Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired
Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus).Sejak dilaporkan pertama kali pada tahun 1987
jumlah kasus AIDS di Indonesia terus meningkat dan kini mencapai 186 ribu kasus,
26% adalah perempuan. Kasus terbanyak berusia 20-29 tahun (10.471; 48,1%) dan
30-39 tahun (30,9%). Jumlah kematian 4.128, diprediksi menurun dari 2006 (46%)
menjadi 2020 (17%), tetapi kasus penularan baru meningkat. Semula penderita
HIV/AIDS adalah laki-laki, tetapi proporsi penderita perempuan cenderung
meningkat mencapai 50. Sekitar 5,8 juta orang meninggal akibat AIDS dan sekitar
1,3 juta adalah perempuan dan anak-anak. Setiap hari terjadi 8.500 infeksi baru dan
sekitar 1000 adalah bayi dan anak.

Gambar 1. Peningkatan jumlah HIV dari tahun 1996-2006

Situasi Masalah HIV-AIDS Triwulan II (Juli-September) Tahun 2014.Dari bulan

Juli sampai dengan September 2014 jumlah infeksi HIV yang baru dilaporkan
sebanyak 7.335 kasus.Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok
umur 25-49 tahun (69,1%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (17,2%), dan
kelompok umur >= 50 tahun (5,5%).Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan
adalah 1:1.Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks berisiko
pada heteroseksual (57%), LSL (Lelaki Seks Lelaki) (15%), dan penggunaan jarum
suntik tidak steril pada penasun (4%).Data Kemenkes RI (2014), jumlah kasus HIV
di Indonesia tahun 2014 sebanyak 22.869 kasus dan kasus AIDS sebanyak 1.876
kasus. Infeksi HIV tertinggi pada usia produktif yaitu umur 25-49 tahun sebesar
71,8%, diikuti umur 20-24 tahun sebesar 15,7%. Pada tahun 2014, jumlah kasus
AIDS pada laki-laki sebesar 58% dan perempuan sebesar 42% dan sebesar 39%
penularannya melalui heteroseksual. Sedangkan data kasus HIV-AIDS di Jawa
Tengah dari tahun 1993-2014 sebanyak 9.393 kasus.
Penyebaran dan perkembangan HIV/AIDS di Jawa Tengah sudah sangat
memprihatinkan. Sejak 1993 hingga Maret 2012, tercatat hampir 5.000 kasus
HIV/AIDS dan mayoritas terjadi pada usia produktif.Trend HIV/AIDS terus meningkat
disebabkan karena adanya keterlambatan dalampenanganan kasus HIV/AIDS. Dari
laporan KomisiPerlindungan AIDS nasional Jawa Tengah, terlihat persentase
penderita AIDS lebih besar (62%) dibandingkan dengan penderita berjenis kelamin
perempuan (38%).Beberapa data menunjukkan untuk kasus Jawa Tengah,
penularan HIV/AIDS, penularannya paling banyak dari laki-laki.
Berdasarkan data yang dirilis dari Dinas Kesehatan kabupaten Batang selama
kurun waktu 2007 sempai dengan November 2014 telah ditemukan kasus HIV dan
AIDS sebanyak 472 kasus, terdiri dari HIV 357 kasus, AIDS 115 kasus dan
meninggal 70 kasus. Terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam kurun waktu
1 tahun terakhir. Jika pada tahun 2012 ditemukan 53, tahun 2013 terdapat
penemuan 126 kasus dan menempati urutan tertinggi di Jawa Tengah, serta tahun
2014 sampai dengan bulan November 2014 sudah ditemukan 130 kasus. Jika di
rata rata pada Januari sampai dengan November 2014 ada penemuan 12 kasus
baru dalam setiap bulannya.Dilihat dari persebarannya kasus HIV sudah ditemukan
di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Tidak ada satu
kecamatanpun yang bebas dari penularan kasus HIV.
Oleh karena itu, Karena dikarenakan kasus HIV khususnya di Kabupaten
Batang, Jawa Tengah terus meningkat sehingga penulis membuat makalah

mengenai Problem Solving Cycle pada program penanggulangan HIV/AIDS melalui


studi kasus dan studi pustaka di wilayah Kabupaten Batang.

1.2 Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum
Menganalisis Problem Solving Cycle pada program penanggulangan
HIV/AIDS melalui studi kasus dan studi pustaka di wilayah Kabupaten
Batang.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Menganalisis masalah melalui analisis tren dan atau gap dari studi kasus
program penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Batang
2. Melakukan prioritas masalah dari suatu program penanggulangan HIV/
AIDS di wilayah Kabupaten Batang dengan menggunakan matriks MCUA.
3. Menganalisis penyebab masalah dari program penanggulangan HIV/
AIDS di wilayah Kabupaten Batang dengan menggunakan diagram
fishbone.
4. Melakukan prioritas penyebab utama atau faktor risiko dalam masalah
program penanggulangan HIV/ AIDS di wilayah Kabupaten Batang
menggunakan metode voting dengan pembobotan.
5. Mengidentifikasi alternatif solusi potensial dan prioritas solusi dalam
masalah program penanggulangan HIV/ AIDS di wilayah Kabupaten
Batang menggunakan matriks analisis pilihan perbandingan.
6. Menguji

kelayakan

implementasi

solusi

dalam

masalah

program

penanggulangan HIV/ AIDS di wilayah Kabupaten Batang menggunakan


force field analysis (FFA).
7. Melakukan perencanaan pelaksanaan solusi atau plan of action (POA)
dalam masalah program penanggulangan HIV/ AIDS di wilayah
Kabupaten Batang.
8. Melakukan perencanaan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanan
program penanggulangan HIV/ AIDS di wilayah Kabupaten Batang.

Anda mungkin juga menyukai