Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Prinsip Gizi Seimbang Pada Dewasa


Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan Gizi Seimbang Bagi Dewasa
Sasaran : Masyarakat RT 003 RW 002 kelurahan Cemoro
Kandang
Tempat : Rumah Warga RT/RW 003/002
Hari/ Tanggal : Kamis, 14 Februari 2019
Waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup,
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk
mempertinggi kesadaran masyarakat atas pentingnya hidup sehat.
Peningkatan kemakmuran ternyata diikuti oleh perubahan gaya hidup. Pola
makanan, terutama di kota-kota besar bergeser dari pola makanan
tradisional yang banyak mengkonsumsi karbohiWordPress.comdrat,
sayuran dan serat ke pola makanan masyarakat barat yang komposisinya
banyak mengandung lemak, protein, gula dan garam tetapi kurang serat.

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa


merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko mengalami
berbagai penyakit, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya.
Karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang
secara berkesinambungan.

Angka prevalensi kegemukan atau obesitas penduduk usia dewasa


di Indonesia lebih tinggi dibandingkan angka terjadinya kekurangan gizi,
terutama di kota-kota besar dan pada tahun-tahun terakhir ini juga diikuti
terjadi di pedesaan. Laporan Depkes tahun 2005 menunjukkan bahwa di
dua belas kota di Indonesia yang menderita kegemukan sebanyak 22,5%,
yang 54,2% diantaranya menderita kegemukan tingkat berat (obesitas).

1
Bila dilihat dari kelompok umur, 41-55 tahun ternyata prevalensi
gemuknya lebih tinggi yaitu 33,7%, yang 59,0% diantaranya termasuk
obesitas.

B. Tujuan

1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah di berikan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
memahami tentang Kebutuhan Gizi Seimbang Bagi Dewasa
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah di beri penyuluhan 1 × 30 menit masyarakat di harapkan
mampu :

a. Pengertian Gizi pada dewasa


b. Prinsip Gizi pada dewasa
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi dewasa
d. Kebutuhan gizi seimbang pada dewasa
e. Menu harian seimbang pada dewasa
f. Penilaian Status Gizi Dewasa
g. Beberapa masalah yang sering dijumpai pada dewasa

C. Materi penyuluhan
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media

1. Leaflet

F. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 2 hari sebelum penkes

2
c. Undangan untuk peserta disampaikan 3 hari sebelum penkes
d. Tempat sudah siap 2 hari sebelum penkes
e. SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes
2. Evaluasi proses
a. 75 % masyarakat datang tepat waktu
b. Masyarakat memperhatikan penjelasan penyaji
c. Masyarakat aktif bertanya dan memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara aktif

G. Pengorganisasian
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalkan diri dan tim penyuluh. mengatur
proses penyuluhan, tanya jawab, serta menutup acara.
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami
peserta penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses
penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang di ajukan audien/peserta penyuluhan, dan
masukan dari fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperlihatkan, mengerjakan soal pretest, serta
mengajukan pertanyaan

H. Susunan acara

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 8 Menit Pembukaan :
 Memberi Salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran  Menjawab/mengerjakan
 Melaksanakan pretest soal pretest
2 10 Menit Pelaksanaan :

3
 Menjelaskan materi penyuluhan  Menyimak dan
secara ber-urutan dan teratur mendengarkan
Materi:
a. Pengertian Gizi pada
dewasa
b. Prinsip Gizi pada dewasa
c. Fakto-faktor yang
mempengaruhi gizi dewasa
d. Kebutuhan gizi seimbang
pada dewasa
e. Menu harian seimbang pada
dewasa
f. Penilaian Status Gizi
Dewasa
g. Beberapa masalah yang
sering dijumpai pada
dewasa

3 5 Menit Evaluasi :
Meminta masyarkat untuk  Bertanya dan Menjawab
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian Gizi pada
dewasa
b. Prinsip Gizi pada
dewasa
c. Fakto-faktor yang
mempengaruhi gizi
dewasa
d. Kebutuhan gizi
seimbang pada dewasa
e. Menu harian seimbang
pada dewasa

4
f. Penilaian Status Gizi
Dewasa
g. Beberapa masalah yang
sering dijumpai pada
dewasa
4 7 Menit Penutup :
 Mengucapkan terimakasih dan  Menjawab salam
mengucapkan salam  Menjawab/mengerjakan
 Melaksanakan Pretest soal pretest

I. Setting Tempat

AUDIEN PEMATERI AUDIEN

AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN AUDIEN AUDIEN AUDIEN

J. Daftar Pustaka
Suparisa, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT.Gramedia Putaka Utama, 159-195
Badriah, Dewi Laelatul. 2011. Gzi Dalam Kesehatan Reproduksi.
Bandung : Refika Aditama.

5
Lampiran
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang
disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk
setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai
usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh,
tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat
gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur
gizi dalam masa dewasa menjadi konstan, kecuali jika terjadi kelainan-
kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga
mengharuskan tubuh mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari
pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang lebih
dari biasanya, tubuh memerlukan aktivitas untuk mempertahankan kondisi
tubuh.

2. Prinsip Gizi pada dewasa


Yang disebut dewasa adalah usia 19-55 tahun. Usia ini di kenal
sebagai usia produktif. Dikatakan usia produktif karena bila sukses ditandai
dengan keberhasilan dari suatu hasil usahanya selama rentang waktu tertentu,
seja remaja misalnya sukses pencapaian tingkat pendidikan, berhasil berwira
usaha, mapan dan alim.
Ciri khas orang dewasa telah dicapai dengan tinggi badan maksimal
dan tidak bertambah lagi. Disamping itu terjadi pula perubahan metabolisme
sesuai bertambahnya usia. Yang penting di usia ini adalah memelihara sel-sel
tubuh guna menghindari berbagai jenis penyakit degeneratif yang bisa lebih

6
cepat datang, bila asupan gizi kurang bermutu. Pada wanita harus lebih hati-
hati, utamanya karena akan hamil dan menyusui, yang membutuhkan asupan
gizi yang sangat bagus mutunya. Jangan sampai wanita memiliki resiko
melahirkan bayi dengan BBLR.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi seimbang pada dewasa


Angka kecukupan gizi (AKG) pada orang dewasa didasarkan pada
usia, pekerjaan, jenis kelamin, dan kondisi khusus seperti pada kondisi ibu
hamil dan ibu menyusui. Adapun faktor yang mempengaruhi AKG pada
orang dewasa adalah :
a. Usia
Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa 40-50 kal/kg berat badan (BB).
Semakin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih
rendah untuk tiap kilo gram berat badannya.
b. Aktivitas
Kebutuhan zat gizi seseorang ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan
sehari-hari. Makin berat aktivitas yang dilakukan, kebutuhan zat gizi
makin tinggi, terutama energi. Misalnya, seorang pria dewasa dengan
pekerjaan ringan membuthkan energi sebesar 2800 kalori. Sedangkan
bila bekerja berat membutuhkan energi sebesar 3600 kalori.
c. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan,
terutama pada usia dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh
komposisi tubuh dan jenis ativitasnya.
d. Kondisi khusus (hamil dan menyusui)
Pada masa hamil dan menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat karena
metabolisme tubuh meningkat, konsumsi makanan juga meningkat untuk
kebutuhan diri sendiri, bayi yang dikandung dan persiapan produksi ASI.
e. Pendapatan
Pendapatan memepengaruhi daya beli terhadap makanan. Semakin
baik pendapatan maka akan semakin baik pula makanan yang dikonsumsi
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Penduduk yang berpendapatan
cukup masih banyak yang tidak memanfaatkan bahan makanan bergizi
dalam menyediakan makanan keluarga. Hal ini disebabkan kurangnya

7
pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi dan ke engganan unuk
mengkonsumsi bahan makanan murah walaupun mereka tahu banyak
mengandung gizi.
f. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik status
gizinya. Ini disebabkan karena seseorang yang mengenyam pendidikan
biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-informasi
mengenal gizi.
g. Sosial budaya
Budaya mempengaruhi kebiasaan makan dan perilaku makan
seseorang apabila perilaku tersebut merupakan perilaku makan yang
tidak seimbang aka akan mengakibatkan masalah gizi.

4. Kebutuhan gizi seimbang pada dewasa


Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang.
Kebutuhan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor yaitu umur, tinggi
badan, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, dalam
pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan kebutuhannya.
a. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan
bertambahnya usia, ini dikarenakan menurunnya metabolisme
basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan asupan energi
akan menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan energi
berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran kebutuhan energi
ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG).
b. Kebutuhan karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total
kebutuhan energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks
seperti yang terdapat dalam padia-padian (beras, jagung, gandum
dan hasil olahannya seperti roti) dan umbi-umbian (kentang,
singkong dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat sederhana seperti
gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan energi total
atau paling banyak 4-5 sendok sehari (Almatsier dkk, 2013).

8
c. Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari
kebutuhan total energi. Kebutuhan konsumsi protein pada
kelompok usia dewasa digunakan untuk menggantikan protein
yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit
dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi
protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium
melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis bertambah.
Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan dapat
meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner terutama
sebagai akibat dari tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol
yang terdapat dalam makanan hewani Asupan lemak jenuh
dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan
nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).
d. Kebutuhan lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan
energi. Konsumsi lemak pada usia dewasa dianjurkan
mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu
tanpa lemak (skim) serta mengurangi santan dan goreng-gorengan
(Almatsier dkk, 2013).
e. Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat
dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi
Seimbang (PGS). Beberapa mineral yang perlu diperhatikan yaitu
garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium terdapat dalam
garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Konsumsi
garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari ( 2400 mg per hari).
Selain itu dianjurkan untuk membatasi makanan yang diawetkan
menggunakan garam seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng,
serta acar begitupula dengan MSG. AKG besi pada perempuan
dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah tua
karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan
melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan
adalah daging merah, hati, kuning telur, sayuran hijau, serta

9
kacang-kacangan dan hsil olahannya sepertu tahu dan tempe.
Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar
tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat
mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian hari. Makanan kaya
kalsium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil
olahannya (Almatsier dkk, 2013).
f. Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa
umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai
dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan
sebagai standar guna mencapai status gizi yang optimal. Angka
Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances
(DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir
semua orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan
fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang
dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan
perorangan/individu (Amelia, 2014).

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa umur 30-64
tahun Indonesia disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per orang per hari umur 19-64 tahun

Kelompok Umur
Pria Wanita

19-29 30-49 50-64 19-29 30-49 50-64


Jenis Gizi
tahun Tahun Tahun tahun tahun tahun

Karbohidrat (gr) 375 394 349 309 323 285

Protein (gr) 62 65 65 56 57 57

Lemak (gr) 91 73 65 75 60 53

Vitamin

10
- Vitamin A (mg) 600 600 600 500 500 500

- Vitamin D (mg) 15 15 15 15 15 15

- Vitamin E (mg) 15 15 15 15 15 15

- Vitamin B1
1,4 1,3 1,2 1,1 1,1 1
(mg)

- Vitamin B2
1,6 1,6 1,4 1,4 1,3 1,1
(mg)

- Vitamin B3
15 14 13 12 12 10
(mg)

- Vitamin C
90 90 90 75 75 75
(mg)

Lanjutan Tabel 2.1

Kelompok Umur
Pria Wanita
Jenis Zat
19-29 30-49 50-64 19-29 30-49 50-64
Gizi
tahun Tahun tahun tahun tahun tahun
Mineral
- Kalsium
1100 1000 1000 1100 1000 1000
(mg)
- Zat besi
35 35 30 26 26 12
(mg)
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2013

5. Menu harian seimbang pada dewasa


MENU PAGI
Menu URT Kalori

11
Roti tawar 3 iris 175 kal
Telur dadar 1 butir 50 kal
Susu 1gls 50 kal
Jus jeruk 1 gls 50 kal
Pukul 10.00
WIB
Buah pisang 1 bh sdg 50 kal

MENU SIANG
Menu URT KALORI
Nasi 1 piring sdg 175 kal
Ikan rica-rica 1 ptg sdg 50 kal
Tempe 1 ptg 34 kal
Tumis sawi putih 1 mangkok kcl 75 kal
Buah pepaya 1 bh 50 kal
Pukul 16.00 WIB
Bubur kacang hijau 1 mangkok sdg 80 kal

MENU MALAM
Menu URT Kalori
Nasi 1 piring sdg 175 kal
Ayam panggang 1 ptg sdg 150 kal
Tahu 1 ptg 34 kal
Tumis kangkung 1 mangkok kcl 75 kal
Buah apel 1 ptg 50 al

6. Penilaian Status Gizi Dewasa


Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan
keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik
yang bersifat objektif maupun subjektif, kemudian dibandingkan dengan
baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data

12
pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur
oleh anggota tim “penilai”(Arisman, 2010).
Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu penilaian secara
langsung dan penilaian secara tidak langsung. Penilaian secara langsung
meliputi antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian
secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan, statistik vital
dan faktor ekologi.
Penilaian status gizi orang dewasa pada prinsipnya adalah
berdasarkan pengukuran fisik atau antropometri, yaitu menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran Antropometri digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan antara protein dan energi. Ketidakseimbangan
ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa dkk, 2001).

IMT dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Berat Badan ( kg )

IMT =

Tinggi Badan ( cm )2

Intepretasi nilai IMT untuk Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Kategori IMT
Kurus <17,0
Normal >18,5-25,0
Overweight >25,0 – 27,0
Obesitas >27,0
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2014

Pengukuran survei konsumsi makanan adalah untuk mengetahui kebiasaan


makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat
kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap konsumsi makanan tersebut. Metode yang digunakan dalam mengukur
13
konsumsi makanan dibagi atas dua metode yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitif (Supariasa dkk, 2001).

Metode kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi


konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang
kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan.
tersebut. Salah satunya adalah frekuensi makan (food frequency). Tujuannya
adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan
makanan atau makanan jadi selama periode tertentu setiap hari, minggu, bulan,
tahun. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan dan
frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan
yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi
yang cukup sering oleh responden. Sedangkan metode kuantitatif adalah untuk
mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi. Salah satunya adalah Recall 24
jam. Penggunaan recall 24 jam dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (Supariasa dkk, 2001).

7. Beberapa masalah yang sering dijumpai pada dewasa


A. Dampak Gizi pada Orang Dewasa
Dalam mengkonsumsi gizi yang tidak seimbang akan berdampak buruk bagi
kesehatan.
1. Dampak kekurangan gizi pada orang dewasa
Penurunan produktivitas kerja dan derajat kesehatan disebabkan oleh
kekurangan sumber energi secara umum dan kekurangan sumber
protein.
a. Anemia : disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan
sumber zat besi
b. Gondok : kelainan kelenjar tiroid karena kurangnya
mengkonsumsi Iodium
c. Kebutaan : disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A
2. Dampak Gizi Lebih pada Orang Dewasa
Menurut Depkes RI tahun 2005, prevalensi kegemukan di
Indonesia relatif tinggi. Kegemukan dapat mengurangi kemolekan
tubuh, juga bisa mengurangi kelincahan gerak tubuh dan sering kali
lebih cepat menimbulkan kelelahan.

14
Kegemukan merupakan salah satu risiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu dari
penyakit degeneratif yang sekarang sudah menduduki tempat nomor satu
penyebab kematian di Indonesia. Dari berbagai penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara dislipidemia, diabetes melitus, hipertensi,
obesitas dengan penyakit jantung koroner sebagai salah satu bentuk
penyakit kardiovaskuler.
Kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi makanan yang
melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) per hari tanpa
diimbangi dengan aktivitas fisik yang mencukupi. Bila kelebihan ini
terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas
yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan
energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel
lemak di bawah kulit. Akibatnya orang tersebut akan menjadi gemuk.
Kegemukan mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan berisiko untuk
terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi
(tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, atritis, dan kanker.

B. Penyakit degeneratif pada orang dewasa :


1. Penyakit Gula Darah (Diabetes Melitus)
Diabetes melitus adalah sekumpulan gejala yang disebabkan karena
meningkatnya kadar gula dalam darah karena insulin secara absolut atau
relatif atau menurunnya tingkat sensivitas insulin. Tipe DM pada orang
dewasa adalah DM yang tidak bergantung pada insulin, di mana jumlah
insulinnya cukup banyak, hanya saja kerjanya yang sudah tidak optimal atau
tidak sensitif lagi terhadap kenaikan kadar gula dalam darah. Konsensus
Pengelolaan DM di Indonesia telah disusun oleh PERKENI tahun 2002
antara lain memberikan pedoman tentang kebutuhan gizi orang dengan
diabetes dan dianjurkan penggunaan Daftar Bahan Makanan Penukar
(DBMP) dalam penyuluhan perencanaan makan orang dengan diabetes.
Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes
memperbaiki kebiasaan gizi dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik, dan beberapa tambahan tujuan khusus yaitu :
 Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin atau obat
hipoglikemik oral dan tingkat aktivitas.
 Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

15
 Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau
mempertahankan berat badan yang memadai pada orang dewasa.
 Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap
dapat dicapai dan dipertahankan.
 Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit
jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti penyakit ginjal, neuropati
autonomik, hipertensi, dan penyakit jantung.
 Meningkatkan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
2. Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) dan Penyakit Jantung Koroner
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah meningkat melebihi
batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi. Faktor gizi berhubungan
dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis
merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan
diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut
pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang.
Pembuluh yang mengalami aterosklerosis, resistensi dinding pembuluh darah
tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan
denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh.
Merokok, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar kolesterol
plasma/serum adalah faktor risiko utama terjadinya asterosklerosis,
sedangkan penyebab sekunder adalah stress, kurang gerak, peningkatan
trigliserida plasma.
3. Artritis Gout
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh
metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam
urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal
berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada
lutut dan jari.
Tujuan diet artritis gout adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal, serta menurunkan kadar asam urat
dalam darah dan urin. Diet pada penderita ini rendah purin, rendah lemak,
cukup vitamin dan mineral. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada
tanda-tanda berat badan berlebih.

16
4. Kanker.
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal
yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini dapat
merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang
terkena.
Beberapa faktor pnyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada
penyakit kanker adalah :
 Kurang nafsu makan yang disebabkan karena faktor psikologis dan
lost renponse terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan
terhadap indra pengecap.
 Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena gangguan pada
saluran cerna, gangguan absorpsi zat gizi, dan kehilangan cairan serta
elektrolit karena muntah dan diare.
 Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
 Peningkatan pengeluaran energi.

DAFTAR RUJUKAN

Suparisa, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.


Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT.Gramedia Putaka Utama, 159-195
Badriah, Dewi Laelatul. 2011. Gzi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung :
Refika Aditama.

17

Anda mungkin juga menyukai