Disusun oleh :
Kelompok 4 Murraya
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Penyakit
Tuberkulosis Pada Kehamilan”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Siti Chunaeni, S.Kep,Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku dosen pengampu yang telah
memberikan materi dan bimbingan kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
2. Semua teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini khususnya anggota
kelompok.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Penyakit Tuberkulosis Pada
Kehamilan” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC)....................................................................6
2.2 CARA PENULARAN TBC..............................................................................................................7
2.3 GEJALA PENYAKIT TBC...............................................................................................................8
2.4 PENGARUH TBC TERHADAP IBU HAMIL...............................................................................10
2.5 CARA PENCEGAHAN TBC..........................................................................................................10
2.6 PENGOBATAN PENDERITA TBC...............................................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15
3.2 Saran................................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
TBC paru ini dapat menimbulkan masalah pada wanita itu sendiri bayinya dan
masyarakat sekitarnya. Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap
cepatnya perjalanan penyakit ini, banyak penderita tidak mengeluh sama sekali.
Keluhan yang sering ditemukan adalah batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah,
nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kadang-kadang ada batuk darah, dan
sakit sekitar dada. Tingginya angka penderita TBC di Indonesia dikarenakan banyak
faktor, salah satunya adalah iklim dan lingkungan yang lembab serta tidak semua
penderita mengerti benar tentang perjalanan penyakitnya yang akan mengakibatkan
kesalahan dalam perawatan dirinya serta kurangnya informasi tentang proses
penyakitnya dan pelaksanaan perawatan dirumah.
Tuberkulosis tidak diturunkan dari generasi ke generasi. Sistem kekebalan yang sehat
4
dapat membunuh TB dalam waktu singkat. Jika tubuh tidak bisa mengatasinya, kuman
biasanya tinggal di paru-paru, tetapi terkadang menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Begitu bakteri TBC mencapai paru-paru, tubuh segera mulai melawannya. Pertarungan
biasanya berhasil, dan sistem kekebalan mampu menghentikan penyebaran kuman.
Namun, bagi sebagian orang, TBC bisa lebih menular. Tuberkulosis yang mungkin
telah lama tidak aktif dapat menjadi aktif kembali bertahun-tahun kemudian dan
infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Infeksi yang sudah sembuh juga
bisa aktif kembali. Hal ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan melemah, seperti
selama masa stres, infeksi virus akut, infeksi HIV, penyakit seperti diabetes, atau
terapi imunosupresif untuk kanker, dan penyakit lain yang membutuhkan steroid,
radiasi, atau obat sitotoksik. Maka dari itu kelompok kami akan membahas makalah
mengenai Penyakit Tuberculosis Pada Kehamilan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Patofisiologi
Penularan TBC terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersikan sehingga penyebaran
kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan darah). Partikel infeksi ini dapat menetap
dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada/tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
6
dan kelembaban. Dalam suasan yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai
berhari-hari bahakan berbulan-bulan, bila partikel infeksi ini terisap oleh orang yang
sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang dan bisa
sampai puncak apeks paru sebelah kanan/kiri dan dapat pula keduanya berpindah dengan
melewati pembuluh limfe.
Setelah itu, infeksi akan menyebar melalui sirmulasi, yang pertama terangsang adalah
limfokinase yang dibentuk lebih banyak untuk merangsang makrofag, berkurang tidaknya
jumlah kuman tergantung pada jumlah makrofag, karena fungsinya adalah membunuh
kuman/basil, apabila proses ini berhasil dan makrofag lebih banyak maka klien akan
sembuh dan daya tahan tubuh akan meningkat.
Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang di dalam
jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel. Tuberkel lama-kelamaan akan
bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama tumbuh permajuan di
temapat tersebut. Apabila jaringan nerkosis dikeluarkan saat penderita batuk yang
menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaploe).
2. TBC aktif
TBC aktif adalah kondisi ketika seseorang sudah menderita penyakit TBC. Pada
tahap ini, bakteri TBC dalam tubuh telah aktif sehingga penderitanya mengalami
gejala-gejala penyakit tuberkulosis. Penderita TBC aktif inilah yang bisa
menularkan penyakit TBC pada orang lain.
Oleh karena itu, penderita TBC aktif disarankan untuk mengenakan masker,
menutup mulut ketika batuk atau bersin, dan tidak meludah sembarangan.
Penderita TBC aktif juga perlu mendapatkan pengobatan TBC. Pengobatan ini
perlu dilakukan secara rutin selama minimal 6 bulan. Pengobatan yang tidak
selesai atau berhenti di tengah jalan dapat mengakibatkan kekebalan bakteri
terhadap obat TB, atau disebut juga TB MDR.
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
8
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2.Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Bakteri TBC yang tumbuh di paru-paru dapat menimbulkan beberapa gejala
penyakit, seperti:
Ketika TB terjadi di luar paru-paru, tanda dan gejala yang terjadi bisa beragam,
sesuai organ yang terinfeksi. Berikut ini adalah contoh gejala penyakit TBC di luar
paru-paru:
9
Sakit perut jika mengalami TBC usus
Sakit kepala dan kejang bila terkena TBC selaput otak
Nyeri tulang dan sendi, hingga tidak mampu bergerak, bila bakteri TBC
menyerang tulang dan sendi.
Tidak hanya berdampak pada ibu, TBC saat hamil juga bisa mempengaruhi
kondisi janin di dalam perut. Penyakit ini dapat menyebar dari ibu ke bayi
melalui tali pusat, dan biasa disebut TBC bawaan. Namun, tidak seperti
penyakit bawaan lainnya, gejala TBC bawaan sering tidak terlalu kelihatan.
Berikut ini merupakan dampak TBC pada bayi.
Menghindari kontak dekat dengan orang yang terkena penyakit TBC adalah
hal yang penting dalam mencegah penyakit TBC. Jika bekerja di rumah sakit,
kenakan masker mikrofiltrasi yang berkualitas baik dan mencuci tangan
dengan pembersih desinfektan setelah kontak dengan pasien. Selain itu,
menghindari tempat-tempat yang ramai, pengap, dan tidak higienis juga bisa
dilakukan agar tidak ada kontak dengan penderita.
Makanan yang kaya antioksidan sebagai cara untuk mencegah penyakit TBC.
Makan setidaknya empat hingga lima porsi sayuran dan buah segar setiap
hari. Antioksidan membantu Berusahalah meningkatkan kekebalan
tubuh dengan makan melawan radikal bebas yang diproduksi dalam tubuh
dan membantu dalam perbaikan sel.
Menjaga makan adalah salah satu cara yang tepat menjaga kekebalan tubuh.
Sertakan setidaknya dua porsi protein yang baik dalam diet harian.
Lakukan olahraga rutin harian untuk menjaga kesehatan dan juga terhindar
dari segala penyakit, misalnya penyakit TBC. Cobalah berjalan santai
atau jogging secara teratur setidaknya selama 45 menit per hari. Dengan
melakukan olahraga, sirkulasi darah menjadi lancar sehingga dapat
meningkatkan kekebalan tubuh Moms, serta terbebas dari segala penyakit,
termasuk TBC.
6. Cobalah Meditasi
8. Vaksinasi
Vaksinasi bisa jadi solusi dari bagaimana cara mencegah penyakit TBC
sedari dini, yaitu dengan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Vaksin ini
bermanfaat melindungi mereka terhadap penyakit TBC.
Dr. Kapil Salgia, MD, Konsultan Ahli Paru (Tuberkulosis & Penyakit
Pernafasan), Marine Lines, India, mengatakan ketika penderita tidak
mematuhi aturan resep atau obat-obatan, bakteri penyakit TBC berisiko
resisten terhadap obat.
Tidur yang cukup bisa jadi tips dalam bagaimana cara mencegah penyakit
TBC yang selanjutnya.
Ini karena TBC adalah infeksi yang ditularkan melalui udara. Bakteri TBC
dilepaskan ke udara ketika seseorang dengan TBC batuk atau bersin. Jika
ventilasi di rumah kurang memadai, cobalah untuk membuka jendela supaya
kualitas udara di dalam rumah menjadi baik dan sinar matahari juga bisa
masuk ke dalam rumah.
Pastikan berada di ruangan dengan ventilasi udara yang baik. Ini karena
TBC dapat tetap berada di udara selama beberapa jam tanpa ventilasi.
12
Pastikan berada di ruangan yang memiliki cahaya alami. Ini karena sinar
UV membunuh bakteri TBC.
Tutup hidung dan mulut saat batuk, begitu pun ketika orang lain di
sekitar batuk atau bersin.
Selama batuk, berbicara, atau bersin, seseorang yang terinfeksi TBC akan
mengeluarkan droplet atau percikan cairan yang dapat melayang di udara
selama beberapa jam, tergantung pada lingkungannya. Penularan terjadi
ketika orang lain menghirup inti droplet yang mengandung bakteri
tuberkulosis tersebut.
Isoniazid
Rifampin (Rifadin, Rimactane)
Ethambutol (Myambutol)
Pyrazinamide
Streptomisin
Obat lini kedua untuk TBC resistan obat
Orang yang resistan terhadap obat antituberkulosis lini kedua akan menjalani
pengobatan TBC lini kedua, dengan jenis obat antibiotik yang digunakan adalah:
Pyrazinamide
Amikacin bisa diganti dengan kanamycin
13
Ethionamide atau prothionamide
Cycloserine atau PAS
Capreomycin
Para-aminosalicylic acid (PAS)
Ciprofloxacin
Ofloxacin
Levofloxacin
Beberapa efek samping mungkin tergolong ringan dan dapat teratasi dengan
sendirinya. Namun, tidak jarang pula penderita TBC merasakan efek samping
yang sangat mengganggu. Terlebih, pengobatan TBC bisa membuat penderitanya
kehilangan nafsu makan sehingga berat badan menurun secara drastis.
Obat-obat antibiotik untuk TBC yang diberikan oleh dokter dapat memberikan
efek samping seperti:
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis
yang sebagian besar menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya.
2. TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius dengn gejala sebagai berikut: batuk
darah, sesak napas, nyeri dada, malaise, anoreksia, dahak bercampur darah, sakit kepala,
nyeri otot dan berkeringat di malam hari.
3. TBC berisiko pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada ibu, tapi juga berpengaruh
terhadap kondisi janin.
4. Obat-obatan yang digunakan untuk menyembuhkan TBC adalah kombinasi dari:
rifamicin, isonaizid, pyrazinamid, ethambutol dan streptomycin.
3.2 Saran
Bagi pasien, masyarakat, ataupum petugas kesehatan hendaknya selalu meningkatkan
motivasinya dalam upaya-upaya peningkatkan pengetahuan tentang TBC dan senantiasa
memeperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Sehingga deteksi pasien TBC dapat
ditemukan dan pengobatan segera dilaksanakan agar mencegah penularan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu, Adeline dan Andra Wahyu Oktaviani. 2020 “Dampak TBC Saat Hamil”
https://www.orami.co.id/magazine/tbc-saat-hamil/ Diakses pada : 10 Februari 2022
16