(SAP)
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup,
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk
mempertinggi kesadaran masyarakat atas pentingnya hidup sehat.
Peningkatan kemakmuran ternyata diikuti oleh perubahan gaya hidup. Pola
makanan, terutama di kota-kota besar bergeser dari pola makanan
tradisional yang banyak mengkonsumsi karbohiWordPress.comdrat,
sayuran dan serat ke pola makanan masyarakat barat yang komposisinya
banyak mengandung lemak, protein, gula dan garam tetapi kurang serat.
1
Bila dilihat dari kelompok umur, 41-55 tahun ternyata prevalensi
gemuknya lebih tinggi yaitu 33,7%, yang 59,0% diantaranya termasuk
obesitas.
B. Tujuan
C. Materi penyuluhan
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 2 hari sebelum penkes
2
c. Undangan untuk peserta disampaikan 3 hari sebelum penkes
d. Tempat sudah siap 2 hari sebelum penkes
e. SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes
2. Evaluasi proses
a. 75 % masyarakat datang tepat waktu
b. Masyarakat memperhatikan penjelasan penyaji
c. Masyarakat aktif bertanya dan memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara aktif
G. Pengorganisasian
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalkan diri dan tim penyuluh. mengatur
proses penyuluhan, tanya jawab, serta menutup acara.
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami
peserta penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses
penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang di ajukan audien/peserta penyuluhan, dan
masukan dari fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperlihatkan, mengerjakan soal pretest, serta
mengajukan pertanyaan
H. Susunan acara
3
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara ber-urutan dan teratur mendengarkan
Materi:
a. Pengertian Gizi pada
dewasa
b. Prinsip Gizi pada dewasa
c. Fakto-faktor yang
mempengaruhi gizi dewasa
d. Kebutuhan gizi seimbang
pada dewasa
e. Menu harian seimbang pada
dewasa
f. Penilaian Status Gizi
Dewasa
g. Beberapa masalah yang
sering dijumpai pada
dewasa
3 5 Menit Evaluasi :
Meminta masyarkat untuk Bertanya dan Menjawab
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian Gizi pada
dewasa
b. Prinsip Gizi pada
dewasa
c. Fakto-faktor yang
mempengaruhi gizi
dewasa
d. Kebutuhan gizi
seimbang pada dewasa
e. Menu harian seimbang
pada dewasa
4
f. Penilaian Status Gizi
Dewasa
g. Beberapa masalah yang
sering dijumpai pada
dewasa
4 7 Menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam Menjawab/mengerjakan
Melaksanakan Pretest soal pretest
I. Setting Tempat
AUDIEN AUDIEN
AUDIEN AUDIEN
J. Daftar Pustaka
Suparisa, I. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
Almatsier S, Susirah S, Moesijanti S, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : PT.Gramedia Putaka Utama, 159-195
Badriah, Dewi Laelatul. 2011. Gzi Dalam Kesehatan Reproduksi.
Bandung : Refika Aditama.
5
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Menu adalah rangkaian beberapa macam hidangan atau masakan yang
disajikan atau dihidangkan untuk seseorang atau sekelompok orang untuk
setiap kali makan, yaitu dapat berupa hidangan pagi, siang, dan malam.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai
usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh,
tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat
gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur
gizi dalam masa dewasa menjadi konstan, kecuali jika terjadi kelainan-
kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga
mengharuskan tubuh mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari
pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang lebih
dari biasanya, tubuh memerlukan aktivitas untuk mempertahankan kondisi
tubuh.
6
cepat datang, bila asupan gizi kurang bermutu. Pada wanita harus lebih hati-
hati, utamanya karena akan hamil dan menyusui, yang membutuhkan asupan
gizi yang sangat bagus mutunya. Jangan sampai wanita memiliki resiko
melahirkan bayi dengan BBLR.
7
pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi dan ke engganan unuk
mengkonsumsi bahan makanan murah walaupun mereka tahu banyak
mengandung gizi.
f. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik status
gizinya. Ini disebabkan karena seseorang yang mengenyam pendidikan
biasanya lebih memahami dalam menerima informasi-informasi
mengenal gizi.
g. Sosial budaya
Budaya mempengaruhi kebiasaan makan dan perilaku makan
seseorang apabila perilaku tersebut merupakan perilaku makan yang
tidak seimbang aka akan mengakibatkan masalah gizi.
8
c. Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari
kebutuhan total energi. Kebutuhan konsumsi protein pada
kelompok usia dewasa digunakan untuk menggantikan protein
yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit
dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi
protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium
melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis bertambah.
Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan dapat
meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner terutama
sebagai akibat dari tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol
yang terdapat dalam makanan hewani Asupan lemak jenuh
dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan
nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).
d. Kebutuhan lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan
energi. Konsumsi lemak pada usia dewasa dianjurkan
mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu
tanpa lemak (skim) serta mengurangi santan dan goreng-gorengan
(Almatsier dkk, 2013).
e. Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat
dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi
Seimbang (PGS). Beberapa mineral yang perlu diperhatikan yaitu
garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium terdapat dalam
garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Konsumsi
garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari ( 2400 mg per hari).
Selain itu dianjurkan untuk membatasi makanan yang diawetkan
menggunakan garam seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng,
serta acar begitupula dengan MSG. AKG besi pada perempuan
dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah tua
karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan
melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan
adalah daging merah, hati, kuning telur, sayuran hijau, serta
9
kacang-kacangan dan hsil olahannya sepertu tahu dan tempe.
Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar
tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat
mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian hari. Makanan kaya
kalsium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil
olahannya (Almatsier dkk, 2013).
f. Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa
umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai
dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan
sebagai standar guna mencapai status gizi yang optimal. Angka
Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances
(DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir
semua orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan
fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang
dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan
perorangan/individu (Amelia, 2014).
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa umur 30-64
tahun Indonesia disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per orang per hari umur 19-64 tahun
Kelompok Umur
Pria Wanita
Protein (gr) 62 65 65 56 57 57
Lemak (gr) 91 73 65 75 60 53
Vitamin
10
- Vitamin A (mg) 600 600 600 500 500 500
- Vitamin D (mg) 15 15 15 15 15 15
- Vitamin E (mg) 15 15 15 15 15 15
- Vitamin B1
1,4 1,3 1,2 1,1 1,1 1
(mg)
- Vitamin B2
1,6 1,6 1,4 1,4 1,3 1,1
(mg)
- Vitamin B3
15 14 13 12 12 10
(mg)
- Vitamin C
90 90 90 75 75 75
(mg)
Kelompok Umur
Pria Wanita
Jenis Zat
19-29 30-49 50-64 19-29 30-49 50-64
Gizi
tahun Tahun tahun tahun tahun tahun
Mineral
- Kalsium
1100 1000 1000 1100 1000 1000
(mg)
- Zat besi
35 35 30 26 26 12
(mg)
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2013
11
Roti tawar 3 iris 175 kal
Telur dadar 1 butir 50 kal
Susu 1gls 50 kal
Jus jeruk 1 gls 50 kal
Pukul 10.00
WIB
Buah pisang 1 bh sdg 50 kal
MENU SIANG
Menu URT KALORI
Nasi 1 piring sdg 175 kal
Ikan rica-rica 1 ptg sdg 50 kal
Tempe 1 ptg 34 kal
Tumis sawi putih 1 mangkok kcl 75 kal
Buah pepaya 1 bh 50 kal
Pukul 16.00 WIB
Bubur kacang hijau 1 mangkok sdg 80 kal
MENU MALAM
Menu URT Kalori
Nasi 1 piring sdg 175 kal
Ayam panggang 1 ptg sdg 150 kal
Tahu 1 ptg 34 kal
Tumis kangkung 1 mangkok kcl 75 kal
Buah apel 1 ptg 50 al
12
pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur
oleh anggota tim “penilai”(Arisman, 2010).
Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu penilaian secara
langsung dan penilaian secara tidak langsung. Penilaian secara langsung
meliputi antropometri, klinis, biokimia dan biofisik. Sedangkan penilaian
secara tidak langsung meliputi survei konsumsi makanan, statistik vital
dan faktor ekologi.
Penilaian status gizi orang dewasa pada prinsipnya adalah
berdasarkan pengukuran fisik atau antropometri, yaitu menggunakan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Pengukuran Antropometri digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan antara protein dan energi. Ketidakseimbangan
ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa dkk, 2001).
Berat Badan ( kg )
IMT =
Tinggi Badan ( cm )2
Intepretasi nilai IMT untuk Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut :
Kategori IMT
Kurus <17,0
Normal >18,5-25,0
Overweight >25,0 – 27,0
Obesitas >27,0
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2014
14
Kegemukan merupakan salah satu risiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu dari
penyakit degeneratif yang sekarang sudah menduduki tempat nomor satu
penyebab kematian di Indonesia. Dari berbagai penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara dislipidemia, diabetes melitus, hipertensi,
obesitas dengan penyakit jantung koroner sebagai salah satu bentuk
penyakit kardiovaskuler.
Kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi makanan yang
melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) per hari tanpa
diimbangi dengan aktivitas fisik yang mencukupi. Bila kelebihan ini
terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas
yang cukup untuk membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan
energi tersebut akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel
lemak di bawah kulit. Akibatnya orang tersebut akan menjadi gemuk.
Kegemukan mempengaruhi umur rata-rata seseorang dan berisiko untuk
terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi
(tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, atritis, dan kanker.
15
Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau
mempertahankan berat badan yang memadai pada orang dewasa.
Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap
dapat dicapai dan dipertahankan.
Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes
yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit
jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani
dan komplikasi kronik diabetes seperti penyakit ginjal, neuropati
autonomik, hipertensi, dan penyakit jantung.
Meningkatkan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
2. Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) dan Penyakit Jantung Koroner
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah meningkat melebihi
batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi. Faktor gizi berhubungan
dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis
merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan
diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut
pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang.
Pembuluh yang mengalami aterosklerosis, resistensi dinding pembuluh darah
tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan
denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh.
Merokok, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar kolesterol
plasma/serum adalah faktor risiko utama terjadinya asterosklerosis,
sedangkan penyebab sekunder adalah stress, kurang gerak, peningkatan
trigliserida plasma.
3. Artritis Gout
Gout adalah salah satu penyakit artritis yang disebabkan oleh
metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam
urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan terbentuknya timbunan kristal
berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada
lutut dan jari.
Tujuan diet artritis gout adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal, serta menurunkan kadar asam urat
dalam darah dan urin. Diet pada penderita ini rendah purin, rendah lemak,
cukup vitamin dan mineral. Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada
tanda-tanda berat badan berlebih.
16
4. Kanker.
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal
yang tidak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini dapat
merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang
terkena.
Beberapa faktor pnyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada
penyakit kanker adalah :
Kurang nafsu makan yang disebabkan karena faktor psikologis dan
lost renponse terhadap kanker berupa cepat kenyang atau perubahan
terhadap indra pengecap.
Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena gangguan pada
saluran cerna, gangguan absorpsi zat gizi, dan kehilangan cairan serta
elektrolit karena muntah dan diare.
Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
Peningkatan pengeluaran energi.
DAFTAR RUJUKAN
17