OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas praktik mata kuliah Sistem
Informasi Keperawatan yang berjudul Pelayanan Manajemen Disuatu Intitusi Pelayanan
Kesehatan. Dalam penulisan makalah ini kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembimbing danteman mahasiswa/i.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman mahasiswa/i
Program Studi S.Tr Keperawatam yang akan memberikan masukan kritik & saran. Demikianlah
makalah ini kami tulis, semoga dapat bermanfaat, akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
( Kelompok 3)
ii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi…………………………………………………………………3
2.2 Pengertian Manajemen…………………………………………………………………….…3
2.3 Pandangan Terhadap Manajemen……………………………………………………………4
2.4 Fungsi Manajemen……………………………………………………………………….…..5
2.5 Manajemen Pelayanan Kesehatan……………………………………………………………7
2.6 Manajemen Pelayanan di Rumah Sakit………………………………………………………8
2.7 Kecenderungan Rumah Sakit ke Depan………………………………………………….…..9
2.8 Manajemen Pelayanan di Puskesmas…………………………………………………….….10
2.9 Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas……………………………………………..…10
2.10 Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas……………………………………..…12
2.11 Pelayanan Kesehatan……………………………………………………………………….12
2.12 Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia……………………………………………………18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 25
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….26
iii
BAB. I.
PENDAHULUAN
1
Hatmoko (2006) mengemukakan bahwa manajemen yang baik dibutuhkan untuk
semua tipe kegiatan dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil, baik organisasi
pemerintah atau swasta, dan baik yang diterapkan dalam pekerjaan umum, hiburan,
kesenian, ataupun dalam pelayanan kesehatan dalam rumah sakit maupun Puskesmas.
Mubarak (2009) mengemukakan bahwa masalah yang sering muncul di instansi
pemerintahan khususnya Puskesmas dalam hal ini terdapat pada fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan secara berkala. Berdasarkan
permasalahaan yang terjadi dalam konteks Perancanaan, pengorganisasi, pelaksanaan dan
pengawasan. Aspeka manajemen menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sutedjo (2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu
sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Sutanta (2003), sistem adalah sekumpulan elemen atau subsistem
yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk
satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Menurut Sutedjo
(2002), informasi adalah hasil pemprosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem
tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang
dibutuhkan oleh orang untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.
Sedangkan menurut Sutanta (2003), informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara
tidak langsung pada saat mendatang.
Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta
mendistribusikan informasi (Sutedjo, 2002). Sistem informasi adalah suatu tipe khusus dari
sistem kerja yang fungsi internalnya terbatas pada pemrosesan informasi dengan melakukan
enam tipe operasi: menangkap (capturing), mentransmisikan (transmitting), menyimpan
(storing), mengambil (retrieving), memanipulasi (manipulating), dan menampilkan (displaying)
informasi (Jogiyanto, 2007). Menurut Eko (2000), sistem informasi merupakan suatu kumpulan
dari komponenkomponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan pengaliran informasi.
3
1. H. Koontz &O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan
sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Management involves getting things
done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan
pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and
followed in order to accomplish predetermined objectives)
4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan “manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen
memiliki beberapa ciri antara lain :
Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain
Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus
dimiliki oleh manajer
2.3 Pandangan Terhadap Manajemen
Untuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa pandangan
tentang manajemen :
a. Manajemen sebagai suatu sistem
4
Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian
yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
5
Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti
halnya bidang-bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum,
dll. Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar,
mengapa manajemen diperlukan, yaitu :
6
PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN
Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing),
fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi
pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).
7
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas
melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Visi merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat
mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila su atu organisasi tidak memiliki
visi maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu
musibah. Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah
ditetapkan.
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep
yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan
pengendalian (controlling).
Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
3) Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau
penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada
umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota
8
keluarganya yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS
sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi
kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil
pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat dan
meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen dan
keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga yang
bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
Terdapat dua hal yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit, yaitu adanya perubahan pola
pemerintahan yang bersifat desentralisasi, dimana setiap daerah mempunyai otonomi untuk
mengembangkan daerahnya termasuk dalam mengelola pelayanan kesehatan dan akan memasuki
era globalisasi.
9
2.8 Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas,
antara lain :
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of care yaitu
peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya
(dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service,
yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung
jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)
Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
10
pembinaan ke desa-desa
Penggerakan Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka
Pelaksanaan koordinasi lintas program dan sektor
Adanya proses kepemimpinan
Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh
staf
Pengawasan dan Melalui pemantauan laporan kegiatan
Evaluasi Pemantauan wilayah setempat (PWS)
Supervisi
Rapat rutin (staff meeting)
Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau
manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen
keuangan, manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan
pencatatan/pelaporan.
Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan memiliki 3
misi, yaitu;
11
(b) mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan
masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat mengembangkan program-program
unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah masing-masing. Contohnya,
daerah yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau
kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; seperti ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut
usia, dll. Di wilayah tersebut dapat dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat
(community health nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan lain
Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yg diselenggarakan sendiri atau secara bersama
dlm suatu organisasi utk memelihara, meningkatkan, mencegah & menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan masyarakat (Depkes RI, 2009).
Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia
tentang kesehatan. Menurut Leavel dan Carlk dalam memberikan pelayanan kesehatan
harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, diantara
tingkat pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
12
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau
sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini meliputi
kebersihan perseorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, layanan prenatal,
layanan lansia, dan semua kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan status
kesehatan.
Early Diagnosis and Prompt Treatment ( Diagnosis dini dan pengobatan segera )
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk ke dalam tingkat dimulainya atau
timbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam
mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya
penyakit sehingga tidak terjadi penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan
ini dapat berupa kegiatan dalam rangka survey pencarian kasus baik secara
individu maupun masyarakat, survey penyaringan kasus serta pencegahan
terhadap meluasnya kasus.
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini dilaksanakan pada kaus
atau penyakit yang mengalami potensi kecacatan. Bentuk kegiatan yang dapat
13
dilakukan dapat berupa perawatan untuk menghentikan penyakit, mencegah
komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan
mncegah kematian.
Rehabilitation ( Rehabilitasi )
o menurut filosofi yang dianut : profit hospital dan non profit hospital
o Rumah sakit tipe A : Spesialis dan sub spesialis lebih luas, top referral
hospital
14
B. Ketentuan untuk diselenggarakan pelayanan kesehatan
Standart pelayanan
diindonesia standart pelayanan ini telah ditetap oleh departement kesehatan dengan
adanya buku pedoman puskesmas
hubungan kerja
sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja yang jelas
antara bagian satu dengan yang lainnya. fasilitas kesehatan ini harus mempunyai
struktur organisasi yang jelas sehingga menggambarkan kerja baik horisontal maupun
vertikal.
ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikut sertaan
masyarakat atau perorganisasian masyarakat. upaya ini penting karena adanya
keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggaraan pelayana kesehatan
masyrakat, perlu diikut sertakan masyarakat ini.
pada penyakit ringan tidak memerlukan pelayanan canggih, sedangkan penyakit yang sudah
parah tidak cukup dngan pelayanan yang sederhana saja. adapun tiga bentuk pelayanan
yaitu :
pelayanan kesehatan untuk sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk
meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. pelayanan yang diberikan
bersifat pelayanan kesehatan dasar ( basic healt care ). atau juga merupakan
pelayanan kesehatan primer atau utama ( primary healt care ) bentuk pelayanan ini
15
dimasyarakat adalah puskesmas, pembantu puskesmas, puskesmas keliling dan
balkesmas
pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masarakat yang memerlukan
perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan memerlukan
kesehatan primer. bentuk pelayanan ini misalnya rumah sait tipe C dan D, dan
memerlukan tenaga medis spesialis.
pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang
sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. bentuk pelayanan ini
adalah rumah sakit tipe A dan B. Pelayanan yang diberikan sudah komplek, dan
memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
16
pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan lebih berkembung atau sebaliknya akan
terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik,
ekonomi dan politik.
Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan
dan teknologi baru, meningkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampak
pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan pelayanan akan lebih
profesional dan butuh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang tertentu.
pergeseran nilai masyarakat
berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga pelayanan kesehatan juga dapat
dipengaruhi oleh nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan,
diaman dengan beragamnya masyarakat, maka dapat menimbulkan pemanfaatan jasa
pelayanan yang berbeda. Masyarakat ang sudah maju dengan pengetahuan yang
tinggi, maka kan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, demikin juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki
pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan
kesehatan.
Aspek legal dan etik
Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etik dalam
pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan
nilai-nilai hukum yang ada di masyarakat.
Ekonomi
Pelakasanaan pelyanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di
masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang pelyanan kesehatan akan lebih
diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi
seseorang rendah maka sangat sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat
biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
17
Keadan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam sistem pelayanan
kesehata.
Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat mempengaruhi
sekali dalam sistem pelayanan kesehatan. kebijakankebijakan yang ada dapat
meberikan pola dalam sistem pelayanan.
a. RS tipe A
Memberikan pelayanan spesialis dan subspesialis
Merupakan tempat rujukan tertinggi
b. RS tipe B
Memberikan pelayanan spesialis dan subspesialis terbatas
Terdapat di provinsi
Tempat rujukan dari kabupaten
c. RS tipe C
Memberikan pelayanan spesialis terbatas
Terdapat di ibukota kabupaten
Tempat rujukan dari puskesmas
d. RS tipe D
Memberikan pelayanan dokter umum dan dokter gigi
Transisi untuk menuju tipe C
Juga menampung rujukan dari puskesmas
e. RS tipe D
18
Memberikan satu macam pelayanan kedokteran saja
A. Sistem Rujukan (Referal System)
1. Pengertian
Menurut Menkes RI no.32 tahun 1972 sistem rujukan adalah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap suatu penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari
unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal
dalam arti antara unit-unit yang setingkat kemampuannya. Sistem rujukan merupakan
suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun horisontal kepada yang lebih kompeten
ke jangkau yang dilakukan secara nasional.
2. Jenis Rujukan
Berdasarkan garis besar rujukan dibedakan menjadi dua yaitu :
Rujukan Medik Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atasa kasus yang
timbul baik secara vertikal maupun secara horisontal kepada yang lebih berwenang dan
mampu menangani secara rasional. jenis rujukan medik antara lain.
a. Transfer of passion. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
b. Transfer of Specimen Pengiriman bahan atau spesimen untuk pemeriksaan
laboraturium yang lebih lengkap.
c. Transfer Of Knowledge atau personal. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau
ahli untuk meningkatkan mutu pelayanan setempat.
Rujukan Kesehatan
Hubungan dalam pengiriman pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih
maju dan lengkap. Ini adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan yang bersifat
pencegahan penyakit atau preventif dan peningkatan kesehatan (promotif ). Rujukan ini
mencakup rujukan teknologi sarana dan operasional.
3. Jalur Rujukan
Dalam kaitan ini jalur rujukan untuk kasus gawat darurat dapat dilakukan sebagai berikut :
Dari kader Dapat langung merujuk ke :
19
a. Puskesmas bantuan
b. Pondok bersalin/ bidan desa
c. Puskesmas atau puskesmas rawat inap.
d. Rumah sakit pemerintah atau swasta
Dari Posyandu Dapat langsung merujuk ke :
a. Puskesmas pembantu
b. Pondok bersalin/ bidan desa.
c. Puskesmas atau puskesmas rawat inap.
d. Rumah sakit pemerintah atau swasta
Dari puskesmas pembantu dapat langsung dirujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah
sakit swasta.
Dari pondok bersalin atau bidan desa. Dapat langsung merujuk ke rumah sakit tipe D/C
atau swasta.
4. Persiapan Rujukan
Persiapan rujukan Persiapan yang harus diperhatikan dalam meakukan rujukan, disingkat
BAKSOKU yang dijabarkan sebagai berikut.
B : Bidan, pastikan ibu, bayi dan klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan.
A : Alat, Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit, tensi
meter, infus set, dan stetoskop.
K : Keluarga, beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu dan alasan mengapa ia
di rujuk, suami dan anggota keluarga yang lain harus menyetujui ibu ke tempat
rujukan.
S : Surat, berisi surat ke tempat rujukan dengan isinya Identifikasi ibu, alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat-obatan yang telah diterima ibu.
O : Obat, bawa obat-obatan esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk.
K : Kendaraan, siapakan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
dalam kondisi ang nyaman dan dapat mencapai tujuan dalam waktu yang tepat.
U : Uang, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cuku untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperluakan di tempat rujukan.
5. Manfaat Sistem Rujukan
20
a.Dari sisi pemerintah (policy maker)
Membantu efisiensi biaya
Memperjelas fungsi & tanggungjwb yankes
Memudahkan pekerja administrasi
b. Dari sisi penyelenggara kesh (health providers)
Meringankan beban tugas
Membantu dlm peningkatan kemampuan & keterampilan
Memperjelas jenjang karier dari nakes
c.Dari perspektif Masyarakat (health consumer)
Mempermudah dalam mengakses pel. Kesh sesuai dgn kebutuhan
Meringankan biaya pengobatan
6. Keuntungan Sistem Rujukan
yang diberikan sedekat mungkin ketempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat
diberikan cepat, murah dan secara psikologi dapat memberikan rasa aman.
Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan ketrampilan
petugas daerah makin meningkat sehingga banyak kasus yang dapat dikelola di
daerahnya masing-masing.
Masyarakat desa dapat menikmati pelayanan tenaga ahli
7. Tingkat Rujukan
Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan
puskesmas.
a. Pada tingkat kader bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendri
maka segera di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka
belum dapt menetapkan tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas tenaga kesehatan
harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui. Sesuai
dengan wewenang dan tnggung jawabnya mereka harus menentukan kasus
mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus di rujuk.
Menentuka tempat tujuan rujukan
21
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
a. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya perlu di berikan
informasi tentang perlunya penderita segera dirujuk mendapatkan pertolongan
pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
b. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau
radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Persiapan penderita Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki
lebih dahulu. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama dalam perjalanan,
surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format rujukan dan seorang bidan
harus mendampingi penderita dalam perjalanan sampai ke tempat rujukan.
Pengiriman penderita Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan
kendaraan atau sarana transportasi yang tersedia untuk menyangkut penderita.
Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memerlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan. bBagi penderita yang
memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka dilakukan kunjungan
rumah.
22
Skema Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Indonesia
23
Sistem Rujukan Kesehatan Era JKN
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya
penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya
proses; perencanaan – pengorganisasian – penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan
pengendalian
Ada 3 alasan penting, mengapa suatu organisasi perlu menerapkan manajemen yaitu:
untuk mencapai tujuan organisasi, untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang ada
dalam organisasi, agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Secara umum, pendapat para ahli manajemen tentang fungsi manajemen memiliki
kesamaan dan pendapat satu dengan lainnya yang saling melengkapi. Pada dasarnya
fungsi manajemen meliputi; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi.
Setiap manajer harus memiliki keterampilan; konseptual, manajerial dan keterampilan
melakukan hubungan antar manusia.
Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam manajemen pelayanan kesehatan, baik
di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut mencakup, perubahan visi,
misi dan strategi, mengembangkan struktur organisasi sesuai kebutuhan, melakukan
manajemen strategis, pengembangan SDM (manajemen SDM), melakukan upaya-upaya
yang mendorong kemandirian
Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.
25
DAFTAR PUSTAKA
26