Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM INFORMASI BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah TIK & SIK)

Dosen Pengampu

Neti Sitorus, SST., M.Kes

Disusun oleh Kelompok 2 :

1. Enung Siti Fatimah Z (1320122023)


2. Alysa Saebatul Muflih (1320122026)
3. Ester Asui (1320122015)
4. Fernanda Fransis Dumasari (1320122017)
5. Paskhalina Saskia (1320121001)
6. Putri Nathalia Puspitasari (1320122009)
7. Raden Ferdiansyah (1320122002)
8. Yel Tellenggen (1320121003)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan pada tim penulis untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Informasi Bidang Kesehatan Masyarakat ” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah TIK & SIK.
Selain itu tim penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi kami sebagi Tim Penulis dan pembaca. Kami mengucapkan banyak terima
kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Neti Sitorus, SST,. M.Kes selaku dosen mata
kuliah TIK & SIK. Dengan adanya tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang sedang kami ditekuni, kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah
ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh Tim Penulis demi
kesempurnan makalah ini.

Bandung, 29 Mei 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.......................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. System Informasi Bidang Kesehatan Masyarakat...........................................4
B. System Informasi Survailens............................................................................9
C. Input Data dan Output Data Surveilans.........................................................10
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem
Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan,
kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bahkan mempengaruhi Sistem
Pemerintahan yang berlaku di suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur
dengan baik akan menghasilkan Output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan
merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan
sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan
penyelenggaraan pembangunan Kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan.
Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat tidak
buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarganya berobat
dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat enggan
membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan technology seharusnya membuat
masyarakat dan khususnya pada mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan
berinovasi terhadap system informasi kesehatan Indonesia. Berlandaskan dengan fakta
yang terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya bisa dijadiakan bahan evaluasi dan
pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi Kesehatan yang sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh masyarakat . dengan banyak nya referensi yang ada pada saat ini
sehingga bisa dijadikan rumusan yang tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang
tepat guna.
Dalam mencapai derajat kesehatan yang baik maka perlu dikembangkan nya
system kesehatan. Salah satunya melalui sistem informasi kesehatan, derajat kesehatan
akanterbagun secara baik dan selaras. Dimana dengan adanya sistem informasi kesehatan
inimasyarakat juga tenaga kesehatan akan mendapatkan info yang akurat dan tepat dan
dapatdipertanggungjawabkan sehingga bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu : System dan Information.

1
2

Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu,
sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis,
1999). Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi
kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Perturan perundang undangan. Bagian atau ranah yang menyebutkan sistem informasi
kesehatanadalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota.
Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian informasi.
Saat ini Sistem Informasi Kesehatan (SIK) masih terhambat serta belum mampu menyediakan
data dan informasi yang akurat, sehingga SIK masih belum menjadi alat pengelolaan
pembangunan kesehatan yang efektif. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) yang pesat memberikan kemudahan dalam pengguatan dan pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan. Saat ini sudah ada kebutuhan-kebutuhan untuk memanfaatan TIK dalam
SIK (eHealth) agar dapat meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dilakukan oleh berbagai program, baik
dilingkungan Kementerian Kesehatan maupun diluar sektor kesehatan. Dalam Rencana
Strategis(Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, terdapat target strategis untuk
meningkatkan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Agar SIK dapat menyediakan
data/informasi yang handal, memperbaiki permasalahan-permasalahan SIK dan mencapai target
Renstra tersebut, maka perlu disusun suatu Rencana Aksi Penguatan atau Roadmap.

SIK yang komprehensif dengan mengintegrasikan upaya-upaya pengembangan dan


penguatan SIK, yang melibatkan semua pemangku kepentingan terkait.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Informasi Bidang Kesehatan Masyarakat?
2. apa itu Sistem Informasi Surveilan dan Surveilans Kesehatan?
3

3. Apa itu input data dan output data surveilan?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari Sistem Informasi Bidang Kesehatan Masyarakat
2. Mengetahui apa itu Sistem Informasi Surveilan
3. Mengetahui apa itu input data dan output data surveilan

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini diawali dengan kata pengantar, daftar
isi, dan isi makalah dan daftar pustaka. Isi makalah ini terbagi menjadi 3 BAB,
antara lain:
1. BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan
sistematika penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN
Menjelaskan mengenai pengertian apa itu sistem informasi bidang kesehatan
masyarakat, sistem informasi surveilan, dan input proses output data surveilan.
3. BAB III PENUTUP
Menyampaikan apa yang menjadi kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. System Informasi Bidang Kesehatan Masyarakat


Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang
lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang (Davis, 1999). Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu
sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan
secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Peraturan perundang
undangan bagian atau ranah yang menyebutkan sistem informasi Kesehatan
adalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem
laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Kebutuhan akan data dan informasi
disediakan melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, yaitu dengan
cara pengumpulan, pengolahan, analisis data serta penyajian informasi.
Menurut Kusumadewi, dkk (2009), secara fungsional Sistem Informasi
Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam Sistem Informasi, yaitu :

1. Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang


mampu melakukan integritas dan komunikasi aliran informasi baik di
dalam maupun di luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi : sistem
rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan lain
sebagainya yang terdapat pada fungsi dukung operasional dan medis di
ruang lingkup rumah sakit.

2. Sistem Informasi Kesehatan Publik, jika Sistem Informasi Rumah Sakit


terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit,
Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas.

4
5

Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan


kesehatan non rumah sakit.

3. Sistem Informasi Klinis, pada sistem ini tidak hanya membantu dokter
dalam menangani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu,
untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi
Kesehatan Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan,
yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan
tindakan medis.

Sementara Menurut Kusumadewi, dkk (2009), dalam perspektif arsitektur


teknologi pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah
mobilitas pengguna, ada tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi
Kesehatan yaitu:

1. Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek, teknologi bebasis pada


komponen objek mengubah paradigma teknologi berbasis pada
perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis
pada pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada
proses penyelesaian masalah.
2. Sistem Terdistribusi, dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka
diperlukan mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem
dengan sistem yang lain.
3. Teknologi Mobile, saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA
(personal digital assistant), dan berbagai macam teknologi wireless lainnya
memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi
Kesehatan dipergunakan oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung
secara langsung dengan sistem. Sistem ini memungkinkan akses terhadap
Sistem Informasi Kesehatan secara remote maupun secara lokal baik dari
sisi administrator maupun pengguna umum (regular user).
6

Sistem Informasi Kesehatan sangat erat kaitannya dengan Sistem Informasi


Rumah Sakit (Hospital Information System atau HIS). Sistem informasi rumah
sakit adalah sistem yang mampu melakukan integrasi dan komunikasi aliran
informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit (Kusumadewi, 2009).
Salah satu sub sistem dari sistem informasi kesehatan adalah sistem rekam
medis. Perekaman data pasien mutlak diperlukan untuk menunjang proses
peningkatan perawatan kesehatan terhadap pasien. Electronic Medical Record
(EMR) adalah suatu media elektronik yang digunakan untuk menyimpan
informasi klinis. Fungsi utama EMR adalah untuk merekam informasi, mengakses
informasi, membantu pengambilan keputusan, menggunakan data atau informasi
secara bersama-sama, identifikasi pasien, menangani keamanan dan otentifikasi
data, serta membantu auditing. Melalui sistem perekam medis yang baik dan
efektif diharapkan kualitas perawatan kesehatan bagi seorang pasien juga akan
meningkat, memudahkan manajemen dan profesional dalam menetapkan
keputusan. Penyelenggaraan pembangunan Kesehatan dilaksanakan melalui
pengelolaan pembangunan kesehatan yang disusun dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN). Salah satu komponen pengelolaan kesehatan tersebut adalah
manajemen informasi dan regulasi kesehatan. Untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan informasi kesehatan. Informasi
kesehatan digunakan sebagai masukan pengambilan keputusan dalam setiap
proses manajemen kesehatan baik manajemen pelayanan kesehatan, manajemen
institusi kesehatan, maupun manajemen program pembangunan kesehatan atau
manajemen wilayah. Di samping itu, dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat
untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan.
Informasi kesehatan tersebut di atas disediakan melalui
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan dan lintas sektor. Penyelenggaraan
Sistem Informasi Kesehatan mencakup :
1) Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan, yang meliputi data kesehatan,
informasi kesehatan, indikator kesehatan, sumber data dan informasi,
7

pengumpulan data dan informasi, pengolahan data dan informasi,


penyimpanan data dan informasi, keamanan dan kerahasiaan informasi;
2) Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan;
3) Sumber daya Sistem Informasi Kesehatan;
4) Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan; dan
5) Penyebarluasan dan penggunaan Data dan Informasi Kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan diselenggarakan berdasarkan asas, kepastian
hukum, itikad baik, kemanfaatan, tata kelola yang baik, ketersediaan data,
ketepatan waktu, standardisasi, integrasi, keamanan dan kerahasiaan informasi,
dan netralitas teknologi.
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan kondisi
positif yang akan sangat mendukung berkembangnya Sistem Informasi
Kesehatan. Oleh karenanya, implementasi teknologi informasi dan komunikasi
dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan menjadi solusi paling bijak
yang harus diambil. Meskipun disadari bahwa sistem informasi tidak identik
dengan komputerisasi, namun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini sangat signifikan memberi kontribusi bagi implementasi sistem
informasi secara lebih profesional.
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Sistem
Informasi Kesehatan dapat: 
1) Meningkatkan kualitas dan kecepatan proses kerja terutama di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan; dan 
2) Mengoptimalkan aliran data sehingga meningkatkan ketersediaan dan
kualitas data dan informasi kesehatan dan yang terkait.
3) Lebih dari itu, dewasa ini implementasi teknologi informasi dan
komunikasi tidak hanya sebatas penyelenggaraan Sistem Informasi
Kesehatan tetapi telah diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan yang
lebih luas. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bahkan telah
sampai pada tingkatan mentransformasi pelayanan kesehatan. Meskipun
dibatasi oleh jarak dan waktu, pelayanan kesehatan pun bisa
memungkinkan untuk tetap diberikan. Di era jejaring global dari sistem
8

teknologi informasi sejak tahun 1990-an, organisasi-organisasi kesehatan


sudah dihubungkan dengan jaringan sistem teknologi informasi secara
global dengan teknologi telekomunikasi melalui internet. Implementasi
teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan sebagaimana
diuraikan di atas disebut eHealth.

 Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia


Pandangan Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan , Pemerintah
sedang mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda)
Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
2) Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan
(fasilitas kesehatan).
3) Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
4) Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi
pengurangan bebankerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan
untuk melayani pasien ataumasyarakat. 
5) Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang
digital di kirim ke bank data nasional (data warehouse).
6) Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas
kesehatan di Unit pelayanan terdepan. 
7) Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan
berbasis komputer.
8) Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk
menerapkan Sikda Generik. 
9) Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
10) Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem
InformasiManajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
9

B. System Informasi Survailens


Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang
lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang (Davis, 1999).
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus
serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat
mengambil tindakan. Sedangkan Surveilans Kesehatan adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Dikenal beberapa jenis surveilans:
1) Surveilans individu;
2) Surveilans penyakit;
3) Surveilans sindromik;
4) Surveilans Berbasis Laboratorium;
5) Surveilans terpadu;
6) Surveilans kesehatan (Murti,2010).
Peran surveilans sangat sentral terutama untuk memastikan bahwa pandemic benar-
benar telah berakhir, dampak kesehatan yang telah ditimbulkan berupa besaran angka serangan
terhadap penduduk rentan (attack rate) dan angka kematian (case fatality rate) serta luasnya
masalah yang ditimbulkan melalui gambaran wilayah.
Surveilans penting bagi kesehatan karena Surveilans kesehatan masyarakat merupakan
instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera
ketika penyakit mulai menyebar.
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan alat penting untuk mencegah
wabah penyakit dan merespon segera ketika penyakit menyebar. Informasi dari
10

surveilans juga penting untuk memantau seberapa baik Kementerian Kesehatan,


Kementerian Keuangan, dan donor/stakeholder dalam merawat penduduk.
Pengawasan berbeda dengan pengawasan biasa. Pemantauan bersifat terus
menerus (continuous) tanpa gangguan, tetapi pemantauan bersifat intermiten atau
sementara. Pengamatan terus menerus dan sistematis memungkinkan kita untuk
mengamati atau memprediksi perubahan tren penyakit dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dan untuk menerapkan investigasi dan tindakan pengelolaan
penyakit dengan benar

C. Input Data dan Output Data Surveilans


Pengolahan data (data processing) adalah manipulasi data kedalam bentuk
yang lebih berarti berupa informasi, sedangkan informasi adalah hasil dari
kegiatan - kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti
dari suatu kegiatan atau peristiwa. Pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar
yaitu Input, Processing dan Output.

 Input data

Input yaitu alat yang digunakan untuk menerima masukan data dan
program yang akan di proses di dalam komputer. Input menjadi bagian dari sistem
komputer karena sistem merupakan kesatuan dari beberapa komponen yang saling
berkaitan dan saling terhubung. Sehingga dengan adanya input maka sistem
komputer akan berjalan sesuai dengan keinginan. Input berfungsi sebagai media
untuk memasukkan data dari luar ke dalam suatu unit processor untuk diolah
dengan tujuan menghasilkan informasi yang diperlukan. Sebuah perangkat input
adalah komponen perangkat keras yang memungkinkan pengguna untuk
memasukkan data kedalam komputer atau bisa dikatakan sebagai unit luar
memasukkan data dari luar kedalam mikroprosesor.

Contohnya adalah saat memasukkan data kedalam komputer, data tersebut


kemudian diolah dengan tujuan menghasilkan informasi yang diperlukan.
11

Sebelum mengumpulkan data, penting untuk memprioritaskan data yang


dibutuhkan. Apa masalah kesehatan prioritas program? Prioritas masalah ini
mempertimbangkan frekuensi kejadian (insiden, prevalensi, mortalitas),
keparahan (mortalitas, rawat inap, tingkat kecacatan, tingkat tahunan laten,
hilangnya tahun hidup yang disesuaikan dengan kualitas), dan biaya terkait. Dapat
diputuskan. Masalah (langsung atau tidak langsung), kemampuan untuk mencegah
dan mengkomunikasikan penyakit, dan kesadaran masyarakat akan masalah
kesehatan tersebut.

Sumber data sistem pemantauan yang di input terdiri dari 10 elemen


berikut:

1) Surat kematian,
2) Pemberitahuan penyakit merupakan elemen surveilans yang paling
penting. Data yang diperlukan: nama pasien, usia, jenis kelamin,
alamat, diagnosis, dan tanggal mulai,
3) Melaporkan kejadian atau kejadian yang tidak biasa,
4) Hasil uji laboratorium,
5) Penyelidikan penyakit menular,
6) Investigasi peristiwa atau kejadian anomali,
7) Survey: Memerlukan sumber daya manusia, biaya dan peralatan,
8) Kajian sebaran vektor dan reservoir penyakit pada hewan,
9) Data penggunaan obat, serum dan vaksin,
10) Data kependudukan dan lingkungan.

 Proses Data

Proses data adalah metode mengumpulkan data primer atau data mentah


untuk diterjemahkan menjadi informasi yang berguna dan dapat digunakan.
Pemrosesan data memiliki tahapan rangkaian mulai dari mengumpulkan,
menganalisis, menyimpan, memproses, dan mengkomunikasikan data.

 Output Data
12

Output merupakan data berupa file maupun cetakan yang dihasilkan dari
proses pengolahan data input. Sedangkan input merupakan data yang dimasukkan
dalam komputer lewat input device. Nantinya, data tersebut akan diolah oleh unit
pemrosesan dan menghasilkan output.

Contohnya adalah data yang sudah dimasukan pada komputer setelah


diolah maka akan menghasilkan hasil dari input yaitu menampilkan informasi
yang diperlukan.

 Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data adalah proses mengambil data ringkasan atau nomor


ringkasan menggunakan metode atau ekspresi tertentu. Pengolahan data
merupakan bagian yang sangat penting dari metode ilmiah. Pemrosesan data dapat
memberi arti dan makna pada data Anda dan membantu Anda memecahkan
masalah penelitian Anda.

Proses Pengolahan Data berupa Verifikasi, Pengorganisasian data, Pencarian


kembali, Transformasi, Penggabungan, Pengurutan, Perhitungan / kalkulasi,
Ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan Pembentukan pengetahuan.

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana, jelas
agar mudah dibaca.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasikesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis
dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Menurut Kusumadewi, dkk (2009), secara fungsional Sistem Informasi


Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam Sistem Informasi, yaitu :

1. Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang


mampu melakukan integritas dan komunikasi aliran informasi baik di
dalam maupun di luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi :
sistem rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan lain
sebagainya yang terdapat pada fungsi dukung operasional dan medis di
ruang lingkup rumah sakit.
2. Sistem Informasi Kesehatan Publik, jika Sistem Informasi Rumah
Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup
rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan
yang lebih luas.

13
Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan
kesehatan non rumah sakit.

3. Sistem Informasi Klinis, pada sistem ini tidak hanya membantu


dokter dalam menangani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari
itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem
Informasi Kesehatan Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung
keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan
menentukan tindakan medis.
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus
serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat
mengambil tindakan. Sedangkan Surveilans Kesehatan adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Dikenal beberapa jenis surveilans:
7) Surveilans individu;
8) Surveilans penyakit;
9) Surveilans sindromik;
10) Surveilans Berbasis Laboratorium;
11) Surveilans terpadu;
12) Surveilans kesehatan (Murti,2010).

Surveilans kesehatan masyarakat merupakan alat penting untuk mencegah


wabah penyakit dan merespon segera ketika penyakit menyebar. Informasi dari
surveilans juga penting untuk memantau seberapa baik Kementerian Kesehatan,
Kementerian Keuangan, dan donor/stakeholder dalam merawat penduduk.
Pengawasan berbeda dengan pengawasan biasa. Pemantauan bersifat terus

14
menerus (continuous) tanpa gangguan, tetapi pemantauan bersifat intermiten atau
sementara. Pengamatan terus menerus dan sistematis memungkinkan kita untuk
mengamati atau memprediksi perubahan tren penyakit dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dan untuk menerapkan investigasi dan tindakan pengelolaan
penyakit dengan benar.

Pengolahan data (data processing) adalah manipulasi data kedalam bentuk


yang lebih berarti berupa informasi, sedangkan informasi adalah hasil dari
kegiatan - kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti
dari suatu kegiatan atau peristiwa. Pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar
yaitu Input, Processing dan Output.

Input yaitu alat yang digunakan untuk menerima masukan data dan
program yang akan di proses di dalam computer, Contohnya adalah saat
memasukkan data kedalam komputer, data tersebut kemudian diolah dengan
tujuan menghasilkan informasi yang diperlukan.

Output merupakan data berupa file maupun cetakan yang dihasilkan dari
proses pengolahan data input. Sedangkan input merupakan data yang dimasukkan
dalam komputer lewat input device. Nantinya, data tersebut akan diolah oleh unit
pemrosesan dan menghasilkan output.

Pengolahan data adalah proses mengambil data ringkasan atau nomor


ringkasan menggunakan metode atau ekspresi tertentu. Pengolahan data
merupakan bagian yang sangat penting dari metode ilmiah. Pemrosesan data dapat
memberi arti dan makna pada data Anda dan membantu Anda memecahkan
masalah penelitian Anda.

Proses Pengolahan Data berupa Verifikasi, Pengorganisasian data, Pencarian


kembali,Transformasi, Penggabungan, Pengurutan, Perhitungan / kalkulasi,
Ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan Pembentukan pengetahuan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kusumadewi S, dkk. (2009). Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


https://rc.kemkes.go.id/id/sistem-informasi-kesehatan
Amiruddin, Ridwan. “MENGEMBANGKAN EVIDENCE BASED PUBLIC
HEALTH (EBPH) HIV DAN AIDS BERBASIS SURVEILANS.”Jurnal
AKK, vol 2, No.2 (2013): hal: 52.

Wulan Pingkan Julia Kaunang. (2022). PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN


DATA DALAM SISTEM SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT.
Manado.

16
17

Anda mungkin juga menyukai