BLOK EMERGENCY
DISUSUN OLEH:
Kelas/Kelompok: A/SGD 6
NIM: 018.06.0074
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2022
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD
(Small Group Discussion) LBM II yang berjudul “Sakit Tak Tertahankan”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.2 PEMBAHASAN..........................................................................................7
BAB III........................................................................................................................7
PENUTUP.................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO
Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah pasien yaitu 80/60
mmHg, hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan tekanan
darah/ hipotensi. Yang dimana tekanan darah normal pada orang dewasa yaitu
120/80 mmHg. Pada pemeriksaan laju pernapasan didapatkan laju pernapasan
pasien yaitu 25x/menit, hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang
dimana laju pernapasan normalnya yaitu 16-22x/menit. Kemudian pada
pemeriksaan suhu tubuh, didapatkan hasil suhu tubuh pasien yaitu 39,8 ̊C. Hasil
tersebut menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh pada pasien. Sedangkan
pada pemeriksaan denyut nadi didapatkan hasil 120x/menit, yang menunjukkan
adanya peningkatan denyut nadi. Yang dimana denyut nadi normal yaitu 60-
100x/menit. Serta pada pemeriksaan fisik abdomen, ditemukan adanya defans
muscular (+), hasil tersebut artinya adanya nyeri tekan yang dirasakan pada pasien
pada seluruh lapang abdomen.
PEMBAHASAN
2.2 PEMBAHASAN
1. DEFINISI SYOK
Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistim sirkulasi
dengan akibat ketidakcukupan pasokan oksigen dan substrat metabolic lain
ke jaringan serta kegagalan pembuangan sisa metabolisme. Syok terjadi
akibat penurunan perfusi jaringan vital atau menurunnya volume darah
secara bermakna. Syok juga dapat terjadi akibat dehidrasi jika kehilangan
cairan tubuh lebih 20% BB (berat badan) atau kehilangan darah ≥ 20%
EBV (estimated blood volume) (Leksana, 2015).
Syok adalah suatu sindroma multifactorial yang menuju
hipoperfusi jaringan local atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel
dan disfungsi multiple organ. Kegagalan perfusi jaringan dan hantaran
nutrisi dan oksigen sistemik yang tidak adekuat tak mampu memenuhi
kebutuhan metabolism sel. Karakteristik kondisi ini, yaitu ketergantungan
suplai oksigen, kekurangan oksigen, asidosis jaringan sehingga terjadi
metabolisme anaerob dan berakhir dengan kegagalan fungsi organ vital
dan kematian (Kemenkes, 2017).
e) Syok Sepsis
Patofisiologi pasien pada skenario diawali dengan kondisi
peradangan pada organ abdomen regio kanan bawah, pada regio
anatomis ini penyakit yang paling sering ditemukan ialah apendisitis.
Secara anatomis apendiks merupakan organ berbentuk tabung,
panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3- 15cm), dan berpangkal di
caecum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian
distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar
4. TATALAKSANA SYOK
Pada pasien syok pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi
adalah kunci pencegahan disfungsi organ multiple dan kematian. Pada
semua bentuk syok, manajemen jalan napas dan pernapasan untuk
memastikan oksigenasi pasien baik, kemudian restorasi cepat dengan
infus. Pilihan pertama adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat)
disusul darah pada syok perdarahan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan
cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki keadaan asidosis.
Diagnosis awal pasien syok sangat penting, terapi selanjutnya bergantung
pada etiologinya.
a) Syok Hipovolemik
Ketika syok hipovolemik diketahui, maka tindakan yang harus
dilakukan adalah menempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi,
menjaga jalur pernapasan dan diberikan resusitasi cairan. Dapat
diberikan infus cepat kristaloid untuk ekspansi volume intravaskuler
melalui kanula vena besar (dapat lebih dari satu tempat) atau melalui
vena sentral. Pada perdarahan dapat diberikan 3-4 kali dari jumlah
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa
syok merupakan suatu sindroma multifactorial yang menuju hipoperfusi
jaringan lokal atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi
multiple organ. Kegagalan perfusi jaringan dan hantaran nutrisi dan
oksigen sistemik yang tidak adekuat tak mampu memenuhi kebutuhan
metabolism sel. Karakteristik kondisi ini, yaitu ketergantungan suplai
oksigen, kekurangan oksigen, asidosis jaringan sehingga terjadi
metabolisme anaerob dan berakhir dengan kegagalan fungsi organ vital
dan kematian (Kemenkes, 2017). Syok dapat diklasifikasikan berdasarkan
etiologi, penyebab, dan karakteristik pola hemodinamik yang ditimbulkan
yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok distributif, syok obstruktif
dan syok endokrin. Beberapa syok yang termasuk dalam golongan syok
distributif ini antara lain, syok anafilaktif, syok neurogenic, syok septik,
dan Insufisiensi adrenal akut (Kemenkes, 2017). Pada pasien di skenario
adanya riwayat sakit pada ulu hati dan kemudian berpindah ke bagian
perut kanan bawah. Nyeri yang disertai dengan demam mengarahkan
pasien terkena infeksi. Infeksi yang tidak diobati dapat menyebar pada
seluruh area perut dan dapat menyebar hingga ke pembuluh darah,
sehingga pada pasien ditemukan adanya tanda-tanda gangguan sistemik
seperti peningkatan suhu tubuh dan tekanan darah. Tekanan darah yang
menurun ini dapat menyebabkan perfusi oksigen dan zat nutrisi menjadi
terganggu dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan kesadaran hingga
kematian. Tekanan darah yang menurun ini menjadi tanda pasien
mengalami syok yang dikarenakan infeksi sebelumnya. Maka dari itu bisa
disimpulkan pasien mengalami syok septik. Penanganan yang dapat
dilakukan pada pasien yang mengalami syok sepsis yakni resusitasi cairan,
manajemen jalan nafas, vasopresor untuk dapat mencapai MAP dan
antibiotik spektrum luas serta tatalaksana yang bersifat simptomatik.
Bongard, F. S., Sue, D. Y., Vintch, J. R. E., York, N., San, C., Lisbon, F., Madrid,
L., City, M., New, M., San, D., Singapore, J. S., & Toronto, S. (2008a).
Current Diagnosis & Treatment Critical Care. In Core.Ac.Uk.
Bongard, F. S., Sue, D. Y., Vintch, J. R. E., York, N., San, C., Lisbon, F., Madrid,
L., City, M., New, M., San, D., Singapore, J. S., & Toronto, S. (2008b).
Current Diagnosis and Treatment. In Mc Graw Hill Medical.
https://core.ac.uk/download/pdf/35276055.pdf#page=835
Harahap, S., Dalimunthe, N., Isnanta, R., Safri, Z., Hasan, R., & Ginting, G.
(2016). Syok Kardiogenik. Panduan Praktik Klinis Dan Clinical Pathway
Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah, 1, 18–20.
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., & Syam Ari,
F. (2018). Ilmu Penyakit Dalam.