Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

TBC ( TUBERCULOSIS )

Disusun oleh :

Ariel setyava ( 01 )

MATA PELAJARAN KEPERAWATAN

PROGRAM KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN DAN


CAREGIVER

SMK NEGERI 11 MALANG

2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul laporan makalah TBC Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada guru kami yang telah memberikan tugas kepada kami.

Penulis mengharapkan dengan adanya laporan ini, pembaca dapat memperoleh


pengetahuan tentang TBC.

Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari kami. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga laporan ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Malang, 9 januari 2024

2
DAFTA ISI

COVER........................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................5

1.1 Latar belakang.............................................................................5


1.2 Tujuan penulis ............................................................................6
1.3 Manfaat penulis ..........................................................................6
1.4 Rumusan masalah ......................................................................6

BAB 2 ISI ....................................................................................................7

2.1 Definisi tumor.............................................................................7

2.2 etiologi........................................................................................7

2.3 manifestai ...................................................................................7

2.4 fakktor risiko ..............................................................................8

2.5 diagnosis.....................................................................................9

2.6 komplikasi ..................................................................................9

2.7 pengobatan ................................................................................10

2.8 pencegahan ................................................................................10

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................12

3.1 Pengkajian .................................................................................12

3.2 Diagnosa ...................................................................................15

3.3 Perencanaan...............................................................................15

3.4 Implementasi .............................................................................17

3.5 Evaluasi .....................................................................................17

BAB 4 PENTUP.........................................................................................16

3
4.1 Kesimpulan ...............................................................................18

4.2 Saran .........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................19

4
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1latar belakang
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah
pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya (Kemenkes RI,
2014). Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang dapat menyerang hampir semua
bagian tubuh, tetapi paling sering menyerang paru-paru, kondisi ini disebut ‘tuberkulosis
paru-paru’ (Queensland Health, 2017).
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini masih menjadi masalah
kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi dunia sudah tertular TB paru,
dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-50 tahun). Tahun
2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta kematian akibat penyakit TB paru (WHO,
2014). TB Paru merupakan penyakit dengan morbiditas tinggi dan sangat mudah
menyebar di udara melalui sputum (air ludah) yang dibuang sembarangan di jalan oleh
penderita TB Paru. Oleh sebab itu TB Paru harus ditangani dengan segera dan hati-hati
apabila ditemukan kasus tersebut di suatu wilayah (Kemenkes RI, 2015).
TB diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun sebelum Masehi, namun
kemajuan dalam penemuan dan pengendalian penyakit TB baru terjadi dalam dua abad
terakhir (KemenKes RI, 2016). Pada Bulan Maret sekitar 1,3 abad yang lalu tepatnya
tanggal 2 Maret 1882 merupakan hari saat Robert Koch mengumukan bahwa dia telah
menemukan bakteri penyebab tuberculosis (TBC) yang kemudian membuka jalan menuju
diagnosis dan penyembuhan penyakit ini (Kemenkes, 2018).
Menurut WHO tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global.
Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan kematian akibat
tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6 juta
orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China
merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%,
10%, dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, 2015)

5
1.2 Tujuan
a. Menggambarkan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian hingga evaluasi pada
pasien TBC
b. Memberikan informasi mengenai penyebab, gejala pada pasien TBC
c. Memberikan informasi komplikasi dan cara menghindari TBC

1.3 Manfaat
 Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai penambahan
wawasan terkait hubungan sanitasi fisik rumah dengan penderita tuberkulosis paru.

 Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan
pembelajaran, sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai pedoman
penelitian dimasa yang akan datang terkait dengan hubungan sanitasi fisik rumah
dengan penderita tuberkulosis paru.
1.4 Rumusan masalah
1. Apa itu TBC ?
2. Bagaimana etiologi TBC ?
3. Apa manifestasi dari TBC ?
4. Apa factor risiko dari TBC?
5. Bagaimana diagnosis TBC ?
6. Bagaimana jika tidak diobati ?
7. Bagaimana cara pengobatannya ?
8. Bagaimana cara pencegahannya ?

6
BAB 2 ISI

2.1 Definisi Tumor

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan,


terutama paru-paru dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis atau
bakteri TBC. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang
penyebarannya melalui udara.

Tuberkulosis menyebar dengan mudah di area yang terdapat banyak orang


berkumpul dalam kerumunan atau masyarakatnya tinggal dalam kondisi padat. Orang
dengan HIV/AIDS dan orang lain dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular tuberkulosis.

2.2 etiologi

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri


Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan
mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis.

2.3 Manifestasi

Gejala awal TBC termasuk gejala umum yang meliputi:

 Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu


 Batuk berdahak atau mengandung darah.
 Rasa lelah yang berlebihan
 Demam tinggi atau tubuh berkeringat malam hari
 Kehilangan nafsu makan
 Penurunan berat badan
 Kesulitan menambah berat badan atau pertumbuhan pada anak-anak

Gejala Lanjutan TBC

Gejala lanjutan TBC terjadi pada penyakit TBC tahap aktif. Gejalanya mencakup:

7
 Batuk berdahak atau berdarah
 Nyeri dada
 Nyeri saat bernapas atau batuk
 Demam
 Kedinginan
 Badan berkeringat malam hari
 Penurunan berat badan
 Tidak memiliki nafsu makan
 Kelelahan

2.4 Faktor risiko


1. daya tahan tubuh yang rendah
Pada masa muda, terdapat beberapa faktor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh,
seperti kekurangan nutrisi, kurangnya istirahat, pola makan yang tidak sehat, dan
terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan rokok. Bagi orang yang sistem
kekebalannya lemah, terutama mereka yang terinfeksi HIV, risiko mengembangkan
penyakit TBC jauh lebih tinggi daripada orang dengan sistem kekebalan yang normal.
2. lingkungan yang buruk
Lingkungan yang buruk, seperti lingkungan yang kotor, lembab, dan berdebu,
meningkatkan risiko infeksi TBC pada orang muda. Selain itu, orang muda yang
tinggal di daerah dengan angka kasus TBC tinggi juga lebih rentan terhadap infeksi.
3. kontak dengan penderita TBC
Orang muda yang memiliki kontak dengan penderita TBC memiliki risiko lebih tinggi
untuk terinfeksi. Hal ini terjadi karena bakteri TBC dapat menyebar melalui udara
ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
4. kondisi medis lainnya
Kondisi medis lainnya, seperti penyakit gula, HIV/AIDS, dan penyakit ginjal kronis,
dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi TBC. Hal ini terjadi karena
kondisi medis tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh
5, penggunaan obat obatan tertentu
Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat-obatan imunosupresif, dapat menurunkan
daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko terinfeksi TBC.
6. kelaparan

8
Orang muda yang mengalami kelaparan atau kekurangan gizi juga memiliki risiko
lebih tinggi terinfeksi TBC. Hal ini terjadi karena kekurangan gizi dapat menurunkan
daya tahan tubuh dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi.

2.5 Diagnosis nevus

Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan menanyakan keluhan dan penyakit yang
pernah diderita. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama
dengan mendengarkan suara napas di paru-paru menggunakan stetoskop.

Jika pasien diduga mengalami TBC, dokter akan meminta pasien menjalani
pemeriksaan dahak yang disebut pemeriksaan BTA. Pada kasus TBC pada organ
selain paru-paru, pemeriksaan BTA juga dapat dilakukan dengan menggunakan
sampel selain dahak.

Jika dokter membutuhkan hasil yang lebih spesifik, pasien akan dianjurkan untuk
menjalani tes kultur BTA. Tes ini juga menggunakan sampel dahak pasien, tetapi
memerlukan waktu yang lebih lama.

Biasanya, dokter dapat menegakkan diagnosis TBC berdasarkan tanya jawab,


pemeriksaan fisik, foto Rontgen paru, dan pemeriksaan atau tes kultur BTA. Akan
tetapi, jika belum bisa, maka dokter akan menyarankan serangkaian pemeriksaan
TBC lainnya untuk mendukung diagnosis, yaitu:

 Tes kulit Mantoux atau tuberculin skin test


 Tes darah IGRA (interferon gamma release assay)
 Bronkoskopi
 CT scan

2.6 Komplikasi

Saat seseorang mengidap TB paru dan tidak mendapatkan penanganan yang


tepat, maka kemungkinan komplikasi saat bisa terjadi. Seiring perkembangannya,
bakteri TB paru tidak hanya menginfeksı paru-paru tetapi juga bisa menyebar ke
bagian tubuh lainnya.

9
Nah, beberapa komplikasi yang mungkin dialami oleh pengidap TB adalah
sebagai berikut
• Kerusakan sendi
• Kelainan pada jantung

• Nyeri punggung
• Masalah pada ginjal dan hati
• Peradangan selaput otak atau meningitis

2.7 Pengobatan

Meski berisiko fatal, namun TBC adalah penyakit yang masih bisa disembuhkan
asalkan melalui penanganan secara tepat Biasanya, dokter akan menganjurkan
pengidap TB paru untuk mengonsumsi obat selama 6-12 bulan

Obat TB paru umumnya mengandurig jenis antituberkulosis, yaitu antibiotik yang


khusus digunakan untuk mematikan infeksi bakteri TB Pengobatannya sendiri terdiri
dari 2 tahap yaitu intensif dan lanjutan

Ketika seseorang mengalami resisten terhadap obat antituberkulosis, maka la harus


menjalanı pengobatan lini kedua

Sementara, pencegahan TB adalah dengan memberikan suntikan vaksin BCG (Bacille


Calmette-Guerin) Vaksın ini biasanya diberikan kepada bayı dan anak-anak pada saat
masa imunisasi sebanyak satu kali

2.8 Pencegahan

1. hindari kontak dengan orang yang terinfeksi


Tuberkulosis adalah penyakit menular, sehingga sangat penting untuk menghindari
kontak dengan orang yang terinfeksi. Jika kamu memiliki teman atau anggota
keluarga yang terinfeksi, pastikan untuk tidak berdekatan dengan mereka, terutama
saat mereka batuk atau bersin.
2. jangan berbagi barang barang pribadi

10
Mycobacterium tuberculosis dapat menyebar melalui udara, tetapi juga dapat
menyebar melalui benda-benda yang terkontaminasi. Oleh karena itu, jangan
membagikan barang-barang pribadi seperti sikat gigi, handuk, atau pakaian dengan
orang lain.

3. jaga daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh yang baik akan membantu melawan infeksi tuberkulosis. Pastikan
untuk mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang
cukup. Jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang melemahkan daya tahan tubuh,
konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran lebih lanjut.

4. gunakan masker saat ditempat umum

Jika Anda berada di tempat umum, terutama di tempat yang ramai seperti transportasi
umum atau pasar, gunakan masker untuk mengurangi risiko terpapar Mycobacterium
tuberculosis.

5. ikuti pengobatan yang diberikan

Jika Anda terdiagnosis dengan tuberkulosis, pastikan untuk mengikuti pengobatan


yang diberikan oleh dokter. Jangan berhenti minum obat meskipun gejala penyakit
sudah hilang, karena hal ini dapat menyebabkan bakteri tetap hidup dalam tubuh dan
menyebabkan infeksi yang lebih parah.

6. segera peiksa jika mengalami gejala TBC

Jika Anda mengalami gejala seperti batuk yang berlangsung lama, sesak napas,
demam, atau kelelahan yang tidak kunjung hilang, segera periksakan diri ke dokter
untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

11
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Pengkajian

A. Anamnesis

1) Identitas Diri Pasien

Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain-lain

2) Keluhan Utama

Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB Paru meminta


pertolongan pada tenaga medis dibagi menjadi 4 keluhan, yaitu :

A. Batuk Keluhan batuk timbul paling awal dan paling sering


dikeluhkan, apakah betuk bersifat produktif/nonproduktif, sputum
bercampur darah

B. Batuk Berdahak Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood
streak, berupa garis atau bercak-bercak darah

C. Sesak Nafas Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru


sudah luas atau karena ada hal-hal menyertai seperti efusi pleura,
pneumotoraks, anemia, dll.

D. Nyeri Dada Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleural


terkena TB

3) Keluhan Sistematis

a. Demam

keluhan ini sering dijumpai yang biasanya timbul pada sore hari
atau pada malam hari mirip dengan influenza

b. Keluhan Sistematis Lain

keluhan yang timbul antara lain : keringat malam, anoreksia,


penurunan berat badan dan malaise

12
B. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang :

a) Keadaan pernapasan (napas pendek)

b) Nyeri dada

c) Batuk, dan

d) Sputum

2) Kesehatan Dahulu :

Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan pembedahan

3) Kesehatan Keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan TB

C. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum dan tanda – tanda vital

Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital klien biasanya didapatkan


peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat disertai
sesak napas, denyut nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh
dan frekuensi pernapasan dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya
penyakit penyulit seperti hipertensi.

2) Breathing

Inspeksi :

a) Bentuk dada dan gerakan pernapasan klien dengan TB Paru biasanya


terlihat kurus sehingga pada bentuk dada terlihat adanya penurunan
proporsi anterior-posterior bading proporsi diameter lateral

b) Batuk dan sputum

Batuk produktif disertai adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi


sputum yang purulen

13
Palpasi :

Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. TB Paru tanpa


komplikasi pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada biasanya normal dan
seimbang bagian kiri dan kanan. Adanya penurunan gerakan dinding
pernapasan biasanya ditemukan pada klien TB Paru dengan kerusakan
parenkim paru yang luas.

Perkusi :

Pada klien TB Paru tanpa komplikasi biasanya ditemukan resonan atau


sonor pada seluruh lapang paru. pada klien dengan komplikasi efusi pleura
didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai dengan
akumulasi cairan

Aukultasi :

Pada klien TB Paru bunyi napas tambahan ronki pada sisi yang sakit

1) Brain

Kesadaran biasanya komposmentis, ditemukan adanya sianosis perifer

apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif, klien tampak


wajah meringis, menangis, merintih. Pada saat dilakukan pengkajian pada
mata, biasanya didapatkan konjungtiva anemis pada TB Paru yang
hemaptu, dan ikterik pada pasien TB Paru dengan gangguan fungsi hati.

2) Bledder
Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan.
Memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal
syok.
3) Bowel
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan
4) Bone
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien TB Paru. gejala yang
muncul antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap.

14
5) Pemeriksaan Fisik Head To Toe

(a) Kepala Kaji keadaan Kulit kepala bersih/tidak, ada benjolan/tidak,


simetris/tidak

(b) Rambut Kaji pertumbuhan rata/tidak, rontok, warna rambut

(c) wajah Kaji warna kulit, struktur wajah simetris/tidak

(d) Sistem Penglihatan Kaji kesimetrisan mata, conjungtiva


anemia/tidak, sclera ikterik/tidak )

(e) Wicara dan THT

1. Wicara

Kaji fungsi wicara, perubahan suara,afasia, dysfonia

2. THT

a. Inspeksi hidung : kaji adanya obtruksi/tidak, simetris/tidak,ada


secret/tidak

b. Telinga : Kaji Telinga Luar bersih/tidak, membran tympani, ada


secret/tidak

c. Palpasi : Kaji THT ada/tidak nyeri tekan lokasi dan penjalaran

3.2 Diagnosa keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan secret

2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

3.3 Perencanaan Keperawatan

15
Perencanana keperawatan merupakan proses perawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan dalam intervensi keperawatan.
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya
fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien serta memehami tingkat perkembangan
pasien. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terdapat dua jenis tindakan yaitu
tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaborasi. Sebagai profesi perawat
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam menentukan asuhan keperawatan
(A. Aziz Alimul Hidayat, 2009).

NO Tujuan KH RENCANA RASIONAL


1 Setelah dilakukan a. Kaji fungsi a. Ronkhi, mengi
tindakan pernapasan (bunyi menunjukkan akumulasi
keperawatan, napas, kecepatan, sekret/ ketidakmampun
diharapkan bersihan irama, kedalaman, dan untuk membersihkan
jalan napas dengan penggunaan otot bantu jalan napas
kriteria hasil : Pasien aksesori) b. Pengeluaran sulit bila
dapat mengeluarkan b. Catat kemampuan sekret sangat tebal,
sekret tanpa pasien mengeluarkan sputum berdarah kental/
bantuan, Pasien dahak, catat karakter, darah cerah (misal
berpartisipasi dalam jumlah dahak, adanya infeksi, atau tidak
program pengobatan hemoptysis kuatnya hidrasi)
c. Ajarkan pasien posisi c. Posisi membantu
semi fowler tinggi dan memaksimalkan
latihan napas dalam ekspansi paru dan
d. Anjurkan pasien menurunkan upaya
untuk banyak minum pernapasan
air sedikitnya 2500ml d. Pemasukan tinggi
perhari. e. Kolaborasi : cairan untuk
Pemberian terapi OAT mengencerkan sekret,
3 tablet/hari dan injeksi membantu agar dahak
cefotaxim 1gr mudah dikeluarkan e.
Antibiotik spectrum luas,
membunuh kuman TBC
2. Setelah dilakukan a. Pantau suhu tubuh a. Sebagai indikator

16
tindakan untuk mengetahui status
keperawatan b. Anjurkan untuk hipetermi
diharapkan suhu banyak minum air putih b. Dalam kondisi demam
tubuh kembali untuk mencegah terjadi peningkatan
normal dengan dehidrasi evaporasi yang memicu
kriteria hasil : suhu c. Anjurkan istri pasien timbulnya dehidrasi
tubuh dalam rentang agar memberikan c. Mengurangi suhu
(36oC – 37oC) kompres hangat pada tubuh dan memberikan
lipatan ketiak dan kenyamanan pada
femur pasien dengan faktor
d. Anjurkan pasien konduksi d. Untuk
untuk memakai meningkatkan
pakaian yang menyerap pengeluaran panas
keringat melalui radiasi
e. Kolaborasi : e. Mengurangi panas
Pemberian dengan farmakologis
paracetamol 500mg

3.4 Implementasi keperawatan

Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat


dan pasien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus pada
pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana di gambarkan dalam rencana yang
sudah dibuat di atas.

3.4 Evaluasi keperawatan ‘

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
melakukan evaluasi, perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan
kesimpulan tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan dalam kriteria hasil.

17
18
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan,
terutama paru-paru dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis atau
bakteri TBC. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang
penyebarannya melalui udara.

Tuberkulosis menyebar dengan mudah di area yang terdapat banyak orang


berkumpul dalam kerumunan atau masyarakatnya tinggal dalam kondisi padat. Orang
dengan HIV/AIDS dan orang lain dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular tuberkulosis.

4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah TBC ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat
bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan macam- macam
TBC, penyebab, dan resiko keganasan, serta penanganan yang harus dilakukan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4025/2/BAB%20I.pdf

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa-itu-penyakit-tbc/

https://pkm-labuanbajo.manggaraibaratkab.go.id/baca-berita-215-tb-tuberkulosis-
pengertian-penyebab-dan-cara-pengobatan.html#:~:text=Tuberkulosis%20atau%20TB
%20adalah%20penyakit%20yang%20disebabkan%20oleh%20infeksi%20bakteri,sesak
%20napas%20disertai%20batuk%20kronis.

https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-tips-mencegah-penularan-penyakit-tuberkulosis

https://www.halodoc.com/artikel/faktor-risiko-alami-tbc-yang-terjadi-di-usia-muda

https://media.neliti.com/media/publications/299406-asuhan-keperawatan-pada-tn-s-
dengan-diag-aa69a593.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai