Disusun Oleh :
Pembimbing :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah
Journal Reading ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil Journal Reading yang berjudul
“Tuberculosis: Pathogenesis, Current Treatment Rejimens and New Drug
Targets”.
Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
1.2 Abstrak...................................................................................................... 4
1.3 Pendahuluan.............................................................................................. 5
1.4 Patogenesis................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 38
iii
BAB I
ISI JURNAL
1.2 Abstrak
Mycobacterium tuberculosis (M. tb), merupakan agen penyebab dari TB,
adalah patogen yang menyebar di seluruh dunia, secara laten menginfeksi
seperempat populasi di seluruh dunia. Status tanpa gejala dari bakteri dormant
(tidak aktif) dapat berubah menjadi aktif apabila sistem pertahanan tubuh lemah.
Rejimen pengobatan lini depan. M. tb yang peka terhadap obat (DS)
membutuhkan empat pengobatan berbeda selama 6 bulan dan harus diawasi
secara ketat agar mencegah kekambuhan dan resistensi. Kemiskinan menjadi
salah satu alasan kesusahan dalam mendapatkan obat terbaik, selain itu kurangnya
kepatuhan pasien menjadi alasan maraknya kasus kegawatdaruratan dan resistensi
obat (DR), hal ini membuat durasi pengobatan semakin lama dan obat yang
digunakan akan lebih mahal daripada rejimen obat lini pertama. Selama lebih dari
50 tahun hanya terdapat 3 jenis obat baru yaitu bedaquiline (BDQ), delamanid
(DLM) dan pretomanid (PMD) yang diterima dan terbukti berkhasiat untuk
menjadi obat anti-TB baru. Pada jurnal ini, akan dibahas mengenai patogenesis
dari M. tb, protokol pengobatan yang digunakan saat ini dan pantangan dalam
mengontrol penyakit TB.
Kata kunci: tuberkulosis, patogenesis TB, rejimen pengobatan TB, obat target
mycobaterial, kandidat obat anti-TB.
4
1.3 Pendahuluan
Pada tahun 1882, Robert Koch menemukan bahwa tubercle bacillus atau
dikenal Mycobacterium tuberculosis (M. tb) sebagai agen penyebab tuberkulosis
(TB). Semenjak penemuan tersebut, epidemi dari TB tidak henti-hentinya dan
terus menyebar di tiap sudut dunia. Meskipun penyakit ini biasanya menyerang
paru (TB paru), TB juga dapat menyebar ke organ tubuh lain (TB extra-paru). M.
tb dormant dapat hidup dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menimbukan
gejala apapun, ini biasa disebut TB inactive. Menurut laporan Whorld Health
Organisation (WHO) pada tahun 2022, seperempat populasi dunia (2 miliar)
secara laten terinfeksi oleh M. tb (Gambar 1). Pada seseorang yang mengalami
infeksi laten TB (ILTB), resiko terjadinya reaktivasi TB adalah 5-10%. Bakteri
dormant mycobacterium dapat aktif pada pasien immunocomprimised, yang
biasanya terjadi pada infeksi Human immnunodeficiency virus (HIV). Orang-
orang yang terinfeksi HIV (lebih dari 38 juta penduduk), beresiko 18 kali lebih
tinggi terinfeksi TB dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Ketika
terjadi reaktivasi TB, bakteri dalam tubuh akan berkembang dan mengakibatkan
munculnya gejala.
Sayangnya, saat ini tidak ada vaksin yang tersedia untuk mengatasi
penyebaran TB pada orang dewasa, baik sebelum atau sesudah terpapar M. tb.
Meskipun demikian, terdapat satu-satunya vaksin TB yang berlisensi yaitu
Calmette-Guerin (BCG) yang dikembangkan sejak satu abad yang lalu, dapat
memberikan perlindungan pada bayi dan anak-anak, terutama pada jenis TB yang
parah (TB millier dan meningitis TB). Meskipun TB dapat menginfeksi semua
usia, kebanyakan orang (90%) yang mengembangkan TB aktif terjadi pada orang
dewasa, dimana insiden lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Oleh
karena itu, saat ini sangat dibutuhkan vaksin yang efisien dalam mencegah
perkembangan segala jenis TB pada seluruh spektrum usia. Selain itu, untuk
mengurangi perkembangan TB dibutuhkan juga jenis obat anti-TB baru yang dapat
menangani TB lebih baik dibanding obat yang biasa digunakan sekarang dalam hal
kemanjuran, toleransi dan durasi pengobatan. Dalam artikel ini, akan dibahas
patogenesis TB, rejimen pengobatan saat ini, pantangan dalam mengontrol TB
secara global, serta target obat TB dan kandidat obat TB.
1.4 Patogenesis TB
7
bakteri tersebut. Pada fase ini, host tidak akan mengalami gejala apapun, dan
bakteri TB kemungkinan akan dieliminasi secara keseluruhan atau berubah
menjadi laten di dalam granuloma. Namun, pada kondisi kekebalan tubuh
menurun bakteri TB akan menjadi aktif dan menyebabkan gejala muncul.
9
yang menular akan dilepaskan dan terjadinya pembentukan lesi kavitas yang
menjadi salah satu ciri khas dari infeksi TB paru. Bahan caseum berfungsi sebagai
sumber nutrisi yang bagus untuk mendorong pertumbuhan patogen menjadi lebih
cepat. Sehingga basil dapat menyebar ke seluruh paru-paru dan menemukan jalan
ke kapiler darah yang membuat penularan bukan hanya ke orang lain tetapi juga
dapat menyebar ke organ lain. Pada tahap ini, penyakit ini menjadi sangat menular
dan bergejala (TB aktif). Pada pemeriksaan histologis paru selama penyakit aktif
akan menunjukkan koeksistensi granuloma di tiap tahap perkembangannya,
perkembangan granuloma ini berkorelasi dengan proses reaktivasi TB. Meskipun
tiga jenis utama granuloma (granuloma solid, nekrotik dan kaseosa) telah
dibedakan, ketiganya membentuk suatu kesinambungan dan tidak boleh
diperlakukan sebagai entitas yang terpisah. Granuloma solid (Gambar 2) terbentuk
pada tahap awal penyakit dan menyebabkan kerusakan jaringan; oleh karena itu,
secara histologis hal ini berkorelasi dengan patologi pembendungan M. tb.
Bentuknya dikelilingi oleh dinding fibrosis, tidak memiliki nekrosis sentral dan
terdiri dari berbagai sel imun yang merupakan mediator utama dalam
pengendalian infeksi terutama limfosit T. pada granuloma solid Jumal M. tb
rendah dan biasanya ditemukan pada pada ILTB. Seiring dengan perkembangan
penyakit, bagian tengah granuloma padat mulai mengalami nekrosis (granuloma
nekrotik), yang membuka jalan bagi bakteri yang tidak aktif untuk menyebar
kemudian hari (granuloma kaseosa; Gambar 2). Penjelasan lebih dalam tentang
granuloma dari TB laten ke TB aktif telah dibahas pembahasa sebelumnya.
10
Gambar 3. Empat obat anti-TB lini pertama
11
1.5 Tantangan dalam Penanganan TB Secara Global
13
Gambar 4. Agen anti-TB lini kedua
Seseorang bisa mengalami TB-MDR atau TB-XDR dengan salah satu dari
dua cara berikut: (1) infeksi primer dengan bakteri MDR atau XDR (transmisi
orang ke orang), atau (2) resistensi muncul saat obat anti-TB salah digunakan oleh
pasien. Secara keseluruhan, TB-MDR dan TB-XDR umumnya membutuhkan
durasi pengobatan yang jauh lebih lama (hingga dua tahun) dibandingkan dengan
rejimen lini pertama untuk TB-DS. Selain itu, obat anti-TB lini kedua, yang
direkomendasikan untuk MDR dan XDR-TB, umumnya lebih toksik, lebih mahal
dan kurang berkhasiat dibandingkan dengan obat lini pertama. Semua hal ini
memperburuk dilema kepatuhan pasien dan penyebaran penyakit di masyarakat,
yang mengabadikan TB sebagai ancaman kesehatan global.
14
Infeksi HIV dianggap sebagai faktor risiko predisposisi utama bagi pasien
yang jatuh sakit dengan M. tb. HIV meningkatkan kemungkinan perkembangan
penyakit menjadi stadium aktif sebesar 18 kali lipat. Begitu pula, TB diketahui
memperburuk infeksi HIV dan dianggap sebagai penyebab utama kematian pada
pasien HIV. Pada orang yang koinfeksi, kedua patogen ini memiliki efek yang
besar pada sistem kekebalan tubuh, melemahkan respon kekebalan tubuh host dan
mempercepat penurunan fungsi imunologi. Salah satu tantangan dari koinfeksi TB
dan HIV adalah menemukan penanganan yang tepat dikarenakan peningkatan
beban pil dan efek samping toksik akibat tumpang tindihnya interaksi obat-obatan
yang digunakan. Interaksi utama antara antibiotik TB dan HIV berkaitan dengan
peningkatan ekspresi sistem sitokrom P450 (CYP) hati yang diinduksi oleh RIF.
Induksi enzim CYP ini meningkatkan metabolisme dari beberapa pengobatan HIV,
seperti protease inhibitor, sehingga menurunkan konsentrasi terapinya. Bahkan
pemberian inhibitor CYP, seperti ritonavir, tidak dapat mengembalikan kadar
normal dari berbagai inhibitor protease. Oleh karena itu, baik ditingkatkan atau
tidak, protease inhibitors standar tidak dapat diresepkan bersamaan dengan RIF.
Antibiotik rifamycin lain sifat mengurangi induksi CYP adalah rifabutin, yang
diidentifikasi sebagai alternatif untuk RIF. Namun, pemberian bersama ritonavir
meningkatkan konsentrasi serum dan memperburuk toksisitas pada rifabutin.
Selain itu, tantangan ini semakin diperburuk oleh manajemen klinis infeksi dan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan.
1.6.1 Overview
16
memecahkan inhibitor enzim bakteri M. tb karena dinding sel lilin M. tb yang
sangat kedap air. Selain itu, inhibitor yang diidentifikasi dapat mencapai sel target
tidak memiliki sifat seperti obat. Oleh karena itu, tidak ada obat anti-TB yang
berhasil diemukan dari metode ini sampai saat ini.
a. GyrA/B
Gambar 6. Skema representatid dari lokasi kerja beberapa jenis obat yang
berpotensi menjadi obat anti-TB saat ini serta senyawa targetnya. Pada gambaran
tersebut menunjukan bahwa terget utama dalam penemuan obat TB adalah
GyrA/B, QcrB, ATP sintase, DpeE1, FadD32, Pks13 dan MmpL3, TMM:
trehalose monomycolate, GroMM: glycerol monomycolate, TDM: trehalose
dimycolate, GMM; glucose monomycolate, DPS: decaprenylphosporyl-D-ribose,
DPX: decaprenylphosphoryl-2’-ketoribose, DPA: decaprenylphosphoryl-D-
arabinose, Mas: mycolic acids, FAS-I: fatty acid synthase I dan FAS-II: fatty acid
19
synthase II.
b. ATP Synthase
c. QcrB
21
dikombinasikan dengan obat anti-TB lainnya.
d. DpeE1
22
yaitu BTZ-043, PBTZ-169 (Macozinone), OPC-167832 dan TBA-7371(Gambar
6).
Karena potensi BTZ-043 yang luar biasa dalam in vitro tidak sebagus
dalam in vivo pada model tikus TB, maka optimasi lebih lanjut dilakukan, yang
mengarah pada pengembangan seri baru BTZ yaitu piperazinebenzothiazinones
(PBTZ). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat farmakologis dari
senyawa timbal generasi pertama BTZ-043, khususnya kelarutan dalam air yang
dicapai dengan memasukkan gugus piperazin ke dalam rangakian BTZ. Hasilnya,
PBTZ-169 generasi berikutnya (Gambar 6) menunjukkan sifat fisikokimia dan
aktivitas antimikroba yang lebih unggul dibandingkan dengan BTZ-043. PBTZ-
169 (Macozinone) memiliki mekanisme kerja yang sama dengan BTZ-043, yaitu
menghambat DprE1 dengan cara membentuk ikatan kovalen dengan residu sistein
di area aktifnya. Aktivitas in vitro PBTZ-169 terhadap strain M. tb H37Rv (MIC =
0,3 ng / mL) hampir 3 kali lipat lebih tinggi dari BTZ-043. PBTZ-169 juga
23
memiliki keunggulan dapat mempertahankan aktivitasnya yang kuat terhadap
panel isolat klinis MDR dan XDR M. tb. Selain potensi anti-TB in vitro yang lebih
baik, PBTZ-169 juga menunjukkan potensi yang lebih baik daripada BTZ-043
dalam aspek-aspek berikut: (1) kurangnya pusat kiral pada PBTZ-169 membuat
sintesis, produksi dan kontrol kualitasnya lebih mudah dibandingkan BTZ-043,
sehingga mengurangi biaya produksinya; (2) PBTZ-169 secara signifikan lebih
berkhasiat daripada BTZ-043 dalam model murine TB, sehingga PBTZ-169
menjadi penghambat DprE1 yang lebih efisien daripada BTZ-043; (3) PBTZ-169
menunjukkan lebih sedikit sitotoksisitas dibandingkan dengan BTZ-043; (4)
PBTZ-169 menunjukkan kelarutan yang lebih baik daripada BTZ-043; (5) PBTZ-
169 menunjukkan penyerapan yang lebih baik daripada BTZ-043, (6) PBTZ-169
menunjukkan penyerapan yang lebih baik daripada BTZ-043 karena pada saat
dibandingkan dengan BTZ-043 menunjukkan profil PK yang lebih baik. PBTZ-
169 bekerja secara sinergis dengan BDQ sementara efek aditif diamati ketika
dikombinasikan dengan obat anti-TB lainnya. Meskipun PBTZ-169 dikembangkan
bertahun-tahun setelah BTZ-043, PBTZ169 membuat kemajuan yang luar biasa
dalam uji klinis; oleh karena itu, saat ini PBTZ-169 setara dengan BTZ043 karena
kedua kandidat berada di Fase II. Studi fase I PBTZ-169 pada sukarelawan pria
sehat menunjukkan profil keamanan yang baik dan tolerabilitas yang baik. Studi
fase IIa EBA dari PBTZ-169 telah selesai pada awal 2018, yang menetapkan
keamanannya yang dapat diterima pada pasien TB-DS. Selain itu, aktivitas
bakterisidal yang baik secara statistik dimanifestasikan ketika PBTZ-169 diberikan
sebagai monoterapi pada kelompok yang terdiri dari tujuh pasien selama 14 hari.
24
terhadap M. tb yang sedang tumbuh maupun intraseluler pada konsentrasi masing-
masing 0,5 dan 4 ng / mL. Perlu dicatat bahwa aktivitas pembunuhan OPC-167832
terhadap M. tb yang sedang tumbuh lebih unggul daripada BDQ dan linezolid
sementara itu setara dengan RIF, moxifloxacin dan levofloxacin. Aktivitas
bakterisidal yang kuat ini dikaji secara in vivo pada model tikus TB kronis, di
mana OPC-167832 menunjukkan dosis efektif minimum yang sangat rendah
(MED = 0,625 mg / kg). OPC-167832 juga dievaluasi dalam terapi kombinasi pada
tikus yang terinfeksi TB, di mana ia digunakan bersama DLM sebagai komponen
inti dari rejimen kombinasi obat yang terdiri dari 3 atau 4 obat, di mana obat ketiga
dan / atau keempat adalah linezolid, moksifloksasin atau BDQ. Kegiatan sterilisasi
yang diamati pada lima dari enam rejimen ini lebih besar daripada rejimen lini
depan (INH, RIF, PZA dan EMB). Kombinasi baru ini menunjukkan penurunan
cepat dalam jumlah bakteri pada tikus serta efek pencegahan kambuh yang lebih
unggul dari kombinasi pengobatan standar. Hasil tersebut membuat OPC-167832
masuk ke dalam jalur klinis (Fase I / II EBA).
25
PK-nya dinilai pada hewan pengerat didapatkan paparan oral yang baik. Fase IIa
dimulai pada Januari 2020 untuk mengevaluasi EBA, keamanan, dan PK TBA-
7371 pada TB paru.
Tiga serangkai yang terlibat dalam biosintesis MAs FadD32, Pks13 dan
MmpL3 akan membentuk wilayah baru yang belum sepenuhnya dieksploitasi pada
M. tb (Gambar 6). Oleh karena itu, mereka merupakan target obat yang
menjanjikan untuk pengembangan agen anti-TB baru yang dapat digunakan untuk
mengatasi TB-MDR. Kedua gen fadD32 dan pks13 bersebelahan pada operon
yang sama (kluster fadD32 pks13-accD4). MAs berkontribusi pada resistensi
intrinsik M. tb sehingga sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup, persistensi
dan virulensi mikobakteri. Oleh karena itu, menghambat enzim penting yang
terlibat dalam biosintesis MAs dianggap sangat dibutuhkan dalam penemuan obat
TB. Gagasan ini didukung dengan obat yang saat ini digunakan menargetkan
26
biosintesis MAs seperti INH, yang merupakan tulang punggung kemoterapi TB
bersama dengan RIF. Oleh karena itu, menghambat FadD32 atau Pks13 dapat
mengakibatkan gangguan pada biosintesis MAs, sehingga dapat merusak integritas
membran luar M. tb. Penghapusan gen fadD32 atau pks13 pada Corynebacterium
glutamicum menghapuskan produksi Mas dan mengubah struktur selubung sel.
Pada Mycobacterium smegmatis (M. smegmatis), kedua gen tersebut juga terbukti
penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikobakteri.
f. MmpL3
30
menunjukkan profil aktivitas bakterisidal yang mirip dengan isoniazid (INH), yang
dengan cepat membunuh M. tb pada konsentrasi yang lebih besar dari 0,2 µM.
Kedua senyawa tersebut juga menunjukkan sifat PK oral yang menguntungkan
pada anjing dan hewan pengerat. Dua analog timbal tingkat lanjut juga berkhasiat
dalam mengobati keduanya infeksi M. tb akut dan kronis dalam model kemanjuran
murine [MED = 37,5 (NITD-304) dan 25 (NITD-349) mg/kg]. Aktivitas in vivo
dari kedua senyawa (masing-masing 100 mg / kg) sebanding dengan RIF (10 mg /
kg) dan lebih baik daripada EMB (100 mg / kg). Dalam model infeksi tikus, satu
bulan dosis harian (100 mg / kg) NITD-304 atau NITD-349 dapat ditoleransi
dengan baik pada semua hewan. Selain itu, penilaian keamanan in vitro dan in vivo
dari kedua kandidat, termasuk studi toksikologi tikus eksplorasi selama dua
minggu, mengungkapkan margin keamanan yang menjanjikan. Kedua senyawa
tersebut tidak menunjukkan sitotoksisitas terhadap sel mamalia (CC50> 20 µM)
dengan indeks selektivitas> 1000. Mereka juga tidak menunjukkan penghambatan/
toksisitas pada hampir 40 uji biokimia, termasuk panel reseptor yang dipasangkan
dengan protein G manusia, protease, fosfodiesterase, dan saluran ion (IC50 > 30
µM). Tidak seperti banyak obat anti-TB, misalnya, moxifloxacin dan BDQ, baik
NITD-304 dan NITD-349 tidak memiliki efek kardiotoksik, karena tidak satu pun
dari mereka yang menghambat saluran hERG (IC50> 30 µM). Selain itu, kedua
kandidat tidak menghambat atau menstimulasi enzim CYP pada konsentrasi 10
µM, kecuali untuk isoform CYP2C9, yang dihambat oleh NITD-349 dengan nilai
IC50 sebesar 2,67 µM. Mereka juga tidak menginduksi aktivasi hPXR pada
konsentrasi 10 µM. Secara kolektif, temuan ini menunjukkan rendahnya potensi
interaksi obat-obat yang berkorelasi dengan kedua analog I2C ini. Kedua senyawa
tersebut saat ini sedang dalam tahap optimasi timbal.
Tiga senyawa hit, AU1235, BM212 dan THPP1 (Gambar 6), juga terbukti
memiliki aktivitas bakterisidal yang kuat terhadap M. tb melalui penargetan
MmpL3. Turunan adamantil urea AU1235 menunjukkan aktivitas yang kuat
terhadap strain DS dan DR M. tb (MIC <0,12 µg/mL) sementara itu tingkat
sitotoksisitasnya dapat diabaikan terhadap sel Vero mamalia (IC50 = 219 µg/mL).
Turunan diarylpyrrole BM212 (Gambar 6) menunjukkan aktivitas penghambatan
yang kuat terhadap beberapa strain M. tb, termasuk MDR-TB (MIC = 0,7-1,5 µg /
mL). Obat ini juga menunjukkan aktivitas bakterisidal terhadap M. tb intraseluler
31
(MIC = 0,5 µg/mL) tanpa menghilangkan makrofag. Hasil akhirnya, senyawa
tetrahydropyrazolo [1,5-a] pyrimidine-3-carboxamide (THPP1) menunjukkan
aktivitas anti-TB yang kuat terhadap panel strain M. tb DS dan mono-resistant
(MIC = 0,16-0,6 µM) begitupun strain M. tb MDR dan XDR (MIC = 0,16-5 µM).
THPP1 juga menunjukkan aktivitas anti-TB intraseluler yang kuat dengan nilai
MIC 0,16 µM pada makrofag tikus yang terinfeksi. THPP1 juga menunjukkan
sitotoksisitas minimal terhadap sel HepG2 manusia (IC50> 25 µM).
32
BAB II
KRITISI JURNAL
Waktu 2023
penerbitan
Abstrak jurnal • Penulisan abstrak dalam jurnal ini terdiri dari 224 kata
dalam Bahasa Inggris. Abstrak yang baik tidak lebih dari
250 kata. Dalam penelitian ini abstrak dibuat sudah ringkas
dan mudah dibaca.
• Pada bagian bawah abstrak telah dicantumkan kata kunci
atau keyword.
Pendahuluan Pada pendahuluan jurnal ini dijelaskan mengenai sejarah
jurnal Mycobacterium tuberculosis (M.Tb), dampak dari infeksi M.Tb,
epidemiologi TB, patofisiologi TB dan kegawatdaruratan TB
sebagai masalah di seluruh dunia.
Pembahasan Pada jurnal ini dibahas mengenai patogenesis dari M. tb,
Jurnal protokol pengobatan yang digunnakan saat ini dan pantangan
dalam mengontrol penyakit TB.
33
Daftar • Daftar pustaka pada jurnal ini dicantumkan dengan
pustaka metode Vancover dengan literatur yang digunakan
jurnal berjumlah 105 nomor.
• Kaidah penulisan referensi yang digunakan sudah tepat
dengan menggunakan kaidah penulisan CMS (Chicago
Manual of Style).
34
2.2 Mengkaji PICO Jurnal
P : Permasalahan global TB yang sedang dihadapi meliputi TB resistensi obat,
koinfeksi TB dan HIV serta TB pasca pandemi COVID-19.
I : Saat ini sedang dilakukan berbagai pendekatan untuk menemukan obat baru
dalam penanganan masalah TB di dunia dengan cara mengidentifikasi target
obat TB beserta senyawa yang dapat mencapai target tersebut.
C : Tidak terdapat perbandingan pada jurnal ini.
O : Saat ini telah ditemukan beberapa target obat yang baru yang berpotensi seperti
GyrA/B, ATP sintase, QcrB, DprE1, FadD32, Pks13 dan MmpL yang sampai
saat ini masih dikembangkan.
Applicability
Jurnal ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau pedoman bagi tenaga
kesehatan terutama dalam penanganan TB.
1. Jurnal ini merupakan salah satu jurnal terbitan terbaru yang membahas tentang
patogenesis TB, rejimen pengobatan TB yang saat ini digunakan dan target obat
TB.
2. Sebagai jurnal review, artikel yang digunakan sebagai referensi sudah sangat
35
cukup (105 artikel) untuk digunakan sebagai pedoman terbaru.
3. Pembahasan sangat lengkap dan sudah disertai dengan gambar yang
mempermudah untuk memahami isinya.
1. Jurnal ini banyak menggunakan bahasa medis sehingga sulit untuk dimengerti
oleh kalangan umum.
36
BAB III
KESIMPULAN
Meskipun saat ini telah tersedia antibiotik yang berpotensi menyembuhkan,
TB terus menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang mengkhawatirkan di
seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Pada seseorang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, basil tuberkel akan hidup dengan
dilapisi granuloma seumur hidup tanda diketahui oleh sistem imun (infeksi TB
laten). Infeksi TB laten (tanpa gejala) ini dapat mengalami reaktivasi ketika
kekebalan tubuh host-nya terganggu, yang mengakibatkan peningkatan beban
bakteri dan perkembangan penyakit, sehingga akhirnya menyebabkan gejala dan
dapat menular. Mengobati infeksi M.Tb DS biasanya dapat dilakukan dengan
rejimen obat anti-TB lini pertama. Namun pada kasus infeksi TB-MDR,
pengobatan akan menjadi lebih menantang dan kurang menjanjikan. Hal ini yang
menyebabkan pandemi TB terus berlanjut. Selain itu, upaya pengendalian TB
umumnya terhambat oleh koinfeksi HIV, COVID-19, kepatuhan pasien yang
buruk dan pendekatan pengobatan yang kurang optimal diberbagai belahan dunia.
Sejak sekuensing seluruh genom M. tb (≈4000 gen) terungkap, banyak
ditemukan molekul kecil dengan aktivitas yang kuat terhadap strain M. tb DS, dan
targetnya telah diidentifikasi dan divalidasi. Saat ini, banyak ilmuwan yang sedang
memfokuskan upaya penelitian mereka untuk mengidentifikasi target obat M. tb
yang baru untuk mengatasi masalah DR. Target obat yang paling menonjol akhir-
akhir ini adalah GyrA/B, ATP sintase, QcrB, DprE1, FadD32, Pks13 dan MmpL3.
Sayangnya, beberapa kandidat obat tersebut ditemukan memiliki toksisitas,
aktivitas in vivo yang tidak mencukupi, atau masalah waktu paruh eliminasi.
Memang, terlepas dari upaya ekstensif yang dilakukan hingga saat ini untuk
memperkenalkan obat anti-TB yang lebih manjur ke pasar, hanya tiga obat yang
bekerja dengan mekanisme baru yang disetujui sejak 2013 dalam lebih dari lima
dekade. Oleh karena itu, saat ini masih sangat diusahakan pendekatan unutk
mempercepat penemuan obat anti-TB yang revolusioner.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaufmann, S.H.; Schaible, U.E. 100th anniversary of Robert Koch’s Nobel Prize
for the discovery of the tubercle bacillus. Trends Microbiol. 2005, 13, 469–475.
[CrossRef]
2. World Health Organisation. Global Tuberculosis Report 2022; World Health
Organization: Geneva, Switzerland, 2022; Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
Available online: https://www.who.int/publications/i/item/9789240061729
(accessed on 1 February 2023).
3. Flynn, J.L.; Chan, J. Tuberculosis: Latency and Reactivation. Infect. Immun.
2001, 69, 4195–4201. [CrossRef] [PubMed]
4. World Health Organisation. Global Tuberculosis Report 2020; World Health
Organization: Geneva, Switzerland, 2020; Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
Available online:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336069/9789240013131-eng.pdf
(accessed on 1 February 2023).
5. Philips, J.A.; Ernst, J.D. Tuberculosis Pathogenesis and Immunity. Annu. Rev.
Pathol. Mech. Dis. 2012, 7, 353–384. [CrossRef] [PubMed]
6. Acharya, B.; Acharya, A.; Gautam, S.; Ghimire, S.P.; Mishra, G.; Parajuli, N.;
Sapkota, B. Advances in diagnosis of Tuberculosis: An update into molecular
diagnosis of Mycobacterium tuberculosis. Mol. Biol. Rep. 2020, 47, 4065–4075.
[CrossRef]
7. Leung, A.N. Pulmonary Tuberculosis: The Essentials. Radiology 1999, 210, 307–
322. [CrossRef]
8. Luies, L.; du Preez, I. The Echo of Pulmonary Tuberculosis: Mechanisms of
Clinical Symptoms and Other Disease-Induced Systemic Complications. Clin.
Microbiol. Rev. 2020, 33, e00036-20. [CrossRef] [PubMed]
9. Schluger, N.W. The pathogenesis of tuberculosis: The first one hundred (and
twenty-three) years. Am. J. Respir. Cell Mol. Biol. 2005, 32, 251–256. [CrossRef]
[PubMed]
10. Russell, D.G.; Cardona, P.-J.; Kim, M.-J.; Allain, S.; Altare, F. Foamy
macrophages and the progression of the human tuberculosis granuloma. Nat.
Immunol. 2009, 10, 943–948. [CrossRef] [PubMed]
11. Huszár, S.; Chibale, K.; Singh, V. The quest for the holy grail: New antitubercular
chemical entities, targets and strategies. Drug Discov. Today 2020, 25, 772–780.
[CrossRef]
12. Chai, Q.; Zhang, Y.; Liu, C.H. Mycobacterium tuberculosis: An Adaptable
Pathogen Associated With Multiple Human Diseases. Front. Cell. Infect.
Microbiol. 2018, 8, 158. [CrossRef]
13. Marrakchi, H.; Laneelle, M.A.; Daffe, M. Mycolic acids: Structures, biosynthesis,
and beyond. Chem. Biol. 2014, 21, 67–85. [CrossRef] [PubMed]
14. Peyron, P.; Vaubourgeix, J.; Poquet, Y.; Levillain, F.; Botanch, C.; Bardou, F.;
Daffe, M.; Emile, J.F.; Marchou, B.; Cardona, P.J.; et al. Foamy macrophages
from tuberculous patients’ granulomas constitute a nutrient-rich reservoir for M.
tuberculosis persistence. PLoS Pathog. 2008, 4, e1000204. [CrossRef] [PubMed]
15. Grosset, J. Mycobacterium tuberculosis in the Extracellular Compartment: An
Underestimated Adversary. Antimicrob. Agents Chemother. 2003, 47, 833–836.
[CrossRef] [PubMed]
16. Gengenbacher, M.; Kaufmann, S.H. Mycobacterium tuberculosis: Success
through dormancy. FEMS Microbiol. Rev. 2012, 36, 514–532. [CrossRef]
38
[PubMed]
17. Dorhoi, A.; Kaufmann, S.H. Pathology and immune reactivity: Understanding
multidimensionality in pulmonary tuberculosis. Semin. Immunopathol. 2015, 38,
153–166. [CrossRef] [PubMed]
18. Hunter, R.L. Pathology of post primary tuberculosis of the lung: An illustrated
critical review. Tuberculosis 2011, 91, 497–509. [CrossRef] [PubMed]
19. Reece, S.T.; Kaufmann, S.H. Floating between the poles of pathology and
protection: Can we pin down the granuloma in tuberculosis? Curr. Opin.
Microbiol. 2012, 15, 63–70. [CrossRef]
20. Zumla, A.; Nahid, P.; Cole, S.T. Advances in the development of new tuberculosis
drugs and treatment regimens. Nat. Rev. Drug Discov. 2013, 12, 388–404.
[CrossRef]
21. Rawat, R.; Whitty, A.; Tonge, P.J. The isoniazid-NAD adduct is a slow, tight-
binding inhibitor of InhA, the Mycobacterium tuberculosis enoyl reductase:
Adduct affinity and drug resistance. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 2003, 100,
13881–13886. [CrossRef]
22. Campbell, E.A.; Korzheva, N.; Mustaev, A.; Murakami, K.; Nair, S.; Goldfarb,
A.; Darst, S.A. Structural Mechanism for Rifampicin Inhibition of Bacterial RNA
Polymerase. Cell 2001, 104, 901–912. [CrossRef]
23. Louw, G.E.; Warren, R.M.; van Pittius, N.C.G.; Leon, R.; Jimenez, A.;
Hernandez-Pando, R.; McEvoy, C.R.E.; Grobbelaar, M.; Murray, M.; van Helden,
P.D.; et al. Rifampicin Reduces Susceptibility to Ofloxacin in Rifampicin-
resistant Mycobacterium tuberculosis through Efflux. Am. J. Respir. Crit. Care
Med. 2011, 184, 269–276. [CrossRef] [PubMed]
24. Zhang, Y.; Mitchison, D. The curious characteristics of pyrazinamide: A review.
Int. J. Tuberc. Lung Dis. 2003, 7, 6–21. [PubMed]
25. Goude, R.; Amin, A.G.; Chatterjee, D.; Parish, T. The Arabinosyltransferase
EmbC Is Inhibited by Ethambutol in Mycobacterium tuberculosis. Antimicrob.
Agents Chemother. 2009, 53, 4138–4146. [CrossRef] [PubMed]
26. Chiang, C.-Y.; Centis, R.; Migliori, G.B. Drug-resistant tuberculosis: Past,
present, future. Respirology 2010, 15, 413–432. [CrossRef] [PubMed]
27. Sotgiu, G.; Centis, R.; D’Ambrosio, L.; Migliori, G.B. Tuberculosis Treatment
and Drug Regimens. Cold Spring Harb. Perspect. Med. 2015, 5, a017822.
[CrossRef]
28. Yee, D.; Valiquette, C.; Pelletier, M.; Parisien, I.; Rocher, I.; Menzies, D.
Incidence of Serious Side Effects from First-Line Antituberculosis Drugs among
Patients Treated for Active Tuberculosis. Am. J. Respir. Crit. Care Med. 2003,
167, 1472–1477. [CrossRef]
29. World Health Organisation. WHO Consolidated Guidelines on Drug-Resistant
Tuberculosis Treatment; World Health Organization: Geneva, Switzerland, 2019;
Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO. Available online:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/1066 5/311389/9789241550529-eng.pdf
(accessed on 1 February 2023).
30. Migliori, G.B.; Tiberi, S.; Zumla, A.; Petersen, E.; Chakaya, J.M.; Wejse, C.;
Muñoz Torrico, M.; Duarte, R.; Alffenaar, J.W.; Schaaf, H.S.; et al. MDR/XDR-
TB management of patients and contacts: Challenges facing the new decade. The
2020 clinical update by the Global Tuberculosis Network. Int. J. Infect. Dis. 2020,
92S, S15–S25. [CrossRef] [PubMed]
31. World Health Organisation. Module 4: Treatment—Drug-Resistant Tuberculosis
Treatment. In WHO Operational Handbook on Tuberculosis; World Health
39
Organization: Geneva, Switzerland, 2020; Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
Available online: https://www.who.int/publications/i/item/9789240006997
(accessed on 1 February 2023).
32. Zumla, A.; Chakaya, J.; Centis, R.; D’Ambrosio, L.; Mwaba, P.; Bates, M.;
Kapata, N.; Nyirenda, T.; Chanda, D.; Mfinanga, S.; et al. Tuberculosis treatment
and management–an update on treatment regimens, trials, new drugs, and adjunct
therapies. Lancet Respir. Med. 2015, 3, 220–234. [CrossRef]
33. Sensi, P. History of the Development of Rifampin. Clin. Infect. Dis. 1983, 5
(Suppl. S3), S402–S406. [CrossRef]
34. Nahid, P.; Mase, S.R.; Migliori, G.B.; Sotgiu, G.; Bothamley, G.H.; Brozek, J.L.;
Cattamanchi, A.; Cegielski, J.P.; Chen, L.; Daley, C.L.; et al. Treatment of Drug-
Resistant Tuberculosis. An Official ATS/CDC/ERS/IDSA Clinical Practice
Guideline. Am. J. Respir. Crit. Care Med. 2019, 200, e93–e142. [CrossRef]
35. Koul, A.; Arnoult, E.; Lounis, N.; Guillemont, J.; Andries, K. The challenge of
new drug discovery for tuberculosis. Nature 2011, 469, 483–490. [CrossRef]
[PubMed]
36. Mudde, S.E.; Upton, A.M.; Lenaerts, A.; Bax, H.I.; De Steenwinkel, J.E.M.
Delamanid or pretomanid? A Solomonic judgement! J. Antimicrob. Chemother.
2022, 77, 880–902. [CrossRef] [PubMed]
37. Ginsberg, A.M.; Spigelman, M. Challenges in tuberculosis drug research and
development. Nat. Med. 2007, 13, 290–294. [CrossRef]
38. Pawlowski, A.; Jansson, M.; Skold, M.; Rottenberg, M.E.; Kallenius, G.
Tuberculosis and HIV co-infection. PLoS Pathog. 2012, 8, e1002464. [CrossRef]
39. World Health Organisation. COVID-19 Weekly Epidemiological Update on
COVID-19. 25 January 2023. Available online:
https://www.who.int/publications/m/item/weekly-epidemiological-update-on-
covid-19---25-january-2023 (accessed on 1 February 2023).
40. World Health Organisation. Global Tuberculosis Report 2021; World Health
Organization: Geneva, Switzerland, 2021; Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
Available online: https://www.who.int/publications/i/item/9789240037021
(accessed on 1 February 2023).
41. Cole, S.T.; Brosch, R.; Parkhill, J.; Garnier, T.; Churcher, C.; Harris, D.; Gordon,
S.V.; Eiglmeier, K.; Gas, S.; Barry, C.E., 3rd; et al. Deciphering the biology of
Mycobacterium tuberculosis from the complete genome sequence. Nature 1998,
393, 537–544. [CrossRef] [PubMed]
42. Mdluli, K.; Kaneko, T.; Upton, A. The Tuberculosis Drug Discovery and
Development Pipeline and Emerging Drug Targets. Cold Spring Harb. Perspect.
Med. 2015, 5, a021154. [CrossRef]
43. La Rosa, V.; Poce, G.; Canseco, J.O.; Buroni, S.; Pasca, M.R.; Biava, M.; Raju,
R.M.; Porretta, G.C.; Alfonso, S.; Battilocchio, C.; et al. MmpL3 Is the Cellular
Target of the Antitubercular Pyrrole Derivative BM212. Antimicrob. Agents
Chemother. 2012, 56, 324–331. [CrossRef]
44. Manjunatha, U.H.; Smith, P.W. Perspective: Challenges and opportunities in TB
drug discovery from phenotypic screening. Bioorganic Med. Chem. 2015, 23,
5087–5097. [CrossRef]
45. Locher, C.P.; Jones, S.M.; Hanzelka, B.L.; Perola, E.; Shoen, C.M.; Cynamon,
M.H.; Ngwane, A.H.; Wiid, I.J.; van Helden, P.D.; Betoudji, F.; et al. A Novel
Inhibitor of Gyrase B Is a Potent Drug Candidate for Treatment of Tuberculosis
and Nontuberculosis Mycobacterial Infections. Antimicrob. Agents Chemother.
2015, 59, 1455–1465. [CrossRef]
40
46. Mdluli, K.; Ma, Z. Mycobacterium tuberculosis DNA gyrase as a target for drug
discovery. Infect. Disord. Drug Targets 2007, 7, 159–168. [CrossRef]
47. Bruch, E.M.; Petrella, S.; Bellinzoni, M. Structure-Based Drug Design for
Tuberculosis: Challenges Still Ahead. Appl. Sci. 2020, 10, 4248. [CrossRef]
48. 2022 Global New TB Drug Pipeline. Available online:
https://www.newtbdrugs.org/pipeline/clinical (accessed on 1 February 2023).
49. 2022 Global New TB Drug Pipeline. Available online:
https://www.newtbdrugs.org/pipeline/discovery (accessed on 1 February 2023).
50. Spero Therapeutics Announces Positive Results from SPR720 IND-Enabling
Studies and Plans to Initiate a Phase 1 Trial. Available online:
https://www.globenewswire.com/news-release/2018/11/05/1644995/0/en/Spero-
Therapeutics-Announces-PositiveResults-from-SPR720-IND-Enabling-Studies-
and-Plans-to-Initiate-a-Phase-1-Trial.html (accessed on 1 February 2023).
51. Stout, J.E.; Koh, W.-J.; Yew, W.W. Update on pulmonary disease due to non-
tuberculous mycobacteria. Int. J. Infect. Dis. 2016, 45, 123–134. [CrossRef]
[PubMed]
52. Spero Therapeutics Announces Initiation of SPR720 Phase 1 Clinical Trial.
Available online: https://www.globenewswire.com/
en/news-release/2019/01/29/1706794/0/en/Spero-Therapeutics-Announces-
Initiation-of-SPR720-Phase-1-Clinical-Trial. html (accessed on 1 February 2023).
53. Spero Therapeutics Receives QIDP Designation from the U.S. FDA for the
Development of SPR720. Available online:
https://www.globenewswire.com/news-release/2019/02/26/1742382/0/en/Spero-
Therapeutics-Receives-QIDPDesignation-from-the-U-S-FDA-for-the-
Development-of-SPR720.html (accessed on 1 February 2023).
54. Spero Therapeutics Provides Update on SPR720 Phase 2a Clinical Trial.
Available online: https://www.globenewswire.com/
news-release/2021/02/05/2170670/0/en/Spero-Therapeutics-Provides-Update-on-
SPR720-Phase-2a-Clinical-Trial.html (accessed on 1 February 2023).
55. Koul, A.; Dendouga, N.; Vergauwen, K.; Molenberghs, B.; Vranckx, L.;
Willebrords, R.; Ristic, Z.; Lill, H.; Dorange, I.; Guillemont, J.; et al.
Diarylquinolines target subunit c of mycobacterial ATP synthase. Nat. Chem.
Biol. 2007, 3, 323–324. [CrossRef] [PubMed]
56. Lu, P.; Lill, H.; Bald, D. ATP synthase in mycobacteria: Special features and
implications for a function as drug target. Biochim. Biophys. Acta 2014, 1837,
1208–1218. [CrossRef] [PubMed]
57. Sutherland, H.S.; Tong, A.S.; Choi, P.J.; Blaser, A.; Conole, D.; Franzblau, S.G.;
Lotlikar, M.U.; Cooper, C.B.; Upton, A.M.; Denny, W.A.; et al. 3,5-
Dialkoxypyridine analogues of bedaquiline are potent antituberculosis agents with
minimal inhibition of the hERG channel. Bioorganic Med. Chem. 2019, 27, 1292–
1307. [CrossRef] [PubMed]
58. Chahine, E.B.; Karaoui, L.R.; Mansour, H. Bedaquiline: A novel diarylquinoline
for multidrug-resistant tuberculosis. Ann. Pharmacother. 2014, 48, 107–115.
[CrossRef]
59. 59. Pethe, K.; Bifani, P.; Jang, J.; Kang, S.; Park, S.; Ahn, S.; Jiricek, J.; Jung, J.;
Jeon, H.K.; Cechetto, J.; et al. Discovery of Q203, a potent clinical candidate for
the treatment of tuberculosis. Nat. Med. 2013, 19, 1157–1160. [CrossRef]
60. Lu, X.; Williams, Z.; Hards, K.; Tang, J.; Cheung, C.Y.; Aung, H.L.; Wang, B.;
Liu, Z.; Hu, X.; Lenaerts, A.; et al. Pyrazolo [1,5-a]pyridine Inhibitor of the
Respiratory Cytochrome bcc Complex for the Treatment of Drug-Resistant
41
Tuberculosis. ACS Infect. Dis. 2019, 5, 239–249. [CrossRef]
61. Chikhale, R.V.; Barmade, M.A.; Murumkar, P.R.; Yadav, M.R. Overview of the
Development of DprE1 Inhibitors for Combating the Menace of Tuberculosis. J.
Med. Chem. 2018, 61, 8563–8593. [CrossRef]
62. Makarov, V.; Manina, G.; Mikusova, K.; Möllmann, U.; Ryabova, O.; Saint-
Joanis, B.; Dhar, N.; Pasca, M.R.; Buroni, S.; Lucarelli, A.P.; et al.
Benzothiazinones Kill Mycobacterium tuberculosis by Blocking Arabinan
Synthesis. Science 2009, 324, 801–804. [CrossRef]
63. Brecik, M.; Centárová, I.; Mukherjee, R.; Kolly, G.S.; Huszár, S.; Bobovská, A.;
Kilacsková, E.; Mokošová, V.; Svetlíková, Z.; Šarkan, M.; et al. DprE1 Is a
Vulnerable Tuberculosis Drug Target Due to Its Cell Wall Localization. ACS
Chem. Biol. 2015, 10, 1631–1636. [CrossRef]
64. Kolly, G.S.; Boldrin, F.; Sala, C.; Dhar, N.; Hartkoorn, R.C.; Ventura, M.;
Serafini, A.; McKinney, J.D.; Manganelli, R.; Cole, S.T. Assessing the
essentiality of the decaprenyl-phospho-d-arabinofuranose pathway in
Mycobacterium tuberculosis using conditional mutants. Mol. Microbiol. 2014, 92,
194–211. [CrossRef] [PubMed]
65. Trefzer, C.; Skovierova, H.; Buroni, S.; Bobovska, A.; Nenci, S.; Molteni, E.;
Pojer, F.; Pasca, M.R.; Makarov, V.; Cole, S.T.; et al. Benzothiazinones are
suicide inhibitors of mycobacterial decaprenylphosphoryl-beta-D-ribofuranose 2’-
oxidase DprE1. J. Am. Chem. Soc. 2012, 134, 912–915. [CrossRef] [PubMed]
66. Makarov, V.; Lechartier, B.; Zhang, M.; Neres, J.; Van Der Sar, A.M.; Raadsen,
S.A.; Hartkoorn, R.; Ryabova, O.B.; Vocat, A.; Decosterd, L.; et al. Towards a
new combination therapy for tuberculosis with next generation benzothiazinones.
EMBO Mol. Med. 2014, 6, 372–383. [CrossRef] [PubMed]
67. Makarov, V.; Neres, J.; Hartkoorn, R.C.; Ryabova, O.B.; Kazakova, E.; Šarkan,
M.; Huszár, S.; Piton, J.; Kolly, G.S.; Vocat, A.; et al. The 8-Pyrrole-
Benzothiazinones Are Noncovalent Inhibitors of DprE1 from Mycobacterium
tuberculosis. Antimicrob. Agents Chemother. 2015, 59, 4446–4452. [CrossRef]
[PubMed]
68. Hariguchi, N.; Chen, X.; Hayashi, Y.; Kawano, Y.; Fujiwara, M.; Matsuba, M.;
Shimizu, H.; Ohba, Y.; Nakamura, I.; Kitamoto, R.; et al. OPC-167832, a Novel
Carbostyril Derivative with Potent Antituberculosis Activity as a DprE1 Inhibitor.
Antimicrob. Agents Chemother. 2020, 64, e02020-19. [CrossRef]
69. Shirude, P.S.; Shandil, R.; Sadler, C.; Naik, M.; Hosagrahara, V.; Hameed, S.;
Shinde, V.; Bathula, C.; Humnabadkar, V.; Kumar, N.; et al. Azaindoles:
Noncovalent DprE1 Inhibitors from Scaffold Morphing Efforts, Kill
Mycobacterium tuberculosis and Are Efficacious in Vivo. J. Med. Chem. 2013,
56, 9701–9708. [CrossRef]
70. Shirude, P.S.; Shandil, R.K.; Manjunatha, M.R.; Sadler, C.; Panda, M.; Panduga,
V.; Reddy, J.; Saralaya, R.; Nanduri, R.; Ambady, A.; et al. Lead Optimization of
1,4-Azaindoles as Antimycobacterial Agents. J. Med. Chem. 2014, 57, 5728–
5737. [CrossRef]
71. Chatterji, M.; Shandil, R.; Manjunatha, M.R.; Solapure, S.; Ramachandran, V.;
Kumar, N.; Saralaya, R.; Panduga, V.; Reddy, J.; Kr, P.; et al. 1,4-Azaindole, a
Potential Drug Candidate for Treatment of Tuberculosis. Antimicrob. Agents
Chemother. 2014, 58, 5325–5331. [CrossRef]
72. Early Bactericidal Activity of TBA-7371 in Pulmonary Tuberculosis. Available
online: https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT0 4176250 (accessed on 1 February
2023).
42
73. Gavalda, S.; Bardou, F.; Laval, F.; Bon, C.; Malaga, W.; Chalut, C.; Guilhot, C.;
Mourey, L.; Daffé, M.; Quémard, A. The Polyketide Synthase Pks13 Catalyzes a
Novel Mechanism of Lipid Transfer in Mycobacteria. Chem. Biol. 2014, 21,
1660–1669. [CrossRef] [PubMed]
74. Li, W.; Gu, S.; Fleming, J.; Bi, L. Crystal structure of FadD32, an enzyme
essential for mycolic acid biosynthesis in mycobacteria. Sci. Rep. 2015, 5, 15493.
[CrossRef] [PubMed]
75. Kuhn, M.L.; Alexander, E.; Minasov, G.; Page, H.J.; Warwrzak, Z.; Shuvalova,
L.; Flores, K.J.; Wilson, D.J.; Shi, C.; Aldrich, C.C.; et al. Structure of the
Essential Mtb FadD32 Enzyme: A Promising Drug Target for Treating
Tuberculosis. ACS Infect. Dis. 2016, 2, 579–591. [CrossRef] [PubMed]
76. Gavalda, S.; Leger, M.; van der Rest, B.; Stella, A.; Bardou, F.; Montrozier, H.;
Chalut, C.; Burlet-Schiltz, O.; Marrakchi, H.; Daffe, M.; et al. The Pks13/FadD32
crosstalk for the biosynthesis of mycolic acids in Mycobacterium tuberculosis. J.
Biol. Chem. 2009, 284, 19255–19264. [CrossRef]
77. Bhatt, A.; Molle, V.; Besra, G.S.; Jacobs, W.R., Jr.; Kremer, L. The
Mycobacterium tuberculosis FAS-II condensing enzymes: Their role in mycolic
acid biosynthesis, acid-fastness, pathogenesis and in future drug development.
Mol. Microbiol. 2007, 64, 1442–1454. [CrossRef] [PubMed]
78. Portevin, D.; De Sousa-D’Auria, C.; Houssin, C.; Grimaldi, C.; Chami, M.; Daffe,
M.; Guilhot, C. A polyketide synthase catalyzes the last condensation step of
mycolic acid biosynthesis in mycobacteria and related organisms. Proc. Natl.
Acad. Sci. USA 2004, 101, 314–319. [CrossRef]
79. Portevin, D.; de Sousa-D’Auria, C.; Montrozier, H.; Houssin, C.; Stella, A.;
Laneelle, M.A.; Bardou, F.; Guilhot, C.; Daffe, M. The acyl-AMP ligase FadD32
and AccD4-containing acyl-CoA carboxylase are required for the synthesis of
mycolic acids and essential for mycobacterial growth: Identification of the
carboxylation product and determination of the acyl-CoA carboxylase
components. J. Biol. Chem. 2005, 280, 8862–8874.
80. Gande, R.; Gibson, K.J.C.; Brown, A.K.; Krumbach, K.; Dover, L.; Sahm, H.;
Shioyama, S.; Oikawa, T.; Besra, G.; Eggeling, L. Acyl-CoA Carboxylases
(accD2 and accD3), Together with a Unique Polyketide Synthase (Cg-pks), Are
Key to Mycolic Acid Biosynthesis in Corynebacterianeae Such as
Corynebacterium glutamicum and Mycobacterium tuberculosis. J. Biol. Chem.
2004, 279, 44847–44857. [CrossRef]
81. Carroll, P.; Faray-Kele, M.-C.; Parish, T. Identifying Vulnerable Pathways in
Mycobacterium tuberculosis by Using a Knockdown Approach. Appl. Environ.
Microbiol. 2011, 77, 5040–5043. [CrossRef]
82. Kawate, T.; Iwase, N.; Shimizu, M.; Stanley, S.A.; Wellington, S.; Kazyanskaya,
E.; Hung, D.T. Synthesis and structure–activity relationships of phenyl-substituted
coumarins with anti-tubercular activity that target FadD32. Bioorganic Med.
Chem. Lett. 2013, 23, 6052–6059. [CrossRef]
83. Stanley, S.A.; Kawate, T.; Iwase, N.; Shimizu, M.; Clatworthy, A.E.;
Kazyanskaya, E.; Sacchettini, J.C.; Ioerger, T.R.; Siddiqi, N.A.; Minami, S.; et al.
Diarylcoumarins inhibit mycolic acid biosynthesis and kill Mycobacterium
tuberculosis by targeting FadD32. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 2013, 110, 11565–
11570. [CrossRef]
84. Ioerger, T.R.; O’Malley, T.; Liao, R.; Guinn, K.M.; Hickey, M.J.; Mohaideen, N.;
Murphy, K.C.; Boshoff, H.I.; Mizrahi, V.; Rubin, E.J.; et al. Identification of new
drug targets and resistance mechanisms in Mycobacterium tuberculosis. PLoS
43
ONE 2013, 8, e75245. [CrossRef] [PubMed]
85. Aggarwal, A.; Parai, M.K.; Shetty, N.; Wallis, D.; Woolhiser, L.; Hastings, C.;
Dutta, N.K.; Galaviz, S.; Dhakal, R.C.; Shrestha, R.; et al. Development of a
Novel Lead that Targets M. tuberculosis Polyketide Synthase 13. Cell 2017, 170,
249–259.e25. [CrossRef] [PubMed]
86. Zhang, W.; Lun, S.; Liu, L.L.; Xiao, S.; Duan, G.; Gunosewoyo, H.; Yang, F.;
Tang, J.; Bishai, W.R.; Yu, L.F. Identification of Novel Coumestan Derivatives as
Polyketide Synthase 13 Inhibitors against Mycobacterium tuberculosis. Part II. J.
Med. Chem. 2019, 62, 3575–3589. [CrossRef] [PubMed]
87. Zhang, W.; Lun, S.; Wang, S.H.; Jiang, X.W.; Yang, F.; Tang, J.; Manson, A.L.;
Earl, A.M.; Gunosewoyo, H.; Bishai, W.R.; et al. Identification of Novel
Coumestan Derivatives as Polyketide Synthase 13 Inhibitors against
Mycobacterium tuberculosis. J. Med. Chem. 2018, 61, 791–803. [CrossRef]
88. Lun, S.; Xiao, S.; Zhang, W.; Wang, S.; Gunosewoyo, H.; Yu, L.-F.; Bishai, W.R.
Therapeutic Potential of Coumestan Pks13 Inhibitors for Tuberculosis.
Antimicrob. Agents Chemother. 2021, 65. [CrossRef] [PubMed]
89. Xu, Z.; Meshcheryakov, V.A.; Poce, G.; Chng, S.-S. MmpL3 is the flippase for
mycolic acids in mycobacteria. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 2017, 114, 7993–
7998. [CrossRef]
90. Tima, H.G.; Al Dulayymi, J.R.; Denis, O.; Lehebel, P.; Baols, K.S.; Mohammed,
M.O.; L’Homme, L.; Sahb, M.M.; Potemberg, G.; Legrand, S.; et al.
Inflammatory Properties and Adjuvant Potential of Synthetic Glycolipids
Homologous to Mycolate Esters of the Cell Wall of Mycobacterium tuberculosis.
J. Innate Immun. 2016, 9, 162–180. [CrossRef]
91. Degiacomi, G.; Benjak, A.; Madacki, J.; Boldrin, F.; Provvedi, R.; Palù, G.;
Kordulakova, J.; Cole, S.T.; Manganelli, R. Essentiality of mmpL3 and impact of
its silencing on Mycobacterium tuberculosis gene expression. Sci. Rep. 2017, 7,
43495. [CrossRef]
92. Grzegorzewicz, A.E.; Pham, H.; Gundi, V.A.; Scherman, M.S.; North, E.J.; Hess,
T.; Jones, V.; Gruppo, V.; Born, S.E.; Kordulakova, J.; et al. Inhibition of mycolic
acid transport across the Mycobacterium tuberculosis plasma membrane. Nat.
Chem. Biol. 2012, 8, 334–341. [CrossRef]
93. Li, W.; Obregón-Henao, A.; Wallach, J.B.; North, E.J.; Lee, R.E.; Gonzalez-
Juarrero, M.; Schnappinger, D.; Jackson, M. Therapeutic Potential of the
Mycobacterium tuberculosis Mycolic Acid Transporter, MmpL3. Antimicrob.
Agents Chemother. 2016, 60, 5198–5207. [CrossRef] [PubMed]
94. Varela, C.; Rittmann, D.; Singh, A.; Krumbach, K.; Bhatt, K.; Eggeling, L.; Besra,
G.S.; Bhatt, A. MmpL Genes Are Associated with Mycolic Acid Metabolism in
Mycobacteria and Corynebacteria. Chem. Biol. 2012, 19, 498–506. [CrossRef]
[PubMed]
95. Su, C.-C.; Klenotic, P.A.; Bolla, J.R.; Purdy, G.E.; Robinson, C.V.; Yu, E.W.
MmpL3 is a lipid transporter that binds trehalose monomycolate and
phosphatidylethanolamine. Proc. Natl. Acad. Sci. USA 2019, 116, 11241–11246.
[CrossRef] [PubMed]
96. Tahlan, K.; Wilson, R.; Kastrinsky, D.B.; Arora, K.; Nair, V.; Fischer, E.; Barnes,
S.W.; Walker, J.R.; Alland, D.; Barry, C.E., 3rd; et al. SQ109 targets MmpL3, a
membrane transporter of trehalose monomycolate involved in mycolic acid
donation to the cell wall core of Mycobacterium tuberculosis. Antimicrob. Agents
Chemother. 2012, 56, 1797–1809. [CrossRef]
97. Lun, S.; Guo, H.; Onajole, O.K.; Pieroni, M.; Gunosewoyo, H.; Chen, G.;
44
Tipparaju, S.K.; Ammerman, N.C.; Kozikowski, A.P.; Bishai, W.R. Indoleamides
are active against drug-resistant Mycobacterium tuberculosis. Nat. Commun.
2013, 4, 2907. [CrossRef] [PubMed]
98. Rao, S.P.S.; Lakshminarayana, S.B.; Kondreddi, R.R.; Herve, M.; Camacho, L.R.;
Bifani, P.; Kalapala, S.K.; Jiricek, J.; Ma, N.L.; Tan, B.H.; et al.
Indolcarboxamide Is a Preclinical Candidate for Treating Multidrug-Resistant
Tuberculosis. Sci. Transl. Med. 2013, 5, 214ra168. [CrossRef] [PubMed]
99. Stec, J.; Onajole, O.K.; Lun, S.; Guo, H.; Merenbloom, B.; Vistoli, G.; Bishai,
W.R.; Kozikowski, A.P. Indole-2-carboxamide-based MmpL3 Inhibitors Show
Exceptional Antitubercular Activity in an Animal Model of Tuberculosis
Infection. J. Med. Chem. 2016, 59, 6232–6247. [CrossRef]
100.Remuiñán, M.J.; Pérez-Herrán, E.; Rullás, J.; Alemparte, C.; Martínez-Hoyos,
M.; Dow, D.J.; Afari, J.; Mehta, N.; Esquivias, J.; Jiménez, E.; et al.
Tetrahydropyrazolo[1,5-a]Pyrimidine-3-Carboxamide and N-Benzyl-60 ,70 -
Dihydrospiro[Piperidine-4,40 - Thieno[3,2-c]Pyran] Analogues with Bactericidal
Efficacy against Mycobacterium tuberculosis Targeting MmpL3. PLoS ONE
2013, 8, e60933. [CrossRef]
101.Li, W.; Stevens, C.M.; Pandya, A.N.; Darzynkiewicz, Z.M.; Bhattarai, P.; Tong,
W.; Gonzalez-Juarrero, M.; North, E.J.; Zgurskaya, H.I.; Jackson, M.C. Direct
Inhibition of MmpL3 by Novel Antitubercular Compounds. ACS Infect. Dis.
2019, 5, 1001–1012. [CrossRef]
102.Zhang, B.; Li, J.; Yang, X.; Wu, L.; Zhang, J.; Yang, Y.; Zhao, Y.; Zhang, L.;
Yang, X.; Yang, X.; et al. Crystal Structures of Membrane Transporter MmpL3,
an Anti-TB Drug Target. Cell 2019, 176, 636–648.e13. [CrossRef]
103.Sacksteder, K.A.; Protopopova, M.; Barry, C.E., 3rd; Andries, K.; Nacy, C.A.
Discovery and development of SQ109: A new antitubercular drug with a novel
mechanism of action. Future Microbiol. 2012, 7, 823–837. [CrossRef]
104.Deidda, D.; Lampis, G.; Fioravanti, R.; Biava, M.; Porretta, G.C.; Zanetti, S.;
Pompei, R. Bactericidal Activities of the Pyrrole Derivative BM212 against
Multidrug-Resistant and Intramacrophagic Mycobacterium tuberculosis Strains.
Antimicrob. Agents Chemother. 1998, 42, 3035–3037. [CrossRef] [PubMed]
105.Brown, J.R.; North, E.J.; Hurdle, J.G.; Morisseau, C.; Scarborough, J.S.; Sun, D.;
Korduláková, J.; Scherman, M.S.; Jones, V.; Grzegorzewicz, A.; et al. The
structure–activity relationship of urea derivatives as anti-tuberculosis agents.
Bioorganic. Med. Chem. 2011, 19, 5585–5595. [CrossRef] [PubMed]
45