Disusun oleh
Merita Qadery (P07120118 057)
Rauzatul Jannah (P07120118 069)
Zumara Rahmah (P07120118 080)
Fitra Mulia (P07120118 049)
2 REG B
Didalam makalah ini dapat kami temukan informasi yang berguna untuk
mengetahui dan menambah wawasan mahasiswa tentang pemeriksaan tingkat
kesadaran. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengumpukan data
2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Menilai perubahan status pasien
4. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah di berikan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.3.1 Tujuan
Tujuan dari pengukuran tinggi fundus uteri adalah untuk
menghitung usia kehamilan dan mengukur perkembangan dan
pertumbuhan janin. Hasil dari tinggi fundus uteri atau tfu ibu hamil
akan menunjukkan usia kehamilan. Setelah mengetahui tfu ibu hamil,
biasanya dokter atau bidan akan membandingkannya dengan hari
pertama haid terakhir (hpht) untuk mengetahui kecocokannya.
Tujuan :
Deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di
bawah pusat tidak ada pendarahan abnormal tidak ada bau
Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
Indikasi:
ibu pasca persalinan, mulai dari 24 jam pertama hingga 6 minggu
Prosedur kerja :
Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
Mencuci tangan
Memakai handscooen
1. Mengukur tanda-tanda vital
Suhu
Tekanan darah
Nadi
pernafasan
2. Memeriksa wajah
palpasi keadaan wajah ibu apa ada edema
Memeriksa warna sclera dan konjungtiva pada mata
Memeriksa keadaan mulut,gigi apakah semua normal
3. Memeriksa leher
palpasi apakah ada pembesaran kelenjar limfe dan
tyroid
4. Melakukan Pemeriksaan payudara:
Palpasi di bagian payudara axila bagian kiri sampai
axila bagian kanan perhatikan ada benjolan atau
adanya kelenjar.
Inspeksi putting susu apakah menonjol, datar,
terbenam, atau ada nanah.
5. Melakukan pemeriksaan abdomen
palpasi TFU dan kontraksi uterus
Palpasi untuk menentukan diastasis rectie.
6. Melakukan pemeriksaan pada kaki
Palpasi dan inspeksi apakah ada varises
Inspeksi warna kemerahan pada betis
Inspeksi apakah ada odema pada tulang kering kaki
7. Pemeriksaan genitalia:
Pendarahan: inspeksi karakteristik lokea keluaran
normal atau tidak
Inspeksi laserasi serviks atau jahitan premium
Inspeksi warna dan bau lokhea
Perawatan prenium
Defenisi: Membersihkan area perineal dan genetal dari sisa-sisa kotoran dan bau,
baik pada perempuan maupun laki-laki
Tujuan
Untuk membersihkan sisa kotoran atau sekresi
Menghilangkan bau dari genital
Mencegah terjadi infeksi
Mempertahankan kebersihan alat kelamin
c. Indikasi
Adanya sekret pada vagina dan uretra
Adanya bau pada daerah genitalia
Pasien dengan inkontinesia urine atau fekal
Pasien dengan pemakaian kateter urine
Pasien tidak sadar
Handscoon bersih
Kom besar berisi air bersih
Handuk mandi
bengkok
Perlak
Kapas
Waslap
Kapas swab
Larutan antiseptik
Prosedur kerja:
Jelaskan kepada pasien prosedur yang akan di lakukan
Cuci tangan
Memakai handscooen
Privasi pasien
lipat pakaian pasien untuk membuka area genital.
Letakkan perlak dibawah panggul pasien untuk
menjaga kebersihan tempat tidur.
Atur pasien dengan posisi tidur telentang, lutut
ditekuk, kaki direnggangkan
bersihkan dengan waslap dan keringkan paha atas
bagian dalam.
Dekatkan tempat kapas swab. Tangan kanan,
mengambil kapas basah, dan tangan kiri reganggkan
labia dengan ibu jari dan jari telunjuk
Membersihkan vulva dari labia mayora kiri, labia
mayora kanan, labia minora kiri kanan, labia minora
kanan, dan perineum lalu usap dari pubis ke rectum
Gunakan satu kapas swab atau swab yang berbeda
untuk setiap kali usapan.
Gunakan larutan antiseptik untuk pasca area perineal
dan genital.lalu Keringkan area perineal seluruhnya
dengan metode dari depan ke belakang.
Keringkan bagian perineum, terutama pada lipatan
diantara labia, (untuk mencegah berkembangnya
mikroorganisme
Rapikan pasien
Rapikan alat
Buka sarung tangan
Cuci tangan
dokumentasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan
kembali seperti semula(sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
Dimulai dengan kehamilan , persalinan dan di lanjutkan dengan masa nifas
merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya, kemungkinan timbul
masalah dan penyulit selama masa nifas. Ada beberapa resiko yang mungkin
terjadi pada masa itu, antara lain : anemia, pre eklampsia/eklampsia,
pendarahan post partum, depresi masa nifas dan infeksi masa nifas. Diantara
resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan kematian pada ibu
nifas, yakni infeksi dan pendarahan
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998.