Anda di halaman 1dari 8

Kesantunan Berbahasa oleh Bidan dan Perawat Terhadap Pasien di

Puskesmas Weoe Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka

Skripsi

Gracyana Seran
NPM : 31150033

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Timor
Kefamenanu
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pandangan Masyarakat mengenai anggota kesehatan di Puskesmas

1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah kesantunan berbahasa oleh bidan dan perawat terhadap pasien
di Puskesmas Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka?

Untuk mengetahui kesantunan berbahasa oleh bidan dan perawat terhadap


1.3 Tujuan
pasien di Puskesmas Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka.

Manfaat Teoretis
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Yuni (2016)

2.1 Kajian Pustaka Amelia (2018)

Mikhael Amsikan (2019)

Kesantunan Berbahasa,
2.2 Konsep
Pragmatik, Maksim

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesantunan berbahasa


2.3 Landasan Teori yang dikemukakan oleh Leech yakni: 1) Maksim Kebijaksanaan, 2)
Maksim kedermawanan, 3) Maksim Penghargaan, 4) Maksim
Kesederhanaan, 5) Maksim Permufakatan dan 6) Maksim Simpati.
BAB III
METODE PENELITIAN

Deskriptif Kualitatif 3.6 Teknik Pengumpulan Data


3.1 Rancangan Penelitian

1) Teknik observasi, 2) Teknik Perekaman


Subjek : Bidan dan Perawat dan 3) Teknik catat
3.2 Subjek dan Objek
Penelitian
Objek : Tuturan Kesantunan Berbahasa
1) Pengumpulan data, 2) Reduksi
data, 3) Penyajian data, 4)
Penarikan Kesimpulan
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.7 Teknik Analisis Data

3.4 Intrumen Penelitian 3.8 Teknik Penyajian Hasil Teknik informal menurut
Analisis Data (Sudaryanto, 1993: 145)

3.5 Sumber Data dan Jenis Data


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama dua minggu terhitung tanggal 06 Agustus – 19 Agustus di Puskesmas Weoe, Kecamatan

Wewiku, Kabupaten Malaka. Data yang diperoleh dalam penelitian ini teramati dalam enam ruang di Puskesmas Weoe. Hasil

penelitan yang diperoleh disetiap ruangan kemudian ditabulasikan dan selanjutnya dikodekan berdasarkan ruangan yakni: 1)

Rekam Medik dikodekan dengan data 01, 2) Poli Umum dikodekan dengan data 02, 3) Ruang Rawat Inap dikodekan dengan

data 03, 4) Ruang KIA dikodekan dengan data 04, 5) Ruang Bersalin dikodekan dengan data 05, dan 6) Ruang Laboratorium

dikodekan dengan data 06.


4.2 Pembahasan

Pada subbab ini, penulis membahas data terkait kesantunan berbahasa oleh Leech. Subbab ini merupakan jawaban atas

masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat prinsip kesantunan berbahasa oleh

bidan dan perawat terhadap pasien di Puskesmas Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka. Prinsip kesantunan berbahasa

yang ditemukan dalam percakapan kesantunan berbahasa adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim

penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatian. Maksim – maksim prinsip kesantunan

dalam percakapan kemudian dikodekan dan diuraikan.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, penulis menemukan bahwa percakapan bidan dan perawat terhadap
pasien di Puskesmas Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka mengandung enam maksim, yakni
1) Maksim Kebijaksanaan, 2) Maksim Kedermawaan, 3) Maksim Pengharagaan, 4) Maksim
Kesederhanaan, 5) Maksim Permufakatan dan 6) Maksim Simpati.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas penulis mengemukakan beberapa saran bagi pembaca sebagai berikut.
Penelitian terkait kesantunan berbahasa dalam komunikasi perawat dan bidan terhadap pasien belum terungkap secara
keseluruhan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat dikembangkan dengan metode dan kajian teori
lainnya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai