OLEH :
KELOMPOK 2
1. Burhanuddin (NIM:P07120421010A)
2. Dewa Ayu Linda Mahayani (NIM:P07120421014A)
3. Kamilia Hastuti (NIM:P07120421018A)
4. Nirmalawati (NIM: P07120421020A)
5. Nur Maulina (NIM:P07120421021A)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “SISTEM KARDIOVASKULER DAN PERNAPASAN”. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik, saran dan usulan dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun
demi kesempurnaan penyusun ke depannya.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembaca dan dapat bermanfaat
baik bagi penulis maupun pembaca. Tugas makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka,
dari itu izinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
A. Kasus Sistem Kardiovaskuler................................................................2
1. Konsep Gagal Jantung.....................................................................2
2. Asuhan Keperawatan Gagal jantung...............................................5
B. Kasus Sistem Pernapasan....................................................................22
1. Konsep Gagal Napas.....................................................................22
2. Asuhan Keperawatan Gagal Napas ..............................................25
BAB III PENUTUP.....................................................................................36
A. Kesimpulan..........................................................................................36
B. Saran....................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan
pembangunan dapat tercapai efektif, efisien, dan tepat sasaran. Keberhasilan
sistem pelayanan kesehatan bergantung pada berbagai komponen yang ada
baik dana, fasilitas penunjang maupun sumber daya manusia yang ada
dalam hal ini perawat, dokter, radiologi, ahli fisioterapi, ahli gizi, dan tim
kesehatan lain.
Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
intensif, dimana pelayanan intensif yang dimaksud adalah pelayanan
keperawatan yang diberikan pada pasien dalam kondisi kritis yang
membutuhkan penanganan dan pemantauan intensif di ruangan intensive
care unit (ICU)
Pentingnya bagi perawat di ruang kritis untuk melaksanakan proses
asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga layanan yang diberikan
dan penatalaksanaan intensif lainnya dapat termonitoring, terobservasi, dan
angka kematian ditekan, kualitas dan kuantitas perawatan meningkat,
pelayanan keperwatan kritis dapat lebih efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas
tentang proses keperawatan pada penyakit kritis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses keperawatan pada sistem kardiovaskuler ?
2. Bagaimana proses keperawatan pada sistem pernapasan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses keperawatan pada sistem kardiovaskuler
2. Untuk mengetahui proses keperawatan pada sistem pernapasan
BAB II
PEMBAHASAN
a) Inspeksi
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada
pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang perlu
diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum (Point of
Maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang intercostals
V pada garis midklavikular kiri. Apabila impuls maksimum ini
bergeser ke kiri berarti ada pembesaran jantung kiri atau
jantung terdorong atau tertarik kekiri.
(2) Toraks/dada
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
c) Auskultasi
Pada pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendengar bunyi
arteri
b. Diagnosa
1) Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
2) Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen
miokard dengan kebutuhan tubuh.
3) Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan
kesehatan- status sosio-ekonomi; ancaman kematian.
c. Intervensi
Diagnosa kep Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Noc : Nic :
Nyeri akut b/d iskemia
- Pain level - Lakukan
miokard akibat
- Pain control pengkaian nyeri
sumbatan arteri
- Comfort level secara
koroner.
Kh : komprehensif
- mampu (PQRST)
mengontrol - Kaji kultur yang
nyeri, mempengaruhi
- melaporkan respon nyeri.
bahwa nyeri - Control
berkurang lingkugam yang
dengan dapat
menggunakan mempengaruhi
manageman nyeri seperti
nyeri suhu ruangan,
- mampu pencahayaan dan
mengenal nyeri kebisingan.
(skala intensitas, - Ajarkan tentang
frekuensi dan teknik non
tanda nyeri. farmakologi
- Mengatakan untuk
nyaman setelah mengurangi nyeri
rasa nyeri seperti relaksasi
berkurang. napas dalam
- Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Noc : Nic :
Intoleransi aktivitas
- Energy - Kolaborasi
b/d ketidakseimbangan
conservation dengan tenaga
suplai oksigen
- Activity rehabilitasi
miokard dengan
tolerance medic dalam
kebutuhan tubuh.
- Self care merencanakan
KH : program terapi
- Mampu yang tepat.
melakukan - Bantu klien
aktivitas sehari- untuk
hari (ADLs) mengidentifikasi
secara mandiri aktivias yang
- Tanda tanda vital mampu
normal dilakukan
- Mampu - Bantu klien
berpindah: untuk membuat
dengan atau jadwal latihan
tanpa bantuan diwaktu luang.
- Status respirasi : - Bantu pasien
pertukaran gas nuntuk
dan ventilasi mengembangkan
adekuat. motivasi diri dan
penguatan.
- Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual.
Kecemasan (uraikan Noc : Nic :
tingkatannya) b/d - Anxiety self control - Gunakan
ancaman/perubahan - Anxiety level pendekatan yang
kesehatan- status - Coping menenangkan
sosio-ekonomi; KH : - Jelaskan semua
ancaman kematian. - Klien mampu prosedur dan apa
mengidentifikasi yang akan
dan dirasakan selama
mengungkapkan prosedur
gejala cemas - Indentifikasi
- Mengidentifikasi, tingkat
mengungkapkan kecemasan
dan menunjukan - Bantu pasien
teknik untuk mengenal situasi
mengontrol cemas. yang
- Ttv dalam batas menimbulkan
normal kecemasan
- Postur tubuh, - Dorong pasien
ekspresi wajah, untuk
bahasa tubuh dan mengungkapkan
tingkat aktivitas perasaan,
menunjukkan ketakuta,
berkurangnya persepsi
kecemasan. - Intruksikan
pasien
mengunkan
teknik relaksasi
(Risiko tinggi) Noc : Nic :
Penurunan curah - Circulation status - Evaluasi adanya
jantung b/d perubahan - Vital sign status nyeri dada
frekuensi, irama dan KH : - Catat adanya
konduksi listrik - Tanda vital dalam disritmia
jantung; penurunan rentan normal jantung
preload/peningkatan - Dapat mentolerasi - Monitor status
tahanan vaskuler aktivitas, tidak kardiovaskuler
sistemik; kelelahan - Monitor status
infark/diskinetik - Tidak ada edema pernapasan yang
miokard, kerusakan paru, perifer, dan menandakan
struktuaral seperti tidak ada ansietas gagal jantung
aneurisma ventrikel - Tidak ada - Monitor belance
dan kerusakan penurunan cairan
septum. kesdaran. - Monitor adanya
perubahan
tekanan darah
- Atur priode
latihan dan
istirahat pasien
untuk
menghindari
kelelahan.
- Monitor adanya
dspneu, fatigue,
takipneu dan
ortupneu.
(Risiko tinggi) Noc : Nic :
Perurunan perfusi - Cardiac pump - Catat adanya
jaringan b/d effectiveness disritmia
penurunan/sumbatan - Circulation status jantung
aliran darah koroner. - Vital sign status - Catat adanya
KH : tanda dan gejala
- Tekanan systole penurunan
dan diastole cardiac putput
dalam rentang - Monitor status
yang diharapkan kardiovaskuler
- Cvp dalam batas - Monitor belance
normal cairan
- Nadi perifer kuat - Monitor status
dan simetris pernafasan yang
- Tidak ada udema menandakan
- Denyut jantung, gagal jantung
AGD, ejeksi - Monitor
fraksi dalam batas abdomen
normal. sebagai
indicator
penurunan
perfusi
- Monitor
toleransi
aktivitas
- Monitor adanua
dyspneu,
fatigue,
takipneu dan
ortopneu.
- Anjurkan untuk
menurunkan
stress.
- Monitor kualitas
drai nadi
- Monitor jumlah
irama jantung
- Monitor suara
jantung
- Monitor adanya
cushing triad
- Monitor
membrane
mukosa dan
turgor kulit,
serta rasa haus.
(Risiko tinggi) Noc : Nic :
Kelebihan volume - Elektrolit and acid - pertahankan
cairan b/d penurunan base balance catatan intake
perfusi ginjal; - Fluid balance dan output yang
peningkatan - hydration adekuat
natrium/retensi air; KH : - pasang kateter
peningkatan tekanan - terbebas dari dari jika diperlukan
hidrostatik atau edema, efusi, - monitor hasil hb
penurunan protein anaskari yang sesuai
plasma. - bunyi nafas dengan retensi
bersih, tidak ada cairan
dypneu/ortupneu - monitor vital
- terbebas dari sign
distensi vena - monitor status
jugularis, reflek hemodinamika
hepatojugular (+) termasuk CVP,
- terbebas dari MAP, PAP dan
kelelahan, PCWP.
kecemasan atau - Monitor indikasi
kebingungan retensi/
kelebihan cairan
- Monitor
masukan
makanan /
cairan dan
hitung intake
kalori
- Monitor status
nutrisi
Kurang pengetahuan Noc : Nic :
(tentang kondisi dan - Knewledge : dease - Kaji tingkat
kebutuhan terapi) b/d processe pengetahuan
kurang terpajan atau - Knewledge : health pasien dan
salah interpretasi behavior keluarga
terhadap informasi KH : - Gambarkan
tentang fungsi - Pasien mengatakan tanda dan gejala
jantung/implikasi mengerti tentang yang biasa
penyakit jantung dan penyakit, kondisi, muncul pada
perubahan status prognosis, dan penyakit,
kesehatan yang akan program dengan cara
datang. pengobatan yang tepat.
- Pasien dan - Gambarkan
keluarga mampu proses penyakit
melakukan dengan cara
prosedur yang yang tepat
dijelaskan secara - Identifikasi
benar kemungkinan
- Pasien da keluarga penyebab
mampu penyakit
menjelaskan - Diskusikan
kembali apa yang pilihan terapi
dijelaskan atau penanganan
perawat/ tim - Beri kesempatan
kesehata lainnya. kepada pasien
dan keluarga
untuk bertanya
tentang
penyakitnya.
- Beri kesempatan
kepada pasien
dan keluarga
pasien untuk
mengulang
kembali apa
yang sudah
dijelaskan oleh
perawat atau tim
kesehatan
lainnya.
d. Implementasi
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter &
Perry, 2010). Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan .
Implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti &
Muryanti, 2017)
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya(Padila,
2012).
2) Breathing
a) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
b) Menggunakan otot aksesori pernapasan
c) Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
3) Circulation
a) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b) Sakit kepala
c) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
d) Papiledema
e) Penurunan haluaran urine
4) Disability
Perhatikan bagaimana tingkat kesadaran klien, dengan penilain GCS,
dengan memperhatikan refleks pupil, diameter pupil.
5) Eksposure
Penampilan umum klien seperti apa, apakah adanya udem, pucat,
tampak lemah, adanya perlukaan atau adanya kelainan yang didapat
secara objektif.
Secondary Survey
1) Sistem kardiovaskuler
a) Tanda : Takikardia, irama ireguler S3S4/Irama gallop
b) Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
c) Hamman’s sign (bunyi udara beriringan dengan denyut jantung
menandakan udara di mediastinum)
d) TD : hipertensi/hipotensi
2) Sistem pernafasan
a) Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru ,
keganasan, “lapar udara”, batuk
b) Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot
asesori, penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal,
perkusi : hiperesonan di atas area berisi udara (pneumotorak),
dullnes di area berisi cairan (hemotorak); perkusi : pergerakan dada
tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak.
c) Sistem integumen
Sianosis, pucat, krepitasi sub kutan; mental: cemas, gelisah,
bingung, stupor
d) Sistem musculoskeletal
Edema pada ektremitas atas dan bawah, kekuatan otot dari 2- 4.
e) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f) Sistem gastrointestinal
Adanya mual atau muntah. Kadang disertai
g) Sistem Neurologi
Sakit kepala
h) Sistem urologi
Penurunan haluaran urine
i) Sistem reproduksi
Tidak ada masalah pada reproduksi. Tidak ada gangguan pada
rahim/serviks
j) Sistem Indera
Penglihatan : penglihatan buram, diplopia, dengan atau tanpa
kebutaan tiba-tiba
Pendengaran : telinga berdengung
Penciuman : tidak ada masalah dalam penciuman
Pengecap : tidak ada masalah dalam pengecap
m) Keamanan
Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat
radiasi/kemoterapi
n) Penyuluhan/pembelajaran-Gejala : riwayat faktor resiko keluarga
dengan tuberculosis
b. Diagnosa Keperawatan
1) Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya
fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan
resistensi jalan nafas
2) Pola nafas tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas
ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasi
4) Kelebihan volume cairan b.d. edema pulmo
5) Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan curah jantung
c. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan/KH Intervensi
1. Tidak efektifnya Setelah dilakukan 1. Catat perubahan dalam
jalan nafas tindakan keperawatan bernafas dan pola
berhubungan dengan jalan napas efektif nafasnya
hilangnya fungsi Kriteria Hasil : 2. Observasi dari
jalan napas, - Pasien dapat penurunan
peningkatan sekret mempertahankan pengembangan dada dan
pulmonal, jalan napas peningkatan fremitus
peningkatan dengan bunyi 3. Catat karakteristik dari
resistensi jalan nafas nafas yang jernih suara nafas
dan ronchi (-) 4. Catat karakteristik dari
- Pasien bebas dari batuk
dispneu 5. Pertahankan posisi
- Mengeluarkan
tubuh/posisi kepala dan
sekret tanpa
gunakan jalan napas
kesulitan
tambahan bila perlu
11. Berikan
bronchodilator misalnya :
aminofilin, albuteal dan
mukolitik
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi,
efektif b.d tindakan keperawatan kedalaman dan kualitas
penurunan ekspansi pasien dapat pernapasan serta pola
paru mempertahankan pernapasan
pola pernapasan yang 2. Kaji tanda vital dan
efektif tingkat kesadaran setiap
Kriteria hasil : jam
- Frekuensi irama 3. Monitor pemberian
dan kedalaman trakeostomi bila PaCo2
pernapasan 50 mmHg atau
normal PaO2<60 mmHg
- Adanya 4. Berikan oksigen dalam
penurunan bantuan ventilasi dan
dispneu humidifier sesuai
- Gas-gas darah dengan pesanan
dalam batas 5. Pantau dan catat gas-gas
normal darah sesuai indikasi
6. Auskultasi dada untuk
mendengarkan bunyi
nafas setiap 1 jam
7. Pertahankan tirah baring
dengan kepala tempat
tidur ditinggikan 30
sampai 45 derajat untuk
mengoptimalkan
8. Berikan dorongan untuk
batuk dan napas dalam,
bantu pasien untuk
membebat dada selama
batuk
9. Instruksikan pasien
untuk melakukan
pernapasan diafragma
atau bibir
10. Berikan bantuan
ventilasi mekanik bila
PaCO>60 mmHg. PaO2
dan PaCO2 meningkat
dengan frekuensi 5
mmHg/jam PaO2 tidak
dapat dipertahankan
pada 60 mmHg atau
lebih, atau pasien
memperlihatkan
keletihan atau depresi
mental atau sekresi
menjadi sulit untuk
diatasi
3 Gangguan Setelah diberikan 1. Kaji terhadap tanda dan
pertukaran gas tindakan keperawatan gejala hipoksia dan
berhubungan dengan pasien dapat hiperkapnia
abnormalitas mempertahankan 2. Kaji TD, nadi apikal
ventilasi-perfusi pertukaran gas yang dan tingkat kesadaran
sekunder terhadap adekuat setiap[ jam dan prn,
hipoventilasi Kriteria Hasil : laporkan perubahan
- Bunyi paru bersih tingkat kesadaran pada
- Warna kulit 3. Pantau
dokter. dan catat
normal pemeriksaan gas
- Gas-gas darah darah, kaji adanya
dalam batas kecenderungan
normal untuk usia kenaikan dalam PaCO2
yang diperkirakan atau penurunan dalam
PaO2
4. Bantu dengan
pemberian ventilasi
mekanik sesuai
indikasi, kaji perlunya
CPAP atau PEEP.
5. Auskultasi dada untuk
mendengarkan bunyi
nafas setiap jam
6. Tinjau kembali
pemeriksaan sinar
X dada harian,
perhatikan peningkatan
atau penyimpangan
7. Pantau irama jantung
8. Berikan cairan
parenteral sesuai
pesanan
9. Berikan obat-obatan
sesuai pesanan :
bronkodilator,
antibiotik, steroid.
4 Kelebihan volume Setelah diberikan 1. Timbang BB tiap hari
cairan b.d. edema tindakan perawatan 2. Monitor input dan
pulmo pasien tidak terjadi output pasien tiap 1
kelebihan volume jam
cairan 3. Kaji tanda dan gejala
Kriteria hasil : penurunan curah
- TTV normal jantung
- Balance cairan 4. Kaji tanda-tanda
dalam batas kelebihan volume
normal : edema, BB
- Tidak terjadi ,CVP
edema 5. Monitor
parameter
Hemodinamik
6. Kolaborasi untuk
pemberian cairan
dan elektrolit
5 Gangguan perfusi Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kesadaran
jaringan b.d tindakan
2. Kaji penurunan perfusi
penurunan curah keperawatan pasien
jaringan
jantung mampu
3. Kaji status hemodinamik
mempertahankan
4. Kaji irama EKG
perfusi jaringan
5. Kaji system
Kriteria Hasil :
gastrointestinal
- Status
hemodinamik
dalam batas
normal
- TTV normal
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan (Potter & Perry, 2010). Implementasi keperawatan
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan .
Implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti
& Muryanti, 2017)
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya(Padila,
2012).
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan
Asuhan Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien
dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada
tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
Menurut (Asmadi, 2008) Terdapat 2 jenis evaluasi :
a. Evaluasi formatif (Proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktifitas proses
keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi ini
dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana
keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Evaluasi ini meliputi 4 komponen yang
dikenal dengan istilah SOPA, yakni subjektif (data keluhan
pasien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data
(perbandingan data dengan teori), dan perencanaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan nutrient
Gagal nafas adalah kegagalan system pernafasan untuk
mempertahankan pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh yang dapat
mengakibatkan gangguan pada kehidupan.
B. Saran
Perawat harus memahami konsep proses asuhan keperawatan
kritis dan memiliki kemampuan untuk melakukan layanan asuhan
keperawatan kritis
DAFTAR PUSTAKA