Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEPERAWATAN PROFESIONAL

OLEH :

1. YANI KRISTIANI ISU


2. JELIANA C. DOS SANTOS
3. MEILISA FANESIA SAIRDOLA

KEMENTRIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TIMOR (UNIMOR)

KAMPUS ATAMBUA

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI KEPERAWATAN

2020
HUKUM KESEHATAN DAN KEPERAWATAN

1.1 LATAR BELAKANG


DI Indonesia hukum kesehatan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan
manusia, dia lebih banyak mengatur hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan, dan
lebih spesifik lagi hukum kesehatan mengatur antara pelayanan kesehatan dokter, rumah
sakit, puskesmas, dan tenaga-tenaga kesehatan lain dengan pasien. Karena merupakan
hak dasar yang harus dipenuhi, maka dilakukan pengaturan hukum kesehatan, yang di
Indonesia dibuat suatu aturan tentang hukum tersebut, yaitu dengan disahkannya Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Hukum Kesehatan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.Hukum kesehatan di
Indonesia diharapkan lebih lentur (fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bidang kedokteran.

Latar belakang perlunya dikembangkannya hukum kesehatan sebagai spesialisasi ilmu


hukum menurut Leenen adalah:
1. Adanya kemajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran yang semakin
memperlihatkan adanya bentuk intervensi sehingga dapat mem-pengaruhi
integritas manusia.
2. Berubahnya dunia kedokteran menjadi semakin birokratis sehingga
mengakibatkan hubungan   personal semakin menurun.
3. Semakin diterimanya gagasan mengenai hak asasi manusia (termasuk hak
menentukan nasib sendiri) sebagai landasan bagi kebijakan hukum dan sosial.
A. DEFINISI HUUKUM KESEHATAN
 Van Der Mijn :
Hukum kesehatan adalah hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan
kesehatan; meliputi penerapan perangkat hukum perdata, pidana, dan tata usaha
negara.
 Leenen :
Hukum kesehatan adalah keseluruhan aktifitas juridis beserta peraturan hukum di
bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.

1. HUKUM KESEHATAN adalah Seperangkat kaidah yang mengatur semua aspek yang
berkaitan dengan upaya di bidang kesehatan; meliputi kedokteran, keperawatan dan
kebidanan, makanan dan minuman, rumah sakit, lingkungan hidup, lingkungan kerja, dan
lain-lain yang terkait dengan upaya kesehatan.
2. Tujuan dari hukum kesehatan adalah agar memberi keyakinan diri kepada tenaga
kesehatan dalam menjalankan profesi kesehatan yang berkualitas dan selalu berada pada
jalur aman, tidak melanggar etika dan ketentuan hukum.
   Dalam Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
   secara sosial dan ekonomis”
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah konstitusi dan cita-cita bangsa
Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap kegiatan dan atau upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan dan berkelanjutan yang
sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan
ketahanan daya saing bangsa serta pembangunan nasional Indonesia. Hukum kesehatan
berperan untuk mengusahakan adanya keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta memberikan jaminan
kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan yang berlaku. Regulasi bidang hukum
kesehatan seperti yang saat ini menjadi rujukan dalam menyelenggarakan sesuatu berkaitan
dengan masalah kesehatan adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UU No. 36 Tahun 2009). Terdapat beberapa istilah yang penting untuk mengetahui
penyelenggaraan kesehatan di Indonesia, yaitu:
1. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
3. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
4. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
5. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
6. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
8. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
9. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), ataucampuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
10. Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan
kesehatan manusia.
11. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.
12. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
13. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
14. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
15. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi
lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
16. Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara
dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.

3. ASPEK HUKUM KESEHATAN


• Administrasi
 Persyaratan pendidikan keahlian menjalankan pekerjaan profesi, tata cara membuka
praktek pengobatan pembatasan serta pengawasan profesi dokter
• Perdata
Hak dan kewajiban yang timbul dari hubungan pelayanan kesehatan Persetujuan
antara dokter dan pasien serta keluarganya Akibat kelalaian perdata serta tuntutannya
dalam pelayanan kesehatan.
• Pidana
Kesaksian, kebenaran isi surat keterangan kesehatan , menyimpan rahasia
pengguguran kandungan, resep obat keras, atau narkotik, Pertolongan orang sakit
yang berakibat bahaya maut Luka-luka

4. Mengapa perlu Undang-undang Kesehatan ?


1. Kesehatan-kesejahteraan merupakan cita-cita bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD
1945;
2. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan sumber
daya manusia yang merupakan modal pembangunan nasional;
3. Perlunya penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu
4. Perundang-undangan yang ada tidak sesuai lagi.
5. RUANG LINGKUP HUKUM KESEHATAN
Ruang lingkup hukum kesehatan tergantung dari pengertian yuridis tentang “sehat”.
UU Kesehatan mendefinisikan sehat sebagai “kea-daan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”.
Dengan definisi yuridis seperti tersebut diatas maka ruang lingkup meliputi berbagai
aspek, mis:
a. Kesehatan masyarakat. b. Kesehatan kerja.
c. Kesehatan lingkungan. d. Kesehatan jiwa.
e. Kedokteran. f. Keperawatan.
g. Dan lain-lain.
6. SUMBER UTAMA HUKUM KESEHATAN
Sumber utama hukum kesehatan di indonesia adalah peraturan perundang undangan .
ada beberapa peraturan perundang undangan pokok yang harus dipelajari untuk bisa
memahami materi hukum kesehatan di indonesia, yaitu :
1. Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
4. Undang undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Undang undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, dan
6. Undang undang nomor 04 tahun 2019tentang kebidanan

B. DEFINISI HUKUM KEPERAWATAN


Hukum keperawatan adalah Bagian dari hukum kesehatan yang mengatur semua aspek yang
berkaitan dengan amalan keperawatan.
a. Mengapa perlu Undang-Undang Praktik Keperawatan ?

1. Alasan filosofi: Perawat telah berkonstribusi besar dlm peningkatan derajat kes, tapi
belum diimbangi dgn perlindungan hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum.
2. Perawat memiliki kompetensi keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional,
semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan
dapat memegang teguh etika profesi.
3. Tujuan menyusun UU: lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi, kepentingan
bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihakterkait lainnya),
keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi dan
universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional (WHO, 2002)
b. Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat

 Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai


dengan hukum
 Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain-Membantu menentukan
batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
 Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat yg memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

c. Tujuan Undang-Undangp Praktek Keperawatan:


Tujuan utama
 Memberi landasan hukum terhadap praktik keperawatan
 Melindungi masyarakat maupun perawat

            Tujuan Khusus

 Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan


kesehatan yang diberikan oleh perawat.
 Melindungi masyarakat dari tindakan yang dilakukan perawat .
 Menetapkan standar pelayanan keperawatan
 Menapis ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
 Menilai boleh tidaknya perawat menjalankan praktik keperawatan
 Menilai ada tidaknya kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan
perawat dalam memberi pelayanan.

d. Undang undang yang berkaitan dengan praktek keperawatan, antara lain :

1. UU.No. 09 tahun 1960 tentang pokok pokok kesehatan


2. Bab II ( tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerinta
mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum
3. UU No. 06 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan
4. UU kesehatan No.14 tahun 1964, tentang wajib kerja para medis
5. Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan serjana muda, menengah
dan rendah wajib kerjanpada masa pemerintah selama 3 tahun
DAFTAR PUSTAKA

Rahajo J.Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC

Dermawan,Deden dan Sujono Riyadi.2010.Keperawatan Profesional Edisi


1.Yogjakarta:Gosyen Publishing.

Kusnanto.2004.Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional.Jakarta:EGC.

Purnama.2013.Prinsip Hukum.Terdapat:http://purnama bgp.blogspot.com/2013/05/prinsip-


negara-hukum-indonesia.html(diakses tanggal 17 September 2014)

Damang.2010.PrinsipHukum.Terdapat:http://www.negarahukum.com/hukum/prinsip-prinsip-
hukum.html(diakses tanggal 17 September 2014).

Pino.2012.Hukum dan Regulasi dalam Keperawatan.Terdapat:


http://pinocc.blogspot.com/2012/12/makalah-keprof-askep-hukum-dan-
regulasi.html(diakses tanggal 17 September 2014).

Anda mungkin juga menyukai