menurut Dian Ibung, moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam
lingkungan sosial dan mengatur tingkah laku seseorang. Selain itu, Maria Assumpta
menambahkan bahwa moral merupakan aturan-aturan (rule) mengenai sikap (attitude)
dan perilaku manusia (human behavior) sebagai manusia. 

Moral berkaitan dengan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi yang


baik adalah komunikasi yang tidak menghilangkan moral, etika, dan nilai-nilai dengan
tujuan sebagai rasa menghormati, menghargai, dan menciptakan kehidupan yang lebih
baik. Moral merupakan hal yang mutalak dimiliki oleh setiap orang. Orang yang tidak
memiliki moral dan terbiasa dengan kehidupan yang buruk atau negatif disebut
amoral. Moral merupakan bagian dari etika dan nilai. 

Moral dan etika selalu berhubungan dengan pekerjaan atau profesi seseorang.
Salah satunya adalah keperawatan. Keperawatan adalah sebuah profesi yang berfungsi
untuk melayani, memelihara, menyembuhkan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Dalam praktik keperawatan terdapat konsep moral yang berfungsi sebagai pedoman
seorang perawat. Tujuan konsep moral adalah untuk menciptakan kesejahteraan
pasiennya. Selain itu, komunikasi menjadi hal yang penting dalam keperawatan

8
biasanya disebut sebagai komunikasi keperawatan. Komunikasi keperawatan
merupakan komunikasi yang berhubungan dengan kesehatan yang digunakan sebagai
kontrol kesehatan manusia.

Adapun 10 konsep moral dalam komunikasi keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Advokasi

Advokasi merupakan upaya untuk melindungi hak-hak manusia yang tidak


mampu untuk membela dirinya sendiri. Advokasi dalam praktik komunikasi
keperawatan adalah seorang perawat memberikan informasi dan penjelasan yang
berhubungan dengan pasien. Selain itu, seorang perawat sebagai advokat juga dapat
membantu pasien dalam memilih atau menentukan keputusannya sendiri. Seorang
perawat juga bertugas melindungi pasien terhadap keputusan yang telah
ditentukannya.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan istilah yang menggambarkan tanggungjawab


seseorang terhadap tindakan yang terlah dilakukan dan bersedia menanggung
resikonya. Konsep moral dalam praktik komunikasi keperawatan merujuk pada
peraturan yang telah ditetapkan. Sehingga, seorang perawat harus bertanggungjawab
dan menerima konsekuensinya terhadap apa yang dilakukannya baik terhadap pasien
maupun teman seprofesinya.

3. Loyalitas

Loyalitas pada konsep moral dalam praktik komunikasi keperawatan


berhubungan dengan profesi yang dijalani oleh perawat itu sendiri. Loyalitas adalah
upaya mempertahankan dan memperkuat suatu kelompok untuk mencapai tujuan
tertentu. Loyalitas juga berfungsi sebagai rasa simpati dan solidaritas terhadap pasien
dan teman sejawat. 

4. Tanggungjawab

9
Tanggungjawab yang dimaksud adalah seorang perawat harus
bertanggungjawab atas kesehatan pasien yang ditanganinya. Tanggungjawab tersebut
berupa menyembuhkan pasien yang sakit, memelihara pasien dengan baik,
memberikan kualitas obat yang baik agar kesehatan pasien segera meningkat, dan
lainnya.

5. Kerahasiaan

Seorang perawat berperan penting terhadap kehidupan pasiennya. Kerahasiaan


merupakan konsep moral dalam praktik komunikasi perawat. Tugas seorang perawat
dalam hal ini adalah merahasiakan informasi pasien yang bersifat pribadi maupun
informasi dari dokter yang harus dirahasiakan berdasarkan perintah dari pihak
keluarga pasien. Informasi tersebut boleh saja disebarkan ke pihak yang telah
ditentukan tetapi atas ijin pihak pasien. Seorang perawat harus dapat menghargai
informasi dalam bentuk apapun.

6. Kejujuran

Kejujuran berhubungan dengan kebenaran dalam menyampaikan informasi.


Informasi yang disampaikan harus sesuai dengan nilai-nilai moral yang telah
ditetapkan. Tidak hanya seorang perawat yang memiliki kejujuran, tetapi seluruh staff
dalam rumah sakit tersebut. Tujuan dari kejujuran adalah untuk memberikan
informasi yang akurat, komprehensif, dan objektif. Selain itu, kejujuran menjadi suatu
hal yang penting untuk menciptakan kepercayaan terhadap pasien.

7. Keadilan

Setiap orang ingin diperlakukan dengan adil, begitu pula pasien-pasien yang
membutuhkan perawatan kesehatan. Keadilan berpegang teguh terhadap moral.
Keadilan menjadi hal yang penting dimiliki oleh seorang perawat dalam
memperlakukan pasiennya. Hal ini berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dalam
pelayanan kesehatan.

8. Kemurahan hati

10
Kemurahan hati yang dimiliki oleh setiap perawat memudahkannya untuk
berkomunikasi kepada pasien dan mencegah terjadi kesalahpahaman. Kemurahan hati
menciptakan komunikasi yang efektif terhadap pasien agar kesehatan cepat terwujud
melalui tahapan-tahapan yang baik. 

9. Tidak merugikan

Konsep moral ini mencegah adanya kebohongan yang dilakukan pihak rumah
sakit terhadap pasien. Tidak merugikan berarti tidak membuat kesalahan yang
merugikan pasien seperti salah memberikan obat atau mal praktik yang menyebabkan
cacat fisik maupun cacat mental dalam diri pasien.

10. Altruisme

Altruisme merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama manusia. Tujuan


Altruisme adalah untuk mencapai kesejahteraan pasien. Altruisme berhubungan
dengan rasa simpati dan empati terhadap pasien. Seorang perawat dalam hal ini akan
memberi perhatian, komitmen, kepercayaan, ketekunan, dan kemurahan hati dalam
merawat pasiennya. 

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Jadi kesimpulannya adalah nilai, moral, etik, dan norma adalah sebuah suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena empat konsep
tersebut memegang peranan penting yang harus dimiliki oleh seorang perawat.
Keperawatan sebagai suatu profesi juga bertanggung jawab dan bertanggung gugat
atas pelayanan atau asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pemberian
pelayanan atau asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan.

3.2 Saran

Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan
oleh seorang perawat, dan sebagai perawat yang profesional juga harus menjalankan
kode etik tersebut dengan sebaik mungkin.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Corrie. 2018. 10 Konsep Moral dalam Komunikasi Keperawatan.


https://pakarkomunikasi.com/konsep-moral-dalam-komunikasi-keperawatan (diakses pada 20
Februari 2021).
Dalami, Ermawti , Rochimah, Rai Suryani. 2015. Etika Keperawatan. Jakarta: TIM
Fauziah. 2012. Konsep Moral. http://nersrudi.blogspot.com/2012/01/konsep-moral.html
(diakses pada 20 Februari 2021).
Jayadi, Ratna. 2017. MAKALAH KODE ETIK KEPERAWATAN DAN 15 PELANGGARAN
ETIKA DI MASYARAKAT. https://docplayer.info/40615687-Makalah-kode-etik-
keperawatan-dan-15-pelanggaran-etika-di-masyarakat-bab-i-pendahuluan.html
(diakses pada tanggal 20 Februari 2021).
Rohimah, Aii. 2012. KONSEP DAN PRINSIP ETIKA, NORMA, BUDAYA DAN KULTUR
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
DAN MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH
PSIKOSOSIAL. http://aiirohimah170993.blogspot.com/2012/06/konsep-dan-prinsip-
etika-norma-budaya.html (diakses pada 20 Februari 2021).
Sumijatun. 2012. Membudayakan Etika Dalam Praktik Kebudayaan. Jakarta: Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai