KWASHIORKOR
Disusun oleh:
Nama : Nanik Lestari
NIM : 4006200017
A. Definisi
Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi
protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak
mencukupi kebutuhan. Kwasiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk
sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein
(MEP), dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan
pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis (Nurarif, 2016).
B. Anatomi Fisiologi
d. Lidah
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir,
kerja otot ini dapat digerakkan ke seluruh arah. Lidah dibagi atas
tiga bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua
(punggung lidah), dan apeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal
lidah yang belakang tedapat terdapat epiglotis, yang berfungsi
untuk menutup jalan nafas pada waktu kita menelan makanan,
supaya makanan jangan masuk ke jalan nafas.
f. Esofagus (kerongkongan)
g. Ventrikulus (lambung)
h. Usus Halus
1) Sekum
Di bawah sekum mendapat apendiks vermiformis yang
berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing,
panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum
mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentrium dan
dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang
masih hidup.
2) Kolon asendens
3) Kolon transversum
4) Kolon desendens
5) Kolon sigmoid
j. Rektum
k. Anus
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Grace dan Borley (2007) dalam Nurarif (2016) Pemeriksaan
penunjang pada pasien kwashorkor adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan darah: albumin, globulin, protein total, elektrolit serum,
biakan darah
2. Pemeriksaan urine: urine lengkap dan kultur urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X foto paru
6. Konsul THT: adanya otitis media
H. Penatalaksanaan medis dan Keperawatan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut Grace dan Borley (2007) dalam Nurarif (2016) penatalaksanaan
kwashiorkor mengikuti 10 langkah utama penatalaksanaan gizi buruk
yaitu sebagai berikut:
a. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
b. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
c. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan
dehidrasi adalah adanya riwayar diare sebelumnya, anak sangat
kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki teraba dingin,
anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama. Tindakan yang
dapat dilakukan:
1) Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap ½
jam sekali tanpa henti. Jika anak masih dapat minum, lakukan
tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3
sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan
rehidrasi oral khusus KEP disebut ReSoMal.
2) Jika tidak ada ReSoMal untuk anak KEP berat dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat
minum, lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5%
dan NaCl dengan perbandingan 1:1
d. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat/gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan
elektrolit diantaranya:
1) Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma
rendah
2) Defiensi kalium (K) dan Magnesium (Mg)
I. Komplikasi
1. Penyakit penyerta yang sering dijumpai adalah diare, cacingan,
tuberculosis, pneumonia, dan defisiensi vitamin A
2. Hipotermi, hipoglikemia dan kekurangan elektrolit penting
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Anemia
J. Diagnosa Banding
1. Sindrom nefrotik
2. Nefritis akut
3. Payah jantung Kongestif
K. Analisa Data
Do:
Pemeriksaan antropometri
LK : 43 cm
LLA : 12 cm
LD : 35 cm
BB : 5 kg
TB: 60 cm
2. Ds: Ibu klien mengatakan anaknya diare Mual muntah Kekurangan nutrisi
sudah 3 hari, tidak nafsu makan, mual kurang dari
muntah serta terjadi penurunan BB Nafsu makan menurun kebutuhan tubuh
Do: Klien tampak lemah
Klien tampak pucat BB menurun
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Katabolisme protein
dan karbohidrat
meningkat
Defisiensi protein
Diare
Kekurangan volume
cairan
L. Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif .A. H. Dan Kusuma. H.. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jogjakarta: MediAction.