Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KASUS SYOK HIPOGLIKEMIA DI RUANG PENYAKIT DALAM


Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Praktek Klinik Profesi Ners Dengan Metode Daring Mata Kuliah KMB 1 Minggu Ke-1
Dosen Pembimbing : Ibu Eny Masruroh, S.Kep, Ners, M.Kep

Oleh:

PRILA TINA RAHAYU


NIM. A2R17026

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2021
RESUME
Uraian Kasus : Seorang laki-laki usia 37 tahun Tn.K di rawat diruang penyakit dalam
dengan diagnosa syok hipoglikemia. Klien mengatakan baru saja mengikuti kegiatan gowes
dalam keadaan belum makan, nafsu makan berkurang hanya seperempat porsi, merasa haus,
terlihat lemas, mual muntah, berat badan menurun dari 55 kg menjadi 53 kg, banyak
mengeluarkan keringat,mengeluh pusing, pucat, tubuh gemetar. Pasien mengatakan GDA 60
mg/dl, TTV : TD 130/90 mmHg, HR 100 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu 36,5 C. Kesadaran
compos mentis.
Data Fokus :
S (Data Subjektif Pasien) :
- Pasien mengatakan baru saja mengikuti kegiatan gowes
- Pasien mengatakan nafsu makan berkurang, mual muntah

O (Data Objektif Pasien) :


Terlihat lemas, mual muntah, sering haus, nafsu makan berkurang porsi seperempat porsi,
berat badan menurun, banyak mengeluarkan keringat, mengeluh pusing, pucat, tubuh
gemetar, GDA 60 mg/dl, TD : 130/90 mmHg, HR : 100 x/menit, RR : 20 x/menit, Suhu : 36,5
C, kesadaran compos mentis.

Hasil Pemeriksaan Penunjang :


1. Laboratorium :
- Leukosit : 7.100
- Eritrosit : 4.070.000
- Hemoglobin : 11,9 g/dl
- Hematrokit : 31,6 %
- Trombosit : 356.000
- Kolestrol : 137 mg/dl
- Trigliserida : 84 mg/dl
- Ureum : 3,7 mg/dl
- Creatinin : 1,2 mg/dl
- Asam urat : 9,0 mg/dl
2. Rontgen :
3. CT Scan :
Lain-lain

Diagnosa Medis : Syok Hipoglikemia

Diagnosa Keperawatan Yang Muncul :


1. Prioritas : Resiko Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit
2. Definit Nutrisi
Mengetahui Pembimbing Tulungagung, 30 Agustus 2021

(Eny Masruroh, S.Kep, Ners, M.Kep) (PRILA TINA RAHAYU)


NIDN. 88-8442-0016 NIM. A2R17026
LAPORAN PENDAHULUAN SYOK HIPOGLIKEMIA

A. Definisi Syok Hipoglikemia


Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi akut yang dialami oleh penderita
diabetes mellitus. Hipoglikemia disebut juga sebagai penurunan kadar gula darah yang
merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat
terjadi karena ketidak seimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-
obatan yang digunakan. Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain
penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap,
berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan terkadang sampai hilang kesadaran
(syok hipoglikemia).
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh
secara abnormal rendah. Walaupun kadar glukosa plasma puasa pada orang normal
jarang melampaui 99 mg/dL, tetapi kadar <108 mg/dL masih dianggap normal. Kadar
glukosa plasma kira ± kira 10 % lebih tinggi dibandingkan dengan kadar glukosa darah
keseluruhan (whole blood) karena eritrosit mengandung kadar glukosa yang relatif lebih
rendah. Kadar glukosa arteri lebih tinggi dibandingkan dengan vena, sedangkan
kadar glukosa darah kapiler di antara kadar arteri dan vena.
Hipoglikemia dapat menyebabkan penderita mendadak pingsan dan harus segera
dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan serta infus glukosa. Jika dibiarkan
terlalu lama, penderita akan kejang –kejang dan kesadaran menurun. Apabila terlambat
mendapatkan pertolongan dapat mengakibatkan kematian.
Hipoglikemia lebih berbahaya dibandingkan kelebihan kadar gula darah
(hiperglikemia) karena kadar gula darah yang terlalu rendah selama lebih dari enam jam
dapat menyebabkan kerusakan tak terpulihkan (irreversible) pada jaringan otak dan
saraf. Tidak jarang hal ini menyebabkan kemunduran kemampuan otak.
B. Etiologi Syok Hipoglikemia
Hipoglikemia spontan yang patologis mungkin terjadi pada tumor yang mensekresi insulin
atau insulin- like growth factor (IGF). Dalam hal ini diagnosis hipoglikemia terjadi bila
kadar glukosa <50mg/dL atau bahkan <40 mg/dL. Walaupun demikian berbagai studi
fisiologis menunjukkan bahwa gangguan fungsi otak sudah dapat terjadi pada kadar
glukosa darah 55 mg/Dl. Lebih lanjut diketahui bahwa kadar glukosa darah 55 mg/dL
yang terjadi berulang kali dapat merusak mekanisme proteksi endogen terhadap
hipoglikemia yang lebih berat. Keadaan ini terjadi akibat pemberian insulin atau preparat
oral yang berlebihan, konsimsi makanan yang terlalu sedikit,atau karena aktivitas
fisik berat.
Gula darah kadarnya dipertahankan dalam rentang yaitu setelah makan 6,5 ± 7,2 mmol/L.
Hipoglikemia didefinisikan seperti berikut :

 Ringan, jika kadar guladarahnya (40 – 60 mg/dL)


 Sedang, jika kadar guladarahnya (20 – 40 mg/dL)
 Berat, jika kadar guladarahnya (<20 mg/dL)
Faktor-faktor penyebab hipoglikemia :
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas sehingga menurunkan kadar gula
darah secara cepat
2. Dosis insulin terlalu tinggi yang diberikan kepada penderita diabetes untuk
menurunkan kadar gula darahnya.
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal.
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa
dihati. Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat dapat
dibagi menjadi:
a. Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa.
b. Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap
makan, biasanya karbohidrat.
5. Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit
lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal). Cadangan
karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat
mempertahankan kadar gula darah.

C. Faktor Resiko Syok Hipoglikemia


Secara garis besar, etiologi hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: kelainan
yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.
Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan :
a. Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes, hipoglikemia hiperinsulinisme
menetap pada bayi, tumor yang memproduksi insulin dan ”child abuse”).
Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa yang berlebihan terutama akibat
rangsang ambilan glukosa oleh otot. Pada bayi, hiperinsulinemia dapat terjadi karena
defek genetik yang menyebabkan aktivasi reseptor sulfonilurea akibat sekresi insulin
yang menetap. Kelainan ini diketahui sebagai hipoglikemia hiperinsulin endogen
menetap pada bayi yang sebelumnya disebut sebagai nesidioblastosis. Bayi dari ibu
penderita diabetes, juga mempunyai kadar insulin yang tinggi setelah lahir karena
tingginya paparan glukosa in utero akibat jeleknya kontrol glukosa selama
kehamilan, hal ini yang menyebabkan hiperinsulinemia pada bayi. Pada anak,
hiperinsulinemia jarang, penyebabnya tumor yang memproduksi insulin. Penggunaan
insulin eksogen atau pemberian obat yang menyebabkan hipoglikemia kadang dapat
terjadi karena kecelakaan atau salah penggunaan, sehingga hal ini pada anak harus
dipertimbangkan.
b. Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus Krebs, defek ”respiratory chain”).
Kelainan ini sangat jarang, mengganggu pembentukan ATP dari oksidasi glukosa,
disini kadar laktat sangat tinggi.
c. Defek pada produksi energi alternatif (defisiensi Carnitine acyl transferase, defisiensi
HMG CoA, defisiensi rantai panjang dan sedang acyl-coenzym A dehydrogenase,
defisiensi rantai pendek acyl-coenzyme A dehydrogenase).
d. Kelainan ini mengganggu penggunaan lemak sebagai energi, sehingga tubuh sangat
tergantung hanya pada glukosa. Ini akan menyebabkan masalah bila puasa dalam
jangka lama yang seringkali berhubungan dengan penyakit gastrointestinal.
Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik, termasuk hipertiroidisme. Kelainan yang
menyebabkan kurangnya produksi glukosa:
1) Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA, malnutrisi, hipoglikemia
ketotik). Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia, disamping
hipoglikemia akibat pemberian insulin pada diabetes. Hal ini dapat dibedakan
dengan melihat keadaan klinis dan adanya hipoglikemia ketotik, biasanya terjadi
pada anak yang kurus, usia antara 18 bulan sampai 6 tahun, biasanya terjadi akibat
masukan makanan yang terganggu karena bermacam sebab. Penelitian terakhir
mekanisme yang mendasari hipoglikemia ketotik adalah gagalnya glukoneogenesis.
2) Kelainan pada produksi glukosa hepar, antara lain: defisiensi Glukose-6-
phosphatase (glycogen storage disease tipe 1), defisiensi debrancher (glycogen
storage disease tipe 3), defisiensi phosphatase hepar (glycogen storage disease
tipe 6, defisiensi glycogen synthase, defisiensi fructose 1,6 diphosphatase,
defisiensi phospho-enol pyruvate, defisiensi pyruvate carboxylase, gaslactosemia,
intoleransi friktose herediter, penyakit maple urine syrup).
Kelainan ini menurunkan produksi glukosa melalui berbagai defek, termasuk
blokade pada pelepasan dan sintesis glukosa, atau blokade atau menghambat
gluikoneogenesis. Anak yang menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi
terhadap hipoglikemia, karena penyakitnya bersifat kronik
3) Kelainan hormonal (panhypopituitarisme, defisiensi hormon pertumbuhan,
defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder).
Hal ini karena hormon pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada
pembentukan energi alternatif dan merangsang produksi glukosa. Kelainan ini
mudah diobati namun yang sangat penting adalah diagnosis dini.

e. Toksin dan penyakit lain. (etanol, salisilat, propanolol, malaria). Etanol menghambat
glukoneogenesis melalui hepar sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia. Hal
ini khususnya pada pasien dengan diabetes yang diobati insulin yang tidak dapat
mengurangi sekresi insulin sebagai respon bila terjadi hipoglikemia. Intoksikasi
salisilat dapat menyebabkan hipo ataupun hiperglikemia. Hipoglikemia karena
bertambahnya sekresi insulin dan hambatan pada gluconeogenesis
Berikut adalah kondisi-kondisi dengan peninggian risiko hipoglikemia :
o Kondisi maternal
o DM atau test toleransi glukosa abnormal
o Preeklampsia dan hipertensi esensial
o Pengobatan ibu dengan penyekat beta
o Riwayat bayi makrosomia
o Penyalahgunaan obat
o Terapi dengan tokolitik beta-agonis
o Terapi dengan obat hipoglikemi oral
o Pemberian glukosa IV pada periode antepartum lanjut dan intrapartum
o Kondisi Neonatus
o Bayi prematus
o Keterbatasan pertumbuhan intrauterine
o Hipoksemia-iskemia perinatal
o Infeksi bakteri
o Hipotermia
o Polisitemia-hiperviskositas
o Pemberian insulin iatrogenic
o Malformasi jantung bawaan
o Hiperinsulinemia persisten
o Kelainan endokrin
o Cacat metabolisme bawaan
o Poor feeding, terutama jika sebelumnya tidak ada masalah

D. Manifestasi Klinis Syok Hipoglikemia


Hipoglikemi terjadi karena adanya kelebihan insulin dalam darah sehingga
menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang dapat
menimbulkan gejala-gejala hipoglikemi, bervariasi antara satu dengan yang lain.
Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan
melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf.
Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala
yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan,
jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat
menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah,
lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan
penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan
fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering
terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita
tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa
semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum
sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi
lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Tanda dan gejala dari hipoglikemi terdiri dari dua fase antara lain:
a. Fase pertama yaitu gejala- gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom di
hipotalamus sehingga dilepaskannya hormone epinefrin. Gejalanya berupa palpitasi,
keluar banyak keringat, tremor, ketakutan, rasa lapar dan mual (glukosa turun 50 mg%.
b. Fase kedua yaitu gejala- gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan fungsi
otak, gejalanya berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun, hilangnya
ketrampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang- kejang dan koma
(glukosa darah 20 mg%).(3).
Adapun gejala- gejala hipoglikemi yang tidak khas adalah sebagai berikut:
 Perubahan tingkah laku
 Serangan sinkop yang mendadak
 Pusing pagi hari yang hilang dengan makan pagi
 Keringat berlebihan waktu tidur malam
 Bangun malam untuk makan
 Hemiplegi/ afasia sepintas
 Angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria
Di kutip dari Karen Bruke 2005 ada beberapa tanda gejala ataupun manifestasi klinis yang
meliputi:
 Lapar
 Mual-Muntah
 Pucat, Kulit Dingin
 Sakit Kepala
 Nadi Cepat
 Hipotensi
 Iritabilitas
Manifestasi sebab perubahan fungsi serebral :
. .Sakit Kepala
. .Koma
. .Kesulitan Dalam Berfikir
. .Ketidakmampuan Dalam Berkonsentrasi
. .Perubahan Dalam Sikap emosi

E. Klasifikasi Syok Hipoglikemia


Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
a. Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun
normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi
hiperinsulin.
b. Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi
mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
c. Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi
peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.
d. Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau
metabolisme
Selain itu Hipoglikemia juga dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dL)
Terjadi jika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang.
Pelimpahan adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala seperti tremor, takikardi,
palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
b. Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50 mg/dL)
Penurunan kadar glukosa dapat menyebabkan sel- sel otak tidak memperoleh bahan
bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda- tanda gangguan fungsi pada sistem saraf
pusat mencakup keetidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, bicara pelo, gerakan tidak terkoordinasi, penglihatan ganda dan
perasaan ingin pingsan.
c. Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35 mg /dL)
Terjadi gangguan pada sistem saraf pusat sehingga pasien memerlukan pertolongan
orang lain untuk mengatasi hipoglikeminya. Gejalanya mencakup disorientasi,
serangan kejang, sulit dibangunkan bahkan kehilangan kesadaran.

F. Penatalaksanaan Syok Hipoglikemia


1. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah kapiler,
10- 20 gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk tablet, jelly
atau 150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan
nondiet cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat dapat
mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1- 2 jam perlu diberikan
tambahan 10- 20 gram karbohidrat kompleks.Bila pasien mengalami kesulitan menelan
dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian gawat, pemberian madu atau gel glukosa
lewat mukosa rongga hidung dapat dicoba.
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam 10
menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam
hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah
dalam waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon tersebut sama dengan pemberian
glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar pemberian glukagon harus diikuti dengan
pemberian glukosa oral 20 gram (4 sendok makan) dan dilanjutkan dengan pemberian
40 gram karbohidrat dalam bentuk tepung seperti crakers dan biscuit untuk
mempertahankan pemulihan, mengingat kerja 1 mg glucagon yang singkat
(awitannya 8 hingga 10 menit dengan kerja yang berlangsung selama 12 hingga 27
menit). Reaksi insulin dapt pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada keadaan puasa
yang panjang atau hipoglikemi yang diinduksi alcohol, pemberian glucagon mungkin
tidak efektif. Efektifitas glucagon tergantung dari stimulasi glikogenolisis yang terjadi.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus dberikan dengan berhati- hati. Pemberian glukosa dengan
konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20 menit sampai pasien sadar
disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.

G. Pengobatan Dari Syok Hipoglikemia


Penanganan Kegawatdaruratan Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita
mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah,
air gula atau segelas susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama
penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat
timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun
bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung
karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat
dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut
penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang
serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya
selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau
pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan
karbohidrat di dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya
mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15 menit. Tumor penghasil insulin harus
diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat
pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang sering
mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia dengan sering makan
dalam porsi kecil.
H. WOC/PHATWAY
I.
Faktor Genetik DM Insulin >> Lain-lain Asupan Karbohidrat Penyakit Kronis
Kurang

Hipoglikemi
Hiperaktivitas
Penurunan Suplai
Seluler Pada
Glukosa Kejaringan
Penyakit Kronis
& Seluler

Jaringan Otot Hipermetabolisme


Jaringan Otak
Seluler
Unmetabolisme Pemecahan
Penyerapan Glukosa
Otak Glukagon/Glikogen
Vaskuler >>

Iskemik Jaringan Metabolisme


Glikolisis Dalam
Otak Anaerob
Hepar Inadekuat
Penurunan
Fungsi / Nyeri Kepala Defisit Nutrisi
Kesadaran

Gangguan Fungsi Gangguan Rasa


Sensorik Nyaman

Menghasilkan Menghasilkan
Asam Laktat Badan Keton

Penumpukan Asam Nafas Bau


Laktat Pada Otot Aseton

Kelemahan Mual,Muntah
Muskuloskeletal
Osmotik
Intoleransi Diuresis
Aktivitas
Banyak Keringat
F. DIAGNOSA YANG SERING MUNCUL
1. Defisit Nutrisi Berhubungan Dengan Faktor Psikologis (Mis. Keengganan Untuk
Makan).
2. Resiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan Ketidakseimbangan Cairan
(Mis. Dehidrasi).
DAFTAR PUSTAKA
Fadhila, Della. 2018. Syok Makalah

Ningsih, Dewi Kartikawati. 2015. Penatalaksaan Kegawatandarurat Syok

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid 11 Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta

Dongoes, Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakarta


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-


322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 30 Agustus 2021 Jam : 08.15

Tanggal Masuk : 30 Agustus 2021 No. reg : 112233

Ruangan / Kelas : Ruang Penyakit Dalam

No. Kamar : 03

Diagnosa Masuk : Syok Hipoglikemia

Diagnosa Medis : Syok Hipoglikemia

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. K

2. Umur : 37 Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Suku / Bangsa : Jawa

6. Bahasa : Indonesia

7. Pendidikan : SLTA

8. Pekerjaan : Pekerja Bangunan

9. Alamat : Kedungwaru, Tulungagung


10. Alamat yg mudah dihubungi : Kedungwaru, Tulungagung

11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pasien mengatakan tubuh terasa lemas karena nafsu makan menurun
b. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan tubuh terasa lemas
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien mengatakan baru saja mengikuti kegiatan gowes kurang lebih 2 jam
yang lalu sebelum dirujuk ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Masuk IGD.
Pasien terlihat lemas, GDA saat ini 60 mg/dl. TTV : TD 130/90 mmHg, HR
100 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu 36,5 C. Kesadaran compos mentis. Porsi makan
seperempat porsi.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Pasien tidak memiliki penyakit riwayat yang lalu

4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 6-8 jam 7-10 jam

2. Waktu Bangun Pukul 5 pagi Pukul 5 pagi

3. Masalah Tidur Tidak ada Tidak ada

4. Hal-hal yang Menonton televisi Ketika sudah mengantuk


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Dibangunkan Saat dilakukan pemeriksaan


mempermudah tidur

B. Pola Eliminasi
1. BAB
- Warna Kuning keemasan Kuning keemasan

- Bau Khas Khas

- Konsistensi Lembek Lembek

- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji

- Frekuensi 2 hari sekali 2 hari sekali

- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada

- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. BAK
- Warna Kuning pekat Kuning pekat

- Bau Khas Khas

- Konsistensi Cair Cair

- Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji

- Frekuensi 500 ml/hari 400 ml/hari

- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada

- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

C. Pola Makan Dan Minum


1. Makan 1x sehari hanya seperempat
- Frekuensi 3x sehari porsi

- Jenis Nasi Nasi

- Diet Tidak ada Tidak ada

- Pantangan Tidak ada Tidak ada

- Yang Disukai Ayam goreng, sate Ayam goreng, sate

- Yang Tidak Disukai Sayur Bening Sayur Bening

- Alergi Tidak ada Tidak ada

- Masalah Makan Tidak nafsu makan Tidak nafsu makan

- Upaya Mengatasi Tidak ada Makan sedikit tapi sering


2. Minum
- Oral / NGT Oral Oral

- Frekuensi Sering Sering

- Jenis Air tawar, the Air tawar, the

- Diit Tidak ada Tidak ada

- Pantangan Tidak ada Tidak ada

- Yang Disukai Teh, susu Teh, susu

- Yang Tidak Disukai Minuman jahe Minuman jahe

- Alergi Tidak ada Tidak ada

- Masalah Minum Tidak ada Tidak ada

- Upaya Mengatasi

D. Kebersihan Diri /
Personal Hygiene :
1. Mandi 2x sehari 1x sehari

2. Keramas 2x seminggu Belum keramas

3. Pemeliharaan gigi Bersih Agak kotor


dan mulut

4. Pemeliharaan kuku Kalau Panjang langsung Belum memotong kuku


dipotong

5. Ganti pakaian Setelah mandi Setelah mandi

E. Pola Kegiatan / Aktivitas Bekerja Bermain Handphone

F. Kebiasaan
1. Merokok Tidak Tidak

2. Alkohol Tidak Tidak

3. Jamu, Dll Tidak Tidak

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi : Komunikasi verbal
B. Orang yang paling dekat dengan klien :Istri
C. Rekreasi
Hobby : Memancing
Penggunaan Waktu Senggang :
Istirahat dirumah, berkumpul dengan keluarga
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Tidak dapat beraktivitas seperti biasanya
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :Interaksi sosial baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Istrinya

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Px sebagai seorang suami dan ayah
B. Harga Diri
Px memiliki rasa percaya diri tinggi untuk melakukan interaksi dengan orang
lain
C. Ideal Diri
Px berharap agar sakit yang di deritanya bias segera sembuh
D. Identitas Diri
Px mengatakan bangga menjadi seorang laki-laki dan sekarang berstatus
sebagai seorang suami dan ayah
E. Peran
Px sekarang sebagai kepala keluarga

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah :
Px mengatakan selama dirawat di rumah sakit tidak pernah solat
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Pasien yakin sehat / sakit dari Tuhan
Yang Maha Esa
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin akan segera sembuh

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum

k/u lemah, pucat, lemas


B. Tanda – tanda vital

Suhu Tubuh : 36,5 C Nadi : 100 x/menit

Tekanan darah : 130/90 mmHg Respirasi : 20 x/menit

Tinggi Badan : 170 cm Berat Badan : 53 kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Simetris

Ubun-ubun : Tidak ada benjolan

Kulit kepala : Berminyak sedikit kotor

b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :

Penyebaran merata

Bau : Kurang sedap

Warna : Hitam

c. Wajah
Warna Kulit : Kuning langsat

Struktur Wajah : Oval

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
Cekung
c. Konjuctiva dan sklera :
Anemis dan tidak ikterus
d. Pupil :
Reflek terhadap cahaya baik, isokor
e. Kornea dan iris
Reflek terhadap sensasi kornea baik (berkedip jika diberi sentuhan
dengan kapas)
f. Ketajaman penglihatan / visus:
Tidak terkaji
g. Tekanan bola mata :
Tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
Normal, tidak ada kelainan
b. Lubang Hidung :
Bersih tidak ada penyumbatan
c. Cuping hidung :
Normal tidak ada pernafasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris antara kiri dan kanan

Ukuran telinga : Sedang

Ketenggangan telinga : Lentur

b. Lubang telinga :
Sedikit kotor
c. Ketajaman pendengaran :
Mampu mendengar suara bisikkan
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
Mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi :
Tidak ada stomatitis
c. Keadaan lidah :
Bersih dan berwarna merah muda
d. Orofarings :
Suara nafas normal
6. Leher
a. Posisi trakhea : Tepat pada tempatnya

b. Tiroid : Tidak ada pembesaran

c. Suara : Jelas

d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran

e. Vena jugularis : Tidak nampak

f. Denyut nadi coratis : Teraba keras

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : Px sudah mandi

b. Kehangatan : Hangat

c. Warna : Kuning langsat

d. Turgor : Normal, ditekan segera kembali

e. Tekstur : Halus

f. Kelembaban : Lembab

g. Kelainan pada kulit : Tidak ada

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :
Tidak ada kelainan
b. Warna payudara dan areola :
Kecoklatan tidak ada kelainan
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
Tidak ada
d. Axila dan clavicula :
Tidak ada pembesaran getah bening

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 20 x/menit
Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :
Tidak ada tanda-tanda kesulitan bernafas

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
Antara paru kanan dan kiri getarannya teraba sama
b. Perkusi :
Pekak
c. Auskultasi
Suara Nafas :
Tidak ada suara tambahan
Suara Ucapan :
Jelas dan nyaring
Suara Tambahan :
Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Tidak ada pulsasi
- Ictus cordis : Normal ICS 5 mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
-kanan atas : ics 2 parasternalis dextra, -kiri atas :ics 2 parasternalis
sinistra
-kanan bawah : ics 4 parasternalis dextra, -kiri bawah : ics 5 midclavicula
sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lub
- Bunyi jantung II : Dup
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada bising atau murmur
- Frekwensi denyut jantung : 100 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Simetris
- Benjolan / Massa : Tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak ada bayangan
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : Ada bising usus (7 x/menit)
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan :Tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : Tidak ada massa
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada acites
- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Thympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada acites

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Normal, tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
Ada, tidak ada lesi maupun benjolan
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
Tidak ada

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
Simetris
b. Pemeriksaan Oedem :
Tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot : 5 5
5 5
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
Tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
GCS : 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Normal, tidak ada kaku kuduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Normal
4. Fungsi Motorik :
Normal
5. Fungsi Sensorik :
Koping individu baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Koping individu baik
b. Refleks Patologis
Tidak ada

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
Tampak murung
b. Orientasi
Mampu menunjukkan orang, tempat, waktu
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )
Mengingat kejadian sebelumnya
d. Motivasi ( Kemauan )
Ingin segera sembuh dan pulang
e. Persepsi
Dapat sembuh dan bias pulih lagi
f. Bahasa
Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Syok Hipoglikemia
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
- Leukosit : 7100
- Eritrosit : 4070.000
- Hemoglobin : 11,9 g/dl
- Hematokrit : 31,6
- Trombosit : 356.000
- Kolestrol : 137 mg/dl
- Trigliserida : 84 mg/dl
- Ureum : 3,7 mg/dl
- Creatinin : 1,2 mg/dl
- Asam urat : 9,0 mg/dl

2. Rontgen
Tidak ada

3. ECG
Tidak ada

4. USG
Tidak ada

5. CT Scan
Tidak ada

Lain-lain

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


1. Paracetamol 3 x 500 mg
2. Ranitidin 3 x 25 mg iv
3. Infus Nacl
4. Terapi Insulin 4 iu
Mahasiswa

Prila Tina Rahayu

NIM. A2R17026
ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn.K
Umur : 37 Tahun
No. Register : 112233
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS : px mengatakan lemas Hipoglikemi Defisit Nutrisi
DO :
 Nafsu makan menurun Penurunan Suplai Glukosa
 BB turun 2 kg dalam 1 Kejaringan Seluler
minggu terakhir
 Makan hanya Jaringan Otot
seperempat porsi
 Mual muntah Pemecahan
 GDA 60 mg/dl Glukagon/Glikogen

Matabolisme Anaerob

Menghasilkan Badan Keton

Nafas Bau Aseton

Mual-Muntah

Defisit Nutrisi

2. DS : px mengatakan baru saja Nafas Bau Aseton Resiko Kekurangan Volume


mengikuti kegiatan gowes Cairan
Mual Muntah
DO :
 k/u tampak lemas Osmotic Diuresis
 BB turun dalam
seminggu terakhir Dehidrasi
 TTV
- TD : 130/90 mmHg Resiko Kekurangan Volume
- HR : 100 x/menit Cairan
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. K
Umur : 37 Tahun
No. Register : 112233
NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 30 Agustus 2021 Defisit Nutrisi berhubungan Dengan Faktor Psikologis (Mis.
Keengganan Untuk Makan)

2. 30 Agustus 2021 Resiko Kekurangan Volume Cairan Berhubungan Dengan


Ketidakseimbangan Cairan (Mis. Dehidrasi)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. K
Umur : 37 Tahun
No. Register : 112233
NO DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
Berhubungan Dengan keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
Faktor Psikologis (Mis. jam diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi
Keengganan Untuk nutrisi membaik dengan 2. Identifikasi makanan yang disukai
Makan) Kriteria Hasil : 3. Monitor asupan makanan
 Porsi makanan yang 4. Monitor berat badan
dihabiskan meningkat
 Verbalisasai keinginan Terapeutik :
untuk meningkatkan 1. Lakukan oral hygiene sebelum
nutrisi meningkat makan
 Perasaan cepat kenyang 2. Sajikan makanan secara menarik dan
menurun suhu yang sesuai
 Berat badan membaik 3. Berikan makanan tinggi serat untuk
 Frekuensi makan mencegah konstipasi
membaik 4. Berikan makanan tinggi kalori dan
 Nafsu makan membaik tinggi protein
5. Berikan suplemen makanan jika perlu

Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk jika mampu
2. Ajarkan diet yang di programkan

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

2. Resiko Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan


Volume Cairan keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
Berhubungan Dengan jam diharapkan status 1. Monitor status hidrasi (Mis. Frekuensi
Ketidakseimbangan keseimbangan cairan nadi, kekuatan nadi, tekanan darah)
Cairan (Mis. Dehidrasi) meningkat dengan
Kriteria Hasil : Terapeutik :
 Asupan cairan 1. Catat intake-output dan hitung balans
meningkat cairan 24 Jam
 Asupan makanan 2. Berikan asupan cairan, sesuai
meningkat kebutuhan
 Dehidrasi menurun 3. Berikan cairan intravena, jika perlu
 Tekanan darah
membaik Kolaborasi :
 Denyut nadi membaik 1. Kolaborasi pemberian diuretic, jika
perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn.K Umur : 37 Tahun No. Register : 112233 Kasus : Syok Hipoglikemia
NO NO TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI TANDA TANGGAL/JA EVALUASI TANDA
DX TANGAN M TANGAN
1. I 30 Agustus 2021 Observasi 30 Agustus 2021 DS : px mengatakan lemas
1. Mengidentifikasi status
09.00 nutrisi 14.00 DO :
2. Mengidentifikasi makanan - k/u lemas
yang disukai - Nafsu makan menurun sejak
3. Memonitor asupan makanan seminggu yang lalu
4. Monitor berat badan - BB turun 2 kg seminggu
terakhir
Terapeutik - Makan hanya seperempat
1. Melakukan oral hygiene porsi
sebelum makan - GDA 60 mg/dl
2. Menyajikan makanan secara
menarik dan suhu yang A : Masalah keperawatan deficit
sesuai nutrisi belum teratasi
3. Memberikan makanan tinggi
serat untuk mencegah P : Intervensi dilanjutkan pada
konstipasi bagian Observasi, Terapeutik,
4. Memberikan makanan tinggi Edukasi, Kolaborasi
kalori dan tinggi protein
5. Memberikan suplemen
makanan, jika perlu

Edukasi
1. Menganjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Mengajarkan diet yang di
programkan
Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

2. II 30 Agustus 2021 Observasi 30 Agustus 2021 DS : px mengatakan baru saja


1. Memonitor status hidrasi mengikuti kegiatan gowes, lemas,
09.00 (Mis. Frekuensi). 14.00 merasa haus

Terapeutik DO :
1. Mencatat intake-output dan - k/u lemas
hitung balans cairan 24 jam - Banyak keluar keringat
2. Memberikan asupan cairan, - TD : 130/90 mmHg
sesuai kebutuhan - HR : 100 x/menit
3. Memberikan cairan - RR : 20 x/menit
intravena, jika perlu - Suhu : 36,5 C

Kolaborasi : A : Masalah keperawatan resiko


1. Kolaborasi pemberian kekurangan volume cairan
diuretic, jika perlu belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
Pada bagian Observasi,
Terapeutik, Kolaborasi

3. I 31 Agustus 2021 Observasi 31 Agustus 2021 DS : px mengatakan sudah mau


1. Mengidentifikasi status makan sesuai anjuran.
08.00 nutrisi 15.00
2. Mengidentifikasi makanan DO :
yang disukai - k/u baik
3. Memonitor asupan makanan - Berat badan sudah normal
4. Monitor berat badan dari 53 kg menjadi 55 kg
- Nafsu makan sering
Terapeutik - Makan habis 1 porsi
1. Melakukan oral hygiene
sebelum makan A : Masalah keperawatan defisit
2. Menyajikan makanan secara nutrisi sudah teratasi
menarik dan suhu yang
sesuai P : Intervensi Dihentikan
3. Memberikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
4. Memberikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
5. Memberikan suplemen
makanan, jika perlu

Edukasi
1. Menganjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Mengajarkan diet yang di
programkan

Kolaborasi :
1. Mengkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu

4. II 31 Agustus 2021 Observasi 31 Agustus 2021 DS : px mengatakan sudah bias


1. Memonitor status hidrasi mengontrol asupan cairan yang
08.00 (Mis. Frekuensi). 15.00 cukup
Terapeutik DO :
1. Mencatat intake-output dan - k/u baik
hitung balans cairan 24 jam - TD : 130/90 mmHg
2. Memberikan asupan cairan, - HR : 100 x/menit
sesuai kebutuhan - RR : 20 x/menit
3. Memberikan cairan - Suhu : 36,5 C
intravena, jika perlu
A:Masalah keperawatan
Kolaborasi : kekurangan volume cairan
1. Kolaborasi pemberian sudah teratasi
diuretic, jika perlu
P : Intervensi Dihentikan

Anda mungkin juga menyukai