Oleh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah yang berjudul " MAKALAH
PERSEPSI DAN MOTIVASI ”. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun di harapkan agar
dapat memperbaiki kesalahan, dan demi kemajuan dimasa yang akan datang. Semoga Makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3. Tujuan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1. Pengertian Persepsi Dan Motivasi........................................................................................6
2.2. Jenis, Fungsi Persepsi Dan Motivasi....................................................................................6
2.3. Syarat Terjadinya dan Proses Terjadinya Persepsi...............................................................9
2.4. Faktor Yang Memengaruhi Terjadinya Persepsi Dan Motivasi..........................................10
2.5. Gangguan Persepsi..............................................................................................................11
2.6. Teori Motivasi.....................................................................................................................14
2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi dan Cara Memotivasi............................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENULUA
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persepsi dan motivasi ?
2. Apa saja jenis, fungsi persepsi dan motivasi ?
3. Apa saja syarat terjadinya dan bagaimana proses terjadinya persepsi ?
4. Fator apa saja yang mempengaruhi terjadinya persepsi dan motivasi ?
5. Apa saja gangguan persepsi?
6. Apa saja teori motivasi ?
7. Faktor apa yang mempengaruhi motivasi dan bagaimana cara memberikan motivasi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
Maramis (2005) mengemukakan bahwa persepsi adalah daya mengenai barang, kualitas
atau hubungan , dan perbedaan melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah
pancaindranya mendapat rangsangan. Walgito (2010) menyatakan persepsi merupakan
pengorganisasian dan penginterprestasian terhadap stimulus yang indranya merupakan sesuatu
yang berarti dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Atkinson dkk. (2012)
mengemukakanpersepsi adalah penyelidikan dalam mengitegrasikan sensasi kedalam proses
perseptual dan menggunakanya untuk mengenali dunia.
Dari pengertian yang dikemukakan diatas, persepsi dapat diartikan sebagai proses
diterimanya rangsangan melalui pancaindra yang didahului oleh adanya suatu perhatian,
sehingga individu mampu menyadari,mengartikan, dan menghayati tentang sesuatu yang
diamati, baik yang ada diluar maupun dalam diri individu.
Motif dan motivasi merupakan dua kata yang sangat erat berhubungan, motif dalam
bentuk pasif dan motivasi merupakan sesuatu yang telah aktif. Motif berasal dari Bahasa Latin,
movere yang berarti bergerak atau to move (Branca, 1964). Suatu dorongan yang berasal dari
dalam diri individu itulah yang disebut motif. Dorongan yang terdapat dalam diri manusia
berkaitan erat dengan dengan kebutuhan, namun terkadang dorongan bisa terlepas dari adanya
suatu kebutuhan tertentu. Hamalik (1992) mengemukakan, motivasi adalah suatu perubahan
energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan menculnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan tersebut. Jadi, motivasi adalah dorongan yang telah aktif, sehingga terjadi
perubahan energi dalam diri manusia yang menggerakannya untuk mencapai tujuan atau
kebutuhannya.
3
1. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari
lur diri individu.
2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal dari
dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
Fungsi Persepsi
Persepsi merupakan hasil dari proses perseptual, oleh karena itu persepsi memiliki fungsi
tersendiri dalam system pancaindra manusia. Atkinson dkk. (2012) mengemukakan bahwa
persepsi memiliki fungsi untuk menentukan objek yang ada di tempat itu (pengenalan) dan di
mana objek itu berada (lokalisasi). Pengelihatan untuk menentukan suatu objek dinamakan
sebagai proses pengenalan pola (recognition). Hal ini penting bagi kelangsungan hidup karena
sering kali kita harus mengetahui suatu objek itu sebelum kita dapat mengetahui sifat
pentingnya, sehingga jika kita tahu suatu objek adalah apel, kita tahu rasanya enak jika kita tahu
suatu objek adalah harimau, kita tahu itu binatang buas yang berbahaya kalau diganggu.
Menentukan letak objek visual itu berada dikenal sebagai lokalisasi spasial, atau lokalisasi yang
penting bagi kelangsungan hidup manusia. Lokalisasi adalah cara yang digunakan untuk
bernavigasi di lingkungan kita, tanpa kemampuan seperti itu, kita terus menerus menabrak
benda, tidak dapat mengambil benda yang ingin diraih, dan bisa masuk pada predator yang
berbahaya.
Pengenalan dan likalisasi tidak sepenuhnya independen, kedua hal itu memerlukan
informasi misalnya tentang bentuk. Pengenalan objek tergantung pada cabang system visual
yang mencangkup area penerima kortikal untuk pengelihatan yaitu area pertama di korteks
untuk menerima informasi visual dan daerah dekat dasar otak. Haxby dkk. Mengemukakan riset
terakhir dengan menggunakan teknik brain scanning untuk membuktikan keberadaan system
pengenalan dan lokalisasi objek yang terpisah pada bagian otak manusia. Seseorang yang
melakukan tugas dengan menekankan pada pengenalan objek, terjadi peningkatan aliran darah
terutama cabang pengenalan di korteks, jika melakukan tugas berkenaan dengan lokalisasi,
aliran darah meningkat terutama di cabang lokalisasi (Atkinson dkk. 2012). Fungsi lain selain
pengenalan dan lokalisasi, fungsi persepsi lainya adalah mempertahankan penampilan objek
tetap konstan, walaupun kesan yang diterima retina terus menerus berubah.
Jenis Motif
Motif ada berbagai jenis berdasarkan sudut pandangnya. Djamarah (2002) mengemukakan
4
berdasarkan asal motif dapat dibedakan menjadi motif internal yang disebut motif instrinsik,
dan motif eksternal yang disebut motif ekstrinsik.
1. Motif intrinsic
Merupakan motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak berfungsinya tidak
memerlukan stimuli dari luar, karena dalam diri individu telah ada suatu dorongan untuk
melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki motif intrinsik, ia secara sadar akan melakukan
suatu kegiatan yang tidak memerlukan motif dari luar dirinya.
2. Motif ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah kebalikan dari motif intrinsik. Motif ekstrinsik adalah motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Fungsi Motivasi
Djamarah (2002) mengemukan secara rinci bahwa fungsi dari motivasi adalah sebagai
pendorong, penggerak, dan pengarah perbuatan, sebagai berikut :
a. Motivasi sebagai pendorong perilaku
Pada mulanya kita tidak mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu, tapi karena
ada sesuatu yang dicari sehingga munculah niat untuk melakukan sesuatu kegiatan agar
dapat mencari hal yang dicari. Perilaku seseorang didorong oleh yang namanya motif.
Sehingga karena ada sesuatu yang ingin dicapai atau diraih oleh suatu individu maka
motivasi tersebut muncul dan menjadi pendorong untuk melakukan perilaku. Seperti
contoh , seseorang ingin memasuki ptn impiannya, sehingga ia didorong oleh motivasi
agar dapat belajar dengan giat sehingga bisa meraih keinginannya tersebut.
b. Motivasi sebagai penggerak perilaku
Dorongan psikologis yang muncul merupakan suatu kekuatan yang sulit untuk
dibendung sehingga keluar dalam bentuk psikofisik. Sehingga hal tersebut membuat
suatu individu bergerak dengan rasa yang optimis untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dengan bergerak nya tubuh maka akal pun ikut beproses sehingga keduanya
menjadi perpaduan untuk mencapai suatu tujuan.
c. Motivasi sebagai pengarah perilaku
Setiap orang dapat mengarahkan suatu perilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku
yang tidak mendukung akan disingkirkan demi tercapainya tujuan. Motivasi sebagai
pengarah perilaku akan terus berorientasi pada pencapaian tujuan, sehingga perilaku yang
5
muncul ke permukaan akan bisa menjadi sebuah pendukung untuk mencapai tujuan
tersebut. Namun kembali lagi kepada individu tersebut jika memang dalam dirinya
mampu menumbuhkan motivasi tersebut maka akan menjadi positif tapi jika tidak maka
individu tersebut hanya berjalan ditempat.
6
Persepsi melalui tiga persepsi yaitu :
a. Proses fisik (kealaman) : Objek → stimulus→ reseptor atau alat indra.
b. Proses fisiologis : Stimulus→ saraf sensoris→ otak
c. Proses psikologis : Proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang
diterima.
Jadi, syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada peroses fisik, fisiologis, dan fsikologis.
7
1. Faktor yang berasal dari lingkungan
Ada sejumlah factor dari lingkungan yang dapat mempengaruhi motivasi
seseorang. Faktor tersebut diantaranya: Kegaduhan, adanya bahaya dari lingkungan,
desakan guru,atau tekanan dari orang yang berpengaruh.
2. Faktor yang berasal dari dalam individu
Faktor yang berasal dari dalam individu adalah: harapan, cita-cita, emosi, insting,
dan keinginan.
3. Nilai dari suatu objek
Tujuan atau insentif atau nilai bisa dari dalam individu dan bisa juga dari luar
individu. Faktor dari dalamindividu meliputi: Kepuasan, kerja, dantanggung jawab.
Nilai dari suatu objek dari luar individu mencakup: Status,uang,kehormatan, dan
pangkat
Gangguan otak karena kerusakan otak; keracunan; obt halusinogenik; dan gangguan jiwa,
seperti emosi tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi psikosis yang dapat menimbulkan
halusinasi da pengaruh lingkungan sosio-budaya. Sosio-budaya yang berbeda menimbulkan
persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya yang berbeda.
2. Jenis Gangguan Persepsi
Halusinasi adalah pencerapan (persespsi) tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindra
seseorang, yang terjadi pada kedaan sadar/ bangun dasarnya mungkin organic, fungsional,
psikotik ataupun histerik. Secara singkat halusinasi adalah pencerapan atau pengamatan palsu.
Jenis-jenis halusinasi antara lain:
8
Halusinasi pengelihatan (halusinasi optic):
Sesuatu yang dilihat seolah-olah berbentuk orang, binatang, barang, atau benda. Sesuatu
yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk: sinar, kilatan atau pola cahaya, dan yang
dilihat seolah-olah berwarna atau tidak berwarna
Halusinasi auditif atau halusinasi akustik yaitu halusinasi yang seolah-olah mendengar
suara manusia, suara hewan, suara barang, suara mesin, suara music, dan suara kejadian
alami
Halusinasi alfaktorik (halusinasi penciuman) yaitu halusinasi yang seolah-olah mencium
suatu bau tertentu.
Halusinasi gustatorik (halusinasi pengecap) yaitu halusianasi yang seolah-olah
mengecap zat atau rasa tentang suatu yang dimakan
Halusinsi taktil (halusinasi peraba) yaitu halusinasi yang seolah-olah mersa diraba-raba,
disentuh, dicolek-colek, ditiup,dirambati ulat, dan disinari.
Halusinasi kinestik (halusinasi gerak) yaitu halusinasi yang seolah-olah merasa
badannya bergerak disebuah ruang tertentu dan merasa anggota badannya bergerak
dengan sendirinya.
Halusinasi fisceral yaitu halusinasi organ tubuh bagian dalam yang seolah-olah ada
perasaan tertentu yang timbul ditubuh bagian dalam (misalnya, lambung ditusuk-tusuk
jarum).
Halusinasi hipnagogik yaitu persepsi sensoris bekerja yang salah yang terdapat pada
orang normal, terjadi sebelum tidur.
Halusinsi hipnopompik yaitu persepsi sensoris bekerja yang salah, pada orang normal,
terjadi tepat sebelum bangun tidur.
Halusinasi histerik yaitu halusinasi yang timbul pada neourosis histerik karena konflik
emosional.
Isi halusinasi adalah tema halusinasi dan interpretasi pasien tentang halusinasinya,
seperti: mengancam, menyalahkan, keagamaan, menghina, kebesaran, seksual,
mebesarkan hati, membujuk, atau hal-hal yang baik.
9
Sindrom Otak Organik (SOO), epilepsi, neurosis, histeris, intoksikasi atropine atau kecubung,
dan zat halusinogen.
1. Ilusi
Ilusi adalah interprtasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan atau prepsi yang
sebenernya sungguh-sungguh terjadi karena adanya rangsangan pada pancaindra. Secara
singkat, ilusi adalah persepsi atau pengamatan yang penyimpang. Contoh: bayangan daun
pisang dilihatnya seperti seorang penjahat atau hantu. Bunyi angina terdengar seperti ada
seseorang yang memaanggil namanya. Suara binatang di semak-semak terdengar seperti
tangisan bayi.
2. Depersonalisasi
Merupakan perasaan yang aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak
seperti biasa lagi, tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis yang seseorng merasa bahwa
dirinya atau tubuhnya tidak nyata. Contoh: perasaan bahwa kaki kanannya bukan kepunyaan
lagi.
3. Derealisasi
Merupakan perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut kenyataan
sebenarnya, misal: segala sesuatu dirasakan seperti sedang mimpi.
Secara harfiah, soma artinya tubuh dan sensoris artinya mekanisme neurologis yang terlibat
dalam proses pengindraan dan perasaan. Jadi, somatosensory adalah suatu keadaan mengenai
tubuh yang secara simbolik menggambarkan adanya suatu konflik emosional. Contoh: anestia
yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indra peraba pada kulit. Parastesia adalah
perubahan pada indra peraba, seperti ditusuk-tusuk jarum, dibadannya ada semut berjalan,
kulitnya terasa panas, atau kulitnya terasa tebal.
10
5. Gangguan psikofisiologik.
Merupakan ganggua pada tubuh yang disarafi oleh susunan saraf yang berhubungan dengan
kehidupan (nervus vegetatif) dan disebabkan oleh gangguan emosi. Contoh: gangguan yang
terjadi pada kulit: radang pada kulit (dermatitis), biduran (urtikaria); gatal-gatal (pruritis); dan
banyak cairan yang masuk (hyperhidrosis), otot atau tulang: otot tegang sampai kaku (tension
headache); otot tegang, dan kaku di punggung (lowback pain).
6. Agnosia
Merupakan ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi, baik sebagian mampu
total sebagai akibat kerusakan otak.
Menurut McDougall, perilaku itu disebabkan karena insting di mana insting merupakan
perilaku yang innate (bawaan) dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman
(Walgito, 2010). Pendapat McDougall mendapat tanggapan yang berbeda dari Allport yang
menerbitkan buku psikologi sosial tahun 1924. Yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu
disebabkan karena banyak faktor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan
perilakunya.
2. Teori dorongan
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-
dorongan atau drive tertentu. Crider menyatakan, dorongan demikian berkaitan dengan
kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Organisme memiliki kebutuhan
tersendiri dan organisme ingin memenuhi kebutuhan kebutuhannya, akan terjadi ketegangan
dalam diri organisme itu. Jika organisme itu berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya itu,
akan terjadi pengurangan atau redukasi dari dorongan-dorongan tersebut (Walgito, 2010)
11
3. Teori insentif
Menurut Walgito (2010), teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa perilaku
organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Suatu insentif akan mendorong organisme
untuk berperilaku. Insentif disebut juga sebagai reinforcement, ada yang positif dan ada yang
negatif. Reinforcement yang positif berkenaan dengan hadiah, sedangkan reinforcement yang
negatif berkenaan dengan hukuman.
4. Teori atribusi
Teori ini menjelaskan tentang penyebab perilaku organisme oleh disposisi internal atau
oleh disposisi eksternal. Fritz (dalam Walgito, 2010) mengemukakan, pada dasarnya perilaku
manusia dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi eksternal. Seseorang berperilaku, bisa
oleh dorongan internal dan bisa juga karena dorongan eksternal, atau dari dorongan ekternal dan
dorongan internal.
5. Teori kognitif
Fishbein dan Ajzen mengemukakan, seseorang harus memilih perilaku tertentu yang
harus dilakukan. Pada umumnya, yang bersangkutan akan memilih suatu alternatif perilaku
yang akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Ini disebut
Subjective expected utility (Walgito, 2010)
12
Tujuan atau insentif atau nilai bisa dari dalam individu dan bisa juga dari luar individu. Faktor
dari dalamindividu meliputi: Kepuasan, kerja, dantanggung jawab. Nilai dari suatu objek dari
luar individu mencakup: Status,uang,kehormatan, dan pangkat
13
Hukuman sebagai Reinforcement yang negative dapat pula digunakan untuk memotivasi jika
dilakukan dengan tepat. Hukuman merupakan alat motivasi yang baik jika dilakukan pendekatan
dengan pendekatan humanistik dan dimaksudkan agar terhukum mengetahui yang seharusnya
dilakukan, hukuman seharusnya diberikan dengan logis bukan karena emosional atau dendam,
Hukuman yang mendidik dimaksudkan agar individu tidak mengulangi kesalahan yang telah
diperbuatnya. Hukuman yang berbentuk fisik seperti memukul, menjewer dan sejenisnya adalah
hukuman yang main hakim sendiri tentu melanggar hokum dan tidak mendidik,sehingga
cenderung melahirkan permusuhan dan kebencian.
5. Minat
Minat merupakan kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan dan menganang berbagai
aktivitas.Individu yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu
secara konsisten dengan rasa tenang. Minat pada hakikatnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan anatara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri,makin kuat atau dekat hubungan
tersebut, makin besar minatnya. Minat tidak hanya diekspresikan melaui pernyataan yang
menujukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi juga
diimplementasikan melalui partipasi aktifdalam suatu kegiatan. Seseorang yang berminat
terhadap sesuatu, cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminati itu dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain.Minat merupakan alat
motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan dalam belajar maupun beraktivitas.
Tumbuhkanlah minat pada seseorang, maka ia akan termotivasi untuk melakukan kegiatan
tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
15
hasil yang optimal. Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu
mencapai tujuannya, karena didasari oleh motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
16