Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

Judul : Penggunaan Bibit Hasil Turunan f3 dan f4 Terhadap


Pertumbuhan Dan Kandungan Karaginan Pada Rumput
Laut (Eucheuma cottonii) yang dibudidaya diperairan
Bolok
Nama : Yohana Rambu Tagu Pati
Nim : 1204057033
Pembimbing 1 : Dr.Ir.Marcelien Dj. Ratoe Oedjoe, M.Si
Pembimbing 11 : Lumban N.L. Toruan, S.Pi., M.Si

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang


Rumput laut merupakan komoditi hasil perikanan bukan ikan (non fishes). Rumput
laut juga merupakan komoditi ekspor hasil perikanan yang tingkat pengusahanya masih
tergolong rendah dibandingkan dengan usaha budidaya udag, ikan maupun moluska.
Budidaya memiliki peranan penting dalam usaha meningkatkan produksi perikanan dalam
memenuhi kebutuhan pangan dan gisi serta memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan
luar negeri, memperluas lapanghan pekerjaaan, meningkatkan pendapat dan kesejahteraan
nelayan dan petani ikan serta menjaga kelestarian sumber hayati perairan (Aslan 2006).
Nilai permintaan pasar akan rumput laut, baik dari pasar dalam negeri maupun luar
negeri, tampak jelas bahwa rumput laut memiliki prospek cerah sebagai komoditas
perdagangan pada pasar internasional. Kebutuhan rumput laut dunia untuk jenis-jenis yang
mengandung caragenan mencapai 18.000-20.000 ton dan akan selalu meningkat 10% -
15% pertahun. Berdasarkan perhitungan tim rumput laut BPPT menyatakaan bahwa
kebutuhan caragenan di dalam negeri akan terus meningkat 13% - 15% pertahun (Setyati
2003). Menurut departemen perindustrian dan perdagangan (2000), hampir 75% dari
produksi rumput laut diolah menjadi keraginan, sedangkan sisahnya 25% diolah menjadi
aneka ragam macam makanan, seperti manisan, es krim, dodol, agar–agar dan lain – lain.
Perairan Bolok merupakan daerah yang sangat strategis untuk budidaya rumput
laut, karena perairan di sekitar pesisir bolok belum mengalami pencemaran. Namun
1
pertumbuhan rumput laut saat ini di perairan Bolok sangat menurun karena diduga
pergunakan bibit yang berulang – ulang setiap tahun. Beberapa faktor lain yang juga
mempengaruhi menurunya produk rumput laut diperairan ini antara lain kurangnya
perawatan terhadap rumput laut, metode yang digunakan belum diterapkan degan benar
oleh masyarakat, jarak tanam rumput laut juga belum teratur, penempatan tempat budidaya
rumput laut juga masih sebarangan penempatan, dan ada juga pengaruh penyakit ice – ice
yaitu terjadinya perubahan lingkungan yang tampak ekstrim seperti : suhu, kecerahan,
arus, dan kedalaman yang memungkinkan mikroba hidup dan berkembang (Sediadi dan
Budiarjo, 1998).
Rumput laut akan bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih lanjut.
Pada umumnya penanganan pasca panen rumput laut oleh nelayan hanya sampai pada
pengeringan saja. Rumput laut kering masih merupakan bahan baku dan harus diolah lagi
menjadi bentuk dan jenis makanan lain, di antaranya pudding cendol, sari buah, sauce, es
krim, manisan  dan lain sebagainya (Indiarni dan Sumiarsih, 1992).
Menurut departemen perindustrian dan perdagangan (2000), hampir 75% dari
produksi rumput laut diolah menjadi keraginan, sedangkan sisanya 25% diolah menjadi
aneka macam makanan, seperti manisan, es krim, dodol, agar-agar dan lain-lain.
Berdasarkan hal-hal diatas maka penelitian ini akan mengkaji pengaruh bibit Eucheuma
Cottonii terhadap pertumbuhan dan kandungan karaginan rumput laut yang dibudidayakan
di perairan Bolok.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengunaan bibit hasil turunan F3 dan F4 berpengaruh terhadap
pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii yang di budidayakan di perairan
Bolok?
2. Apakah pengunaan bibit hasil turunan F3 dan F4 dapat meningkatkan
karagenan rumput laut Eucheuma cottonii yang di budidayakan di perairan
Bolok?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui tingkat produksi dari rumput laut Eucheuma cottonii yang
di budidayakan di perairan Bolok.
2. Untuk mengetahui tingkat karagenan dari rumput laut Eucheuma cottonii yang
di budidayakan di perairan Bolok.

Manfaat dari penelitian ini :


2
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi para pembudidaya
rumput laut untuk mengetahui pengunaan bibit hasil turunan F3 dan F4 rumput laut
Eucheuma cottonii untuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan di
perairan Bolok.

1.4 Hipotesis penelitian


Penggunaan bibit hasil turunan f3 dan f4 dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kandungan karaginan pada rumput laut eucheuma cottonii yang dibudidaya diperairan
Bolok.

3
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(TERLAMPIR)

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan pada daerah penanaman rumput laut di


Desa Bolok, Kecamatan Alak, Kabupaten Kupang Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT).

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rakitan rumput laut yang
berbentuk segi empat yang terbuat dari bambu sebagai tempat untuk menanam
rumput laut, thermometer, sechidisk, timbangan, pelampung, pemberat, tali PE 12
mm, tali PE 4 mm, tali PE 1 mm, tali PE 1,5 mm, dan tali nilon. Selanjutnya bahan
yang digunakan adalah rumput laut jenis Eucheuma cottonii.

3.3 Prosedur Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian ini dengan cara membudidaya rumput laut


dengan metode long line yang akan dilaksanakan pada perairan Bolok Kecamatan
Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Bibit rumput laut yang akan di pakai yaitu
rumput laut yang berasal dari para pembudidaya yang berada di sekitar perairan
Bolok. Rumput laut yang digunakan yaitu rumput laut yang sudah di seleksi yang
memiliki thalus yang bagus dan tidak cacat. Dari thalus rumput laut yang bagus
maka akan di potong sebanyak 100 g dan akan di tanam selama (25) hari. Hasil
tanam dari 25 hari akan di katakan F3, hasil bibit rumput laut dari F3 akan dipakai
kembali untuk di tanam selama 25 hari. Hasil tanam yang 25 hari dari hasil bibit F3
maka akan dikatakan F4. Setelah hasil dari f4 akan dibudidaya lagi selama 45 hari
bersamaan kontrol.

5
3.4 Parameter Yang Dihitung
3.4.1 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan bobot spesifik harian rumput laut dihitung dengan


menggunakan rumus Munoz dkk. (2004):

SGR = ln Wt – ln Wo x 100%
t

Dimana :

SGR = Laju pertumbuhan spesifik harian rumput laut (%/hari)


Wt = Bobot basah rumput laut pada akhir penelitian (g)
Wo = Bobot basah rumput laut pada awal penelitian (g)
t = Lama waktu pemeliharaan (hari)

3.4.2 Produksi Rumput Laut


Produksi rumput laut dihitung dengan menggunakan rumus Somawi dan
Zainudin (1996) :
Pr = (Wt – Wo)B

A
Dimana :

Pr = Produksi rumput laut (g)


Wo = Berat awal bibit rumput laut (g)
Wt = Berat akhir penanaman rumput laut (g)
A = Panjang tali (m)
B = Jumlah titik tanam
3.5 Parameter Penunjang
Sesuai dengan penunjang data pengamatan dilapangan dilakukan
pengamatan oseanografi yang meliputi suhu, pH, kecepatan arus, salinitas.

6
3.6 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Bibit rumput laut Eucheuma cottonii yang sudah di pilih yaitu bibit rumput
laut yang berkualitasnya bagus dan bercabang banyak tidak terkupas, warna cerah,
dan tidak terdapat bercak. Penanaman rumput laut Eucheuma cottonii, yaitu
pengikatan bibit pada tali tanam kemudian tali dibentang. Lokasih yang di
budidayakan rumput laut berjarak kurang lebih 150 m dari bibir pantai metode yang
digunakan metode long line mengunakan tali 50 – 100 m yang di bentangkan, dan
kedua ujungnya di beri jangkar serta pelampung besar, setiap 25 m di beri
pelampung utama terbuat dari drum plastik.
Perawatan dan pemeliharaan rumput laut seminggu setelah penanaman
harus di periksa agar dapat membersihkan thalus dari tumbuhan liar dan lumpur
yang menempel sehingga tidak menghalangi tanaman dari sinar matahari, bersihkan
tali dari sampah atau tumbuhan liar, periksa keseluruhan tali di perbaiki jika ada
yang putus atau dikencangkan jika ada yang kendor, periksa tanaman jikan ada
gangguan penyakit, dan di periksa hama yang dapat menganggu. Rumput laut yang
dibudidaya dipelihara dengan baik melalui pengawasan yang secara terus menerus
selama 65 hari untuk menantisipasi adanya rumput laut yang rusak.

3.7 Analisis Data


Data yang di peroleh selama penelitan dianalilis mengunakan Uji-T untuk
mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan, produksi, dan karagenan
rumput laut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahda, A., S.A. Agus, Imam, B. Ilham, I.Iskandar, Jamal dan Kurnia. 2005.
Profil Rumput Laut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto dan S. Isti. 2006. Rumput Laut.


Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Komoditas
Perikanan Potensial. Seri Agribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta.

APHA (America Public Healt Association). 1998. Standard methods for

examination of water and waste-water. 20th edition. APHA, AWWA, WEF,


Washington. 1.085P.

Basmal, J., Th. D. Suryaningrum dan Y. Yennie. 2005. Pengaruh Konsentrasi


Larutan Potasium Hidroksida Terhadap Mutu Karaginan Kertas. J. Pen.
Perik. Ind.,

Bengen, D. G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir Laut.


Pusat Kajian Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Bindu, M.S. 2010. Empowerment of Coastal Communities in Cultivation and


Processing of Kappaphycus alvarezii- a Case Study at Vizhhinjam
Village, Kerala, India. J. Appl. Phycol.

Conklin, K.Y., A. Kurihara and A. R. Sherwood. 2009. A Molecular


Method for Identification of the Morphologically Plastic Invasive Algal
genera Eucheuma and Kappaphycus (Rhodophyta, Gigartinales) in
Hawaii. J. Appl. Phycol.,

DY. D. T. and Yap, H. T. 2001. Surge Ammonium Uptake Of The Culture


Seaweed Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty (Rhodophyta,
Gigartinales). J. Exp. Mar Bio. Ecol.
8
Freile-Pelegrin, Y. and D. Robledo. 2008. Carrageenan of Eucheuma isiforme
(Solieriaceae, Rhodophyta) From Nicaragua. J. Appl. Phycol.,

Hayashi, L., E. C. Oliviera, G. Bleicher-Lhonneur, P. Boulenguer, R. T. L.


Pereira, R. V. Secendorff, V. T. Shimode, A. Leflamand, P. Vellee and A.
T. Crichley. 2007. The Effect of Selected Cultivation Condition on
the Carrageenan Characteristics of Kappaphycus alvarezii
(Rhodophyta, Solieriaceae) in Utuba Bay, Sao Paulo, Brazil. J. Appl.
Phycol., 19: 505-511.

Hurtado, A. Q., A. T. Crithchley, A. Trespoey and G. Bleicher-Lhonneur.


2008. Growth and Carrageenan Quality of Kappaphycus striatum var.
Sacol Grown at Different Stocking Densities, Duration of Culture and
Depth. J. Appl. Phycol, 20: 551-555.

Indriani, H dan E. Suminarsih. 2003. Budidaya, Pengolahan dan


Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Jansi. M dan V. Ramadhas. 2009. Effect of salinity and dossolved nutrients


on the occurence of some seaweeds in Manakkudy Estuary.

Kadarusman. 2003. Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut


Eucheuma cottonii yang Dibudidayakan pada pesisir pantai. Skripsi.
Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin,Makassar.

Anda mungkin juga menyukai