RUBELLA
Di PUSKESMAS KENDALSARI
Disusun Oleh :
MAHASISWA UMM
PROGRAM D3 KEPERAWATAN
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Agar masyarakat terutama Ibu-ibu yang memiliki anak balita dapat memahami tentang
penyakit rubella.
B. POKOK BAHASAN
1. Pengertian rubella
2. Tanda dan gejala rubella
3. Pencegahan penyakit rubella
4. Pengobatan rubella
5. Perawatan rubella
C. KEGIATAN PENYULUHAN
A. Pengertian Rubella
Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit.
Rubella umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) melaporkan bahwa terdapat lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat pada tahun
2011.Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA dari golongan
Togavirus. Yang merupakan gabungan dari beberapa abnormalitas fisik yang berkembang pada
sebagai akibat dari infeksi rubella pada ibu hamil.
B. Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella (virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan
penyakit campak. Virus Campak /Virus Rubella adalah adalah virus RNA beruntai tunggal, dari keluarga
Paramyxovirus, dari genus Morbillivirus. Virus campak hanya menginfeksi manusia, dimana virus
campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam,eter, dan tripsin (enzim). Ini memiliki waktu
kelangsungan hidup singkat diudara, atau pada benda dan permukaan.Virus rubella adalah virus
yang menyebabkan terjadinya campak jerman (jerman hanya simbol) yang menyerang anak-anak,
orang dewasa, termasuk ibu hamil. Virus rubela dapat menyerang bagian saraf atau otak
yang kemudian menyerang kulit ditandai dengan timbulnya bercak merah seperti campak biasa. Virus ini
berasal dari keluarga virus Togaviridae dan genus Rubuvirus.
C. Penularan
a) Virus Rubella
Penyebab utamanya campak jerman adalah virus rubella. Biasanya tersebar ketika penderita
mengalami bersin dan batuk. Bisa saja melalui kontak secret langsung. Yakni dengan
ingus atau lendir penderita.
b) Melalui ibu hamil ke pada anak
Virus rubella bisa menular dengan penularan secara langsung melalui tubuh. Biasanya terjadi pada
ibu yang sedang mengandung janin. Maka otomatis secara tidak langsung si anak akan
tertular.
c) Daging setengah matang
Memakan daging setengah matang membawa kemungkinan seseorang dapat tertular. Sebab
hewan yang terinfeksi dimasak belum matang. Sehingga virus yang ada pada daging masuk ke
dalam tubuh manusia
d) Transplantasi organ
Adanya transplantasi organ dengan seseorang yang terkena virus rubella juga
memungkinkan seseorang terkena rubella. Sebab secara tidak langsung darah yang penderita
secara tidak langsung masuk kedalam tubuh kita.
e) Hubungan seksual
Melakukan hubungan seksual dengan seseoarang yang terkena virus campak juga mampu
beresiko tertular. Sebab kemungkinan secara tidak langsung lendir penderita masuk ke orang lain
yang belum terkena.
D. Gejala-gejala Rubella
Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai
menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
1. Infeksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau 2 hari dan kelenjar getah
bening yang membengkak dan perih
2. Pada hari ke 2 atau ke 3 bintik-bintik (ruam) muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah
3. Terlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur sehingga terbentuk "tambalan"
berwarna yang merata.
4. Sakit kepala, kurang nafsu makan, "conjunctivitis" ringan (pembengkakan pada
kelopak mata dan bola mata), hidung yang sesak dan basah, kelenjar getah bening yang
membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian.
E. Pencegahan
Rubella dapat dicegah dengan vaksin rubella. Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat
penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat
bawaan/lahir akibat sindrom rubella bawaan.
Di Indonesia, pencegahan rubella tergabung dalam vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah
campak dan gondong. Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib bagi anak di Indonesia dan
diberikan sebanyak 2 kali dengan pembagian sebagai berikut:
1. Tahap pertama waktu anak berusia 15-18 bulan dengan jarak 6 bulan darii munisasi campak.
2. Tahap kedua dilulang pada saat anak berusia 6 tahun.
Wanita yang merencanakan kehamilan juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika
hasil tes menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan
menganjurkannya untuk menerima vaksin MMR. Setelah itu, dia harus menunggu minimal 4 minggu
untuk hamil. Harap diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh dijalani saat sedang hamil.
Selain vaksin, mencegah penularan dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya
meliputi:
1. Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima
vaksin MMR dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
2. Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
3. Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bepergian,
atau jika terjadi kontak dengan penderita.
F. Penanganan
1. Wanita hamil yang terkena rubella harus segera menghubungi DSOGnya secepatnya.
(dokter spesialis)
2. Penanganan di rumah yaitu : Awasi suhu badan anak dan hubungi dokter jika demamnya meninggi.
3. Untuk dapat mengurangi ketidak nyamanan anda dapat memberi balita anda
acetaminophen atau ibuprofen
Evaluasi :
Evaluasi Struktur : Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan struktur yang telah
dibuat.
Evaluasi proses : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan selesai
dilaksanakan.
Evaluasi Hasil : Diharapkan sasaran mengerti tentang penanganan dan pencegahan difteri
Daftar pustaka