Anda di halaman 1dari 21

MANAGEMEN NYERI

Satuan Acara Penyuluhan

Oleh kelompok 9

1. Fadhil Rizqi R. 1601460007


2. Viva Nurjanah 1601460030
3. Fanda Eka D. 1601460032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN
November 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

A. IDENTITAS PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keperawatan Medikal Bedah II

Sub Pokok Bahasan : Manajemen nyeri

Hari / Tanggal : 09 November 2018

Waktu : Pukul 10.00 – selesai

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien R. Zamrud

Tempat : Ruang Zamrud RS. Lavalette

Penyaji : Mahasiswa D-IV Keperawatan Poltekkes Malang

A. LATAR BELAKANG

Setiap orang, tentu pernah merasakan nyeri selama perjalanan


hidupnya. Perasaan nyeri ini kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu
orang ke orang lain, tergantung ambang batas nyeri seseorang baik dari
tempat nyeri, waktu, penyebab dan lain-lain.

Masih banyak orang yang saat mengalami nyeri masih bergantung


pada pengobatan dan ini memang suatu penatalaksanaan bagi mereka
yang mengalami nyeri sedang yang mempunyai poin 5-7, sedangkan bagi
mereka yang mengalami nyeri ringan ini akan berkurang dengan
penggunaan teknik non farmakologi yang belum banyak orang yang tahu.

Maka dari itu kami mengambil materi tentang manajemen nyeri


dengan menekankan pada teknik non farmakologi. Semoga dapat
menambah wawasan bagi pembaca.
B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, pasien


dan keluarga diharapkan mampu mengetahui dan paham tentang
manajemen nyeri.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini, pasien dan keluarga


diharapkan mampu:

1. Memahami tentang definisi Nyeri

2. Menjelaskan tentang penyebab nyeri

3. Memahami manajemen nyeri tehnik relaksasi

4. Mampu melakukan tehnik relaksasi untuk menurunkan nyeri

C. MATERI

Terlampir

D. MEDIA

1. Leaflet

2. Laptop

3. LCD

E. METODE

1. Ceramah
2. Diskusi

3. Tanya Jawab

4. Demonstrasi

F. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Kegiatan
No. Tahapan Media Metode
Penyuluh Peserta
1. Pendahuluan 1. Memberi Menjawab salam - Salam
(5 menit) salam Pembuka
2. Perkenalan Memperhatikan - Ceramah
3. Menjelaskan Memperhatikan - Ceramah
kontrak waktu
yang
dibutuhkan
4. Apersepsi Memperhatikan - Ceramah
kepada peserta
penyuluhan
5. Menjelaskan Memperhatikan - Ceramah
kompetensi
TIU dan TIK
dari meteri
yang
disampaikan
6. Menggali Menangaapi - Diskusi
persepsi
peserta tentang
pemahaman-
nya terhadap
nyeri
Penyajian 7. Memberikan Memperhatikan - Ceramah
(10 menit) Reward
kepada peserta

2. 1. Menjelaskan
definisi nyeri
- Menanyakan Memberikan Poster Diskusi
kepada lansia pendapat atau
tentang menjawab
definisi nyeri pertanyaan
terlebih
dahulu
- Memberikan Memperhatikan - Diskusi
reinforcemen
- Menyempurn Mendengarkan - Ceramah
akan jawaban dan
dari peserta memperhatikan
dan
menjelaskan
definisi nyeri
2. Menjelaskan
penyebab
nyeri
- Menanyakan Menjawab Poster Diskusi
terlebih pertanyaan dan
dahulu sumbang saran
penyebab
nyeri kepada
peserta
- Memberikan Memperhatikan - Diskusi
reinforcemen
- Menyempurn Memperhatikan - Ceramah
akan jawaban
dari peserta

3. Menjelaskan
tentang
tekhnik
relaksasi
- Menanyakan Bertanya dan Poster Diskusi
terlebih memberi
dahulu tehnik tanggapan
menurunkan
nyeri kepada
lansia
- Memberikan Memperhatikan - Ceramah
reinforcemen
- Menyempurn Memperhatikan - Ceramah
akan jawaban
dari peserta
4. Mendemonstra Memperhatikan Poster, Demon-
sikan player strasi
manajemen musik
nyeri tehnik
relaksasi
5. Memberikan Bertanya dan - Ceramah
kesempatan memberi
kepada peserta tanggapan
untuk bertanya
tentang materi
yang telah
disampaikan
6. Memberikan Memberi - Ceramah
kesempatan tanggapan
peserta lain
untuk
menjawab
7. Memberikan Memperhatikan - Ceramah
reward pada dan memberikan
peserta respon
Penutup 8. Menyempurna Memperhatikan - Ceramah
(5 menit) kan jawaban dan memberikan
dari peserta respon

3. 1. Melakukan
evaluasi
dengan
G. memberikan
pertanyaan
kepada
peserta
- Menanyakan Bertanya - Diskusi
peserta
tentang
definisi
nyeri
- Memberikan Memperhatikan - Ceramah
reward
- Menyempur Memperhatikan - Ceramah
nakan
jawaban
peserta
Bertanya
- Menanyakan - Diskusi
peserta
tentang
penyebab
nyeri
- Memberikan Memperhatikan - Ceramah
reward
- Menyempur Memperhatikan - Ceramah
nakan
jawaban
peserta
- Memberi Melakukan - Demon-
kesempatan tindakan dan strasi
peserta memberi
untuk tanggapan
mendemon-
strasikan
teknik
relaksasi
untuk
menurunkan
nyeri
- Memberikan Memperhatikan - Ceramah
reward
- Menyempur Memperhatikan - Ceramah
nakan
tindakan
peserta
2. Menyimpul- Memperhatikan - Ceramah
kan materi
yang telah
disampaikan Memperhatikan
3. Menutup dan menjawab - Salam
materi dengan salam penutup
ucapan salam
dan terima
kasih

H. EVALUASI
1. Struktural
a) Persiapan media yang akan digunakan
b) Persiapan denah tempat yang akan digunakan
c) Kontrak waktu
d) Persiapan SAP
2. Proses
a) Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b) Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan
c) Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Target yang ingin dicapai
a) 85% Peserta mampu Memahami tentang manajemen nyeri dengan
Farmakologis
b) 85% Peserta mampu Menjelaskan tentang manajemen nyeri Non-
farmakologis
c) 75% Peserta mampu Memahami tehnik relaksasi manajemen nyeri
Non-farmakologis
d) 75% Mampu melakukan tehnik relaksasi untuk menurunkan nyeri
Lampiran Pertanyaan

Tanya jawab digunakan untuk menilai pengertian dan pemahaman peserta


tentang manajemen nyeri, pertanyaan yang digunakan antara lain:

1. Apakah yang dimaksud dengan nyeri?


Nyeri adalah sebuah pengalan yang tidak menyenangkan ditandai dengan rasa
sakit yang sangat (Dharmayana, 2009)

2. Apakah penyebab nyeri?


 Penurunan fungsi tulang
 Usia
 Kurangnya produksi cairan sendi (Sehatbugardokterintan, 2008)

3. Bagaimana tehnik relaksasi untuk menurunkan nyeri?


1) Menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2) Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor
dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3) Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4) Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-
lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Minta kepada klien untuk
mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5) Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung
dan kelompok otot-otot lain
6) Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan.
Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat
( Somantri, 2007).
Lampiran Materi

MANAJEMEN NYERI

A. Definisi Nyeri
Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of
Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan yang nyata, berpotensi rusak, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan. Kerusakan jaringan yang nyata misalnya
terjadi pada nyeri akibat luka operasi. (Dharmayana, 2009)

B. Penyebab Nyeri
Merupakan penyakit degeneratif kronis dari sendi. Terjadi
penurunan fungsi tulang rawan sendi, sendi yang terkena adalah sendi -
sendi yang berfungsi menopang berat badan seperti sendi tulang belakang,
sendi paha, dan yang tersering adalah sendi lutut. Penyakit ini sering
didapatkan sebagai gangguan umum pada usia lanjut yang mengalami
penurunan produksi cairan sendi (Sehatbugardokterintan, 2008)

C. Manajemen nyeri non-farmakologis


a. Tehnik relaksasi
Tehnik relaksasi merupakan tehnik yang dapat di ajarkan kepada
keluarga dan klien. Agar mampu melakukan tindakan relaksasi
secara mandiri untuk menurunkan nyeri. Langkah-langkah tehnik
relaksasi antara lain :
1) Menarik nafas dalam melalui hidung dan menahannya di
dalam paru
2) Secara perlahan-lahan keluarkan udara melalui mulut dan
rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman
hal tersebut
3) Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4) Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara
perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks.
Minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada
kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5) Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan,
perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6) Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara
perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas
secara dangkal dan cepat.( Somantri, 2007).

b. Terapi Musik
Musik merupakan bunyi yang dianggap enak oleh
pendengarnya yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau
sekumpulan orang. Penggunaan musik sebagai terapi sebenarnya
telah dikenal manusia sejak jaman Yunani kuno dan mulai
diterapkan pada masa perang dunia I dan II (Samuel, 2007).
Studi tentang terapi musik semakin banyak dikembangkan,
lebih-lebih setelah diketahuinya pengaruh Mozart pada tahun
1993. Dalam bidang kedokteran, terapi musik dikenal sebagai
Complementary Medicine yang dapat digunakan untuk
meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan
fisik, mental, emosional, maupun spritual dengan menggunakan
bunyi atau irama tertentu (Samuel, 2007). Beberapa peneliti telah
membuktikan bahwa musik dapat menurunkan keluhan baik fisik
maupun mental. seperti pada pasien luka bakar, diabetes, kanker,
stroke, melengkapi perawatan AIDS, pasien gangguan jiwa,
termasuk untuk penanganan nyeri (Pandoe, 2006).
Dewasa ini penggunaan musik sudah tidak dibatasi oleh
dimensi ruang dan waktu lagi, seseorang dapat dengan bebas
mengakses musik kapan serta dimana saja tanpa harus
mengganggu orang lain. Terapi musik merupakan intervensi alami
non invasif yang dapat diterapkan secara sederhana, tidak selalu
membutuhkan kehadiran ahli terapi, harga terjangkau, dan tidak
menimbulkan efek samping.

c. Reframing
Reframing merupakan tehnik yang mengajarkan untuk
memonitor/mengawasi pikiran negatif dan menggantinya dengan
salah satu pikiran yang lebih positif. Ajarkan klien yang
memandang nyeri dengan ekspresi negatif seperti , “ saya tidak
kuat menahan rasa nyeri ini, rasa nyeri ini tidak pernah berakhir”
tetapi ganti (reframing) pandangan klien dengan “saya pernah
merasakan nyeri ini sebelumnya, dan nyeri ini akan membaik
(berkurang)”

d. Massage atau pijatan

Merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yang


bertujuan untuk mengatasi masalah fisik, fungsional atau
terkadang psikologi. Pijatan dilakukan dengan penekanan terhadap
jaringan lunak baik secara terstruktur ataupun tidak, gerakan-
gerakan atau getaran, dilakukan menggunakan bantuan media
ataupun tidak. Beberapa teknik massage yang dapat dilakukan
untuk distraksi adalah sebagai berikut;

a) Remasan. Usap otot bahu dan remas secara bersamaan.

b) Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan


pendek, cepat dan bergantian tangan.

c) Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari, gerakannya


memutar sepanjang tulang punggung dari sacrum ke bahu.

d) Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan


lebih halus dengan gerakan ke atas untuk membantu aliran
balik vena.
e) Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah
tangan anda dengan arah yang berlawanan, menggunakan
gerakan meremas.

f) Tekanan menyikat. Secara halus, tekan punggung dengan


ujung-ujung jari untuk mengakhiri pijatan.

e. Guided Imaginary

Yaitu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi rasa


nyeri dengan mendorong pasien untuk mengkhayal dengan
bimbingan. Tekniknya sebagai berikut:

1. Atur posisi yang nyaman pada klien.

2. Dengan suara yang lembut, mintakan klien untuk


memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau
pengalaman yang membantu penggunaan semua indra.

3. Mintakan klien untuk tetap berfokus pada bayangan yang


menyenangkan sambil merelaksasikan tubuhnya.

4. Bila klien tampak relaks, perawat tidak perlu bicara lagi.

5. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, atau


tidak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan
memulainya lagi ketika klien siap.

f. Biofeedback

Latihan biofeedback merupakan cara lain untuk membatu klien


ketika mengalami nyeri, khususnya bagi seseorang yang sulit
merileksasi ketegangan otot. Biofeedback merupakan sebuah
peroses individu untuk belajar mempengaruhi respon psisiologis
diri. Melalui biofeedback klien dapat merubah pengalaman
tentang rasa nyeri yang sedang dirasakan.

g. Relaksasi

Teknik relaksasi didasarkan kepada keyakinan bahwa


tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karena
nyeri atau kondisi penyakitnya. Teknik relaksasi dapat
menurunkan ketegangan fisiologis.

Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam


posisi berbaring atau duduk dikursi. Hal utama yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien dengan posisi
yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat, dan
lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah
satunya adalah relaksasi autogenic. Relaksasi ini mudah dilakukan
dan tidak berisiko.

Ketika melakukan relaksasi autogenic, seseorang


membayangkan dirinya berada didalam keadaan damai dan
tenang, berfokus pada pengaturan napas dan detakan jantung.
Langkah-langkah latihan relaksasi autogenic adalah sebagai
berikut:

1) Persiapan sebelum memulai latihan

a. Tubuh berbaring, kepala disanggah dengan bantal,


dan mata terpejam.

b. Atur napas hingga napas menjadi lebih teratur.

c. Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara


perlahan-lahan sambil katakan dalam hati ‘saya
damai dan tenang’.
2) Langkah 1 : merasakan berat

a. Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan


kedua lengan terasa berat. Selanjutnya, secara
perlahan-lahan bayangkan kedua lengan terasa
kendur, ringan, sehingga terasa sangat ringan sekali
sambil katakana ‘saya merasa damai dan
tenang sepenuhnya’.

b. Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung,


leher dan kaki.

3) Langkah 2 : merasakan kehangatan

a. Bayangkan darah mengalir keseluruh tubuh dan


rasakan hawa hangatnya aliran darah,
seperti merasakan minuman yang hangat, sambil
mengatakan dalam diri ‘saya merasa senang dan
hangat’.

b. Ulangi enam kali.

c. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai, tenang’.

4) Langkah 3 : merasakan denyut jantung

a. Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan


kiri pada perut.

b. Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan


teratur dan tenang. Sambil katakana ‘jantungnya
berdenyut dengan teratur dan tenang’.

c. Ulangi enam kali.

d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan


tenang’.
5) Langkah 4 : latihan pernapasan

a. Posisi kedua tangan tidak berubah.

b. Katakan dalam diri ‘napasku longgar dan tenang’

c. Ulangi enam kali.

d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan


tenang’.

6) Langkah 5 : latihan abdomen

a. Posisi kedua tangan tidak berubah. Rasakan


pembuluh darah dalam perut mengalir dengan
teratur dan terasa hangat.

b. Katakan dalam diri ‘darah yang mengalir dalam


perutku terasa hangat’.

c. Ulangi enam kali.

d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan


tenang’.

7) Langkah 6 : latihan kepala

a. Kedua tangan kembali pada posisi awal.

b. Katakan dalam hati ‘kepala saya terasa benar-benar


dingin

c. Ulangi enam kali.

d. Katakan dalam hati ‘saya merasa damai dan tenang’.

8) Langkah 7 : akhir latihan

Mengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan


melekatkan (mengepalkan) lengan bersamaan dengan
napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan sambil
membuka mata.

h. Cutaneous Stimulation (simulasi pada area kulit)

Counterstimulation (rangsangan pada area kulit)


merupakan istilah yang digunakan untuk mengindentifikasi tehnik
yang dipercaya dapat mengaktifkan opioid endogen, sebuah sistem
analgesic monoamin. intervensi ini cukup efektif menurunkan
bengkak melalui cryotherapy (aplikasi dingin), menurunkan
kekakuan (memalui aplikasi panans), dan meningkatkan input
serabut saraf yang berdiameter besar untuk memblok pesan nyeri
yang dihantarkan oleh serabut saraf diameter kecil (melalui
aplikasi panas, dingin, tekanan, getaran, atau pijatan).

Panas dan dingin dapat memproduksi analgesia untuk


mengurangi nyeri. Terapi panas meningkatkan aliran darah,
meningkatkan metabolism jaringan, menurunkan kekuatan
vasomotor, dan meningkatkan vikoelasitas jaringan rawan
/penyambung sehingga efektif untuk mengurangi nyeri sendi atau
kekakuan kekakuan (memalui aplikasi panans), dan meningkatkan
input serabut saraf yang berdiameter besar untuk memblok pesan
nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf diameter kecil (melalui
aplikasi panas, dingin, tekanan, getaran, atau pijatan).

Panas dan dingin dapat memproduksi analgesia untuk


mengurangi nyeri. Terapi panas meningkatkan aliran darah,
meningkatkan metabolism jaringan, menurunkan kekuatan
vasomotor, dan meningkatkan vikoelasitas jaringan rawan
/penyambung sehingga efektif untuk mengurangi nyeri sendi atau
kekakuan sendi. tetapi penggunaan terapi panas perlu di control
karena dapat meningkatkan bengkak dan peroses peradangan.
Terapi dingin pun mempunyai beberapa keunggulan:
1. Mengurangi bengkak dengan menurunkan aliran darah

2. Menurunkan peradangan

3. Mengurangi demam

4. Mengurangi sepasme otot

5. Meningkatkan ambang batas nyeri sehingga mengurangi


nyeri

i. Terapi es dan panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat


sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada area cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es diletakkan
pada tempat cedera segera setelah cedera terjadi.

Penggunaan panas dapat meningkatkan aliran darah ke suatu area


dan memungkinkan menurunkan nyeri dengan mempercepat
kesembuhan.

j. Stimulasi saraf elektris transkutan

Stimulasi saraf elektris transkutan (TENS) menggunakan unit yang


dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit
untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau
mendengung pada area nyeri. TENS diduga dapat menurunkan
nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non- nosiseptor).
Mekanisme ini sesuai dengan teori nyeri gate kontrol.
k. Hypnosis

Adalah suatu teknik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadar


diri yang dicapai melalui gagasan- gagasan ang disampaikan oleh
penghipnosisan. Mekanisme kerja hypnosis tidak jelas tetapi tidak
tampak diperantarai oleh system endokrin. Keefektifan hypnosis
tergantung pada kemudahan hipnotik individu.

l. Akupuntur

Akupuntur adalah tehnik pengobatan tradisional yang berasal dari


Cina untuk memblok chi dengan menggunakan jarum dan
menusukkannya ke titik-titik tubuh tertentu yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan yin dan yang.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmayana, Dwi. (2008). Tata Laksana Nyeri. Dinas Kesehatan Propinsi


Maluku Utara. From: http:// malutpost.com/ berita/index.php?option=com_
content&task= view &id= 110&Itemid=38
Medical shocker. (2001). Pengaruh terapi musik terhadap intensitas nyeri akibat
perawatan luka bedah abdomen di badan pelayanan kesehatan masyarakat
rumah sakit umum ngudi waluyo wlingi kabupaten blitar. from:
http://www.scribd.com/doc/14961398/Pengaruh-Terapi-Musik-Terhadap-as-
Nyeri-Akibat-Perawatan-Luka-Bedah-AbdomenDi-Badan-Pelayanan-Keseha
tan- Masyarakat- Rumah -Sakit-Umum-Ngudi-Waluyo-Wling
Pro-health.(2009). Nyeri dan tatalaksanaan nyeri pada lansia. From: http://
stikeskabmalang.wordpress.Com/2009/09/30/nyeri-dan-tatalaksanaan-nyeri-
pada-lansia/
Sehatbugardokterintan. (2008). Beberapa Penyebab Nyeri Sendi. From: http:// sehat
bugardokterintan.blog.uns.ac.id/2009/07/17/beberapa-penyebab-nyeri-sendi/
Somantri, Irman. (2007). Penanganan Nyeri.

Anda mungkin juga menyukai