Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

KAJIAN SITUASI DAN KETENAGAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Bapak H. Khosim, S.Kep., Ners., M.M.

Disusun Oleh: Kelompok 2B


Angkatan: 2015

UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
GARUT
2018
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

NO NPM NAMA NO NPM NAMA


1 220110156123 Neng Fitri Anggraeni 22 220110156144 Olga Sandrela M.
2 220110156124 Wafa Siti Alawiyah 23 220110156145 Yuda Pratama H
3 220110156125 Mega 24 220110156146 Sri Rezeki Nurul H
4 220110156126 Jemi Rahmani A 25 220110156147 Saepul Hidayat
5 220110156127 Puput Fitriliani KH 26 220110156148 Santi Astiani
6 220110156128 Agnes Dwi Putriyana 27 220110156149 Muhammad Galiem Q
7 220110156129 Toharudin 28 220110156150 Sri Amanda
8 220110156130 Bayu Septian Ibrahim 29 220110156151 Rubi Nur Amalina
9 220110156131 Riska Audina 30 220110156152 Yuli Yani
10 220110156132 Burhan Nurdin 31 220110156153 Rahrmi Fitriyani
11 220110156133 Euis Anih Siti Amanah 32 220110156154 Muhamad Fahmi
12 220110156134 Riska Risdayanti 33 220110156155 Aldiano Alham
13 220110156135 Upit Pitriani 34 220110156156 Siska Yan Hermana
14 220110156136 Rika Nur Fauziah 35 220110156157 Ai Surtika
15 220110156137 Nurfahira Oktaviani 36 220110156158 Karti Nur Aryanti
16 220110156138 Neng Husna Saida 37 220110156159 Leni Astria
17 220110156139 Asep Nugraha 38 220110156160 Lutviana Sukarna
18 220110156140 Ludyta Yuniar Sutendi 39 220110156161 Annissa Anshari
19 220110156141 Silviani Sri Lestari 40 220110156162 Fitri Fatimah Zakiati
20 220110156142 Sobur Setiawan 41 220110156163 Nurdin
21 220110156143 Miftah Hudatul Umam
LAPORAN
KAJIAN SITUASI DAN KETENAGAAN

A. DESKRIPSI KASUS
Sebuah rumah sakit swasta bernama “X” berkapasitas 250 tempat
tidur yang terletak di Kota Bandung telah berdiri sejak 15 tahun yang lalu,
dipimpin oleh seorang Direktur Utama, ahli administrasi lulusan
Universitas Technology of Sydney (UTS). Rumah sakit (RS) ini memiliki
12 spesialisasi keilmuan kedokteran, namun belum terakreditasi, dan
mempekerjakan 327 tenaga Perawat, 156 non keperawatan (administrasi
dan lain-lain), 16 dokter umum, 2 dokter bedah, 1 dokter anesthesia, dan
30 dokter spesialis (berbagai spesialisasi) terdaftar di RS ini.
Pada lima tahun terakhir, kondisi ketenagaan (SDM) dan pelayanan
yang diberikan makin memprihatinkan, turn over tenaga Perawat
mencapai 19%, dokter-dokter spesialis banyak yang pindah ke RS lain.
Sedangkan yang masih terdaftar pun hanya bertahan dengan
memperlihatkan kinerja yang buruk, sering datang terlambat atau sangat
terlambat dalam menangani pasien-pasiennya, serta yang paling
mencemaskan adalah mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mendengarkan keluhan pasien dengan baik. Akibatnya tingkat hunian
(BOR) pada tiga tahun terakhir ini menurun drastis hingga 47%.
Di Ruang Perawatan Penyakit Dalam dewasa, dengan kapasitas 50
tempat tidur. BOR (tingkat Hunian) dalam 3 bulan terakhir 80%; sebaran
tingkat ketergantungan sebagai berikut : Tingkat ketergantungan minimal
30%, ketergantungan sebagian 50% dan ketergantungan total 20% dari
BOR.
Dalam tahun 2013 jumlah hari libur nasional adalah 14 hari,
perawat mendapatkan hak cuti selama 12 hari kerja pertahun, dan
kemungkinan sakit diperhitungkan sekitar 7 hari dalam satu tahun, dan
cuti karena hal lain sekitar 3 hari dan jam produktif perhari adalah 7 jam
selama 6 hari.
Untuk memperbaiki pelayanan kepada pasien, saat ini
direncanakan ruangan tersebut akan di bentuk dalam bentuk model
pelayanan keperawatan profesional rencana yang akan dipilih antara lain
metode tim, fungsional atau MPKP (disesuaikan kebutuhan ruangan).
Data ketenagaan yang ada adalah kualifikasi pendidikan 3 orang
perawat ners, 13 orang ahli madya keperawatan.
B. ANALISA KASUS
1. BERDASARKAN DESKRIPSI SITUASI DIATAS :
- TENTUKAN VOLUME KERJA
Diketahui:
 Jumlah TT (tempat tidur) = 50 buah
 BOR (tingkat hunian) = 80%
Tingkat ketergantungan minimal = 30%
Tingkat ketergantungan sebagian = 50%
Tingkat ketergantungan total = 20%
 Jumlah pasien = TT x BOR
= 50 buah x 80%
= 40 pasien
Tingkat ketergantungan minimal = 40 x 30%
= 12 pasien
Tingkat ketergantungan sebagian = 40 x 50%
= 20 pasien
Tingkat ketergantungan total = 40 x 20%
= 8 pasien

Ditanyakan:
Volume kerja (work volume)?

Jawaban:
(𝟏𝟐 𝐱 𝟏)+(𝟐𝟎 𝐱 𝟑)+(𝟖 𝐱 𝟔) 120
- Direct Care = =
𝟒𝟎 40

= 3 jam
40 x 1 jam
- Indirect Care = 40

= 1 jam
40 x 0,25
- Penkes = 40

= 0,25 jam
Jumlah jam asuhan = 3 + 1 + 0,25
= 4,25 jam
Volume kerja = Jam asuhan x rata-rata pasien x 365
= 4,25 x 40 x 365
= 62.050 jam

- TENTUKAN KAPASITAS KERJA


Diketahui:
 Total hari libur:
a. Libur nasional = 14 hari
b. Hak cuti = 12 hari
c. Kemungkinan sakit = 7 hari
d. Hal lain = 3 hari
e. Hari lepas = 52 hari (7 jam selama 6 hari)
= 88 hari
 Jam kerja: = 7 jam/hari selama 6 hari

Ditanyakan:
Kapasitas kerja (work capacity)?

Jawaban:
Kapasitas kerja = (365 - libur) x jam kerja
= (365 - 88 hari) x 7 jam/hari
= 277 x 7
= 1. 939 jam/tahun

- TENTUKAN JUMLAH KEBUTUHAN PERAWAT


Diketahui:
 Jam asuhan = 4, 25 jam
 BOR = 80%
 TT = 50 buah
 Hari libur = 88 hari
 Jam kerja = 7 jam/hari
Ditanyakan:
Kebutuhan perawat?

Jawaban:
𝐉𝐚𝐦 𝐚𝐬𝐮𝐡𝐚𝐧 (𝐁𝐎𝐑+𝐓𝐓) 𝒙 𝟑𝟔𝟓
Kebutuhan perawat = (𝟑𝟔𝟓 − 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐥𝐢𝐛𝐮𝐫)𝒙 𝐣𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚/𝐡𝐚𝐫𝐢
4,25 (80%+50) 𝑥 365
= (365−88)𝑥 7
4,25 x 40 𝑥 365
= (365−88)𝑥 7
62050
= 1939

= 32 orang

- TENTUKAN KEBUTUHAN JUMLAH PERAWAT


BERDASARKAN SHIFT KERJA
a. Shift Pagi
Tingkat ketergantungan minimal = 12 x 0,17 = 2,04 = 2 orang
Tingkat ketergantungan sebagian = 20 x 0,27 = 5,4 = 5 orang
Tingkat ketergantungan total = 8 x 0,36 = 2,8 = 3 orang
= 10 orang
b. Shift Siang
Tingkat ketergantungan minimal = 12 x 0,14 = 1,6 = 2 orang
Tingkat ketergantungan sebagian = 20 x 0,15 = 3 = 3 orang
Tingkat ketergantungan total = 8 x 0,30 = 2,4 = 2 orang
= 7 orang
c. Shift Malam
Tingkat ketergantungan minimal = 12 x 0,07 = 1,4 = 1 orang
Tingkat ketergantungan sebagian = 20 x 0,10 = 2 = 2 orang
Tingkat ketergantungan total = 8 x 0,20 = 1 ,6 = 2 orang
= 5 orang
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan
berdasarkan shift kerja adalah 22 orang/hari sedangkan kebutuhan
perawat di ruangan 32 orang. Diperkirakan 10 orang sedang dalam
keadaan lepas atau cuti.

2. DARI JUMLAH PERAWAT YANG SUDAH ANDA


TENTUKAN, APAKAH KEBUTUHAN PELAYANAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN SUDAH AKAN
TERTANGANI? APABILA BELUM AKAN TERTANGANI,
KEBUTUHAN UNTUK PELAYANAN APA YANG HARUS
DIIDENTIFIKASI?
Kebutuhan pelayanan keperawatan pada pasien belum terpenuhi
karena dilihat dari jumlah jam kebutuhan seluruh pasien perhari dan
jumlah jam kerja perawat perhari tidak seimbang. Karena ada
beberapa kebutuhan yang perlu diidentifikasi yaitu:
Ada 3 kategori menurut Heri (2005):
a. Minimal Care: memerlukan waktu 1 – 2 jam / 24 jam.
- Kebersihan diri,mandi, ganti pakasian dilakukan sendiri.
- Makan dan minum dilakukan sendiri.
- Ambulansi dengan pengawasan.
- Observasi tanda – tanda vital dilakukan setiap jaga (shift).
- Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil.
b. Parsial Care: memerlukan waktu 3 – 4 jam / 24 jam.
- Kebersihan diri bantu, makan minum dibantu.
- Observasi tanda – tanda vital setiap 4 jam.
- Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
- Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran
dicatat.
- Klien dengan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur.
c. Total Care: memerlukan waktu 5 – 6 jam / 24 jam.
- Segala keperluan klien dibantu.
- Perubahan posisi, observasi tanda – tanda vital dilakukan
setiap 2 jam.
- Makan melalui selang lambung, terapi intravena.
- Dilakukan suction.
- Gelisah / orientasi.
Dari identifikasi keperluan waktu di atas bisa dihitung jumlah
Keperluan waktu seluruh pasien perhari :
Minimal = 2jam/hari χ 12 pasien = 24 jam/hari
Sebagian = 4jam/hari χ 20 pasien = 80 jam/hari
Total = 6jam/hari χ 8 pasien = 48 jam/hari
Keperluan waktu semua pasien/hari = 152 jam/hari
Jumlah jam kerja seluruh perawat perhari :
Total perawat perhari 21 orang/hari yang bekerja 7 jam/hari maka bisa
dikatakan seluruh perawat bekerja perhari :
21 χ 7 = 147jam/hari
Dari hasil perhitungan waktu diatas jumlah keperluan waktu pasien
tidak seimbang dengan waktu perawat yang tersedia selama sehari.
Jadi, untuk pemecahan masalahnya sisa perawat 8 orang yang tidak
termasuk ke shift maka di tambahkan ke tiap shift.

3. BERKAITAN DENGAN PERTANYAAN NO 1, UNSUR-UNSUR


APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHITUNG
KEBUTUHANNYA.
Menurut Drucher dalam Heri (2005) menentukan langkah-langkah
perencanaan tenaga keperawatan meliputi:
a. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan.
b. Menentukan jumlah dari maisng-masing kategori perawatan yang
dibutuhkan.
c. Menerima dan menyaring untuk posisi yang ada.
d. Melakukan penyeleksian calon yang ada.
e. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit dan shif.
f. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan.
Untuk menentukan jumlah tenaga keperawatan diperlukan
penyesuaian dengan kategori yang dibutuhkan asuhan keperawatan klien
di setiap unit keperawatan. Unsur-unsur dalam memperkirakan jumlah
tenaga staf yang dibutuhkan di dasari pada kategori klien yang dirawat,
sehingga ratio perawat dengan klien seimbang dan standar asuhan
keperawatan tercapai. Kategori keperawatan klien diantaranya:
1. Keperawatan minimal (self care) yaitu pasien hampir tidak
memerlukan bantuan.
a. Mampu naik turun tempat tidur.
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
c. Mampu makan dan minum sendiri.
d. Mampu mandi sendiri atau sebagian dengan bantuan.
e. Mampu membersihkan mulut atau sikat gigi sendiri.
f. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan.
g. Mampu buang air besar dan buang air kecil dengan sedikit bantuan.
2. Perawatan sebagian (partial care) yaitu pasien memerlukan
bantuan sebagian.
a. Memerlukan bantuan satu orang perawat untuk naik turun tempat
tidur.
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi atau berjalan.
c. Memerlukan bantuan dalam menyiapkan makanan.
d. Membutuhkan bantuan untuk makan.
e. Membutuhkan bantuan untuk berdandan dan berpakaian.
f. Membutuhkan bantuan untuk buang air besar dan buang air kecil.
g. Post operasi minor.
h. Melewati fase akut dari post operasi mayor.
i. Fase awal dari penyembuhan.
j. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
3. Perawatan total (total care) yaitu pasien memerlukan bantuan
perawatan seluruhnya.
a. Membutuhkan dua perawat atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong.
b. Membutuhkan latihan pasif.
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan melalui intravena atau sonde hidung.
d. Membutuhkan bantuan kebersihan mulut.
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berdandan dan berpakaian.
f. Dimandikan perawat.
g. Dalam keadaan inkontinensia menggunakan kateter.
h. 24 jam post operasi mayor.
i. Pasien tak sadar.
j. Perawatan luka bakar, perawatan kolostomi menggunakan alat
bantu pernafasan, irigasi kandung kemih secara terus menerus,
menggunakan alat traksi, fraktur atau post operasi tulang belakang.
Menurut Douglas dalam Heri (2005) di cit Sitonus, kebutuhan waktu
kontak perawat dengan klien sesuai dengan klasifikasi derajat
ketergantungan pasien dibagi dalam 4 kategori yaitu:
1. Perawatan minimal, yaitu memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam
perawatan.
2. Perawatan intermediet, yaitu memerlukan waktu 3-4 jam/ 24 jam
perawatan.
3. Perawatan maksimal atau total, yaitu memerlukan waktu 5-6 jam/ 24
jam perawatan.
4. Perawatan intensif, yaitu klien memerlukan observasi dan tindakan
terus menerus.
Waktu yang dibutuhkan untuk penyuluhan kesehatan klien/hari
menurut Gillies dalam Heri (2005) Jumlah perawat yang dibutuhkan pada
pagi, sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien di
suatu ruangan.
KLASIFIKASI PAGI SIANG MALAM
PASIEN
Perawatan Minimal 0,17 0,14 0,07
Perawatan Parsial 0,27 0,15 0,10
Perawatan Total 0.36 0,30 0,20
Menurut Ilyas dalam Heri (2005) untuk menghitung kebutuhan
perawat di rumah sakit terdiri dari unsur-unsur diantaranya: tingkat hunian
(BOR), sensus harian, produktifitas, jumlah tempat tidur, jam kerja dan
jumlah hari libur.
Menurut Wastler dalam Heri (2005) proposi tenaga perawat yang
dibutuhkan pershift dengan perbandingan dinas pagi 47%, dinas sore 35%,
dan dinas malam 17% yang artinya total staft perawat adalah 17 orang
maka staf yang dinas pagi 8 orang dinas sore 6 orang dan dinas malam 3
orang adapun jenis tenaga perawat pada setiap unit adalah sarjana
keperawatan 58%, ahli madya 26% dan SPK 16% .

4. ANALISIS PROBLEM BASED DAN SWOT (TAMBAHKAN DATA


SENDIRI)  TIAP KOMPONEN SWOT MINIMAL ADA 7
KAJIAN.
Kondisi ketenagaan sumber daya manusia yang tidak memenuhi standar
pelayanan di RS X dengan SWOT sebagai berikut:
a. STRENGTH
- RS berkapasitas 250 tempat tidur.
- RS di pimpin oleh ahli administrasi lulusan dari Universitas
Technology of Sydney (UTS).
- Memiliki 12 spesialis keilmuan.
- Memiliki 16 dokter umum, 2 dokter bedah, 1 dokter anesthesia, dan
30 dokter spesialis (berbagai spesialisasi) terdaftar di RS ini.
- Memiliki 327 perawat dan non keperawatan (administrasi, dll) 156
pegawai.
- Memiliki sumber dana operasional yang continue.
- Banyak sarana peralatan yang baru dan mendukung.
- Memiliki program kerja dan struktur organisasi yang jelas.

b. WEAKNESS
- Sumber daya tenaga keperawatan yang kurang.
- 19% dokter pindah Rumah Sakit.
- Kinerja pegawai yang bertahan belum memenuhi standar pelayanan.
- Penurunan tingkat hunian (BOR) RS pada 3 tahun terakhir.
- Distribusi tenaga tidak merata dan pola penempatan tenaga belum
sesuai.
- Kurangnya kedisiplinan pada ketenaga kerjaan yaitu keterlambatan
penanganan pasien.
- Perawat tidak memiliki waktu mendengarkan keluhan pasien.
- Beban kerja perawat bertambah karna jumlah perawat yang kurang.

c. OPPORTUNITIES
- Masyarakat bersedia diberi pelayanan kesehatan.
- Berada didekat pusat keramaian sehingga bisa menjadi pusat
pelayanan gawat darurat.
- Dana operasional dapat menambah kesejahteraan personil.
- RS ini berpeluang menjadi RS rujukan.
- Kebijakan pemerintah tentang adanya RS.
- Memiliki beberapa dokter spesialis yang dapat meningkatkan jumlah
pasien tertentu.
- Karena perawat kurang, perawat menjadi lebih produktif dalam
memberikan pelayanan.
- Solidaritas meningkat antar pegawai karena saling membutuhkan.
- Kebijakan pemerintah tentang adanya RS.

d. THREATS
- Banyak berdiri balai pengobatan swasta yang memberikan pelayanan
yang sama.
- Adanya persepsi masyarakat bahwa biaya pelayanan kesehatan yang
mahal di RS Swasta.
- Budaya masyarakat untuk berobat ke faskes dari pada ke RS.
- Ancaman klinik dan RS pendatang baru.
- Nilai pajak yang besar atau yang di tetapkan pemerintah.
- Penurunan kualitas pelayanan karena kekurangan SDM.
- Penurunan kualitas RS menimbulkan masyarakat enggan berobat ke
RS.
- Penurunan tingkat hunian sudah terjadi 47%.

5. BUAT PERENCANAAN BERDASARKAN HASIL ANALISIS


SWOT
a. Membentuk model pelayanan keperawatan profesional dengan rencana
sebagai berikut model MPKP disesuaikan dengan kebutuhan ruangan.
MPKP merupakan sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
keperawatan. MPKP merupakan gabungan dari metode tim, pimer dan
case management.
b. Meningkatkan mutu pelayanan dan pengobatan terhadap pasien.
c. Merubah persepsi masyarakat terkait pembiayaan yang mahal dengan
cara diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang asuransi
kesehatan yaitu BPJS.
d. Meningkatkan jumlah ketenagaan perawat sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dalam perhitungan ketenagaan dan mencegah turn
over perawat dengan memperhatikan kesejahteraan perawat baik dari
segi finasial maupun material.
e. Peningkatan perawat dengan kualifikasi sampai dengan jumlah yang
telah ditentukan, sarjana keperawatan 58%, ahli madya 26% dan SPK
16%.
f. Meningkatkan komunikasi dalam berkolaborasi antar profesi sehingga
meminimalkan masalah yang menjadi salah satu faktor terjadinya
perpindahan pegawai.
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes Nomor 340/MENKES/PER/III/2010.


Sukardi, Heri. (2005).Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat berdasarkan Kategori
Pasien di IRNA Penyakit Dalam RSU Tugu Rejo Semarang. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai