Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TREN KEPERAWATAN DI MASA YANG AKAN


DATANG DAN BAGAIMANA ANDA MEYIKAPINYA

OLEH:

WIDYA ASTUTI

KELAS I B

NIM: BT2001058

AKPER BATARI TOJA WATAMPONE

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar
Keperawatan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami
juga berterimakasih kepada Ibu V.M Endang S P Rahayu, S.Kp.,M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan di Politeknik Kesehatan Denpasar
Prodi D-III Keperawatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai TREN KEPERAWATAN DI MASA
YANG AKAN DATANG. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak adanya sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Penulis

WIDYA ASTUTI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

2.1 Rumusan Masalah..............................................................................................1

3.1 Tujuan Tulisan....................................................................................................2

4.1 Manfaat Tulisan..................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

1. Definisi Keperawatan.........................................................................................3

2. Tren Keperawatan Sekarang dan Masa Yang Akan Datang...............................3

3. Tantangan Perawat Saat Ini................................................................................5

4. Cara Menyikapi Dan Bagaimana Prospek Perawat Di Masa Yang akan


Datang………………………………………………………………………….…...6

5. Prospek Bekerja Di Pasar Global.....................................................................13

BAB III PENUTUP.……………………………………………………………14

Kesimpulan……………………………………………………………………...15

Penutup………………………………………………………………………….15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, bangsa Indonesia telah memasuki era globalisasi. Dimulainya pasar bebas
ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu
mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan
masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan
berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik
yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup
yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut
usia serta penyakit degeneratif. Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan
pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan
masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat
yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional.
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat
memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek
social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penulisan ini, yaitu:
1. Apa yang disebut dengan keperawatan?
2. Bagaimana tren keperawatan sekarang dan masa depan?
3. Apa tantangan perawat saat ini?
4. Bagaimana kita menyikapi dan bagaimana prospek perawat di masa depan?
5. Bagaimana prospek kerja di pasar global?

3.1 Tujuan Tulisan

Adapun tujuan dari tulisan ini, yaitu:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keperawatan.
2. Untuk mengetahui tren keperawatan sekarang dan masa depan.
3. Untuk mengetahui tantangan perawat pada saat ini.
4. Untuk mengetahui cara menyikapi prospek perawat di masa depan.
5. Untuk mengetahui prospek kerja di pasar global.

4.1 Manfaat Tulisan

Adapun manfaat dari tulisan ini ada dua, yaitu:


1. Manfaat Secara Praktik
Mengembangkanperilaku pada tren keperawatan di masa yang akan datang.
2. Manfaat Secara Teori
Mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai tren keperawatan di masa yang akan
datang.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Definisi Keperawatan

“Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan


tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan.” (UU Kesehatan No. 23, 1992)

Menurut Effendy pada tahun 1995, “Perawatan adalah pelayanan essensial yang
diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan
adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang
dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
dengan menggunakan proses keperawatan.”

Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri
kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat
sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha
untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
2.
Tren
Keperawatan Sekarang dan Masa Yang Akan Datang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan,
peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi
manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan mengakibatkan masyarakat semakin
sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas.

Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari
pelayanan vokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan
profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan
keperawatan.

Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran
aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini
menuntut upaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses
ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses
keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi
organisasi profesi (PPNI).
A. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional,


telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang, terutama
penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi keperawatan dengan landasan
yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan, dan kerangka konsep
pendidikan.

a) Wawasan Keilmuan

Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,


merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan
adanya:
 Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama dan Pancasila.
 Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu Anatomi, Fisiologi.
 Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II.

Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan


berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998. Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan
keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.

b) Orientasi Pendidikan

Pendidkan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan


pengetahuan dan teknologi. Artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan
tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala ilmu yang
memungkinkan penguasaan iptek.

c) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif, pendidikan
di lingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari
pendidikan profesional keperawatan.
B. Perkembangan Pelayanan Keperawatan

Perubahan adat pelayanan dari vokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan rehabilitatif
harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang keperawatan. Sehingga
pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif,
serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prektis
keperawatan profesional, seperti :
 Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
 Praktik keperawatan di rumah (home care).
 Praktik keperawatan berkelompok (nursing home).
 Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000,
yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan
Praktik Keperawatan.

3.
Tantan
gan Perawat Saat Ini

Keperawatan adalah profesi yang mulia jika dilakukan dengan penuh keikhlasan, namun
dalam menjalani profesi keperawatan tidak cukup hanya mengandalkan sikap ikhlas saja, akan
tetapi diperlukan pengetahuan, wawasan, serta sikap yang professional sebagai seorang perawat.
Hal itu sangat penting karena dalam menjalankan profesi keperawatan banyak tantangan-
tantangan yang harus di hadapi oleh perawat sesuai dengan perannya.

Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah mengubah peran dan tanggung
jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih lanjut, perawat dituntut untuk
bertanggung jawab memberikan praktik keperawatan yang aman dan efektif serta bekerja dalam
lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi. Hal tersebut dikemukakan oleh
Mahlmeister pada tahun 1999.

Profesi keperawatan merupakan profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi
lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia agar keberadaannya mendapat pengakuan dari masyarakat. Untuk
mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat masih harus memperjuangkan langkah-langkah
profesionalisme sesuai dengan keadaan dan lingkungan sosial di Indonesia. Proses ini merupakan
tantangan bagi perawat Indonesia dan perlu dipersiapkan dengan baik, berencana, berkelanjutan
dan tentunya memerlukan waktu yang lama.

Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan perubahan-
perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan yang lebih baik. Di bidang
kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena masih adanya ketimpangan hasil pembangunan
kesehatan antar daerah dan antar golongan, kurangnya kemandirian dalam pembangunan bangsa
dan derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan dengan negara tetangga.
Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima fenomena utama yang
mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan yaitu perubahan pada
dinamika kependudukan, temuan substansial IPTEK kesehatan atau kedokteran, tantangan
global, perubahan lingkungan dan demokrasi disegala bidang.

Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggung jawab dan berperan penting dalam
rangka melahirkan generasi perawat yang berkualitas dan berdedikasi. Penyebab rendahnya mutu
lulusan dari keperawatan yakni banyaknya pengelola institusi pendidikan keperawatan yang
tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang perawat, baik secara disiplin ilmu maupun
profesi.

Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingnya para perawat Indonesia bila di
bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipines dan India. Pemicu yang paling nyata
adalah karena dalam sistem pendidikan keperawatan kita belum menggunakan bahasa Inggris
sebagai pengantar dalam proses pendidikan. Hal tersebut yang membuat perawat kita kalah
bersaing di tingkat global.
4. Cara Menyikapi Dan Bagaimana Prospek Perawat Di Masa Depan.
 Peningkatan Jenjang Pendidikan (Perawat)

Solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan berbenah diri.


Memperbaiki kualitas lulusan perawat melalui jenjang pendidikan Perawat (S1
Keperawatan), bukan hanya menambah jumlah perawat tetapi memperbaiki kualitas
perawat melalui perbaikan insitusi pendidikan penyelenggara program perawat. Dalam
UU No 20 tahun 2003, pendidikan diploma masuk dalam jenis pendidikan vokasi
sedangkan pendidikan perawat menempati jenis pendidikan professional dengan
memperhatikan 5M :
1. Man : Kualitas tenaga  pengajar,
2. Material : Kecukupan sarana prasaran pembelajaran,
3. Method : Kurikulum dan metode pmebelajaran yang sesuai dengan tekad KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi),
4. Money : Anggaran untuk proses belajar mengajar dan penyediaan resources,
5. Mutu /Marketing : Kualitas dan upaya institusi untuk menangkap peluang pasar.
Tanggung jawab moral institusi untuk lebih mengedepankan profesionalisme, bukan
untuk orientasi kapitalisme semata. Bukan hanya untuk menghantarkan  lulusan
Perawat sampai ke pintu gerbang, tetapi mengantarkan sampai ke gerbang memasuki
dunia kerja.
 Menata Pendidikan Perawat Secara Profesional

Langkah awal yang perlu ditempuh oleh Perawat profesional adalah


mengembangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan dan memberikan kesempatan kepada
para perawat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga diharapkan pada
akhir tahun 2015, semua pendidikan perawat yang ada di rumah sakit sudah memenuhi
kriteria minimal sebagai perawat profesional (Perawat).

saat ini berbagai upaya untuk lebih mengembangkan pendidikan keperawatan


profesional memang sedang dilakukan dengan mengkonversi pendidikan SPK ke jenjang
Akademi Keperawatan dan dari lulusan Akademi Keperawatan diharapkan dapat
melanjutkan ke jenjang S1 Keperawatan (Perawat). Namun prinsip asal konversi, asal
cepat, asal dapat ijazah Perawat, dan asal-asalan menjadikelabunya masa depan
keperawatan. Hal ini menjadi kendala dalam upaya mempercepat profesionalisme
keperawatan. Disana sini masih ditemukan berbagai penyimpangan dalam penerapan
kurikulum, proses pembelajaran yang tidak sesuai dan tidak mendukung.  Perlu juga
diadakan penataan yang mendasar dari Program Pendidikan Perawat dengan lebih
menekankan pada upaya meningkatkan kualitas lulusan dan disamping mengembangkan
kuantitas pendidikan.

Melihat fakta di atas maka dituntut peran dosen atau staf pengajar untuk lebih
memahami relevansi ilmu-ilmu dasar dan ilmu keperawatan dalam mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan kepada klien. Peran perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan, yaitu dalam membantu, mencegah, meningkatkan, dan
mengembalikan fungsi yang terganggu akibat sakit yang dialami klien sehingga klien
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Penekanan dan pembekalan kompetensi perawat
dengan AKSI: Attitude, Knowledge, Skill dan Insight.
 Kajian Batang Tubuh Ilmu Keperawatan Dan Standar Kompetensi Perawat

Ketidakjelasan batang tubuh Ilmu Keperawatan menjadikan penilaian masyarakat


tentang Keperawatan (Asrul Azwar, 1999). CHS pada tahun 1999 memperkuat
pernyataannya bahwa ilmu keperawatan adalah sebagai ilmu, mereka mengemukakan
bahwa ilmu keperawatan sendiri (dasar, anak, maternitas, medikal bedah, jiwa , dan
komunitas). Banyak perawat yang tidak tahu dan tidak jelas tentang ilmu keperawatan
yang dimaksudkan. Dari  pengertian tersebut membawa dampak terhadap isi kurikulum
pada program pendidikan tinggi keperawatan. Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan
belum mampu mengenalkan kejelasan ilmu keperawatan kepada peserta didik. Sehingga
peserta didik mendapatkan orientasi ilmu dasar hampir sama seperti yang diajarkan pada
program pendidikan kesehatan lain (kedokteran umum, dokter gigi, dan kesehatan
masyarakat). Hal ini berakibat terhadap ketidakjelasan peran perawat dalam memberikan
asuhan kesehatan kepada klien.

Perawat masih berkutat terhadap belum jelasnya lingkup atau batang tubuh ilmu
keperawatan. Asrul Azwar (1999) mengatakan bahwa “body of knowledge” ilmu
keperawatan belum diakui dan belum tersosialisasikan dengan baik. Perawat belum bisa
menunjukkan jati dirinya sebagai suatu profesi yang mempunyai batang tubuh ilmu
tersendiri. Sebagian perawat masih belum melaksanakan riset yang disebabkan oleh
keterbatasan waktu, tidak adanya anggaran dan “policy” yang tidak menguntungkan
profesi perawat. Hal tersebut menjadikan suatu kontribusi terhadap mendungnya
pengembangan kajian ilmu keperawatan saat ini.

Berlandaskan falsafah dan paradigma keperawatan maka nilai atau makna yang
dapat dikembangkan dari keperawatan dalam pengembangan keilmuan meyakini bahwa
keperawatan mempunyai 3 nilai utama yang berhubungan satu dengan yang lainnya,
meliputi: seni (art), Ilmu (Science) dan profesi (Profession).
1) Keperawatan sebagai suatu seni (art).

Seni (art) merupakan refleksi dari perasaan dan persepsi, sebab inti dan esensi
keperawatan adalahinteraksi interpersonal. Seni sebagai bagian dari keperawatan yang
dapat diekspresikan dengan berbagai cara antara lain; sensitivitas dan responsive atau
tanggap perasaan perawat kepada klien, kemampuan perawat (art) untuk memahami
bahasa nonverbal (perilaku) klien dalam mengungkapkan rasa cemas atau nyeri.
Walaupun sebenarnya perilaku ini dapat dipelajari secara ilmiah. Perawat juga dapat
belajar melalui penemuan dan praktik intuisi sebagai suatu seni. Sebagaimana yang
ditulis oleh Donahue, 1985, “ Keperawatan bukan hanya suatu tehnik tetapi proses yang
berhubungan dengan berbagai elemen antara lain : jiwa, fikiran dan imajinasi.
Keseluruhan elemen tersebut merupakan bagian yang sangat penting dalam
meningkatkan kreatifitas imajinasi, sensitivitas jiwa, dan pemahaman dan kemampuan
berfikir yang merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan yang
efektif”. Seni atau kemampuan ekspresi diri merupakan hal yang penting untuk
mengembangkan kemampuan seseorang sebagai sesuatu yang unik. Intuisi keperawatan
harus diidentifikasi dan didukung sebagai seni dalam keperawatan. Dimasa yang akan
datang keperawatan adalah seni yang menggabungkan antara perkembangan ilmu
keperawatan dan tehnologi keperawatan (IPTEK Keperawatan) dengan kreativitas seni
keperawatan.
2) Keperawatan sebagai suatu ilmu (Science).
Body of Knowledgeadalah unsur utama dalam mengembangkan pendidikan
keperawatan. Diawali pernyataan oleh F. Nightingale (1859) sebagai orang pertama yang
mengidentifikasi bahwa keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah dengan
ilmu medis (kedokteran). Untuk membuktikan pernyataan tersebut, maka beberapa pakar
teori keperawatan berupaya untuk mendifinisikan keperawatan kedalam suatu konsep.
Dari konsep-konsep keperawatan tersebut akan diketahui dan ditentukan bidang ilmu dan
rumpun ilmu keperawatan.

Konsep keperawatan dikembangkan berdasar pada filosofi dan paradigma


keperawatan. Pada filosofi keperawatan ada tiga unsur utama yang menjadi keyakinan
dan proses perfikir kritis dalam mengembangkan ilmu keperawatan yaitu :humanism,
holism and care.Dari ketiga unsur utama diyakini bahwa manusia merupakan pusat atau
sentral asuhan keperawatan dan “care” sebagai landasan dalam praktik asuhan
keperawatan. Berdasarkan filosofi keperawatan, maka dikembangkan empat konsep
utama paradigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Manusia dipandang sebagai individu yang bersifat holistic dan humanistic yang dalam
kehidupannya selalu berinteraksi dengan lingkungan baik internal maupun eksternal yang
akan berpengaruh terhadap status kesehatannya, asuhankeperawatan merupakan tindakan
keperawatan mandiri yang diberikan karena adanya ketidak mampuan manusia dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya.
3) Keperawatan sebagai suatu profesi (profession).

Keperawatan sebagai suatu profesi harus mengacu pada kriteria profesi antara
lain, tubuh pengetahuan (Body of Knowledge ) yang berbatas jelas, pendidikan khusus
berbasis “keahlian” pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan pada
masyarakat dan praktik sesuai bidang profesi, memiliki perhimpunan dalam bidang
keprofesian, memberlakukan kode etik keprofesian dan motivasi. Sampai saat ini profesi
keperawatan dalam program penataan dan pemantapan  keseluruhan dari kriteria profesi
sehingga akuntabilitas dan otonomi sebagai suatu profesi dapat dilaknakan secara
optimal. Salah satunya dengan memantapkan tubuh pengetahuan ilmu keperawatan sesuai
dengan filosofi dan paradigma keperawatan.
 Penataan Praktik Keperawatan
Sejalan dengan akan diundangkannya praktik keperawatan,   maka diperlukan
standar kompetensi profesi, salah satunya standar kompetensi perawat (SKP) yang
memiliki pengakuan secara nasional. SKP Nasional Indonesia mengacu pada kerangka
kerja Konsil Keperawatan Internasional (ICN, 2003) yang menekankan pada perawat
generalis yang bekerja dengan klien individu, keluarga dan komunitas dalam tatanan 
asuhan kesehatan di rumah sakit dan komunitas serta bekerja sama dengan pemberi
asuhan kesehatan dan sosial lainnya. Dalam kerangka kerja ICN, kompetensi perawat
generalis dikelompokkan menjadi 3 judul komptensi utama, yaitu: Praktik keperawatan
profesional, etik, legal dan bertanggung jawab; Pemberian asuhan dan manajemen
keperawatan; dan Pengembangan profesional.

Peran profesional perawat tidak akan bisa dicapai, jika model praktik keperawatan
di pelayanan belum ditata secara profesional, minimal pada penerapan model Tim atau
primer. Model praktik keperawatan profesional yang dilaksanakan perawat di tatanan
pelayanan keperawatan, masih menjadi suatu abstraksi. Pemerintah selalu menekankan
bahwa model praktik keperawatan harus ditata dengan baik, tetapi kenyataan yang ada
dilapangan masih merupakan suatu angan-angan. Keadaan tersebut tidak terlepas dari
sistem yang diterapkan, budaya kerja yang sudah mendarah daging enggan untuk
menerapkan suatu perubahan.

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan
bagi  organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini adanya suatu keinginan untuk merubah
sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya
pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan pada issue di masyarakat.

Sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkannya Pendidikan


Tinggi Keperawatan (DIII Keperawatan, PSIK) dan berlakunya Undang-undang No. 36
tahun 2009, dan PERMENKES No. 148/2010, proses registrasi dan legislasi
keperawatan, sebagai bentuk pengakuan adanya kewenangan dalam melaksanakan
praktik keperawatan profesional. Ada 4 model praktik yang diharapkan ada, yaitu model
praktik di rumah sakit, di rumah, berkelompok, dan individual. Akan tetapi pelaksanaan
PERMENKES tersebut masih perlu mendapatkan persiapan yang optimal oleh profesi
keperawatan.

Kita juga harus berhati-hati dengan berlakunya UU Praktik Kedokteran, mau


tidak mau, suka tidak suka undang-undang tersebut membawa konsekuensi terhadap
praktik keperawatan.
 Penataan Jenjang Karier Sesuai Kompetensi Yg Dipersyaratkan

karir profesional berbasis kompetensi dicapai melalui pendidikan formal dan


pendidikan berkelanjutan. Prinsip pengembangan karir meliputi kualifikasi,
penjenjangan, fungsi utama, kesempatan, standar profesi dan komitmen pimpinan.
Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang akuntabel dan etis sesuai batas kewenangan.Penjenjangan karir
profesional perawat secara umum meliputi:

1. Perawat Klinik (PK)


2. Perawat Manager (PM)
3. Perawat Pendidik (PP)
4. Perawat Peneliti/ Riset (PR)

Sistem promosi karir berdasarkan kualifikasi (credentialing) harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut:
1. Pendidikan dasar keperawatan minimal DIII (diploma III)
2. Pengalaman kerja di area klinik
3. Program PBP/ Sertifikasi
4. Uji  Kompetensi Nasional
5. Penataan ”job value atau reward system”
5. Prospek Bekerja Di Pasar Global

Awalnya sebagian besar alumni pendidikan ini, lebih banyak bekerja di bidang
pendidikan (menjadi dosen), atau memilih bekerja menjadi perawat di RS . Namun saat ini
semakin banyak pilihan untuk bekerja selain di pelayanan.

Tempat lahan kerja Perawat yang ada saat ini adalah :

1. Menjadi Perawat di RS Negeri/Swasta (Cepat mencapai jabatan struktural; Kepala


Ruangan, Bidang Keperawatan, Diklat dsb)
2. Menjadi Dosen AKPER/AKPER/FIK di Negeri (PNS) atau di Swasta
3. Bekerja di Asuransi Kesehatan, bagian klaim
4. Medical Representative (Detailer) di Farmasi
5. Bekerja di Penerbit Buku Kesehatan
6. Menjadi Perawat di luar negeri
7. Peneliti
8. Pekerjaan lain

Prospek kerja perawat di luar negeri juga terbuka.Inggris butuh 10.000, Jepang butuh
20.000, negara-negara Timur Tengah juga butuh ribuan, bahkan Amerika bisa mencapai angka
ratusan ribu. Total dunia membutuhkan 2 juta per tahun untuk kebutuhan tenaga keperawatan.

Beberapa tahun terakhir ini, pengiriman yang cukup hangat di berbagai kalangan. Di
tengah semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik dari tahun ke tahun, tentu
merupakan hal yang melegakan bahwa perawat dari Indonesia dilaporkan berpeluang bekerja di
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Benua Eropa (Inggris, Belanda, Norwegia), Timur
Tengah (Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait) dan kawasan Asia Tenggara (Singapura,
Malaysia). Jumlah permintaan berkisar antara 30 orang sampai dengan tidak
terbatas.Kekurangan perawat di dalam negeri merupakan alasan utama negara-negara tersebut
untuk menerima tenaga dari luar negeri

Kendala utama yang dihadapi oleh para perawat Indonesia adalah kemampuan berbahasa
Inggris dan keterampilan yang masih kurang. Berkenaan dengan ketrampilan perawat Indonesia
yang masih kurang, terlihat dari segi skoring NLEX (National License Examination) yang masih
rendah. Ujian NLEX sendiri merupakan prasyarat perawat Indonesia untuk dapat bekerja di luar
negeri. Sebagai gambaran, skor yang diperoleh perawat Indonesia adalah angka 40. Padahal
skoring yang dibutuhkan untuk bekerja di Eropa antara 50 sampai 70 dan di AS antara 70 sampai
80.Hal tersebut tampaknya perlu untuk segera ditanggulangi.Alasan yang mendorong seorang
perawat untuk bekerja di luar negeri antara lain gaji yang lebih tinggi, prospek karir dan
pendidikan yang lebih menjanjikan. Kendala-kendala di atas merupakan tantangan bagi perawat
Indonesia untuk menunjukkan kemampuannya dalam upaya memenangkan persaingan di tingkat
global.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan
guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia itu
ada dan hingga saat ini. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya
berlangsung di tatanan praktik, namun juga di dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan
keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya,
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan. Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah
mengubah peran dan tanggung jawab perawat secara signifikan. Dalam perkembangan lebih
lanjut, perawat dituntut untuk bertanggung jawab memberikan praktik keperawatan yang aman
dan efektif serta bekerja dalam lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi
3.2 Saran
Sebagai perawat/ calon perawat kita harus terus meningkatkan kompetensi diri, salah
satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami
ketertinggalan dari keperawatan internasional. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk
memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis dan moral. Dengan demikian
diharapkan terjadi perubahan besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif
mensukseskan program pemerintah dan berwawasan yang luas tentang profesi keperawatan. 
DAFTAR PUSTAKA

Razka.2013.Perkembangan Keperawatan di Indonesia. (online).


http://razka18.blogspot.co.id/2013/12/perkembangan-keperawatan-di-indonesia.html . Diakses pada
tanggal 27 September 2015

Anda mungkin juga menyukai