Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari kata “to commune” yang berarti “menjadi milik
bersama”.Berikut ini ada pengertian komunikasi menurut para ahli :
1. Menurut Kozier dan Erb (1995)
Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, atau dengan
kata lain pertukaran ide dan pikiran.
2. William Ablig
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang memiliki arti di antara
individu.
3. Carl I. Hovland,
Komunikasi adalah proses ketika seorang individu (komunikator) mengoper
perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu yang
lain (komunikan).
4. Taylor, Lilies dan Le Mone, komunikasi adalah proses berbagi informasi atau proses
pembangkitan dan pengoperan arti.

B. Jenis-Jenis Model Komunikasi


Para ahli telah meneliti model komunikasi yang menggambarkan proses komunikasi
antara lain:
a. Model Komunikasi Satu Arah
Model ini adalah model yang melibatkan tiga unsur dalam komonikasi,
yaitu pengirim (komunikator), pesan dan penerima pesan (komunikan).
b. Model Komunikasi Dua Arah

Komunikator Pesan Komunikan

Model komunikasi ini dikembangkan oleh David Berlo ( 1960 ), unsur-unsur


yang terlibat pada model ini meliputi unsur pengirim atau sumber pesan, saluran,
penerima, dan umpan balik (feedback). Menurut model ini fungsi sumber ialah
mempersiapkan dan mengirim pesan. Pesan adalah produk aktual yang
dihasilkan sumber atau komunikan.
Pesan dapat berupa kata-kata, pembicaraan, percakapan, telepon, grafik dan
gambar, gerak tubuh (gesture), dan memo (tulisan). Saluran adalah media yang
dipilih untuk menyampaikan pesan sehingga sampai pada penerima.

Komunikator Pesan Komunikan

Umpan Balik

Saluran merupakan panca indera, yakni sentuhan, pendengaran, penglihatan.


Penerima adalah individu atau kelompok yang mendapatkan pesan. Selanjutnya
seorang penerima pesan dapat memberi umpan balik terhadap apa yang telah
disampaikan kepadanya.
Komunikasi juga melibatkan unsur internal individu, seperti pengetahuan,
perasaan dan persepsi serta pengalaman sebelumnya. Kondisi ini memungkinkan
komunikator mengatur proses penyampian pesan (encoding) sehingga pesan yang
disampaikan dapat dipahami penerima. Aspek pengetahuan, pengalaman dan
perasaan ini memungkinkan komunikan memahami pesan yang disampaikan
(decoding). Selanjutnya, pesan yang disampaikan oleh komunikator dan umpan
balik dari komunikan dapat mengalami perubahan (ditorsi), sebagian atau seluruh
isi pesan diterima secara berlebihan akibat faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri. Adanya faktor-faktor dari luar
proses komunikasi yang mempengaruhi kualitas hubungan komunikasi yang
sedang dibentuk disebut komunikasi.
c. Model Komunikasi Heliks
Model komunikasi ini menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan
manusia dapat dilakukan secara terus-menerus dan bersifat dinamis, sehingga
komunikasi yang terbentuk antara satu manusia dan manusia lain dapat
berkembang, baik dalam tema maupun konteks yang terjadi.
d. Model Komunikasi Ellis dan Mc Clintok (1990)
Berdasarkan model komunikasi Ellis dan Mc Clintok, komunikasi tidak hanya
melibatkan unsur penyampaian pesan, tetapi juga ada pesan tambahan yang
menyertai suatu proses komunikasi. Pada proses pertukaran pesan dalam
komunikasi, tidak selamanya pesan diterima secara utuh oleh penerima. Sebagian
penerima hanya menangkap sebagian pesan dan bahkan bebrapa pesan mungkin
hanya ditangkap ketika telah berada di luar interaksi.

C. Fase-Fase Hubungan Komunikasi Perawat-Klien


Menurut (Stuart dan Sundeen,1995) dalam membina hubungan teurapeutik perawat
harus mempunyai 4 tahap. Empat tahap tersebut yaitu tahap preinteraksi,orientasi atau
perkenalan, kerja dan terminasi. pada setiap tahapnya mempunyai tugas yang harus
diselsaikan diantaranya :
a. Tahap Pra-Interaksi
Pra Interaksi merupakan tahap persiapan sebelum perawat bertemu dan
berkomunikasi dengan klien, pada tahap ini perawat harus mengevaluasi diri tentang
kemampuan yang dimiliki, dan harus menghilangkan perasaan-perasaan diri seperti
ansietas, ketakutan dan keraguan. Sehingga perawat lebih siap dalam melakukan
komunikasi terapeutik dengan klien.
Tugas perawat pada Tahap Pra-Interaksi adalah:
1) Mengumpulkan informasi tentang klien (alasan masuk, riwayat kesehata,
diagnosa medis, dan lain sebagainya).
2) Mencari referensi yang berkaitan dengan masalah klien.
3) Mengeksplorasi perasaaan, kekuatan dan fantasi.
4) Menganalisa kekuatan dan kelemahan diri.
b. Tahap Orientasi atau Perkenalan
Pada tahap ini perawat dan klien pertama kali bertemu. Dalam membina
hubungan perawat dengan klien kunci utama adalah terbinanya hubungan saling
percaya, adanya komunikasi yang terbuka, memahami penerimaan dan merumuskan
kontrak.
Hal-hal yang pertama harus dilakukan saat pertama kali bertemu dengan klien
adalah :
1) Menetapkan hubungan saling percaya, pengertian, penerimaan dan
berkomunikasi terbuka.
2) Merumuskan kontrak dengan klien, saling memperkenalkan diri, penjelasan
peran, tanggung jawab, topik yang akan dibicarakan, harapan dan tujuan
interaksi, kerahasiaan, waktu dan tempat interaksi.
c. Tahap Kerja
Tahap ini merupakan tahap dimana kerja sama terapeutik perawat dan klien
paling banyak dilakukan. Tahap ini merupakan hubungan perawat klien yang terkait
erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.
d. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakann tahap akhir dimana perawat akan mengakhiri
interaksinya dengan klien. Pada tahap terminasi sementara perawat akan bertemu
lagi dengan klien pada waktu yang telah ditentukan . Misalnya akan bertemu lagi
hari berikutnya.
Sedangkan terminasi akhir adalah perpisahan yang terjadi pada saat klien
akan pulang ke rumah, sudah tidak dirawat dirumah sakit dan perawat tidak akan
bertemu lagi dengan klien.
Terminasi adalah satu dari tahap yang sulit tapi sangat penting dari hubungan
terapeutik perawat dan klien. Tahap ini saat untuk merubah dan mengevaluasi
kemajuan klien.

D. Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik


Sikap atau care untuk menghadirkan diri secara fisik sehingga dapat
mempasilitasi komunikasi yang teraupeutik (Egan Cit, Keliat,1992):
a. Berhadapan
Sikap ini menunjukan kesiapan dalam melayani dan mendengarkan keluhan
klien.
b. Mempertahankan Kontak Mata
Sikap ini menandakan kita menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk
tetap berkomunikasi serta dapat dipercaya.
c. Membungkuk Ke Arah Klien
Sikap ini menunjukan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan semua
apa yang dikatakan klien.
d. Mempertahankan Sikap Terbuka
Pada saat berkomunikasi dengan klien kita jangan melipat kaki atau
menyilangkan tangan, hal ini menunjukan keterbukaan untuk berkomunikasi dan
siap membantu klien.
e. Tetap Rileks
Tetap bersikap tenang,meskipun pada situasi tidak menyenangkan perawat
harus bisa mengontrol ketegangan,kecemasan dan relaksasi dalam berkomunikasi
dengan klien.

E. Teknik Komunikasi
Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien,ada beberapa teknik
komunikasi yang perlu dilakukan oleh perawat. Bentuk teknik terapeutik dijelaskan
pada Tabel teknik komunikasi terapeutik (Riyadi dan Purwanto, 2009) :

Teknik Pengertian Contoh


Mendengarkan aktif Proses aktif menerima Mempertahankan kontak
(active listening) informasi dan mata, menggunakan
mempelajari respons kepala,posisi badan sedikit
seseorang terhadap pesan membungkuk ke arah
yang di terima. klien.
Pertanyaan terbuka Mendorong klien untuk “Apa yang sedang
menyeleksi topik yang bapak/ibu pikirkan saat
akan dibicarakan. ini ?”
Restating Mengulangi pikirian Pasien “Sus, tadi malam
utama yang di ekspresikan saya tidak dapat tidur”
klien dengan Perawat “Apakah
mengggunakan kata-kata bapak/ibu mengalami
sendiri kesulitan tidur?”
Reflecting/refleksi Mengulangi kembali yang Pasien: “Apakah menurut
di bicarakan klien. suster saya harus
memafkan istri saya?’’
Perawat : “Bagaimana
menurut bapak apakah
bapak harus memafkan istri
bapak?”
Klasifikasi/validasi Berupaya menyampaikan “Saya belum mengerti apa
ide atau pikiran klien yang ibu maksud. Bisakah
yang tidak jelas dan ibu menjelaskan kembali?’’
meminta klien
menjelaskan kembali
Forcusing Komunikasi yang “Saya rasa kita harus
dilakukan untuk membicarakan lebih lanjut
membatasi area diskusi tentang masalah yang
sehingga menjadi lebih terjadi antara bapak dengan
sfesifik dan dimengerti istri”
Sharing persepsi Meminta klien “Ibu tampaknya tersenyum,
memastikan pemahaman tetapi saya rrasa Ibu sangat
perawat mengenai apa kesal dengan saya”
yang klien pikirkan
Diam Tidak ada komunikasi Duduk bersama klien,
verbal, memberikan mengkomunikasikan
kesempatan klien untuk perhatian dan peran
mengutarakan pikiranya. perawat secara non verbal.
Identifikasi tema Menyatakan issu atau “Setelah saya perhatikan
masalah yang terjadi cerita Ibu tadi, Ibu
berulang kali tampaknya selalu
dikecewakan oleh suami
Ibu apakah menurut Ibu
hal ini yang menjadi
masalah Ibu saat ini?”
Humor Pengeluaran energi “Tampaknya setelah Ibu
melalui lelucon. mandi jadi kelihatan cantik
seperti Princes”

SUMBER
Ade Herman Surya Direja. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa .Yogyakarta:Nuha
Medika.
Restu Putri Andiansari. 2015. Makalah Model Konseptual Keperawatan Kesehatan Jiwa.
AKPER Kabupaten Purworejo.

Anda mungkin juga menyukai