3
Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Komunitas dan Pencegahan
MEET UP
(Mencegah Tuberculosis Paru)
Menyusun Program Inovatif dalam Kesehatan Masyarakat
Oleh:
KELOMPOK 6A
Muhammad Adryan Koto (180610036)
Arfini Mertia (180610025)
Amirah (1806100)
Refi Syifa Ginanda (180610004)
Syifa Chairunnisa (1806100)
Syarina Syafira (180610074)
DOSEN PEMBIMBING
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
penyusunan Laporan Praktikum Praktikum POACE (Planning, (Planning,
Organizing, Organizing, Actuating, Actuating, Controlling, and Evaluation) ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Shalawat beserta salam penulis
sampaikan kepada suri tauladan kita yakni nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan pengikutnya yang setia. Penulisan laporan ini berjudul “MEET UP
(Mencegah Tuberculosis Paru)”.
Dalam penulisan laporan ini penulis dibimbing dan dibantu oleh berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan kesempatan ini penulis penulis menyampaikan
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada drg. Anita
Syafrida, M. Kes, selaku dosen pembimbing praktikum. Semoga dengan bantuan,
bimbingan dan motivasi yang telah diberikan bernilai ibadah dan mendapat balasan
yang berlimpah berlimpah dari Allah SWT, amin. Penulis menyadari terdapat
segala keterbatasan yang dimiliki. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini
memberikan manfaat bagi kita semua, aamiin ya Rabbal alamin.
Lhokseumawe, ....................2021
Penulis
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Program MEET UP........................................................................... 4
ii
RANGKUMAN EKSEKUTIF PROGRAM
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel yang
berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun
tembok mengelilingi bakteri dalam paru. TB Paru ini bersifat menahun dan secara
khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan.
TB Paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan TB aktif pada paru
batuk, bersin atau bicara. Pengertian Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular
langsung yang disebabkan karena kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis.
Mayoritas kuman TB menyerang paru, akan tetapi kuman TB juga dapat menyerang
organ tubuh yang lainnya. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (1).
Menurut WHO Tuberkulosis Paru (TB paru) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit
ini masih menjadi masalah kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi
dunia sudah tertular TB paru, dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia
produktif (15-50 tahun). Pada tahun 2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta
kematian akibat penyakit TB paru (1).
Bedasarkan laporan dari WHO, Indonesia sendiri telah menempati urutan
ketiga dengan kasus tuberkulosis tertinggi di Dunia, setelah India dan Tiongkok di
posisi pertama dan kedua. Oleh karena hal itu, Indonesia memiliki permasalahan
yang besar untuk menghadapi penyakit tersebut yaitu TBC. Seolah mendukung
pernyataan di atas, dari data yang di keluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI pada
tahun 2017 bahwa ada sekitar 360.565 kasus penderita tuberkulosis di Indonesia
pada tahun 2016. Kemudian di tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2017 Kementrian
Kesehatan RI kembali merilis jumlah penderita tuberkulosis di Indonesia sebanyak
425.089 kasus, mengalami peningkatan dari pada tahun sebelumnya (2).
1
2
1. Planning
Pada tahap ini, disusun beberapa perencanaan sebagai persiapan awal untuk
melaksanakan program MEET UP. Adapun perencanaan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan target, sasaran, output dan indikator keberhasilan program
Meet Up.
2. Melakukan assessment awal pada lokasi progam MEET UP.
3. Menyusun teknis pelaksanaan kegiatan di lapangan terkait program
MEET UP (cara pelaksanaan, pelaksana, peraturan, jadwal pelaksanaan,
lama pelaksanaan, cara monitor dan evaluasi).
4. Mempersiapkan materi penyuluhan kepada masyarakat dengan keluarga
penderita TB Paru dan penderita TB Paru itu sendiri.
5. Menentukan jadwal sosialisasi program MEET UP kepada masyarakat
yang memili keluarga dengan penyakit TB Paru dan penderita TB Paru
itu sendiri
6. Melakukan pendekatan dan aksi sosialisasi terhadap program-program
MEET UP
7. Evaluasi program MEET UP untuk menilai efektivitas program terhadap
peningkatan pengetahuan terkait Pencegahan Tuberculosis Paru.
2. Organizing
Pada tahap ini, dibentuk susunan organisasi program MEET UP yang terdiri
dari Ketua Program, Sekretaris, Bendahara, Humas, Seksi Acara, dan Seksi
Publikasi Dokumentasi.
Ketua Program
Muhammad Adryan Koto
5. Evaluating
Evaluasi dilakukan untuk menilai serta mengetahui jalannya program sesuai
dengan perencaaan, sehingga setiap penyimpangan selama program dilangsungkan
kemudian diperbaiki dan menjadi catatan penting bagi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya supaya menjadi lebih baik dan tujuan dapat tercapai sesuai harapan.
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan program MEET UP. Secara
umum, evaluasi program MEET UP dilakukan melalui rapat evaluasi mingguan
yang diikuti oleh semua panitia program. Rapat ini ditujukan untuk menilai tingkat
pencapaian hasil, kemajuan, dan kendala yang dihadapi masing-masing jabatan
dalam pelaksanaan program selama bertugas, untuk selanjutnya dijadikan masukan
dalam perbaikan pelaksanaan program ke depannya.
2.1.4 Jadwal Pelaksanaan
Program ini akan dilaksanakan pada Desember 2021, setelah mendapatkan
izin dari pihak institusi.
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan kami mengenai penerapan program MEET UP atau
Mencegah TB Paru yaitu:
1. Kejadian TB Paru masih menjadi perhatian utama di dunia kesehatan.
Kurangnya pengetahuan masyarakat dapat menjadi salah satu faktor penting
terhadap kejadian ini.
2. Program gerakan pencegahan TB Paru atau MEET UP disusun dan dibuat
untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap
penyakit TB Paru serta mengajak masyarakat untuk bekerjasama
menurunkan angka kejadian TB Paru di wilayah kerja Puskesmas
Lhoksukon.
3. Program Meet Up ini menggunakan metode POACE, dimana POACE
adalah langkah-langkah yang harus dilakukan saat menjalankan sebuah
kegiatan. Langkah tersebut terdiri dari Planning (perencanaan), Organizing
(persiapan), Actuating (Pelaksanaan), Controlling (pengontrolan) dan
Evaluating (evaluasi). Yang diharapkan mampu mencapai pendekatan yang
holistic terkait pencegahan penyakit TB Paru.
Demikian program ini dibuat, diharapkan agar dapat memberikan manfaat
bagi pihak yang membutuhkannya dan juga menambah kepedulian masyarakat
terhadap kejadian TB Paru agar dapat mencapai derajat kesehatan yang baik.
3.2 Saran
Adapun saran kami mengenai penerapan program MEET UP, yaitu:
1. Agar program ini benar-benar dilaksanakan dengan baik dan didukung oleh
semua pihak terutama oleh dinas kesehatan dan puskesmas setempat untuk
dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan penyuluhan di
ruang lingkup yang lebih besar yang berkaitan dengan pengetahuan dan
kepedulian masyarakat terkait pencegahan TB Paru.
9
10
11