Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengabdian Masyarakat “Cara Batuk
Efektif dan Pencegahan Penularan TBC”.
Dalam menyelesaikan pengabdian masyarakat ini kami menyadari tidak terlepas
dari dukungan dan bantuan semua pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian pengabdian masyarakat
ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan pengabdian
masyarakat.
Dalam penyusunan laporan pengabdian masyarakat ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun dari pembaca untuk lebih memperbaiki
penyusunana laporan pengabdian masyarakat ini. Semoga penyusunan laporan
pengabdian masyarakat ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi keperawatan.

Ciamis, 24 Maret 2016

Tim Pengabdian Masyarakat

i
DAFTAR ISI

LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT...................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan.....................................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
A. Hubungan Diabetes Dengan perawatan Kaki.........................................................3
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah.....................................................................4
C. Kerangka Pemecahan Masalah...............................................................................6
BAB III HASIL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT..................7
A. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Dan Peserta.............................................................7
B. Tempat Pelaksanaan Kegiatan................................................................................7
C. Pelaksana................................................................................................................7
D. Alat Dan Bahan Yang Digunakan..........................................................................8
E. Tahap-Tahap Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................8
F. Biaya.......................................................................................................................8
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................10
A. Simpulan...............................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi TBC di dunia semakin memburuk, jumlah kasus terus meningkat dan banyak
yang tidak bisa disembuhkan. Menurut WHO, sepertiga dari penduduk dunia telah
terjangkit kuman TB, sekitar 9 juta orang yang baru positif menderita TBC, dan 3
juta meninggal akibat penyakit tersebut (Depkes, 2008). Diperkirakan pada tahun
2004, setiap tahun ada 539.000 kasus dan merupakan penyebab kematian utama
setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan (Depkes, 2009). Sedangkan
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di
dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010)
dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun.
Selaras dengan angka yang dikutip oleh Pikiran Rakyat (2009) bahwa sebanyak
1.101 warga tatar Galuh Ciamis positif mengidap Tuberkulosis (TBC atau TB Paru)
pada tahun 2010. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kondisi tahun
2009 yang hanya 878 penderita. Masih banyaknya penderita Tb paru tersebut
menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, berkenaan dengan pola hidup masyarakat serta
menyangkut kebersihan lingkungan, tidak disiplin minum obat dan perilaku
penderita.
Salah satu perilaku penderita yang ikut menyumbang terhadap peningkatan
penularan TBC adalah melalui percikan dahak penderita TBC sewaktu batuk atau
bersin. Sekali pasien TBC batuk dapat mengeluarkan 3000 percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang
gelap dan lembab (Achmadi, 2005). Sehingga, penderita TBC memerlukan
pengetahuan tentang cara pengeluaran dahak yang tepat. Hal ini bisa diatasi dengan
melakukan batuk efektif. Batuk efektif adalah suatu metode batuk yang benar,
dimana klien bisa menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dalam
mengeluarkan dahak secara maksimal. Dengan batuk efektif

1
Maka dari itu pemberian penyuluhan mengenai batuk efektif pada penderita TBC
diharapkan akan mengurangi resiko penularan terhadap TBC dan memberikan rasa
aman dan nyaman pada penderita maupun orang yang beresiko terjangkit penyakit
TBC.

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan Umum:
Menurunkan resiko penularan TBC dengan mengajarkan batuk efektif dan
meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan penularan.
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan pencegahan penularan TBC.
2. Mampu melakukan batuk efektif.

C. Manfaat Kegiatan

1. Menurunkan resiko penularan TBC.


2. Mampu melakukan batuk efektif.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan TBC Dengan Batuk Efektif

Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru


yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis
jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada
orang lain (Santa, dkk, 2009). Menurut Depkes (2007) Tuberkulosis adalah penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Gejala utama adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan.
Sumber utama penularan penyakit TB Paru adalah penderita tuberkulosis paru
BTA (+). Penularan terjadi saat penderita batuk atau bersin (droplet) yang
mengandung kuman, dan terhirup masuk ke dalam saluran pernafasan.
Kemampuan menularkan kuman tuberkulosis dari seorang penderita, sangat
tergantung dari jumlah kuman yang dikeluarkan dari paru. Semakin tingi tingkat
kepadatan kuman positif, semakin tinggi pula penderita memberikan risiko
penularan kepada orang lain (Achmadi, 2005). Partikel infeksi ini dapat menetap
dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi dan kelembaban. Dalam suasan yang gelap dan lembab
kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahkan berbulan-bulan, bila partikel
infeksi ini terisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian
partikel ini akan berkembang dan bisa sampai puncak apeks paru sebelah
kanan/kiri dan dapat pula keduanya berpindah dengan melewati pembuluh limfe.
Setelah itu, infeksi akan menyebar melalui sirmulasi, yang pertama terangsang
adalah: limfokinase yang dibentuk lebih banyak untuk merangsang makrofag,
berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah makrofag. Karena
fungsinya adalah membunuh kuman/basil, apabila proses ini berhasil dan
makrofag lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuh akan
meningkat. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit TBC adalah:
3
1. Faktor Sosial ekonomi
2. Status Gizi.
3. Umur.
4. Jenis Kelamin
Salah satu cara pencegahan TBC adalah dengan menghindari kontak langsung
dengan penderita, dikarenakan dahak penderita melalui bersin atau batuk akan
menjadi agen penular. Untuk itu, diperlukan batuk yang aman atau efektif,sehingga
penularan bisa dicegah.Menurut De Blasio et all., (2011) batuk pada dasarnya
merupakan mekanisme tubuh mengeluarkan benda asing yang berada di saluran
pernafasan atas. Salah satunya, bisa disebabkan lendir atau radang saluran
pernafasan. Batuk efektif merupakan suatu metode batuk yang benar, dimana
klien  dapat mengeluarkan energi dan mengeluarkan dahak secara maksimal.
Manfaat batuk efektif adalah: a) memperbaiki fungsi pernafasan, b) mencegah
pengempisan paru, c) memperbaiki ketahanan dan kekuatan otot-otot
pernafasan, d) memperbaiki pola nafas yang tidak efisien,e) meningkatkan
relaksasi.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Indonesia prevalensi penyakit TB mencapai 25% diseluruh kematian yang


sebenarnya dapat dicegah dan 75% penderita TB adalah kelompok usia
produktif yaitu umur 15–50 tahun (Wahyu Pranomo, 2010). Penelitian yang
dilakukan oleh Kotouki (2012) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
deskriftif didapatkan bahwa hampir 52,1% sampel yang diteliti membuang
dahak sembarangan. Faktor kemungkinkan seseorang terpajan kuman TB
ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak.
Penderita TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan
lebih besar dari penderita TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap
tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu
proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar
1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.
ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan
reaksi tuberkulin negative menjadi positif (Depkes, 2007).

4
Penelitian yang dilakukan Wahyu Pranomo (2010) dengan hasil analisis dengan
uji Paired Sample t-Test baik untuk spesimen 1 dan spesimen 2 maupun
spesimen 1 dan specimen 3 menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < (0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya efektifitas batuk efektif dalam
pengeluaran sputum.

C. Pengetahuan dan perilaku pasien TBC

Hasil survei prevalensi TB (2004) mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku


menunjukkan bahwa 96% keluarga merawat anggota keluarga yang menderita
TB dan hanya 13% yang menyembunyikan keberadaan mereka. Meskipun 76%
keluarga
pernah mendengar tentang TB dan 85% mengetahui bahwa TB dapat
disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat menyebutkan dua tanda dan
gejala utama TB. Cara penularan TB dipahami oleh 51% keluarga dan hanya
19% yang mengetahui bahwa tersedia obat TB gratis.
Penyebab tingginya masalah Tuberculosis (TBC) salah satunya dikarenakan
perilaku membuang dahak sembarangan. Dengan kata lain, penderita belum bisa
batuk efektif, sehingga dahak atau sputum bisa menjadi agen penular untuk
orang sekitar. Penularan tuberkulosis dari seseorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang terdapat dalam paru-paru penderita, pesebaran kuman
tersebut diudara melalui dahak berupadroplet. Penderita TB-Paru yang
mengandung banyak sekali kuman dapat terlihat lansung dengan mikroskop
pada pemeriksaan dahaknya (penderita BTA positif) adalah sangat menular.
Penderita TB Paru BTA positif mengeluarkan kuman-kuman keudara dalam
bentuk droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet yang
sangat kecil ini mengering dengan cepat dan menjadi droplet yang mengandung
kuman tuberkulosis. Dan dapat bertahan diudara selama beberapa jam. Droplet
yang mengandung kuman ini dapat terhirup oleh orang lain. Jika kuman tersebut
sudah menetap dalam paru dari orang yang menghirupnya, maka kuman mulai
membelah diri (berkembang biak) dan terjadilah infeksi dari satu orang ke orang
lain.

5
D. Kerangka Pemecahan Masalah

Gambar I. Pathway TBC ( Sumber: Prince A. Sylvia, 1995)

Berdasarkan pathway maka dapat disusun pemecahan masalah sebagai berikut:

TBC Batuk Efektif Mencegah


Penularan TBC
Memberikan
PENKES: rasa nyaman
Batuk Efektif penderita TBC
pada penderita
TBC

6
BAB III
HASIL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

A. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Dan Peserta


Yang menerima Penyuluhan kesehatan adalah seluruh peserta Posyandu di Desa
Ciharalang dilaksanakan selama 1 hari, yaitu pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2016
pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai.

B. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan di laksanakan di Posyandu Desa Ciharalang, di bawah binaan UPTD
Handapherang. UPTD Handapherang adalah rekanan STIKes muhammdiyah Ciamis
dalam membentuk generasi tenaga kesahatan karena sebagai lahan praktik dan
pengembangan alumni.

C. Pelaksana
Pelaksana dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dosen-dosen prodi S1
keperawatan.
Berikut adalah nama-nama dosen yang menjadi pelaksana dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini. Yaitu:
1. Ketua Pelaksana : Elis Roslianti, SKM.,MKM
Anggota Pelaksana : H. Dedi Supriadi, S. Sos., S. Kep., M. Mkes.
Suhanda, SA. g. Skep. M. Kes
Yudhi Permana, SKM
Nur Hidayat, SKM

7
D. Alat Dan Bahan Yang Digunakan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu masker, kresek.
Alat Peraga yang digunakan yaitu 2 buah banner berdiri, 25 leaflet sedangkan media
penyampaian pesan menggunakan infokus.

E. Tahap-Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Berikut diuraikan tahap-tahap pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan mulai dari
tahap persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan.
1) Persiapan
Persiapan kegiatan dilakukan mulai dari penyusunan proposal dan pengajuan
proposal pengabdian kepada masyarakat dari PRODI S1 Keperawatan ke Ketua
LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis. Didalam Proposal tersebut dijelaskan
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan pelaksana yang akan melakukan
kegiatan tersebut beserta jadwal kegiatan yang akan dilakukan.
2) Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat kepada penderita diabetes melitus
dilaksanakan dalam 1 hari yaitu pada hari Sabtu tanggal 19 bulan Maret 2016.
Berikut uraian kegiatan pengabdian masyarakat pada hari Sabtu 19 Maret 2016.
Pertama mengumpulkan peserta yang telah melakukan imunisasi, setelah itu
peserta dikumpulkan dalam ruangan yang bertempat di Posyandu Desa
Ciharalang. Setelah itu dimulai dengan memberikan penyuluhan tentang
pencegahan penularan TBC dengan menggunakan infocus, setelah itu
dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan batu efektif. Peserta yang hadir 35
orang. Secara terperinci proses yang telah dilakukan dapat terlihat dari satuan
acara penyuluhan (SAP) pada lampiran.
3) Penyusunan Laporan
Setelah Kegiatan selesai, membuat laporan hasil kegiatan yang diketahui oleh
ketua LPPM STIKes Muhammadiyah Ciamis dan Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis

F. Biaya
Pembiayaan kegiatan pengabdian masyarakat berasal dari APB Pos Biaya
Pengabdian Masyarakat, dengan rincian biaya terlampir. Biaya yang dikeluarkan

8
STIKes muhammadiyah Ciamis digunakan antara lain untuk biaya honor petugas
pelaksanan, konsumsi, serta biaya untuk persiapan dan pengurusan pengabdian
masyarakat di Posyandu Ciharalang.

9
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bebrapa hal
yaitu :
1. Hasil dari penyuluhan cara batuk efektif dan pencegahan penulatan TBC sebanyak
35 orang.
2. Berdasarkan hasil penyuluhan, terdapat sikap antusias dari peserta dengan
bertanya dan ingin mempraktekan cara batuk efektif.

B. Saran
Setelah selesai kegiatan penyuluhan cara batuk efektif dan pencegahan penularan
TBC diharapkan:
1. Perlunya keterlanjutan dengan materi yang sama dan terus diperbarui untuk
mencapai tujuan menurunkan penularan TBC.
2. Kegiatan serupa harus mengakar dengan cara dari tingkatan Puskesmas, Rumah
Sakit sampai dengan komunitas.

10
Daftar Pustaka

Achmadi, U.F. 2005. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
De Blasio et al. 2011. Cough Management: a praticial approach. Available
http://www.coughjournal.com/content/7/1/7
Depkes RI. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2.
Jakarta: Hal 2.
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Pusat Data Kesehatan.
Jakarta: Hal 32.
Irwin et al. 2006. Diagnosis and Management of Cough Executive Summary: ACCP
Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. The Cardiopulmonary and Critical
care journal.
Prince A. Silvia. 1995. Pathofisiologi. Edisi 4. Jakarta: EGC.

11
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ORGANISASI PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana :. Elis Roslianti, SKM., MKM
2. Anggota Pelaksana : H. Dedi Supriadi, S. Sos., S. Kep., M. Mkes.
Suhanda, SA. g. Skep. M. Kes
Yudhi Permana, SKM
Nur Hidayat, SKM
BIAYA
1. Pengeluaran
a. Upah/honorarium
i. Dosen S2: Rp. 150.000 x 4 orang = Rp. 600.000
ii. Dosen S1: Rp. 150.000 x 1 orang = Rp. 150.000
iii. Insentif Puskesmas: Rp 150.000 x 1 orang = Rp. 150.000
b. Alat-alat
i. Laptop : 1 buah
c. Bahan-bahan
i. x banner : Rp. 85.000 x 2 buah = Rp. 170.000
ii. Poster : Rp. 2.500 x 25 buah = Rp. 50.000
iii. Masker : = Rp. 35.000
d. Perjalanan
i. Supir : Rp. 50.000 x 1 orang = Rp. 50.000
ii. Konsumsi : = Rp.137.500
e. Konsumsi
i. Snack : Rp.8.000 x 30 bungkus = Rp. 240.000
ii. Kue lapis : Rp. 25.000 x 6 buah = Rp. 150.000

TOTAL Rp. 1. 730.000


Satuan Acara Penyuluhan
Materi : Cara Batuk Efektif dan Pencegahan Penularan TBC
Tanggal : 19 Maret 2016
Waktu Pertemuan : 120 menit
a. Tujuan
1. TIK : Setelah mengikuti proses penyuluhan, individu mampu
menjelaskan tehnik, manfaat dan memperagakan batuk
efektif dan pencegahan penularan TBC

b. Pokok Bahasan : Cara Batuk Efektif dan Pencegahan Penularan TBC


c. Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan tehnik, manfaat dan memperagakan batuk
efektif dan pencegahan penularan TBC
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media &
Kegiatan Alat
Pengajaran
Pendahuluan 1. Menjelaskan cakupan Memperhatikan Infocus
materi
2. Menjelaskan kompetensi- Memperhatikan
kompetensi dalam TIK

Penyajian 3. Menjelaskan Pencegahan Memperhatikan X Banner


Penularan TBC dan Batuk dan Poster
Efektif
4. Menjelaskan manfaat Mencatat
Batuk Efektif
5. Memperagakan tehnik
Batuk Efektif Memperhatikan
Penutup 6. Menutup bahasan
 Mengundang komentar Sumbang saran
atau pertanyaan dari
peserta Memperhatikan
 Memberi tanggapan atau
jawaban

d. Evaluasi
Alat Ukur yang digunakan:
1. Individu/ peserta dapat menjawab teknik batuk efektif dan pencegahan
penularan TBC
Peserta masih bingung tapi dapat menjawab sebagian teknik
Individu/peserta dapat menjawab manfaat teknik batuk efektif dan
pencegahan penularan TBC
2. Peserta dapat dengan mudah menjelaskan manfaat teknik batuk efektif dan
pencegahan penularan TBC
Individu/peserta dapat memperagakan batuk efektif
Peserta masih belum lancar dalam mempraktekan cara batuk efektif
LAPORAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
CARA BATUK EFEKTIF DAN PENCEGAHAN
PENULARAN TBC
OLEH : ELIS ROSLIANTI, SKM., MKM

TAHU
Prodi S1 Keperawatan
STIKes Muhammadiyah
Ciamis

N2016 JL. K.H. AHMAD DAHLAN NO 20


TLP / FAX (0265) 773052
CIAMIS 46216

Anda mungkin juga menyukai