E DENGAN HIPOGLIKEMIA DI
RUANG SERUNI RS. ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA
Disusun oleh :
Ade Sugarina
Bella Aulia Rahma
Isnaeni
Nadya Meyana
Ulia Madita
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah
dibawah normal (<70mg/dl) (ADA, 2016). Hipoglikemia adalah efek samping
yang paling sering terjadi akibat terapi penurunan glukosa darah pada pasien
DM dan pengontrolan glukosa darah secara intensif selalu meningkatkan
risiko terjadinya hipoglikemia berat (Gruden et al., 2012).
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada DM tipe 1 dengan angka kejadian 10%
- 30% pasien per tahun dengan angka kematian nya 3% - 4% ( Goldman &
Shcafer, 2012), sedangkan pada DM tipe 2 angka kejadiannya 1,2 % pasien
per tahun (Berber et al., 2013). Rata-rata kejadian hipoglikemia meningkat
dari 3.2 per 100 orang per tahun menjadi 7.7 per 100 orang per tahun pada
penggunaan insulin ( Cull et al., 2001). Menurut penelitian lain didapatkan
data kejadian hipoglikemia terjadi sebanyak 30% per tahun pada pasien yang
mengonsumsi obat hipoglikemik oral seperti sulfonilurea (Self et al., 2013).
Sebagai penyulit akut pada DM tipe 2, hipoglikemia paling sering disebabkan
oleh penggunaan Insulin dan Sulfonilurea (PERKENI, 2011).
Selain faktor-faktor risiko diatas, usia juga menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kejadian hipoglikemia, disebabkan oleh kerusakan respon
hormon kontra regulasi akibat usia (Kenny, 2013). Sedangkan berdasarkan
studi epidemiologi oleh American Diabetes Association memperlihatkan
bahwa hipoglikemia merupakan komplikasi metabolik yang paling sering
terjadi pada orangtua di Amerika Serikat, dimana pasien DM tipe 2 lanjut usia
yang mengalami hipoglikemia menunjukkan lebih lama dirawat di rumah sakit
dan menghabiskan biaya yang lebih besar. Hipoglikemia ini disebabkan oleh
berkurangnya fungsi ginjal dan aktivitas enzim hati yang berkaitan dengan
metabolisme sulfonilurea dan insulin yang dipengaruhi oleh usia (Seaquist et
al., 2013)
Hipoglikemia terbagi atas ringan, sedang, hingga berat dan dapat terjadi pada
malam hari (hipoglikemia nokturnal). Pasien DM tipe 1 yang menggunakan
pompa insulin dan insulin analog kerja lama sering mengalami hipoglikemia
berat khususnya selama tidur dimalam hari, ditambah pula, Sovik dan
Thordason melaporkan bahwa dikalangan pasien berusia <40 tahun yang telah
mengalami DM selama 10 tahun, 6% nya meninggal karena sindrom “dead-in-
bed” yang mana kemungkinan paling banyak disebabkan oleh hipoglikemia
nokturnal berat ( Anonymous, 2010).
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, didapati beberapa masalah antara lain :
1. Apa itu penyakit Hipoglikemi ?
2. Apa penyebab Hipoglikemi ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari Hipoglikemi ?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya Hipoglikemi?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari Hipoglikemi ?
6. Apa saja pengobatan yang diperlukan untuk klien dengan Hipoglikemi ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dengan Hipoglikemi ?
B. Tujuan
1. Tujuan Umum : Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang definisi penyakit jantung bawaan Hipoglikemi
b. Mengetahui penyebab Hipoglikemi
c. Mengetahui manifestasi klinis dari Hipoglikemi
d. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari Hipoglikemi
e. Mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk klien dengan
Hipoglikemi
f. Mengetahui tentang penatalaksanaan/pengobatan untuk klien dengan
Hipoglikemi
g. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Hipoglikemi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Saat lahir, bayi harus melakukan transisi dari yang tadinya mendapat suplay
nutrisi dari plasenta menjadi pemberian makanan per oral. Pada awal kelahiran,
Energi tambahan yang diperlukan neonatus jam-jam pertama diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120 mg/100 mg.
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara
abnormal rendah. Istilah hepoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi
secara bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar
glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa
gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi
pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak
mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan
kadar glukosa darah yang menurun.
Hipoglikemia merupakan konsentrasi glukosa dalam darah berkurangnya secara
abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan sakit kepala apabila
kronik dan berat, dapat menyebabkan manifestasi susunan saraf.
Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah
kurang dari 40 -45mg/dl (Sudarti dkk: 2010). Keadaan dimana bila kadar gula
darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia dan berat badan aterm (2500 gr
atau lebih) < 30mg/dl dalam 72 jam pertama, dan < 40mg/dl pada hari berikutnya.
Sel otak tidak mampu hidup jika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat terjadi
berkaitan dengan banyak penyakit, misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes
dan mengalami Hyperglikemi in utero, atau sebagai komplikasi cidera dingin.
Selama masa menggigil simpanan glikogen tubuh tidak mencukupi, tetapi jika
dihangatkan terjadi peningkatan kebutuhan glikogen. Simpanan glikogen
menurun dan cadangan tidak dapat memenuhi kebutuhan pada pemanasan.
B. Etiologi Hipoglikemi.
Secara garis besar hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: kelainan
yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.
1. Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan.
Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes), hipoglikemia
hiperinsulinisme menetap pada bayi, tumor yang memproduksi insulin dan
child abuse. Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa yang
berlebihan terutama akibat rangsangan penggunaan glukosa oleh otot akibat
sekresi insulin yang menetap. Kelainan ini diketahui sebagai hipoglikemia
hiperinsulin endogen menetap pada bayi yang sebelumnya disebut sebagai
nesidioblastosis.
Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus Krebs, defek ”respiratory
chain”). Kelainan ini sangat jarang, mengganggu pembentukan ATP dari
oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat tinggi.
Defek pada produksi energi alternatif (defisiensi Carnitine acyl transferase.
Kelainan ini mengganggu penggunaan lemak sebagai energi, sehingga tubuh
sangat tergantung hanya pada glukosa. Ini akan menyebabkan masalah bila
puasa dalam jangka lama yang seringkali berhubungan dengan penyakit
gastrointestinal. Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik, termasuk
hipertiroidism.
2. Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa
Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA, malnutrisi,
hipoglikemia ketotik).
Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia, disamping hipoglikemia
akibat pemberian insulin pada diabetes. Hal ini dapat dibedakan dengan
melihat keadaan klinis dan adanya hipoglikemia ketotik, biasanya terjadi
pada anak yang kurus, usia antara 18 bulan sampai 6 tahun, biasanya terjadi
akibat masukan makanan yang terganggu karena bermacam sebab Penelitian
terakhir mekanisme yang mendasari hipoglikemia ketotik adalah gagalnya
gluconeogenesis.
3. Kelainan pada produksi glukosa hepar
Kelainan ini menurunkan produksi glukosa melalui berbagai defek, termasuk
blokade pada pelepasan dan sintesis glukosa, atau blokade atau menghambat
gluikoneogenesis. Anak yang menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi
terhadap hipoglikemia,karena penyakitnya bersifat kronik Kelainan hormonal
(panhypopituitarisme, defisiensi hormon pertumbuhan
4. Defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder.
Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada
pembentukan energi alternative dan merangsang produksi glukosa. Kelainan
ini mudah diobati namun yang sangat penting adalah diagnosis dini.
C. Patofisiologi Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan
glukosa rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang
berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat
lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan
respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi
hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan
sampai kematian. Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu
dengan diabetes mellitus. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena
meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi,
gangguan pernafasan.
1. Tremor
2. Sianosis
3. Apatis
4. Kejang
5. Apnea intermitten
6. Tangisan lemah/melengking
7. Letargi
8. Kesulitan minum
9. Gerakan mata berputar/nistagmus
10. Keringat dingin
11. Pucat
12. Hipotermi
13. Refleks hisap kurang
14. Muntah
Saat timbulnya gejala bervariasi dari beberapa hari sampai satu minggu setelah
lahir. Berikut ini merupakan gejala klinis yang dimulai dengan frekuensi
tersering, yaitu gemetar atau tremor, serangan sianosis, apati, kejang, serangan
apnea intermiten atau takipnea, tangis yang melemah atau melengking,
kelumpuhan atau letargi, kesulitan minum dan terdapat gerakan putar mata. Dapat
pula timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung.
Sering berbagai gejala timbul bersama-sama. Karena gejala klinis tersebut dapat
disebabkan oleh bermacam-macam sebab, maka bila gejala tidak menghilang
setelah pemberian glukosa yang adekuat, perlu dipikirkan penyebab lain.
E. Diagnosis Hipoglikemia
Presentasi klinis hipoglikemia mencerminkan penurunan ketersediaan glukosa
untuk SSP serta stimulasi adrenergik disebabkan oleh tingkat darah menurun atau
rendah gula. Selama hari pertama atau kedua kehidupan, gejala bervariasi dari
asimtomatik ke SSP dan gangguan cardiopulmonary. Kelompok berisiko tinggi
yang membutuhkan skrining untuk hipoglikemia pada satu jam pertama
kehidupan meliputi:
1. Bayi yang baru lahir yang beratnya lebih dari 4000 gr atau kurang dari 2000 gr
2. Besar usia kehamilan (LGA) bayi yang berada di atas persentil ke-90, kecil
untuk usia kehamilan (SGA) bayi di bawah persentil ke-10, dan bayi dengan
pembatasan pertumbuhan intrauterin
3. Bayi yang lahir dari ibu tergantung insulin (1:1000 wanita hamil) atau ibu
dengan diabetes gestasional (terjadi pada 2% dari wanita hamil)
4. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu
5. Bayi yang baru lahir diduga sepsis atau lahir dari seorang ibu yang diduga
menderita korioamnionitis
6. Bayi yang baru lahir dengan gejala sugestif hipoglikemia, termasuk jitteriness,
tachypnea, hypotonia, makan yang buruk, apnea, ketidakstabilan temperatur,
kejang, dan kelesuan
7. Selain itu, pertimbangkan skrining hipoglikemia pada bayi dengan hipoksia
yang signifikan, gangguan perinatal, nilai Apgar 5 menit kurang dari 5,
terisolasi hepatomegali (mungkin glikogen-penyimpanan penyakit),
mikrosefali, cacat garis tengah anterior, gigantisme, Makroglosia atau
hemihypertrophy (mungkin Beckwith-Wiedemann Syndrome), atau
kemungkinan kesalahan metabolisme bawaan atau ibunya ada di terbutalin,
beta blocker, atau agen hipoglikemik oral
8. Terjadinya hiperinsulinemia adalah dari lahir sampai usia 18 bulan.
Konsentrasi insulin yang tidak tepat meningkat pada saat hipoglikemia
didokumentasikan. Hiperinsulinisme neonatal Transient terjadi pada bayi
makrosomia dari ibu diabetes (yang telah berkurang sekresi glukagon dan
siapa produksi glukosa endogen secara signifikan dihambat). Secara klinis,
bayi ini makrosomia dan memiliki tuntutan yang semakin meningkat untuk
makan, lesu intermiten, jitteriness, dan kejang.
F. Penatalaksanaan Hipoglikemi
Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis:
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA BAYI
:
1. No. MR 01609988
2. Nama Bayi : By. Ny. Erna Mega Sari
3. Nama Ibu : Ny. Erna
4. Nama Ayah : Tn. Yuris
5. Alamat : Jl. H Tekel Gg. Kujang Rt04/Rw11 Jakbar
6. Agama : Islam
7. Tanggal Lahir : 17 November 2019
8. Jam Lahir : 18.17 WIB
9. Usia : 5 hari
10. Cara Lahir : SC
11. Tanggal masuk : 17 November 2019
12. Jam Masuk : 22.00 WIB
13. Berat Lahir : 2245gram
14. Jenis kelamin : laki-laki
15. Pengirim : Transisi
16. Dokter Anak :
17. Dokter kebidanan :
18. Usia Gestasi : 35- 36 minggu
C. RIWAYAT IBU
1. Riwayat Kehamilan
Usia Gravida Partus Abortus Anak hidup Anak
kehamilan meninggal
35-36 G4 4 0 5 0
minggu
2. Jenis Persalinan
a. Spontan per vaginum ( )
b. Secti cesarean (√)
c. Vakum ( )
d. Forcef ( )
3. Komplikasi kehamilan : ada ( ), tidak ada ( )
a. Perawatan antenatal :
b. Rupture plasenta/plasenta privia : ( )
c. Preeklamsia/toxcemia :( )
d. Suspect sepsis :( )
e. Persalinan premature/postmatur : ( )
f. Masalah lain :
1. Reflex
a. Moro (√)
b. Rooting (√)
c. Succking (√) : kuat / lemah
2. Tonus/aktivitas
a. Aktif (√) tenang ( ) latergi ( ) kejang ( )
b. Menangis keras ( ); lemah ( ); melengking ( ); sulit menangis ( )
3. Kepala/leher
a. Fontanel anterior : lunak (); tegas 0; datar ( ); menonjol ( ); cekung ( )
b. Sutura sagitalis : tepat (√); terpisah ( ); menjauh ( ); tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah : simetris (√); asimetris ( )
d. Molding (√) caput succedaneum (-) chepalohematoma (-)
4. Mata
a. Bersih (√) sekresi ( )
b. Jarak intercantus … cm
c. Warna sclera……
5. Tht
a. Telinga : normal (√) abnormal ( )
b. Hidung : simetris (√); asimetris ( ); sekresi ( ); napas cuping hidung ( )
c. Tenggorokan……..
6. Wajah
a. Simetris (√) asimetris ( )
b. Sumbing labioschizis (-)
c. Sumbing palatoschizis (-)
7. Abdomen
a. Lunak (√) datar ( ) tegas ( ) kembung ( )
b. Lingkar perut … cm
c. Hepar : teraba ( ); kurang 2cm ( ); lebih 2 cm ( ); tidak teraba ( )
8. Thorax
a. Simetris ( ) asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ); derajat 1 ( ); derajat 2 ( )
c. Klavikula normal ( ) abnormal ( )
9. Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama (√); tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (√); ronkhi ( ); whezzing ( ); vesikuler ( ); sekresi ( )
c. Respirasi : spontan (√); tidak spontan ( )
d. Alat bantu napas : oxihood ( ); nasal canule ( ); O2 inkubator ( )
e. Konsentrasi O2 ….. L/menit
f. Frekuensi napas 48 x/menit
10. Jantung
a. Bunyi normal sinus rythem (NSR) (√); frekuensi 118 x/menit
b. Murmur (√) pmi ( ); lokasi…
c. Capiler reffil 2 detik
d. Denyut nadi 118 x/menit
e. Kekuatan nadi :
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brachial dextra
Brachial sinistra
Femoral dextra
Femoral sinistra
11. Ekstremitas
a. Gerakan bebas ( ) ROM terbatas ( ) tidak terkaji ( )
b. Ekstremitas atas : normal (√); abnormal ( ): sebutkan…
c. Ekstremitas bawah : normal (√); abnormal ( ) : sebutkan…
d. Panggul : normal (√) abnormal ( ) tidak terkaji ( )
12. Umbilikus
a. Normal (√) abnormal ( )
b. Inflamasai ( ) drainage ( )
13. Genital
a. Laki-laki : normal (√) abnormal ( ) : sebutkan….
b. Perempuan : normal ( ) abnormal ( ) : sebutkan…..
14. Anus
a. Paten (√)
b. Malforasi anorextal ( ) : sebutkan…..
15. Spina
a. Normal (√) abnormal ( ) : sebutkan
16. Kulit
b. Warna : pink (√) pucat ( ) jaundice ( )
c. Sianosis pada : kuku ( ); sirkumonal ( ); periorbital ( ); seluruh tubuh
()
d. Kemerahan/rash ( ) : sebutkan
e. Turgor kulit : elastis (√) tidak elastis ( ) edema ( )
f. Lanugo ( )
17. Suhu
a. Lingkungan : penghangat radian ( ) pengaturan suhu ( ) inkubator ( )
Suhu ruangan (√) box terbuka (√)
b. Suhu kulit 36,6 oc
E. RIWAYAT SOSIAL
keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Garis keturunan
Tinggal serumah
Pasien
Meninggal
Hematokrit 51,0 %
Basofil 0,3 %
Eosinofil 2,3 %
Monosit 5,5
Ribu/ul
Trombosit 335
Mg/L
CRP 21,7
2. Laboratorium (20/11/2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan
Hematokrit 52,1 %
− Akral hangat
PB : 47 cm
BB sekarang 2240gram
(20/11/2019) :
Hemoglobin : 18,3 gr/dl
Hematokrit : 52,1 %
GDS = 59
ANALISA DATA
(20/11/2019) :
Hematokrit : 52,1 %
PB : 47 cm
BB sekarang 2240gram
RENCANA KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor glukosa darah 1. Untuk mengetahui nilai
b.d hipoglikemi keperawatan selama 3x24jam 2. Monitor tanda dan kadar gula darah
diharapkan kadar glukosa darah gejala hipoglikemia 2. Untuk memberikan
kliem dalam batas normal (50- 3. Pantau pemberian susu tindakan medis yang tepat
Ds : - 60 Mg/dL) pada by sesuai jadwal 3. Untuk mencegah terjadinya
4. Kolabarasi dengan hipoglikemi
Do : Dengan KH:
dokter 4. Untuk percepat penstabilan
− Klien tampak lemah 1. Klien tampak aktif kadar gula darah
2. GDA Klien dalam rentang
− Nadi : 148x/mnt, Respirasi :
normal
48x/mnt, Suhu : 36,6
2 Resiko Syok Sepsis b.d infeksi Tujuan: Setelah dilakukan 1. Lakukan prosedur 1. Untuk mencegah
neonatal, leukosit tinggi tindakan 3 x 24 jam diharapkan perawatan tangan sebelum pentransferan infeksi pada by
tidak ada tanda-tanda resiko dan sesudah tindakan 2. Untuk mengetahui
Ds : -
syok sepsis 2.Perhatikan kondisi feces 3. Untuk membantu mencegah
Do : pada bayi pentransferan infeksi
3.Anjurkan keluarga agar 4. Agar leukosit cepat menurun
− Klien tampak lemah
mengikuti prosedur aeptik 5. Untuk pemantauan
− Nadi : 148x/mnt, Respirasi : aseptic perkembangan pada by
48x/mnt, Suhu : 36,6 4.Kolaborasi pemberian
antibiotic sesuai
− Warna kulit tampak kemerahan
kebutuhan
− Bunyi napas : vesikuler 5.Lakukan pemeriksaan DL,
UL, FL secara teratur
− Tidak ada cuping hidung
(20/11/2019) :
Hematokrit : 52,1 %
3. Defisit nutrisi b.d intake tidak adekuat Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan klien makan 1. Untuk pencapaian nutrisi
keperawatan selama 3 x 24 jam sedikit-sedikit tapi sering 2. Agar nafsu makan klien
Ds : -
diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Berikan klien makanan bertambah
yang hangat 3. Untuk mengetahui
Do : Klien tampak lemah terpenuhi. 3. Pantau BB setiap hari perkembangan klien
PB : 47 cm
BB sekarang 2240gram
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
− Bunyi napas :
vesikuler
− Pola pernapasan
cepat, reguler dan
dangkal
− Hasil pemeriksaan
GDS hari selasa = 34,
hari rabu = 44, hari
kamis = 59,
− Hasil pemeriksaan
laboratorium
(20/11/2019) :
Hemoglobin : 18,3
gr/dl
Hematokrit : 52,1 %
Leukosit : 14,92
10^3/ul
Trombosit : 358
ribu/ul
− Hasil pemeriksaan
GDS hari selasa = 34,
hari rabu = 44, hari
kamis = 59
PB : 47 cm
BB sekarang
2240gram
− Bunyi napas :
vesikuler
− Pola pernapasan
cepat, reguler dan
dangkal
− Hasil pemeriksaan
GDS hari selasa = 34,
hari rabu = 44, hari
kamis = 59,
Hemoglobin : 18,3
gr/dl
Hematokrit : 52,1 %
Leukosit : 14,92
10^3/ul
Trombosit : 358
ribu/ul
− Hasil pemeriksaan
GDS hari selasa = 34,
hari rabu = 44, hari
kamis = 59
PB : 47 cm
BB sekarang
2240gram
− Bunyi napas :
vesikuler
− Pola pernapasan
cepat, reguler dan
dangkal
− Hasil pemeriksaan
GDS hari selasa = 34,
hari rabu = 44, hari
kamis = 59,
(20/11/2019) :
Hemoglobin : 18,3
gr/dl
Hematokrit : 52,1 %
Leukosit : 14,92
10^3/ul
Trombosit : 358
ribu/ul
− CRP : 33,0 Mg/L
PB : 47 cm
BB sekarang
2240gram
Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9.
Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC.
Jakarta.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi
2012-2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan
Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester,
Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC.
Alfyana Nadya Rahwamati. 2015. Jurnal Hubungan Penyakit Jantung Bawaan
dengan Perkembangan Anak usia 0-5 tahun di Unit Perawatan Jantung RS
Dr.Kariadi Semarang