Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada
usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun. Pada masa ini, remaja
drastis. Salah satu aspek psikologis dari perubahan tubuh dan perubahan fisik
mereka tampaknya dan hal ini dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar mereka
(Weni, 2019).
Status gizi remaja dipengaruhi oleh gaya hidup (life style). Gaya hidup
remaja saat ini dapat dilihat dari kebiasaan makan, persepsi body image dan
dan zat gizi yang nantinya akan berdampak terhadap status gizi dan
oleh bentuk dan ukuran tubuh serta harapan terhadap bentuk dan ukuran tubuh
yang diinginkan. Apabila harapan tersebut tidak sesuai dengan kondisi tubuh
aktual maka akan menimbulkan body image negatif (Anggraeni, 2015). Body
1
2
10,8%, terdiri dari 7,3% gemuk, 3,5% sangat gemuk (obesitas) dan prevalensi
kurus 11,1% terdiri dari 3,3% sangat kurus dan 7,8% kurus. Perubahan data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010) ke 2013 pada prevalensi remaja gemuk
yaitu pada tahun 2010 remaja gemuk 1,4% dan pada tahun 2013 remaja
gemuk 7,3%. Data ini menunjukkan bahwa setiap tahun semakin banyak
remaja yang tidak seimbang dalam mengatur pola makan (Riset Kesehatan
Dasar, 2013). Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang
untuk kelompok umur 13-15 tahun dan masalah kegemukan pada kelompok
lakukan saat ini dapat berpengaruh besar terhadap status kesehatan di masa
depan (Razak, 2009). Banyak remaja mengharapkan berat badan yang turun
dengan gizi yang dibutuhkan. Terlebih lagi terjadi gangguan pola makan pada
gambaran negatif seorang remaja atas citra diri (body image). Artinya, remaja
tidak puas pada bentuk tubuh yang mereka miliki (Sulistyoningsih, 2012).
baik, persepsi negatif terhadap bentuk tubuh dan pengontrolan berat badan
Salah satu solusi untuk menjaga status gizi dan body image pada remaja
jenis makanan dalam setiap hari dan merupakan ciri khas dari kelompok
masyarakat tertentu. Pemilihan bahan makanan yang tepat dan seimbang serta
kebiasaan makan sangat erat hubunganya dengan pola makan yang terbentuk
seimbang pada remaja. Hal ini dikarenakan status gizi remaja yang optimal
terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh
(Soekirman, 2011).
tentang hubungan pola makan remaja dengan body image dan status gizi di
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan pola makan remaja dengan body image dan status
gizi di Kelas 11 IPA dan IPS SMA PGRI 1 Tulungagung tahun 2021?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
remaja dengan body image dan status gizi di Kelas 11 IPA dan IPS SMA
2. Tujuan Khusus
status gizi di Kelas 11 IPA dan IPS SMA PGRI 1 Tulungagung tahun
2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
hubungan pola makan dengan body image dan status gizi remaja
masalah status gizi dan body image serta siswa dapat mengembangkan
b. Bagi Remaja
image secara positif sehingga dapat menerapkan pola makan yang baik
dan sehat serta dapat menggambarkan body image yang ideal bagi
remaja.
sudah ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sulistyoningsih, 2011).
a. Jenis makan
hari terdiri dari makanan pokok, Lauk hewani, Lauk nabati, Sayuran,
1
2
dan Buah yang dikonsumsi setiap hari Makanan pokok adalah sumber
b. Frekuensi makan
meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan
c. Jumlah makan
a. Faktor ekonomi
c. Agama
d. Pendidikan
e. Lingkungan
2011).
4
f. Kebiasaan makan
makan dalam tiga kali sehari adalah kebiasaan makan dalam setiap
waktu.
a. Umur
kebutuhan gizi pada usia balita karena pada masa balita terjadi
umur kebutuhan zat gizi seseorang lebih rendah untuk tiap kilogram
b. Aktifitas
c. Jenis Kelamin
5
masyarakat.
d. Daerah Tempat
cara yang benar dan baik dalam tempat waktu makan teratur.
Pola makan seimbang adalah suatu cara pengaturan jumlah dan jenis
gizi yang terdiri dari enam zat yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. dan keaneka ragam makanan. Konsumsi pola makan
mengandung gizi seimbang dalam tubuh dan mengandung dua zat ialah:
gizi dan asupan gizi yang terdapat pada makanan pokok, lauk hewani dan
lauk nabati, sayur, dan buah. Jumlah dan jenis makanan sehari-hari ialah
sayuran,dan buah frekuensi tiga kali sehari dengan makan selingan pagi
dan siang. Dengan mencapai gizi tubuh yang cukup dan pola makan yang
siang, dan hidangan malam dan menganung zat pembangun dan pengatur.
Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan
adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan seperti keju. Zat
seseorang. Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur dan
5. Konsumsi Makanan
makanan setiap orang dalam hari yang dikonsumsi atau dimakan dengan
a. Kebiasaan Makan
b. Makanan Sehat
makanan dan kesehatan ialah salah satu jenis makanan yang banyak
mineral.vitamin.dan air.
jumlah makanan setiap satu orang atau per hari yang dikonsumsikan
8
Body image adalah istilah luas yang mengacu pada persepsi, pikiran,
Ricciardelli & Yager, 2016). Selain itu body image adalah pengalaman
atas apa yang dipikirkan dan dirasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap dirinya. Selain itu
penampilan.
adalah istilah yang mengacu pada suatu gambaran mental yang mencakup
(Cash 2012).
tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan
keseluruhan
karena dalam hal tersebut individu dinilai oleh orang lain dan dinilai
11
Adanya penilaian yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain,
dinilai orang itu menarik secara fisik, maka gambaran orang itu akan
aspek body image dari Brown, Cash, & Mikulka (Cash & Smolak, 2011)
untuk menjelaskan body image pada remaja, karena ciri atau aspek
a. Teman sebaya
b. Orang tua
c. Media massa
olahraga.
d. Tahap perkembangan
bentuk tubuhnya.
e. Pola makan
macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan dalam setiap hari
dilakukan. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat,
2010). Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri)
negatif yang mengacu pada idola remaja yang biasanya adalah para
b. Budaya
c. Siklus hidup
d. Masa kehamilan
e. Sosialisasi
f. Konsep diri
g. Peran gender
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting bagi body image
badan dan persepsi gemuk atau kurus, budaya, siklus hidup, dan masa
kehamilan.
Levine & Smolak (dalam Diana, 2007) yang digunakan sebagai variabel
Dukungan sosial dari teman sebaya yaitu dukungan yang diterima dari
teman sebaya berupa bantuan baik secara verbal maupun non verbal.
2008). Hal tersebut juga didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Emilia
16
dan penggunaan zat-zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi
dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin, jika
2009).
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi
tersebut atau keadaan fisikologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam
penilaian status gizi secara tidak langsung dan langsung (Supariasa I. D.,
2016):
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
17
masyarakat.
2) Statistik vital
3) Faktor ekologi
1) Antropmetri
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh
berbeda.
20
normal.
Nis – Median
=
Median(+ 1 SD – 1 SD)
2) Klinis
3) Biokimia
4) Biofisik
Gizi (WNPG) VIII tahun 2004, Status gizi seseorang dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung yaitu
zat gizi sehari individu. Penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologis seperti virus, bakteri atau parasit,
bukan disebabkan oleh faktor fisik seperti luka bakar atau keracunan.
Status gizi seseorang selain dipengaruhi oleh jumlah asupan makan yang
dikonsumsi juga tekait dengan penyakit infeksi. Seorang yang baik dalam
konsumsi konsumsi adalah zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program
(Zuhdy, 2015: 9) :
a. Jenis kelamin
terutama saat remaja. Hal ini disebabkan oleh faktor endokrin dan
b. Umur
yang ketika masih kecil mengalami obesitas maka ketika remaja juga
dari pola makanan tradisional ke pola makan yang praktis dan siap
d. Lingkungan
makanan.
e. Genetik
Jika salah satu orang tua mengalami obesitas, maka 40% anak-anak
f. Metabolisme basal
h. Status tinggal
tinggal, apakah bersama orang tua atau tidak. Apabila remaja tinggal
i. Aktivitas fisik
j. Pola makan
D. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan (Ali, 2009). Remaja adalah anak usia 10-21 tahun yang
merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai
(Romauli, 2009). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Batasan usia remaja menurut
seksual;
2. Klasifikasi Remaja
berikut:
27
11-13 tahun, dimana pada masa adalah masa yang paling penting
tertarik dengan lawan jenis dan mudah teransang secara erotis. Oleh
sejak dini.
berkisar 14-16 tahun, masa ini adalah masa mengenal diri sendiri,
17-20 tahun. Masa yang sudah lebih terkontrol oleh karena masa ini
3. Karakteristik Remaja
Masa remaja sering sekali dikenal dengan masa mencari jati diri,
anak dan masa kehidupan orang dewasa. Oleh karena itu, sikap yang
1) Kegelisahan
gelisah.
2) Pertentangan
pada situasi psikologis antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan
3) Mengkhayal
konstruktif.
4) Aktivitas berkelompok
sama.
(high curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi,
menarik diri, pemalu dan pemarah. Sensitif atau peka misalnya mudah
menangis, cemas, frustasi dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang
adalah:
berlainan jenis;
orang tua;
keluarga.
31
E. Kerangka Konsep
konsep terhadap konsep yang lainnya pdan masalah yang ingin diteliti
(Notoadmodjo, 2013:43).
Body Image
Status Gizi
Keterangan:
mempengaruhi body image dan status gizi pada remaja. Selain dipengaruhi
pola makan, status gizi juga dipengaruhi oleh: Jenis kelamin, Umur, Sosial
dan Aktifitas fisik. Sedangkan body image dipengaruhi oleh: Teman sebaya,
F. Hipotesa
H0 : Tidak ada hubungan pola makan remaja dengan body image dan status
H1 : Ada hubungan pola makan remaja dengan body image dan status gizi
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pada situasi atau sekelompok subyek. Hal ini dilakukan untuk melihat
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain (Notoatmodjo, 2015).
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subyek
39
40
B. Kerangka Kerja
Populasi
Semua siswa kelas 11 IPA dan IPS SMA PGRI 1 Tulungagung tahun 2021
sejumlah 67 orang
Total sampling
Sampel
Seluruh siswa kelas 11 IPA dan IPS SMA PGRI 1 Tulungagung tahun 2021 sejumlah
67 orang
Pengumpulan Data:
Kuesioner
Pengolahan data:
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Interpretasi Data
Kesimpulan
Bagan 3.1 Kerangka Kerja hubungan pola makan remaja dengan body image
dan status gizi di SMA PGRI 1 Tulungagung tahun 2021.
41
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 11 IPA dan
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 11 IPA dan IPS
3. Sampling
D. Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
1. Variabel Bebas
makan remaja.
2. Variabel Terikat
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan pola makan remaja dengan body
image dan status gizi di SMA PGRI 1 Tulungagung tahun 2021.
Defi
Mac
nisi
am
Oper Parameter Alat Ukur Skala Skor
Vari
asion
abel
al
1 Variabel Usaha atau 1) Jenis makanan Food record Ordina 1) Jarang (<4x/
Independen cara remaja 2) Frekuensi l mgg)
Pola makan dalam makan 2) Sering (>
remaja mengatur 3) Jumlah makan 4x/mgg)
jenis
makanan
yang
dikonsumsi
nya setiap
hari terkait
dengan
kebiasaan
makan
pokok,
sarapan,
makan
siang,
makan
malam dan
kebiasaan
makan lain
2 Variabel Persepsi, Gambaran body Kuseioner Ordina 1) Negatif (>
Dependen pikiran, dan image remaja Body Shape l 110)
Body image perasaan berdasarkan body Questionare 2) Positif (<
remaja shape questionare (BSQ) 110)
terhadap
tubuhnya
Status gizi Keadaan 1) Berat badan Timbangan Ordina 1) Sangat kurus
tubuh 2) Tinggi badan injak dan l 2) Kurus
sebagai mikrotoa 3) Normal
akibat (alat 4) Gemuk
pengukur
konsumsi 5) Obesitas
makanan tinggi badan
dan
penggunaa
n zat-zat
44
gizi pada
remaja
yang sudah disusun dengan baik sudah matang dimana responden tinggal
hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada
independent yaitu pola makan remaja yang berupa kuesioner food record
dan kuesioner tertutup tentang body image remaja. Adapun status gizi
Peneliti meminta surat ijin dari Ketua STIKes Hutama Abdi Husada
sebagai berikut:
h. Menganalisa data
i. Penyajian data
3. Pengolahan Data
a. Editing
atau beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain tidak
(Arikunto, 2013).
b. Coding
1) Data umum
a) Jenis Kelamin
b) Umur
d) Sumber Informasi
2) Data khusus
c. Scoring
responden.
d. Tabulating
48
terhadap item-item yang perlu diberi skor dan memberi kode terhadap
2010).
4. Analisis Data
a. Univariat
Nis – Median
=
Median(+ 1 SD – 1 SD)
b. Bivariat
SPSS.
Dalam analisa ini akan diambil kesimpulan jika p (rho) yang kita
ditolak.
Arah korelasi dinyatakan dalam tanda positif (+) dan negatif (-)
Korelasi (-) “ makin tinggi nilai x, maka makin rendah nilai y”, atau
kecilnya indeks korelasi jika bukan 0,000 dapat diartikan bahwa antara
maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan pola makan remaja dengan
body image dan status gizi di SMA PGRI 1 Tulungagung tahun 2021,
sebaliknya bila P value > α maka H0 diterima yang berarti tidak ada
hubungan pola makan remaja dengan body image dan status gizi di
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
H. Etika Penelitian
(Nursalam, 2014).
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
53