Anda di halaman 1dari 92

PROPOSAL

ANALISIS SWOT RSU ANWAR MEDIKA RUANG SAKURA VIP (KELAS 1)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing : Duwi Basuki, M. Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok 3- Gelombang 1

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN

MOJOKERTO

TAHUN 2021/2022

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN

1. Judul Laporan : Analisis SWOT RSU Anwar Medika Ruang Sakura


2. Anggota Kelompok 3 Gelombang 1 :
1) Ayu Wastiti Eka Monitha (201701058)
2) Nur Laili Hidayati (201701107)
3) Krismanda Amukti P. (201701054)
4) Dhelia Priskanandhini U. (201701108)
5) Azmil Mufidah (201701044)
6) Ika Musfiroh (201701060)
7) Lailatul Khusnah (201701046)
8) Putri Nur Irsyadiyah (201701048)
9) Chindy Agustien K. W (201701014)
10) Uswatun Khasanah (201701065)
11) Dwi Anggreini (201701040)
12) Khusnul Khotimah (201701011)
13) Ngatianingrum R. (201701159)
14) Ria Ain Harini (201701020)
15) Arika Salsabila Izdihar (201701070)
16) Zulfana Rahmawati Putri (201701069)
17) Safira Radina Sari (201701029)
3. Lokasi Praktik : RSU Anwar Medika Ruang Sakura
4. Tanggal Praktik : 19-31 Juli 2021
Mojokerto, Juli 2021

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
Dosen Pembimbing

(.................)
(Duwi Basuki, M. Kep.)
NIP.
NIP.

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta Puji syukur

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kelompok

berhasil menyelesaikan tugas Manajemen Keperawatan ini tepat pada waktunya dengan judul

“Proposal Analisa SWOT DI RSU ANWAR MEDIKA RUANG SAKURA”.  

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Manajemen Keperawatan. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan  bantuan dari

dari berbagai berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan kesempatan ini ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. M. Sajidin, S.Kp., M.Kes Selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI.

2. Ana Zakiyah., M.Kep Selaku Kepala Prodi S1 Ilmu Keperawatan.

3. Duwi Basuk Duwi Basuki, M.Kep selaku dosen manajemen keperawatan yang telah

membimbing kelompok.

4. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada teman-teman yang telah bekerja sama,

saling mendukung, sehingga terselesainya makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua

pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Kelompok berharap   semoga

makalah makalah ini ini dapat memberikan kontribusi kontribusi yang positif positif bagi

perkembangan pendidikan khususnya keperawatan, Amin.

Mojokerto, 22 Juli 2021

Kelompok 3 gelombang 1

iv
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka...............................................................................................3
2.1 Konsep Manajemen Keperawatan....................................................................3
2.1.1 Definisi.......................................................................................................3
2.1.2 Proses/Fungsi Manajemen..........................................................................4
2.2 Konsep Analisis Manajemen Keperawatan (M1-M5)......................................6
2.2.1 M1 (Man)....................................................................................................6
2.2.2 M2 (Material)...........................................................................................11
2.2.3 M3 (Method)............................................................................................12
2.2.4 M4 (Money)..............................................................................................29
2.2.5 M5 (Marketing).....................................................................................30
2.3 Konsep Dasar Analisi SWOT.........................................................................31
2.3.1 Definisi.....................................................................................................31
2.3.2 Strategi SWOT.........................................................................................33
2.3.3 Langkah-langkah Analisa SWOT.............................................................34
2.3.4 Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu:.........................................34
2.4 Konsep dasar Rumah Sakit.............................................................................35
2.4.1 Definisi Rumah Sakit...............................................................................35
2.4.2 Tugas dan fungsi RS.................................................................................36
BAB III Profil Rsu Anwar Medika Sidoarjo................................................................38
3.1 Karakteristik RSU Anwar Medika.................................................................38
3.2 Alur Pasien Masuk Dan Keluar......................................................................40
3.3 manajemen Unit..............................................................................................41
BAB IV Pembahasan...................................................................................................42
4.1 Pengkajian Lima Unsur..................................................................................42
4.1.1 M1 (MAN)................................................................................................42
4.1.2 M2 (MATHERIAL).................................................................................46
4.1.3 M3 (METHODE).....................................................................................54

v
4.1.4 M4 (MONEY)..........................................................................................59
4.1.5 M5 (MARKET)........................................................................................68
BAB V Penutup............................................................................................................71
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................71
5.2 Saran...............................................................................................................71

vi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization, Pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian
dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan
keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan
pusat untuk latihan tenaga.

Rumah sakit merupakan industri pada modal dan padat karya (padat sumber daya)
serta padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen utama proses
pelayanan dalam rumah sakit. Jenis produk atau jasa rumah sakit dapat berupa private
goods (pelayanan dokter, keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front
office, cleaning service, house keeping, laundry) dan externality (imunisasi).

Rumah Sakit pada umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan


yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki persiapan
perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun
program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien. Salah satu analisis yang
cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk


mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor
itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
treatment).

I.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Analisa SWOT di Ruang Sakura VIP (kelas 1) RSU Anwar Medika
Sidoarjo ?

1
I.3 Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana Analisa SWOT di Ruang Sakura VIP (kelas 1)


RSU Anwar Medika Sidoarjo.

I.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan laporan ini adalah agar mampu memahami
masalah manajemen secara jelas dan spesifik mempermudah penentuan prioritas,
mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Konsep Manajemen Keperawatan

II.1.1 Definisi

Manajemen merupakan suatu ilmu terapan yang bisa kita aplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari dalam organisasi atau masyarakat. Manajemen

mempunyai pengertian yang banyak dan tiap ahli mempunyai pendapat

yang berbeda-beda dalam menyampaikan pengertian manajemen sesuai

dengan sudut pandang masing-masing. Adapun pendapat para ahli tentang

manajemen adalah sebagai berikut:

a. Hubber (2006), mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses

koordinasi dan integrasi dari beberapa sumber melalui Planning,

organizing, coordinating and controllinguntuk mencapai tujuan.

b. Hersey and Colleagues (2001) mendefinisikan manajemen adalah suatu

proses bekerja dengan individu dan group serta sumber lain untuk

mencapai tujuan organisasi.

c. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of

Management”mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Manajemen

berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan

dengan orang-orang lain”(Management involves getting things done

through and with people in formally organized group).

d. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

3
e. George R. Terry dalam bukunya “Principles of

Management”menyampaikan pendapatnya: “Manajemen adalah suatu

proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun

seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

Pendekatan Sistem didalam manajemen. [ CITATION Bas18 \l 1057 ]

f. Rika Widya Sukmana (1996), Managemen Keperawatan adalah suatu

proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan secara profesional.

Di dalam Manajamenen Keperawatan-pun terdiri dari pengumpulan

data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.

Manager di tuntut untuk merencanakan, pengorganisasi memimpin dan

mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan

asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi

individu, keluarga dan masyarakat. (Nursalam,2007:49)

II.1.2 Proses/Fungsi Manajemen

Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada

pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen

sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang

dilaksanakan oleh manajer.

Manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsi-fungsi

manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang

menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada

perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi.

4
Para ahli manajemen, antara lain; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt

O’Donnel mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai berikut:

George Terry L. Gullick H. Fayol Koonzt


O’Donne
Planning Planning Planning Planning
Organizing Organizing Organizing Organizing
Actuating Staffing, Commanding, Staffing,
Directing, Coordinating Directing
Coordinating
Controlling Reporting Controlling Controlling
Budgeting
Berdasarkan table diatas, keempat ahli manajemen tersebut, banyak

kesamaan, dan secara garis besar dapat dikelompokan menjadi: fungsi

perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi

penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi

pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting). “(Management is a

distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling,

utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish

predetermined objectives)”

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, maka dapat

dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain:

1. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan

organisasi.

2. Manajemen sebagai proses merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling

berhubungan tiap tahapnya. Adapun tahapan dalam proses manajemen meliputi:

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan

pengawasan.

3. Manajemen dapat dicapai bila ada ketersediaan sumber daya manusia yang

cukup, material dan sumber lain

5
4. Proses menggerakkan sumber daya tersebut harus dilakukan secara efisien dan

efektif agar tujuan tercapai.

5. Diperlukan orang yang kompeten dan menguasai kemampuan leadership dalam

menggerakkan sumber daya tersebut. .

6. Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus

dimiliki oleh manager. [ CITATION Bas18 \l 1057 ]

II.2 Konsep Analisis Manajemen Keperawatan (M1-M5)

II.2.1 M1 (Man)

1. SDM

Sumber daya manusia atau biasa di singkat SDM potensi yang

terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai

makhluk sosial yang adektif dan transformatif yang mampu

mengelolah dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di

alam menuju tercapainya esejahteraan kehidupan dalam tatanan yang

seimbang dan berkelanjutan. Manajemen sumber daya manusia, di

singkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur

hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki

individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara

maksimal sehingga tercapai tujuan ( goal) 

bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat menjadi maksimal.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Adalah pola tentang hubungan antara bagai

mana kompetensi dan bagaian organisasi. Pada organisasi formal

struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan

6
pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai

sasaran efektif.

Henry Mintzberg mengatakan bahwa ada 5 bagian dasar

organisasi yaitu:

a. The OperatingCore. Yang termasuk disisni adalah para

pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang

berhubungan dengan barang dan jasa.

b. The Strategic Apex. Yang termasuk dalam bagian ini

adalah manajer tingkat puncak (top Menejemen)

c. The Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini mereka

yang diserahi tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab

terhadap bentuk standarisasi organisasi.

d. The Middle Line. Yang termasuk didalam bagian ini adalah

para manajer yang menjembatani manajer tingkat atas dengan

bagian operasional.

e. The Support Staf. Yang termasuk disini adalah orang-orang

yang member jasa pendukung tidak langsung terhadap

organisasi (orang-orang yang mengisi unit staf)

3. Visi (vision)

Visi (vision) Adalah pernyataan yang mendefinisikan sesuatu

yang ingin dicapai perusahan/ organisasi diwaktu yang akan datang.

Visi lebehterkonsetrasi ke masa depan (jangka panjang,  future) dan

cenderung merupakan pernyataan yang sifatnya strategis. Misi

(mission) adalah pernyataan-pernyataan yang mendefinisian apa yang

sedang/ akan dilakukan atau ingin diacapai dalam waktu (sanagat)

7
dekat atau saat ini. Misi lebihh terkonsentrasi ke saat ini dan

merupakan target-target yang sifatnya lebih opeasional yang mungkin

dikaitkan dengan customer, proses-proses dalam organisasi, serta tigkat

kinerja yang diinginkan. Ada beberapa strategi dalam menentukan

visi, yaitu :

a. Mengidentifikasikan aktifitasperusaahaanberdasrkan impian

yang ingin dikejar

b. Menetapkan arah yang jauh kedepan (pandangan masadepan)

c. Menyediakan gambaran bersar yang menggambarkan siapa

‘kita’, apa yang ‘kita’ lakukan, dan kemana ‘kita’

Menentukan strategi dalam membentuk misi adalah :

a. Menetapkan perusahan menjadi bagian-bagian yang kecil

b. Membangun rasa yang kuat tehadap identitas perusahan dan

tujuan bisnis.

Seorang pemimpin yang strartegis akan selalu mulai dengan :

a. Konsep yang harus dan tidak harus dilakukan oleh perusahaan.

b. Visi kemanaperusaahan akan melangkah.

4. Komunikasi

Komunikasi Adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,

ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling

mempengaruhi diantara keduanya. Hewitt (1981), menjabarkan tujuan

penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut :

a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

b. Mempengaruhi perilaku seseorang

c. Mengungkapkan perasaan

8
d. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

e. Berhubungan dengan orang lain

f. Menyelesikan sebuah masalah

g. Mencapai sebuah tujuan

h. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik

i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

5. Ketenagaan

Terdapat beberapa cara atau metode dalam menetapkan jumlah

tenaga keperawatan di suatu ruang atau rumah sakit. pada

MPKP, jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat ditetapkan

dari klarifikasi klien berdasarkan derajat ketergantungan.

Menurut Douglas (1992), jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di

rumah sakit pada pagi, sore dan malam berdasarkan klarifikasi klien

dapat dilihat pada tabel.

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Jumlah
Pasien Pasien
Pagi Siang Malam
6x0,36= 2,16 6x0,30= 1,8 6x0,2 =
Total care 6
1,2
20x0,27= 5,4 20x0,15= 3 20x0,07
Partialcare 20
=1,4
10x0,17=1,7 10x0,14= 1,4 10x0,10 =
Minimal care 10
1
Total 36 9,26 6,2 3,6
Total tenaga perawat :

Pagi : 9

Siang : 6

Malem : 4  total : 19 per hari

9
Berdasarkan perhitungan diatas maka untuk jumlah keseluruhan

yang bertugas ada 19 orang.

Menghitung ketenagaan menurut Metode Depkes RI 2005

Tabel Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruangan

a. Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

Jumlah jam perawat 9


= = 1,29
jam kerja efektif per shift 7

b. Los day

c. Faktor koreksi

6. Beban Kerja

Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil

yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Menghitung

beban kerja, biasanya diperlukan untuk menentukan jumlah pegawai

yang diperlukan dalam suatu unit kerja. Penghitungan beban kerja

adalah suatu teknik untuk menetapkan waktu bagi seorang pegawai

yang memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

tertentu dengan standar persentasi yang telah ditetapkan. Metode yang

digunakan untuk mengukur perhitungan beban kerja, menggunakan:

1) teknik analitis, metode ilmiah dengan mengunakan

10
pengukuran atau yang teliti melalui pengamatan langsung

2) Metode praktis empiris, didasarkan pada

pengalaman perorangan atau pemegang jabatan

3) Metode identifikasi beban kerja, dengan

mengidentifikasikan beban kerja memalui hasil kerja, obyek

kerja, peralatan kerja, dan tugas per-tugas jabatan.

II.2.2 M2 (Material)

Material, merupakan satu dari lima metode manajemen

keperawatan yang memiliki karakteristik antara lain: 

1. (Umumnya) kebutuhannya tidak pasti

2. Sangat menentukan kelancaran proses pelayanan

3. Keberadaan dan ketidakberadaan kekurangannya

menimbulkan biaya

4. (Umumnya) memiliki persentase tertinggi dalam Neraca

Tujuan dari perencaan kebutuhan dari bahan baku adalah

sebagai berikut (yamit, 1996) :

1. Menjamin tersedianya material, item, atau komponen pada saat

dibutuhkan untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin

tersedianya produk jadi bagi konsumen,.

2. Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum.

3. Merencanakan aktifitas pengiriman, dan aktifitas pemberian.

Perencanaan kebutuhan material atau yang sering dikebal

dengan material retuirementplanning (MRP) adalah suatu system

informasi yang terkomputerisasi untuk mengatur persediaan yang

11
dependent dan mengatur jadwal produksi. System ini berbertujuan

untuk mengurangi tingkat persediaan dan meningkatkan produktifitas.

12
Persyaratan Rumah sakit tipe C antara lain sebagai berikut:

1) Luas unit rawat inap 25-35 m2 / tempat tidur

2) Sirkulasi : 10-15 m2/ tempat tidur

3) Daerah petgas 0,3 – 0,4 m2 / tempat tidur

4) Adanya system proteksi kebkaran

a. Alat Pemadam api rinngan

b. Tanda arah

c. Titik kumpul

d. System peringatan bahaya

II.2.3 M3 (Method)

1. Supervisi

a. Definisi

Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui

apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

bawahannya sesuai dgn rencana, perintah, tujuan/kebijakan yang

telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam Harahap, 2004).

b. Tujuan supervisi adalah:

1. Mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan/khusus

tenaga baru

2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan

3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas agar menyadari

dan mengerti terhadap peran, fungsi dan tugas sebagai staf dan

pelaksana asuhan keperawatan

4. Memberikan layanan dan bantuan kepada staf dan pelaksana

13
keperawatan apabila menghadapi kendala dalam pelaksanaan

5. Mengembangkan kemampuan staf dan pelaksana

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

c. Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola

2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara

kontinu/sistematis

4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.

5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang.

6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan

objektif/rational.

7. Tidak terjadi penyimpangan/ penyelewengan kekuasaan,

kedudukan dan keuangan

d. FungsiSupervisi

1. Untuk mengatur dan mengorganisasi proses pemberian

pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan

kebijakan pelayanan keperawatan tentang staf dan SOP

2. Menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi

proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan

3. Briggs, mengungkapkan bahwa fungsi utama

supervisi dalam keperawatan ialah mengkoordinasi,

menstimuli dan mendorong kearah peningkatan

kwalitas asuhan keperawatan

4. Fungsi supervisi adalah membantu (assisting),

14
memberi support (supporting) dan mengajak untuk

diikutsertakan (sharing)

e. Model – model supervise

Selain cara supervisi yang telah diuraikan, beberapa model

supervisi dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain

(Suyanto, 2008)

a. Model konvensional : Model supervisi dilakukan melalui

inspeksi langsung untuk menemukan masalah dan kesalahan

dalam pemberian asuahan keperawatan. Supervisi dilakukan

untuk mengoreksi kesalahan dan memata-matai staf dalam

mengerjakan tugas.

b. Model ilmiah : Supervisi dilakukan dengan pendekatan yang

sudah direncanakan sehingga tidak hanya mencari kealahan

atau masalah saja. Oleh karena itu supervisi yang dilakukan

dengan model ini memilkikarasteristik sebagai berikut yaitu,

dilakukan secara berkesinambungan, dilakukan

dengan prosedur, insrument dan standar supervisi yang baku,

menggunakan data yang objektif sehingga dapat diberikan

umpan balik dan bimbingan.

c. Model Klinis :Supervisi model klinis bertujuan untuk

membantu perawat pelaksana dalam mengembangkan

profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam

pemberian asuahn keperawatan meningkat. Supervisi

dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan

keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat

15
selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.

d. Model artistic : Supervisi model artistic dilakukan dengan

pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman sehingga

supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang

disupervisi.

16
2. Timbang Trima

a. Definisi

Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah

itu diantaranyahandover, handoffs, shiftreport, signout, signover

dan crosscoverage. Handover adalah komunikasi oral dari

informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat.

 Pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang

17
definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk

tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan

perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang

pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien

b. Tujuan

1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data focus).

2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam

asuhan keperawatan kepada pasien.

3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti

oleh perawat dinas berikutnya.

4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

c. Manfaat Timbang Terima

1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

2. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar

perawat.

3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang

berkesinambungan.

4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien

secara paripurna.

18
19
3. Sentralisasi Obat

a. Definisi

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat

yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan

sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002).

b. Tujuan Pengelolaan Obat

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara

bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan

asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.

20
4. Ronde Keperawatan

a. Definisi

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan

oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus

dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor. Kepala ruangan,

perawatan pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh anggota

tim kesehatan.

b. Karakteristik Ronde

1. Pasien dilibatkan secara langsung

2. Pasien merupakan focus kegiatan

3. PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama

4. Konselor memfasilitasi kreatifitas

5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP

dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah

c. Tujuan

1. Membutuhkan cara berfikir kritis dan sistematis

2. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien

3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis

keperawatan

4. Menumbuhkan pemikiran tentang tentang tindakan

keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien

5. Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan

21
keperawatan

6. Meningkatkan kemampuan justifikasi

7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

d. Manfaat

1.  Masalah pasien yang teratasi

2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3. Tercapainya komunitas keperawatan yang professional

4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan

5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan

yang tepat dan benar

e. Kriteria pasien

1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi

meskipun sudah di lakukan tindakan keperawatan

2. Pasien dengan kasus baru dan langka

22
23
24
5. DischargePlanning
a. Definisi

DischargePlanning adalah suatu proses dimana mulainya pasien

mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan

kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan

maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya

sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.

(RCP,2001).

b. Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang

masalah kesehatan, kemungkinan komplikasi dan

pembatasan yang diberlakukan pada pasien di rumah.

2. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga

untuk memenuhi kebutuhan pasien dan memberikan

lingkungan yang aman untuk pasien di rumah.

3. Menyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan

selanjutnya dibuat dengan tepat (Ester, 2005)

25
6.   Dokumentasi Keperawatan

a. Definisi

Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat

dibuktikan atau dijadikan buktidari segala macam tuntutan, yang

berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentangtingkat

kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas

pelayanankesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach

19 1).

26
b. Tujuan Dokumentasi Keperawatan

1. Alat komunikasi anggota tim

2. Biling keuangan

3. Bahan pendidikan

4. Sumber data dalam menyusun NCP

5. Audit keperawatan

6. Dokumen yang legal

7. Informasi statistik

8. Bahan penelitian

9. Informasi statistik

10. Bahan penelitian.

c. Prinsip-prinsip dokumentasi Keperawatan (Carpenito 1991)

1. Dokumentasi harus dilakukan segera setelah pengkajian

pertama dilakukan, demikian juga pada setiap langkah kegiatan

keperawatan

2. Bila memungkinkan, catat setiap respon pasien /keluarganya

tentang informasi / data yang penting tentang keadaannya.

3. Pastikan kebenaran setiap data data yang akan dicatat

4. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran

perawat, dalam hal ini perawatmencatat apa yang dilihat dari

respon pasien pada saat merawat pasien mulai dari pengkajian

sampai evaluasi

5. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi hal-hal sebagai

berikut : adanya perubahankondisi atau munculnya masalah

baru, respon pasien terhadap bimbingan perawat

27
6. Harus dihindari dokumentasi yang baku sebab sifat individu

/Pasien adalah unik dan setiap pasien mempunyai masalah

yang berbeda

7. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari

setiap catatan yang dicatat, harusdisepakati atas kebijaksanaan

institut setempat

8. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan

jangan menggunakan pensil agar tidak mudah dihapus

9. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah

tulis, coret dan digantidengan yang benar kemudian ditanda

tangani

10. Untuk setiap kegiatan dokumentasi, cantumkan waktu tanda

tangan dan nama jelas penulis

11. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang

lain sebelum menulis data terakhir

12. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.

d. Proses Dokumentasi Keperawatan

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Perencanaan Intervensi

4. Pelaksanaan / implementasi

5. Evaluasi

7. Teknik Dokumentasi

  Nursalam (2001) yang mengatakan bahwa ada 6 (enam) bentuk

model dokumentasi keperawatan yang masing-masing model tersebut

28
juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Enam model

pendokumentasian tersebut adalah sebagai berikut :

1. SOR (SourceOrientedRecord)

Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau

sumber yang mengelola pencatatan. Catatan berorientasi pada

sumber yang terdiri dari 5 komponen:

a. Lembar penerimaan berisi biodata

b. Lembar order dokter

c. Lembar riwayat medik

d. Catatan perawat

e. Laporan khusus

2. POR (Problem OrientedRecord)

Model ini memusatkan data tentang klien disusun menurut

masalah klien. System ini mengintegrasikan data

mengenai masalah yang dikumpulkan oleh perawat,

dokter dan tim kesehatan lainnya terdiri dari 4 komponen:

1) Data dasar

2) Daftar masalah

3) Perencanaan awal

4) Catatan perkembangan (progressnote)

3. Progress Oriented Record (Catatan Berorientasi pada

perkembangan kemajuan).

Tiga jenis catatan perkembangan:

1) Catatan perawatan (nursingnote)

2) Lembar alur (floesheet)

29
3) Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan

(dischargesummary)

4. CBE (ChartingbyException)

System dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dan

hasil penemuan yang menyimpang dari keadaan normal

(standar dari praktik keperawatan).

5. PIE (Problem InterventionandEvaluation)

Pencatatan dengan pendekatan orientasi proses dengan

Penekanan pada proses keperawatan dan diagnose

keperawatan.

II.2.4 M4 (Money)

a. Definisi 

Budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusunsecara

sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan

dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu

(periode)tertentu yang akan datang.

Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu Budget

mempunyai 4 unsur, yaitu: 

a. Rencana

b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan

c. Dinyatakan dalam unit moneter

d. Jangka waktu tertentu yang akan datang

b. Manfaat budget

a) Sebagai Pedoman Kerja

30
Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan

arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai

oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

b) Sebagai Alat Pengawasan Kerja

Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat

pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan

nanti. Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam

budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan,

dapatlah dinilai apakah perusahaan yelah sukses bekerja ataukah

kurang sukses bekerja.

c) Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja

Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinaksikan kerja agar

semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat

saling menunjang, saling bekrja sama dengan baik untuk menuju ke

sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran

jalannya perusahaan akan lebih terjamin.

II.2.5 M5 (Marketing)

a. Definisi

Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi menyebar

luaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang

tentu penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka

proses produksi barang akan berhenti.

b. Faktor Kunci Keberhasilan Dari Pemasaran. 

a. Adanya subbag marketing dalam struktur organisani suatu

31
rumah sakit

b. Adanya visi dan misi

c. Status rumah sakit yang profit

d. Adanya upaya pemasaran yg telah dilaksanakan di rumah sakit

e. Tersedianya fasilitas medis dan non medis yang memadai

c. BOR Pasien

d. Mutu Pelayanan Keperawatan

a. Meningkatkan mutu pelayanan dapat dilihat dari

beberapa aspek, antara lain : kejadian dekubitus, kematian pasien

dan tingkat kepuasan pasien

b. Upaya pengurangan infeksi nosokomial dapat dilihat dari

kejadian flebitis, ILO tidak terjadi, ISK tidak terjadi dan pneumonia

tidak terjadi.

e. ALOS (Average Long ofStay)

Lama rawat inap pasien di sebuah ruangan rumah sakit dengan

rata-rata rawat inap beberapa hari. Pasien dapat dikelompokan menjadi

dua kelompok yaitu pasien pulang dengan kondisi baik dan pasien

pulang dengan kondisi belumsembuh.

I.2 Konsep Dasar Analisi SWOT

I.2.1 Definisi
Analisis SWOT merupakan salah satu alat yang paling murah dan mudah
dilakukan oleh organisasi untuk mengetahui posisi organisasi. Analisis SWOT
juga dapat dilakukan untuk identifikasi individu agar mampu membuat rencana
strategi yang baik sehingga tujuan hidup dapat tercapai.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi


perusahan/organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

32
memaksimalkan kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (threats).
Keputusan strategis perusahan/organisasi perlu pertimbangan faktor internal yang
mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-pertimbangan
penting untuk analisis swot.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT yaitu


sebagai berikut:

1. Strengths/ kekuatan
a. Apa keuntungan yang dimiliki oleh institusi anda?
b. Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh institusi lebih baik
dari pada yang bisa dilakukan oleh institusi lain?
c. Sumber daya unik atau berbiaya apa yang institusi atau yang
anda miliki dan institusi lain tidak punya?
d. Apa yang orang lihat dalam pasaran dan sebagai kekuatan
anda?
e. Faktor apa saja yang membuatan dan bisa mencapai penjualan
produk yang tinggi selama ini?
2. Weakness/kelemahan
a. Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan?
b. Apa yang seharusnya bisa anda hindari?
c. Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai
kelemahan anda?
d. Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari
orang lain?
3. Opportunities/ Peluang
a. Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini?
b. Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat
ini?
4. Threats/ Ancaman
a. Apa rintangan yang anda hadapi ?
b. Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya
membuat anda khawatir?

33
c. Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk,
atau pelayanan anda telah berubah?
d. Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda?
e. Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial
anda?
f. Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah
menjadi ancaman bagi anda?

I.2.2 Strategi SWOT


Para analisis SWOT memberikanin formasi untuk membantu dalam hal
mencocokan perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa
kompetitif lingkungan di mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi
tersebut dibuat berdasarkan perumusan strategi dan seleksi yaitu:

a. Kekuatan/Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
competitive advantage.
b. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu Rumah Sakit
bersaing dengan Rumah Sakit lain.
c. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi
sebuah Rumah Sakit untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.
d. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan
ancaman bagi Rumah Sakit.

Sebuah Rumah sakit tidak selalu harus mengejar peluang yang


menguntungkan karena dengan mengembangkan competitive advantage, ada
kesempatan yang lebih baik untuk meraih kesuksesan dengan cara
mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan mendatang. Dalam beberapa
kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara mempersiapkan
diri untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk mengembangkan strategi yang

34
mempertimbangkan profil SWOT,SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS
Matrix) ditunjukkan pada Gambar

Keterangan :

1. S-O Strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan.


2. W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
3. S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk Rumah Sakit dapat menggunakan
kekuatan untuk mengurangi ancaman luar.
4. W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari
Rumah Sakit

I.2.3 Langkah-langkah Analisa SWOT


Adapun langkah-langkah dalam menganalisa SWOT adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang mendesak


2. Indentifikasi kekuatan dan peluang yang relevan
3. Masukkan kelemahan serta ancaman dan kekuatan serta peluang dalam
pola analisis
4. Perumusan strategi penanganan kelemahan dan ancaman
5. Skala prioritas penanganan

I.2.4 Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu:


1. Langkah 1 : Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling
urgent untuk diatasi secara umum pada semua komponen.

35
2. Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok
untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah
diidentifikasi terlebih dahulu pada langkah 1.
3. Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan
langkah 2) kedalam bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat
dilakukan secara keseluruhan atau jika terlalu banyak, dapat dipilah
menjadi analisis SWOT untuk komponen masukkan, proses, dan
keluaran.
4. Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat
direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih
lanjut.
5. Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman
itu, dan susunlah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program
penangananLangkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang
dapat direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan lebih
lanjut.

I.3 Konsep dasar Rumah Sakit

I.3.1 Definisi Rumah Sakit


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat”. Pengertian mengenai rumah sakit dinyatakan juga pada Pasal 1 ayat (1)
PerMenKes RI No.159 Tahun 1988 Tentang Rumah Sakit. “Rumah Sakit adalah
sarana kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian”. Dalam
KepMenKes No.582 Tahun 1997 Tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah
pengertian rumah sakit adalah”Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan
upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

36
dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
penelitian.”

Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa suatu hal


yang penting bagi Rumah Sakit untuk menetapkan standar medis, yang harus
diperhatikan oleh staf Rumah Sakit sebagai suatu kode etik, dan perlu
mentaatinya sebagai paduan prinsip-prinsip perawatan medik. Hal inilah yang
sekaligus memberikan penjelasan mengapa Rumah Sakit berbeda sifatnya dengan
pelayanan publik yang lainnya dimana Rumah Sakit harus memperhatikan kode
etik Rumah Sakit dan juga kode etik profesi.

I.3.2 Tugas dan fungsi RS


Tugas Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan
pasal 1 butir 1 Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping
mengandung pengertian tentang Rumah Sakit, memuat pula rumusan tentang
tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup pelayanannya. Seperti disebutkan pada
pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang tugas
pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit menjelaskan
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
Rumah Sakit mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

37
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya
persyaratan yang harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan salah
satu bentuk pengawasan preventif terhadap Rumah Sakit. Di samping itu
penetapan sanksi yang sangat berat merupakan bentuk pengawasan represifnya.
Pengaturan tersebut sebenaranya dilatarbelakangi oleh aspek pelayanan kesehatan
sebagai suatu hal yang menyangkut hajat hidup sangat penting bagi
masyarakat.Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit sebelumnya
meliputi hal-hal berikut ini:

1. Menyediakan dan menyelenggarakan :

a. Pelayanan medik

b. Pelayanan penunjang medik

c. Pelayanan perawat

d. Pelayanan Rehabilitas

e. Pencegahan dan peningkatan kesehatan

2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga
paramedik.

3. Sebagai tempat penelitian dan pengembngan lmu dan teknologi bidang


kesehatan

38
BAB II
PROFIL RSU ANWAR MEDIKA SIDOARJO

II.1 Karakteristik RSU Anwar Medika


Pada tahun 1990 RSU Anwar Medika mulai dirintis dari praktek perorangan oleh
dokter H. Agus Fachrudin Farid, dengan ijin tempat praktek Nomor SIP :
104/DU/16/1992 yang diberikan oleh Kantor Departemen Kesehatan Sidoarjo pada tahun
1992.

Atas dukungan keluarga dan Yayasan Rumah Sakit anwar Medika, pada tahun 1996
dokter H. Agus Fachrudin Farid mempersiapkan sarana dan prasarana serta persyaratan
untuk mengajukan ijin operasional balai pengobatan dan rumah bersalin ke Kanwil
Depkes Provinsi Jawa Timur. Upaya dan permohonan tersebut membuahkan hasil
dengan diberikannya ijin operasional Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Anwar
Medika Nomor : 648/Kanwil/SK/Regdit-2/XII/1996 dan Nomor 649/Kanwil/SK/Regdit-
2/XII/1996 pada tanggal 31 Desember 1996.

Mengingat jasa pelayanan yang diberikan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin
Anwar Medika makin diminati oleh masyarakat luas, memberikan motivasi kepada
Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika dan dokter H. Agus Fachrudi Farid selaku
pimpinan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Anwar Medika pada saat itu untuk
meningkatkan status pelayanan menjadi rumah sakit umum. Motivasi tersebut
ditindaklanjuti oleh Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika secara mandiri. Dan akhirnya
berkat rahmat Allah SWT, Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Anwar Medika telah
beralih fungsi dan status pelayanannya menjadi rumah sakit umum tipe C / Pratama Plus
pada tanggal 12 April 2001.

Lokasi RSU Anwar Medika terletak di Dusun Semawut Desa Balongbendo


Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo ± 300 meter dari By Pass Krian –
Balongbendo. Luas lahan RSU Anwar Medika 1.648 m², sedang kepemilikan / yang
menaungi RSU Anwar Medika adalah Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika. Visi dan
Misi RSU Anwar Medika.

Visi: Terwujudnya pusat rujukan kesehatan bagi masyarakat sidoarjo dan sekitarnya

39
Misi:

1 Memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap dan terjangkau


2 Memberikan pelayanan yang cepat aman dan ramah
3 Meningkatkan kompetensi sumberdaya insani secara optimal
4 Meningkatkan kemitraan yang harmonis

Motto: kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami

Tujuan strategis:

1 Terciptanya rumah sakit sebagai pilihan utama


2 Terciptanya kepuasan pelanggan
3 Terciptanya sumberdaya insani yang kompeten
4 Terciptanya pelayanan yang paripurna

40
II.2 Alur Pasien Masuk Dan Keluar

Pasien Rawat Inap Pasien Sembuh


Pasien masuk rawat inap
melalui poli/UGD

Dokter ACC
Keluar RS

Perawat menjelaskan
bahwa pasien di
bolehkan pulang dan
Pengembalian dan dalam jangka waktu
pengambilan obat ke Pengecekan status
1jam pasien/keluarga
apotik menyelesaikan
administrasi

Perawat menjelaskan pada


pasien dan keluarga tentang
obat-obat yang diminum
oleh pasien dan hasil-hasil
pemeriksaan selama pasien Status di berikan ke bagian
di rawat, surat kotrol dll administrasi (diproses)

Administrasi siap diselesaikan oleh


keluarga/pasien

Pasien keluar RS

41
II.3 Manajemen Unit

Struktur Organisasi Ruang Sakura RSU Anwar Medika Sidoarjo

Kepala Ruangan
Juni Tri Astutik S.Kep.,Ns

Bendahara
Ani Dwi Cahyanti

Perawat PJ Perawat PJ Perawat PJ


Diana Nuraini R S.Kep,.Ns Perawat PJ
Suci Anggraini S.Kep.,Ns Nila Prameswari A.Md.Kep
Erika Desy A.D.S.Kep.,Ns

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Ani Dwi Cahyatnti, Amd. Kep Ayu Wulansari S.Kep,.Ns Sofia Erfiani, S. Kep. Ns

Pasien Pasien Pasien

42
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pengkajian Lima Unsur

III.1.1 M1 (MAN)
1. Daftar Nama Tenaga Keperawatan Ruang Sakura VIP (Kelas 1)

No. Nama Tingkat Masa Status Jabatan Saat Pelatihan


Pendidikan Kerja pegawaian Ini
1. Juni Tri S.Kep.,Ns 6 Thn Pegawai Kepala BTCLS
Astutik 2 bln Tetap Ruangan

2. Mita A.Md.Kep 9 Thn 7 Pegawai Perawat BTCLS


Mifurotin bln Tetap (Cuti)
3. Ernawati S.Kep 19 Thn Pegawai Perawat Pj BTCLS
11 bln Tetap
4. Suci S.Kep.,Ns 8 Thn 5 Pegawai Perawat PJ BTCLS,
Anggraini bln Tetap KEMOTE
RAPI
5. Nila A.Md.Kep 3 Thn Pegawai Perawat PJ BTCLS
Prameswari Kontrak
6. Ajeng S.Kep.,Ns 4 Thn bln Pegawai Perawat PJ BTCLS
Kusuma Tetap
7. Erika Desy S.Kep.,Ns 1 Thn 8 Pegawai Perawat PJ BTCLS,
A.D bln Kontrak Ews &
code blue
system
8. Diana 1 Thn 8 Pegawai Perawat PJ BTCLS
Nurani R. S.Kep.,Ns bln Kontrak
9. Abdul 2 Thn 8 Pegawai Perawat BTCLS
wahid S.Kep.,Ns Bln Kontrak Pelaksana
10. Ani Dwi A.Md.Kep 7 Bln Pegawai Perawat BTCLS
Cahyanti Kontrak Pelaksana
11 Ayu S.Kep.,Ns 7 Bln Pegawai Perawat BTCLS
Wulansari Kontrak Pelaksana
. Wahyunu S.STr.Kep 7 Bln Pegawai Perawat BTCLS
Dwi P Kontrak Kontrak
12. Sofia S.Kep.,Ns 1 Bln Pegawai Perawat BTCLS
Erfiani Orientasi Pelaksana

43
2. Jumlah Tenaga Kerja di Ruang Sakura VIP (Kelas 1)

No Kualifikasi Jumlah Masa Kerja Status Kepegawaian


3. 1 S1 Keperawatam 9 perawat > 1 tahun 4 Pegawai Tetap
4 Pegawai Kontrak
<1 tahun 1 Pegawai Kontrak
1 Pegawai Orientasi
2 D3 keperawatan 3 perawat > 1 tahun 1 Pegawai Tetap
1 Pegawai Kontrak
< 1tahun 1 Pegawai Kontrak
3 Pembantu 3 orang - -
Perawat
TOTAL 13 Perawat dan 3 Pembantu Perawat

Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat

a. Metode Douglas

Bagi pasien rawat inap, standart waktu pelayanan pasien


antaralain :
a) perawatan minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/ 24 jam
b) Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
c) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
b. Penerapan sistem klasifikasi dengan 3 kategori tersebut adalah :
1. Kategori 1 : self care/perawatan mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan
secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien
memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift,
tindakan pengobatan biasanya ringan dan simple.
2. Kategori II : Intermediet care/ perawatan sedang
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi
waktu makan, memberikan dorongan agar mau makan, eliminasi
dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke
kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang, tindakan
perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa
urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran

44
drainage atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk supportemosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shift dengan observasi efek obat atau reaksi alergi
3. kategori III : Intensive Care/ perawatan Total
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri, semua
dibantu oleh perawat penampian sakit berat, pasien memerlukan
observasi terus-menerus.

Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standart per
shift. Data nilai standart jumlah perawat per shift berdasakan klasifikasi pasien.

Jumlah Klasifikasi Pasien


Pasien Minimal Parsial Total
1. 0.17 0.14 0.10 0.27 0.15 0.07 0.36 0.30 0.20
2. 0.34 0.28 0.20 0.54 0.30 0.14 0.72 0.60 0.40
3. 0.51 0.42 0.30 0.81 0.45 0.21 1.08 0.90 0.60
Dst.

BOR di Ruang Anggrek RSU Anwar Medika dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :

BOR pasien di Ruang Sakura dari tanggal 25 Juli 2021-27 Juli 2021

Bed
No. Pengkajian Hari/tanggal Pukul BOR
Terisi
1. 25 Juli 2021 09.00 10 10/31 x 100% =
32%
2. 26 Juli 2021 09.00 12 12/31 x 100 % =
38%
3. 27 Juli 2021 09.00 12 12/31 x 100% =
38%
Rata-rata 38%
Dari hasil perhitungan BOR yang dilakukan di Ruang Sakura dari tanggal 25 Juli

2020 sampai 27 Juli 2021 rata-rata BOR pasien adalah 38%

45
A. Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat

Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok

menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien

berdasarkan Orem, yaitu teori Self Care Deficit, sedangkan untuk mengetahui

kebutuhan tenaga perawat Ruang Sakura RSU Anwar Medika tanggal 25-27

Juli 2021.

BOR HARIAN RUANGAN SAKURA, 25 JULI 2021 – 27 JULI 2021

Fakta yang ada


Jumlah Kebutuhan Tenaga
No. Tanggal jumlah tenaga
Perawat
perawat
1. 25 Juli 2021 13 perawat 2 perawat
2. 26 Juli 2021 13 perawat 2 perawat
3. 27 Juli 2021 13 perawat 2 perawat

B. Hambatan perawat mengambil jenjang karir


Tidak ada hambatan. Semua berkesempatan memiliki peluang untuk
melakukan jenjang karir, untuk pegawai awal atau kontrak minimal 4 tahun
kemudian menuju tes tahap jenjang karir.
C. Sistem reward
Untuk finansial tidak ada hanya gaji yang sesuai dengan umr. Untuk
non finansial ada seperti ucapan terimakasih, piala dan piagam yang di dapat
di ruangan ataupun perawat yang ada di ruangan.
D. Cuti perawat
Untuk cuti setiap perawat yang ada di sakura sama yaitu cuti 1 bulan
1x untuk pegawai yang sudah tetap. Untuk pegawai yang masih kontrak tidak
boleh. Libur juga sesuai dengan tanggal merah yang ada di kalender.

46
III.1.2 M2 (MATHERIAL)

A. Bangunan
Praktik manajemen keperawatan pada mahasiswa Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto bertempat di ruang anggrek RSU Anwar Medika Sidoarjo.
Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 27 Juli – 31 Juli 2021. Data-data
yang diperoleh antara lain :
a. Lokasi dan Denah Ruang Sakura RSU Anwar Medika
Ruang Sakura RSU Anwar Medika adalah ruang perawatan kelas 1
terdapat 12 ruangan terbagi menjadi 2 ruangan yaitu: ruangan kelas 1 4
ruangan terdapat 2 bet dan ruang VIP 8 ruangan terdapat 1 bet. Lokasi
penerapan proses manajerial keperawatan yang digunakan dalam
kegiatan praktik manajemen keperawatan RSU Anwar Medika sebagai
berikut :
a. Lokasi Ruang Sakura RSU Anwar Medika :
a. Terletak di gedung belakang
b. Sebelah selatan berbatasan dengan ruang auditorium
c. Sebelah timur: Rumah penduduk
d. Sebelah Barat: Rumah penduduk
e. Sebelah Utara: Gedung utara Rs. Anwar Medika
b. Ruang Penunjang:
a. 1 ruang kepala ruangan
b. 1 Nurse Station
c. 1 ruang perawat
d. Spoel hook
e. Musola

47
c. Denah Ruangan

d. Fasilitas Ruang Sakura Kelas 1 dan VIP

No. Ruangan Kelas 1 Ruangan VIP


1. 2 TT Pasien TT Pasien
2. 2 Almari Kecil 1 tempat tidur penunggu
3. 2 Buah Ac Ruang Sofa
4. 2 Buah Kursi Bel
Penunggu
5. 1 Buah Jam Dinding 1 Almari Kecil
6. 1 Buah Tv 1 Buah Kursi
7. 1 Kamar Mandi Dalam 1 Buah Kamar Mandi
Dalam
8. 1 Buah Cermin
9. Tempat Sampah
10. 1 Buah Tv
11. 1 Buah Ac
12. Keset
13. 1 Buah Jam Dinding
14. 1 Buah Wastafel
15. 48 1 Buah Vas Bunga
B. Sarana dan prasarana
1. Alat Kesehatan Ruang Sakura

No Nama Alat Jumlah


1. Sphygnomanometer aneroid
dewasa 2
2. Sphygnomanometer aneroid anak 2
3. Lampu baca film X - Ray 1
4. Thermogun 2
5. Thermometer Digital 1
6. Stetoskop Dewasa 3
7. Stetoskop Anak 1
8. Syiringe Pupm 4
9. Ecg 2
10. Suction Pump 2
11. Vena Detektor 1
12. Nebulizer 1
13. Lampu Tindakan 1
14. Oxymetri (Spo2) 2
15. Manometer Central 16
16. Manometer Tabung 3
17. Manumeter O2 10
18 Bed pasien 16
19. Bed penunggu pasien 8
20. Gunting Perban 1
21. Kursi Roda 1
22. Standart infus roda 3 1

49
2. Alat Non Kesehatan Di Ruang Sakura

No. Nama Alat Jumlah


1. Monitor 1
2. Cpu 1
3. Meja Ns Station 1
4. Etalase Kaca Obat 1
5. Etalase Kaca Linen 1
6.. I-Phone 1
7. Handphone 1
8. Kipas Angin 2
9. Papan Bel Pasien 1
10. Papan Keterangan Pasien 1
11. Papan Informasi 3
12. Bed Transport 1
13. Bed pasien 16
14. Kursi Roda 1
15. Tempat Sampah Umum 10l 3
16. Tempat Sampah Medis 36l 3
17. Loker Kayu 5 Susun 2
18. Kursi Bar 1
19. Trolly Injeksi 1
20. Trolly 3 Sap 1
21. Trolly Tempat Kulkas 1
22. Trolly Emergency 1
23. Rak Sepatu 1
24. Cermin 1
25. Kursi Sandaran Biru 5
26. Tempat Sampah Umum 50l 1
27. Sofa Hijau 1
28. AC + Remote 10
29. Tv + Remote 10
30. Lemari Kecil Pasien 16
31. Bed Penunggu Pasien 8
32. Jam Dinding 10

50
C. Fasilitas obat dan alat emergency

No Nama Obat Jumlah


1. Amiodarone Inj 1
2. Atropine Inj 10
3. Diazepam Inj 2
4. Dobutamine Inj 1
5. Dopamine Inj 1
6. Ephinephrine Inj 10
7. Calcii Gluconas 1
8. Lidocain Inj 2
9. Norephinephrine Inj 3
10. Dexamethasone Inj 2
11. Dextrose 40% 3

Tabel Sarana yang terdapat di Ruang Anggrek sesuai dengan Pedoman Teknis Sarana
dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C Menurut

Departemen Kesehatan RI Tahun 2016

Kondisi di
No Sarana Standar Depkes Keterangan
Ruangan
1. Ruang Perawatan Kebutuhan ruang Luas 1 Di ruang Sakura
1 TT minimal 7,2 ruangan terdapat 12 ruangan
m2. kelas I  tang terbagii menjadi
5x5m 2 ruangan yaitu:
Kelas I terdapat 1 Luas 1 ruang ruangan kelas 1 4
TT dan kelas II kelas II  ruangan terdapat 2 bet
terdapat 2 TT 5x5m 1 TT  dan ruang VIP 8
6 m2 ruangan terdapat 1
bet.
2. Nurse Station 1 nurse station 1 nurse Di ruang Sakura ada
untuk melayani station perputaran pasien
maksimum 25 TT melayani 12 sehingga tidak setiap
TT hari pasien penuh 18
pasien
3. Ruang Konsultasi Ada Ada Jadi satu dengan
nurse station
4. Ruang Tindakan Ada Tidak ada Di ruang Sakura
tidak ada ruang
tindakan khusus
5. Ruang Ada Gabung Gabung dengan nurse

51
Administrasi dengan nurse station
station
6. Ruang kepala Ada Ada Didepan nurse station
ruangan rawat
inap
7. Ruang linen bersih Ada Lemari linen -
bersih
gabung
dengan ruang
perawat

8. Ruang linen kotor Ada Tidak ada Linen kotor


ditampung didalam
bak tertutup dan
diserahkan ke laundry

9 Gudang kotor/ Ada Ada Berada di sebelah


spool hoek ruang Sakura 10
10. KM/WC Luas setiap  luas setiap Menurut Depkes RI 1
KM/WC 2-3 m2 KM/WC 2x1 KM/WC digunakan 1
m kamar perawatan,
sedangkan diruang
Sakura untuk kelas I
per ruangan terdapat 1
KM/WC, Kelas II per
ruangan terdapat 1
KM/WC digunakan
untuk 2 pasien, untuk
KM/WC perawat
hanya ada 1 untuk 9
perawat dan khusus
untuk KM/WC
Perawat

52
D. Alat Tenun

Kondisi di Ruang
No Nama Barang Keterangan
Sakura
1.
Bantal -
2.
Sarung Bantal Seluruh alat tenun yang -
terdapat diruang rawat
3.
Selimut inap dikelola langsung -
oleh petugas bagian
4.
Sprei laundry -
5.
Perlak -

E. Fasilitas Petugas Kesehatan


1. Ruang kepala ruangan
2. Nurse station di tengah depan ruangan
3. Alat medik
4. Kamar mandi
5. Ac
6. 1 buah komputer
7. 5 buah kursi sandar warna biru
8. 1 buah wastafel
9. 1 buah rak sepatu
10. 1 buah jam dinding, 1 buah kulkas kecil, 1 loker, 1 kipas, 1 troli
injeksi, 1 troli tindakan, dan 1 aiphone
F. Administrasi Penunjang
a. Buku register dan sensus
b. Buku laporan keuangan
c. Buku daftar konsultani dokter
d. Buku inventaris
e. Buku nilai kritis
f. Buku perpinjaman alat
g. Buku diet pasien
h. Buku bon barang
i. Buku telefon
j. Buku depo RI

53
k. Buku rapat dan catatan libur
G. Pengelolah Sampah
Tempat sampah telah dibedakan antara limbah sampah medis , sampah
non medis, sampah botol infus, sampah vial dan ampul, sampah spuit (safety
box).
H. Alur Pengelolahan Sampah/Limbah

SAMPAH MEDIS RUANGAN DI BUANG


DIPLASTIK BERWARNA KUNING DAN NON
MEDIS DI PLASTIK BERWARNA HITAM

PLASTIK KUNING DIAMBIL PETUGAS


SAMPAH DENGAN GEROBAK

PENGAMBILAN 2X PAGI DAN SORE

DIKUMPULKAN DI TPS B3 DI SEBELAH


INSTALASI FORENSIK DEKAT MASJID

DIKUMPULKAN DI TPS B3 DISEBELAH


INSTALASI FORENSIK DEKAT MASJID

DI KUMPULKAN DAN DITIMBANG OLEH


PETUGAS SAMPAH

SAMPAH MEDIS DIKELOMPOKKAN


BERDASARKAN JENIS YAITU VIAL, SPUIT,
AMPUL

Kesimpulan :

Dalam lokasi dan denah ruang serta kapasitas tempat tidur Ruang anggrek RSU
Anwar Medika jika dibandingkan dengan standar sarana dan prasarana rumah sakit tipe C
menurut Departemen Kesehatan RI yaitu :

54
1. Kapasitas tempat tidur pasien kelas I dan kelas II sudah memenuhi standar yaitu
kelas I terdapat 1 tempat tidur per ruang dan kelas II terdapat 2 tempat tidur per
ruang.
2. Ruang Sakura RSU Anwar Medika memiliki 1 nurse station untuk 12 tempat tidur,
sedangkan menurut standar Departemen Kesehatan RI, 1 nurse station melayani
maksimal 25 tempat tidur.
3. Ruang Sakura RSU Anwar Medika tidak memiliki ruang tindakan, sedangkan
menurut standar Departemen Kesehatan RI tiap ruang rawat inap memiliki ruang
tindakan.
4. Pada pengelolaan sampah sudah sesuai standart pengelolaan baik sampah medis, non
medis, ampul dan botol infuse

II.2.6 M3 (METHODE)

Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional

a. Penerapan Sistem MAKP

Ruang rawat inap sakura menggunakn model asuhan


keperawatan tim, yang terdiri atas anggota yang berada dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap satu kelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2 kelompok yang terdirri dari atas
perawat penanggung jawab, dan perawat pelaksana dimana keduanya
saling membantu satu sama lain.
Kelebihan dari motode tim yaitu, memungkinkan keperawatan
yang menyeluruh untuk pelaksanaan proses keperawatan, komunikasi
antar tim dapat terjalin dengan baik, sehingga meminimalisir terjadinya
konflik, pada metode tim, ketua tim bertugas sebagai pemimpin,
mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat meningkatkan
kebutuhan pasien. Mengembangkan kemampuan anggota. Sedangkan
peran kepala ruangan disini yaitu, menunjuk ketua tim yang bertugas,
mengikuti serah terima pasien, mengidentifikasi tingkat ketergantungan
pasien, mengidntifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan, merencanakan
strategi pelaksanaan keperawatan, mengikuti visite dokter untuk
mengetahui kondisi patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentang

55
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Mengatur dan
mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan membimbing
pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi
untuk pemecahan masalah, serta memberikn informasi kepada pasien
dan keluarga yang baru masuk.

Kepala

Ruangan

Penanggung jawab shift Penanggung jawab shift Penanggung jawab shift

Perawat pelaksanan Perawat pelaksanan Perawat pelaksanan

Pembantu Rumah Sakit


Pembantu Rumah Sakit Pembantu Rumah Sakit

b. Timbang Terima

Alur timbang terima diruang Sakura dilakukan pada setiap

pergantian shift. Prinsip tentang teknik dari timbang terima ketika

didepan pasien sudah dijalankan secara baik yaitu meliputi validasi ke

pasien, penggunaan volume yang cukup, timbang terima dengan teknik

caring, selalu melakukan interaksi dengan pasien minimal menanyakan

apa keluhan pasien saat ini.

Timbang terima yang dilakukan diruang Sakura sudah

menjabatkan tentang data (keluhan objektif dan subjektif pasien),

masalah keperawatan yang masih dialami pasien, masalah keperawatan

56
tidak terfokus pada diagnosa medis pasien melainkan juga

menyebutkan masalah keperawatan yang dialami pasien saat ini,

intervensi keperawatan yang sudah dilakukan dan belum dilakukan

dalam mengatasi masalah pasien dan advis dokter yang akan

dilakukan. Dokumentasi keperawatan ditulis dalam bentuk SOAP,

yang ditulis dalam lembaran SOAP di dalam status pasien yang

dibubuhkan nama dan tanda tangan. Selain itu perawat juga menulis di

buku laporan yang berfungsi untuk menulis tindakan yang belum atau

advis dokter yang akan dilakukan selanjutnya. Begitu pula untung

timbang terima dari shift pagi ke sore dan shift sore ke malam.

c. Ronde Keperawatan

Alur ronde keperawatan di Ruang Sakura Anwar Medika sudah

di agendakan dengan baik namun pelaksanaannyabelum bisa maksimal

sesuai harapan dan frekuensinya masih sangat jarang.

Perawat sudah mengerti tentang definisi ronde keperawatan.

Ruangan menyadari bahwa pelaksanaan ronde keperawatan ini

sangatlah penting karena adanya tuntutan yang lebih tinggi dari

masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang profesional serta

adanya persaingan antar ruangan dalam pemberian pelayanan. Ronde

keperawatan selama ini yang dilakukan adalah diskusi langsung antara

perawat, dokter dan tim kesehatan yang terkait. Kegiatan yang

dilakukan dalam ronde keperawatan meliputi penentuan pasien oleh

kepala ruangan yang sesuai dengan kriteria ronde, persiapan pasien

meliputi hasil pengkajian data-data pasien dan tindakan yang telah

dilakukanterhadap pasien.

57
d. Sentralisasi Obat

Alat sentralisasi obat sdah dilakukan diruang sakura RSU

Anwar Medika, hal tersebut ditunjukan dengan tersedianya sarana dan

prasarana untuk pengolahan sentralisasi obat (rak obat, etalase obat) di

samping nurs station. Pembelian obat untuk pasien umum melalui

keluarga pasien karena perhubungan dengan pembiayaan. Resep dari

dokter diserahkan ke keluarga pasien untuk dibayarkan di

kasir,selanjutna kwitansi yang bertanda lunas diserahkan ke perawat

ruanganuntuk diserahkan ke petugas secara kolektif ke depo farmasi

rumah sakit, untuk pasien asuransi atau BPJS cukup dengan tanda

tangan keluarga atau pasien pada kwitansi obat. Selanjutnya obat dan

alkes akan diantarkan ke ruangan untuk disentralkan. Obat injeksi,

cairan dan obat oral tablet dikelola oleh ruangan sedangkan obat oral

syrup disimpan oleh keluarga pasien. SOP untuk sentralisasi obat

sudah ada.

e. Supervisi

RSU Anwar Medika merupakan rumah sakit pendidikan yang

terakreditasi C, ruangan Sakura merupakan kelas VIP. Berdasarkan

hasil wawancara supervisi keperawatan diruang Sakura sudah

dilakukan dari kepala ruangan kepada perawat pelaksana. Supervisi

dilakukan dengan menetapkan format supervisi sesuai dengan materi

supervisi. Supervisi dilakukan di tengah-tengah pelaksanaan tugas

supervisi dilakukan setiap bulan dan tidak terjadwal. Kegiatan

supervisi dilakukan untuk mendukung kegiatan demi peningkatan

mutu pelayanan keperawatan. Sedangkan supervisi yang dilakukan

58
oleh supervisor rumah sakit dilakukan setiap hari. Petunjuk

pelaksanaan supervisi dan format supervisi sudah ada. Supervisi

dilakukan sesuai kebijakan dan kebutuhan supervisor.

f. Discharge Planning

Alur discharge planning sudah dilakukan di Ruang Sakura dan

terdapat format yang memuat resume pasien pulang yang di dalamnya

yaitu mulai dari pasien datang ke ruangan sampai pasien akan di

pulangkan. Pada fase awal telah di lakukan orientasi terkait di Ruang

Sakura antara lain seperti, fasilitas, kondisi klinis pasien, perawat jaga,

serta dokter yang merawat. Pada fase pertengahan telah dilakukan

diskusi antara tim kolaborasi terkait kebutuhan pelayanan sehari hari

seperti diet dan teraphy yang di dapatkan oleh pasien. Pada fase akhir

perawat melakukan penjelasan tentang perawatan di rumah,obat yang

di minum dan penjelasan jadwal dan tempat control.

g. Dokumentasi Keperawatan

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa sistem pendokumentasian di

Ruang Sakura menggunakan SOAP. Contoh pendokumentasian

59
II.2.7 M4 (MONEY)

1. Struktur Organisasi

Staf yang menangani keuangan Rumah Sakit Anwar Medika ada 18

orang. Pendidikan terakhir yang ditempuh antara lain :

a. S1 Akuntansi : 2 orang

b. S1 Ekonomi Manajemen : 2 orang

c. D3 Keuangan : 1 orang

d. D3 Akuntansi : 1 orang

e. D3 Manajemen Akuntansi Rumah Sakit : 1 orang

f. D3 Keperawatan : 2 orang

g. D1 Manajemen Magistra : 7

h. SMA : 2 orang

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR
UMUM

KABAG
KEUANGAN

KA SUB BAGIAN KA SUB BAGIAN


PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN DAN
PAJAK VERIFIKASI

KASIR RAWAT INAP KASIR RAWAT STAF VERIFIKATOR


JALAN

60
2. Cara Pembayaran

Pembayaran di Rumah Sakit Umum Anwar Medika bisa dilakukan

setor tunai,ATM dan asuransi. Rumah Sakit Umum Anwar Medika

menyediakan debit Bank BRI dan BNI yang bisa digunakan untuk

pembayaran.

3. Sumber Pendapatan

Sumber biaya Rumah Sakit Umum Anwar Medika berasal dari

Yayasan Rumah Sakit Anwar Medika. Sumber pendapatan RSU Anwar

Medika berasal dari pasien mayoritas menggunakan asuransi BPJS (70%),

pasien menggunakan asuransi besar (10%), sisanya pasien yang menggunakan

asuransi perusahaan lainnya dan umum (20%).

Prosentase Pembiayaan Pasien

Umum
20%

Asuransi
10%

BPJS
70%

Pembiayaan pasien yang berasal dari asuransi sebagian besar diperoleh dari:

1. PT. Java pasific

2. PT. putra mandiri intipack

3. PT. aluvindo

4. Bpjs kesehatan

5. Asuransi relief

6. PT. pria

61
7. PT. Indobatt

8. PT. KMI

9. PT. KBM

10. PT. Surabaya Mekabox

11. PT. Asahimas

12. PT. PAL &YayasanKeluarga

13. PT. Bromo Panuluh

14. PT. The Univenus

15. PT. Wahana Lentera Raya

16. PT. Hexamitra

17. PT. Timur Megah Steel &Forgindo

18. PT. Budi Starch & Sweetener

19. PT. Graha Pena

20. PT. Sumber Plastik

21. PT. KurniaInti Pratama

22. PT. Satriagraha Sempurna

23. PT. Sabda Alam

24. PT. Setialim Gunung Sari

25. PT. Panjimas Textile

26. Kopkar Karya Mandiri

27. PT. Lar Kencana

28. PT. Massindo Solaris Nusantara

29. PO. Sumber Kencono

30. PT. ICCI/ PT. Omta Indonesia

31. PT. Seger Agro Nusantara

62
32. PT. Surya Manunggal Semesta

33. PT. Dharma Satya Nusantara

34. PT. Dinasti Jaya Mandiri

35. Dll

Pendapatan rumah sakit bukan hanya dari asuransi dan kerjasama

dengan PT, tetapi dari institusi baik dari Stikes Anwar Medika, Apotik Anwar

Medika dan asrama.

Kerjasama dengan pihak Asuransi

1) BPJS Ketenagakerjaan

2) BPJS kesehatan

3) Asuransi Aviva ( Astra Aviva Life )

4) Asuransi ABDA

5) Asuransi inhealth indemnity mandiri

6) Asuransi Jasaraharja

7) Asuransi CAR

8) Asuransi Bni Life

9) Asuransi umum Mega / Mega health

10) Asuransi Adira

11) Asuransi Equity

12) Asuransi Tugu Mandiri

13) Asuransi Allianz

14) Asuransi ACA

15) Asuransi Lippo General

16) Asuransi Manulife

17) Asuransi Reliance

63
18) Asuransi AIA

19) Asuransi ASTRA

20) Asuransi MNC Life (Pon Pacific)

21) Asuransi AXA

22) Asuransi Murana Bintang

23) Asuransi Wana Artha Life

24) Asuransi Sinarmas MSIG

25) Asuransi Great Eastern

26) Asuransi Generasi Indonesia

27) Asuransi Sinar Mas

28) Asuransi HaKM

29) Asuransi Prudential

30) Asuransi ACE Jaya Proteksi

4. Tarif Perawatan di Rumah Sakit Umum Anwar Medika

Ruang Sakura di Rumah Sakit Umum Anwar Medika mempunyai 2

tipe kelas yaitu Kelas 1 dan VIP. Kelas 1 terdiri dari 4 ruang dan VIP terdiri

dari 8 ruang.

a. Tarif Pelayanan di Ruang Sakura

Tarif perincian pelayanan di Ruang Sakura Rumah Sakit Umum

Anwar Medika sebagai berikut:

64
Tabel Tarif Perincian Pelayanan di Ruang Sakura Rumah Sakit

Umum Anwar Medika Krian, Kab.Sidoarjo

No Jenis Pelayanan Kelas I KelasVIP


1 Sewa kamar per hari 275.000 400.000
2 Visite Dr.Spesialis 85.000 90.000
3 Visite Dr.Umum 45.000 50.000
4 Tindakan Keperawatan 70.000 70.000

Catatan:

1) Tarif Pelayanan Ruang Dahlia adalah tarif sewa kamar dan perawatan

ruang dahlia

2) Biaya sewa kamar tidak diberlakukan selama pasien dirawat di ICU

3) Apabila setelah keluar ICU pasien menginginkan kelas lebih tinggi,

maka tarif ICU yang berlaku mengikuti kelas terakhir yang

diinginkan oleh pasien.

4) Pasien menambah biaya kamar jika pasien membutuhkan kamar

selama pasien di rawat di ICU.

b. Tarif Tindakan Keperawatan

Tarif Tindakan Keperawatan di Ruang Sakura Rumah Sakit

Umum Anwar Medika sebagai berikut:

65
Tabel Tarif Tindakan Keperawatan di Ruang Sakura Rumah

Sakit Umum Anwar Medika Krian, Kab.Mojokerto

No Jenis Tindakan Tarif


1 Pasang infus 21.000
2 Lepas pasang infus 27.000
3 Pasang kateter 53.000
4 Lepas kateter 21.000
5 Rawat luka kecil 27.000
6 Rawat luka sedang 44.000
7 Rawat luka besar 53.000
8 Pasang ngt 130.000
9 Lepas ngt 21.000
10 Rawat luka gangren 96.000
11 Rawat luka bakar 260.000
12 Pasang mayo 44.000
13 Aff drain 18.000
14 Nebulizer 96.000
15 Diet sonde per kali 12.000
16 Aff tampon 27.000
17 Rawat jenazah 44.000
18 Resusitasi 96.000
19 Sewa syringe pump 72.000

c. Tarif Paket Operasi

Tarif rincian penggunaan kamar operasi dan peralatannya

Rumah Sakit Anwar Medika sebagai berikut:

Tabel Tarif penggunaan kamar operasi dan peralatannya

N
Jenis Operasi KelasI VIP
o
1 Trepanasi 12.700.000 13.200.000
2 Dekompresi Syaraf 12.700.000 13.200.000
perifer
3 Pemasangan traksi 7.500.000 8.000.000
cervical
4 Kranioplasty 12.700.000 13.200.000
5 Apendisitis 4.900.000 5.400.000
6 Kolostomi 6.200.000 6.700.000
7 Hidrokel 4.900.000 5.400.000

66
8 Close Fraktur Distal 6.200.000 6.700.000
Tibia
9 Close FrakturHumerus 8.150.000 8.650.000
10 Fraktur Patela 7.500.000 8.000.000

d. Tarif Umum dan BPJS

Tarif Umum dan BPJS di Rumah Sakit Umum Anwar Medika

Krian Kab.Sidoarjo

Tabel Perincian Tarif Umum dan BPJS di Rumah Sakit Umum

Anwar Medika Krian, Kab. Sidoarjo

Karcis pendaftaran loket 61500


Biaya adminitrasi rawat jalan spesialis 7.000
Administrasi KK4 20.000
Administrasi resum medik 20.000
Administrasi visum 20.000
Administrasi resum medik jasa raharja 25.000
Surat keterangan sehat 20.000
Biaya administrasi pasien rawat inap (umum dan 100.000
BPJS)

5. Kendala dan Hambatan

Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa tidak ada hambatan

dan kendala di Rumah Sakit Umum Anwar Medika karena sistem pemberian

gaji pokok perawat didapat dari yayasan rumah sakit dan diberikan secara

tepat waktu, THR diberikan 2 minggu sebelum hari raya, dan tunjangan

setahun sekali.

6. Sistem Informasi

Untuk sistem informasi apabila pasien ingin mengetahui

biaya perawatan di ruangan sakura maka pasien dapat dengan

mudah mengetahui informasi biaya tersebut kebagian administrasi

ruangan. Pihak administrasi akan memberikan infornasi mengenai

67
rincian biaya perawatan melalui biling pasien tersebut secara cepat.

Pasien tidak bisa mengakses biling untuk mengetahui biaya

perawatan karena biling tersebut hanya bisa diakses oleh perawat

dan kasir rawat inap.

II.2.8 M5 (MARKET)

1. Struktur tim marketing RSU Anwar Medika

KA Tim

Marketing

Staf

Marketin

Marketi Marketi Admin Digital

ng ng Marketi Marketi
KA tim marketing :

Staf Marketing :

2. Target Marketing
a. Target peningkatan jumlah kunjungan pasien (RI dan RJ)
b. Kerjasama klinis (ex : dengan lab luar)
c. Kerjasama manajemen (BPJS kesehatan, BPJS ketenagakerjaan,
Inhealth, JR, dan asuransi komersial)
d. Kerjasama dengan instansi pendidikan
3. Cara Pemasaran
Metode marketing yang digunakan rumah sakit adalah metode online dan
offline, dimana offline bisa terpenuhi dengan getok tular antar masyarakat, dan
metode online bisa diakses dari :
a. Terdapat brosur dan spanduk diseluruh area rumah sakit
b. RSU Anwar Medika memiliki call center sendiri yang bisa diakses 24
jam, yaitu dengan menghubungi nomor 08113437449

68
c. Hallo IGD 24 jam
d. Web resmi : https://rsanwarmedika.com/ . Didalam web ini tersedia
jadwal pelayanan, jadwal dokter yang bertugas, serta terdapat laman
untuk melakukan pendaftararan.
e. Media sosial lain seperti :instagram, facebook, youtube, tiktok
f. Selain itu RSU Anwar Medika memiliki 3 layanan unggulan yang
dapat menarik minat masyarakat, yaitu :
1) TAC (trauma Accident Center) : tempat stabilisasi
penanganan pertama korban kecelakaan
2) TC ( Trauma Center BPJS ketenagakerjaan)
3) SIS ( Saline Infusion Sonohysterography) : metode
pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kelainan pada rahim
dan saluran tuba. (sumber Web RSU Anwar Medika)
4. Program Rutin RSU Anwar Medika
a. Sunatan masal CSR
b. Maintenance rekanan (baik internal maupun eksternal)
c. Pengelolaan dan pembaharuan informasi di sosial media yang dimiliki
d. Menyediakan layanan MCU (Medical Check Up)
e. Rutin membuka vaksinasi gratis bagi warga berdomisili sidoarjo dimasa
pandemi
f. Adanya pelatihan yang bekerja sama dengan kepolisian. Seperti yang telah
dilaksanakan pada Maret 2021 tentang penanganan kegawatdaruratan
5. Indikator Mutu
1) Indikator mutu rumah sakit
Indikator peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa
askep, antara lain :
a. Kejadian dekubitus
b. Kejadian pasien jatuh
c. Kejadian phlebitis
d. Kejadian petugas tertusuk jarum
e. Kejadian reaksi transfusi
f. Kejadian ISK
g. Kejadian ILO
h. Kelengkapan form serah terima pasien dari IGD
69
i. Pemberian edukasi bahaya merokok
j. Penggunaan ACE inhibitor
k. Penggunaan Aspilet pada IMA
l. Penggunaan Kortikosteroid pada asma
m. Rawat bersama px stroke dengan rehab medik
2) Indikator ruang sakura
a. Angka kejadian flebitis
b. Angka kejadian ILO
c. Angka kejadian resiko jatuh
d. Dekubitus
e. Reaksi transfusi
f. Jumlah operasi bersih
Dari wawancara didapatkan hasil bahwa angka kejadian pada indikator
adalah 0, artinya tidak terdapat adanya angka kejadian pada indikator ruang
menunjukkan sudah optimalnya pelayanan yang dilakukan oleh perawat di
Ruang Sakura
6. Data Kepuasan pelanggan
Berdasarkan data di ruang sakura terakhir, dari kuesioner yang disebar
ke 10 responden didapatkan hasil tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
yang diberikan oleh perawat diruang sakura sebanyak 9 orang (90%) merasa
cukup puas, dan 1 orang (10%) merasa puas.

Kepuasan Pasien
Cukup Puas Puas

10%

90%

70
II.3 Anilisa Swot

No Ratin
Analisa SWOT Bobot BxR Hasil
. g
1 M1 (Man)
Internal Factor
STRENGTH
1. Pegawai Ruang Sakura 0,75 4 3 S-W =
menerapkan 5S dan juga 8,85 – 2 = 6,85
sangat disiplin dengan waktu
2. Adanya pembagian kerja dan
juga penanggung jawab shift. 0.60 3 1,8
3. Perawat Ruang Sakura
mayoritas sudah mengikuti 0.60 3 1,8
pelatihan BTCLS
4. Adanya CI di Ruang sakura 0.75 3 2,25

TOTAL 2,7 8,85


WEAKNESS
1. Ketenagakerjaan perawat 0.25 4 1
yang ada di ruang sakura
rata-rata (90%) lulusan D3
keperawatan.
2. Menurut standart Depkes 0,25 4 1
kebutuhan perawat di ruang
sakura belum memenuhi
dengan jumlah pasien yang
ada di setiap harinya.
TOTAL 0,50 2
Internal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pendidikan 0,50 4 2
dan pelatihan bagi perawat. O–T=
2. Adanya penyuluhan di setiap 0.30 4 1,2 4,7 – 1 = 3,7
bulannya yang membuat

71
promosi rumah sakit semakin
baik
3. Semua pasien yang berada di
ruang sakura mempunyai 0.50 3 1.5
ketergantungan minimal
TOTAL 1,3 4,7
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi 0.50 2 1
dari masyarakat tentang
pelayanan kesehatan
TOTAL 0.50 1

2. M2 (Sarana & Prasarana)


Internal Factor
STRENGTH
1. Ruangan saura dikhususkan 0.50 3 1,5 S–W=
untuk penanganan kasus 17,75 – 6,5 =
interna 11,25
2. Diruangan terdapat 1,00 4 4
administrasi penunjang, buku
injeksi, protap SOP dan 3
SAK.
3. Kapasitas tempat tidur sesuai 0.75 4 3
dengan standar akreditasi
2016
4. fasilitas di ruangan sakura 0.75 4 2,25
memenuhi standar akreditasi
Depkes RI tahun 2016
5. Sistem program tertata rapi. 0,75 3 4
6. Terdapat Nurse Station. 1,00 4 4
TOTAL 4,75 17,75
WEAKNESS
1. Rumah Sakit Umum Anwar 0.50 3 1,5
Medika terakreditasi C.
2. Tidak terdapat ruang
tindakan khusus di ruang 0.50 2 1

72
sakura
3. Ruang kamar mandi/WC
untuk ruang rawat inap kelas 1,00 4 4
I dan II sudah terpenuhi
TOTAL 2,00 6,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan kepala 0.75 3 2,25 O–T=
ruangan untuk memenuhi 5,5 – 5,25 =
sarana dan prasarana sesuai 0,25
standar yang telah
ditentukan.
2. Adanya antusias perawat di 0.75 4 3
ruang sakura untuk
menambah pengetahuan dan
wawasan dengan cara
mengikuti seminar dan
pelatihan.
TOTAL 1,5 5,5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari masyarakat untuk ruang 0.75 4 3
rawat inap yang memadai.
2. Persaingan tinggi antar
rumah sakit dengan 0.75 3 2,25
mengedepankan sarana dan
prasarana yang lebih bermutu
dan berkualitas.

TOTAL 1,5 5,25 S

3. M3 (Methode)
PENERAPAN MODEL MAKP
Internal factor
STRENGTH
a. Ruang anggrek RSU Anwar S–W=
Medika sudah memiliki visi, 0,75 3 2,25 7,5 – 1,5 = 6

73
misi dan motto dalam
melaksanakan kegiatan
pelayanan.
b. ruang Aggrek di dapatkan 0,75 3 2,25
bahwa jenis model asuhan
keperawatan (MAKP) yang
digunakan adalah MAKP
Tim
c. dari hasil observasi dan
wawancara di ruang sakura 0.75 4 3
memfokuskan pada kerja
perawat lebih produktif
melalui kerja sama dari
berkomunikasi dalam
kelompok
TOTAL 2,25 7,5
WEAKNESS
a. Dari hasil observasi yang
dilakukan diruang sakura di 0,50 3 1,5
dapatkan bahwa dalam
metode tim yang digunakan
tidak sesuai dengan tugas
yang sudah ditetapkan
masing-masing perawat
TOTAL 0,50 1,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY O–T=
1. Kepercayaan dari masyarakat 0,50 3 1,5 3,30 – 3,25 =
yang cukup baik. 0,05
2. Adanya kebijakan pemerintah 0,75 3 2,25
tentang profesionalisme.
TOTAL 1,25 3,30
TREATHENED
1. Adanya persaingan dengan
rumah sakit swasta dan klinik 0,50 2 1
swasta yang semakin banyak

74
atau meluas di daerah sidoarjo.
2. Semakin kritisnya masyarakat 0,75 3 2,25
sehingga menyebabkan
tuntutan masyarakat tinggi
akan pelayanan kesehatan
yang optimal.

TOTAL 1,25 3,25


TIMBANG TERIMA
Internal faktor
STRENGTH
1. Timbang terima pergantian 0,75 4 3 S–W=
shift rutin dilakukan mulai 6,4 – 0,75 =
dari ruang nurse station. 5,65
2. Penyampaian timbang terima 0,75 4 3
sesuai dengan alur timbang
terima sesuai dengan SOP
yang meliputi nama pasien,
ruang, diagnosa medis, terapi
injeksi dan oral, rencana
tindakan keperawatan dan
implementasi keperawatan.
3. Pada saat pembacaan
timbang terima 2,75 4 0.4
menggunakan status pasien
dan buku timbang terima.
4. Timbang terima dilakukan
menggunakan bed side hand
over
TOTAL 3,80 6,4
WEAKNESS 0,25 3 0,75
a. Dari hasil observasi di ruang
sakura bahwa dalam
melakukan timbang terima
parawat tidak menjelaskan

75
perkembangan kondisi pasien
saat ini
b.
TOTAL 0,25 0,75
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kemungkinan untuk 0,75 3 2,25 O–T=
memperbarui system timbang 4,50 – 3,75 =
terima yang lebih baik dengan 0,75
evaluasi secara
berkesinambungan
2. Terjalin komunikasi yang baik 0,75 3 2,25
antar perawat di ruang rawat
inap melati
TOTAL 1,5 4,50
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,75 3 2,25
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran 0,50 3 1,5
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
sebagai pembuat asuhan
keperawatan
TOTAL 1,5 3,75
RONDE KEPERAWATAN
Internal Faktor
STRENGTH
1. Ronde keperawatan jarang 0,75 3 2,25 S–W=
dilakukan di ruangan sakura 3,75-1,5= 2,25
karena melihat situasi dan
kondisi pasien yang ada
diruangan tidak pernah dirawat
lama
2. Sudah terbentuk tim dalam 0,50 3 1,5

76
pelaksanaan ronde
keperawatan
TOTAL 1,25 3,75
WEAKNESS 0,50 3 1,5
a. Dari hasil wawancara dan
observasi dilakukan di ruang
sakura bahwa ronde
keperawatan yang diterapkan
tidak terdapat di SOP
TOTAL 0,50 1,5
OPPORTUNITY
1. Dengan adanya ronde 0,75 3 2,25 O–T=
keperawatan masalah pasien 1,5 – 2,25 =
menjadi cepat tertangani. -0,75

TOTAL 0,75 2,25


THREATHENED
1. Adanya pemikiran yang lebih 0,50 2 1
kritis dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih optimal

TOTAL 0,50 1
SENTRALISASI OBAT
Internal Faktor
STRENGTH
1. Semua perawat memiliki
pengetahuan yang baik 0,75 3 2,25 S–W=
mengenai sentralisasi obat. 9,75 – 0 = 9,75
2. Di ruang sakura terdapat
tempat penyimpanan obat 0,75 3 2,25
(loker obat)
3. Adanya buku injeksi dan
lembar observasi obat di 0,75 4 3
ruang rawat inap sakura
4. Sebelum obat diberikan
kepada pasien, obat di oplos 0,75 3 2,25

77
di ruangan perawat dan
kemudian dijelaskan pada
pasien terlebih dahulu
sebelum diberikan

TOTAL 3 9,75
WEAKNESS 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik 0,75 3 O–T=
antara perawat 3-2,25=0,75
TOTAL 0,75 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien 0,75 3 2,25
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
TOTAL 0,75 2,25
SUPERVISI
Internal Faktor
STRENGTH
1. RSAM adalah rumah sakit 0,50 3 1,5
yang terakreditasi oleh
Depkes
2. Supervisi keperawatan sudah S–W=
di lakukan di ruang melati 0.50 3 1.5 6,75 – 4,5=
oleh kepala ruangan kepada 3,75
perawat pelaksana .
3. Kepala ruangan mendukung
kegiatan supervisi demi 0.75 3 2,25
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
4. Adanya format baku dalam 0,75 3 1.5
pelaksanaan
TOTAL 2,25 6,75
WEAKNESS
1. Belum terealisasinya program 0,50 3 1.5
yang terjadwal tentang supervisi
78
dari kepala ruangan kepada
perawat
2. Kurangnya program pelatihan 0,50 2 1
dan sosialisasi tentang supervisi
(baru dilakukan 1 kali)
3. Belum adanya dokumentasi 0,25 2 0.5
supervisi yang jelas
4. Perawat mengatakan supervisi 0,50 3 1,5
dilakukan secara insidental
TOTAL 1,25 4,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY O–T=
1. Adanya mahasiswa S1 0,75 4 3 5,25– 3 = 2,25
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan
2. Adanya teguran dari kepala 0.75 3 2,25
ruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas
dengan baik
TOTAL 1 5,25
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai 0.75 2 1,5
konsumen untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu
2. Persaingan antar RS akan 0,75
kualitas pelayanan 2 1,5
keperawatan
TOTAL 3
DISCHARGE PLANNING
Internal faktor
STRENGTH
1. Discharge planning sudah 0.50 3 1.5 S–W=
dilakukan ke semua pasien. 6 – 1 =5
2. Tersedia format discharge 0.50 3 1.5
planning.

79
3. Format discharge planning 0.50 3 1,5
sudah diisi sesuai standart.
4. Perawat tidak mengalami
kesulitan selama memberikan 0.50 3 1.5
penjelasakan tentang
pendidikan kesehatan dan
bahasa yang digunakan mudah
dimengerti oleh pasien.
TOTAL 1.8 6
WEAKNESS
1. Leaflet yang tersedia belum
mencakup kasus semua pasien 0.50 2 1
(leaflet yang tersedia terkait
tentang gizi)
TOTAL 0.50 1
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik 0.50 3 1.5 O–T=
antara pasien dan keluarga 3–3= 0
dengan perawat ruangan.
2. Adanya kemauan dari pasien 0,50 3 1,5
dan keluarga untuk
memperoleh pendidikam
kesehatan.
TOTAL 1 3

TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari 0.50 3 1,5
masyarakat untuk memeroleh
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Makin tinggi kesadaran 0,50 3 1,5
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
TOTAL 1 3
DOKUMENTASI

80
KEPERAWATAN
Internal Faktor

STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan S–W=
prasarana administrasi yang 0.50 3 1,5 14 – 0 = 11
menunjang
2. Sudah ada sistem
pendokumentasian yakni SOR 0.75 4 3
3. Dalam pengisian pengkajian,
diagnosa keperawatan, 0.75 3 2,25
intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan sudah
terisi semua
4. Semua perawat memiliki
pengetahuan yang baik tentang 0.75 3 2,25
pendokumentasian
5. Semua perawat menyatakan
format yang ada sangat 0,50 4 2
membantu dalam melakukan
dokumentasi keperawatan
6. Evaluasi yang digunakan
terstruktur 0.50 3 1.5
7. Beberapa perawat melaksanakan
pendokumentasian saat setelah 0.50 3 1,5
melakukan tindakan
TOTAL 4,25 14
WEAKNESS 0 0 0
TOTAL 0 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan 0.30 2 0.6 O–P=
tentang pendokumentasian 2.4 – 2.1 = 0.3
keperawatan.
2. Peluang perawat untuk 0.30 3 0.9

81
meningkatkan pendidikan.
TOTAL 0.80 2.4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan tanggung 0.30 2 0.6
jawab dan tanggung gugat
dari masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat.
2. Akreditasi Rumah sakit 0.50 3 1.5
tentang sistem dokumentasi.
TOTAL 0.80 2.1
4. M4 (MONEY)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Sebagian besar pembiayaan 0,75 3 2,25 S–W=
pasien berasal dari BPJS 2,25 – 1,5 =
maupun asuransi yang 0,75
bekerja sama dengan pihak
RSU Anwar medika,dan
sebagian kecil yang
menggunakan biaya sendiri
(umum) biaya perawatan
yang berlaku saat ini sesuai
kelas perawatan di ruang
sakura kelas 1 dan kelas 2
TOTAL 0,75 2,25
WEAKNESS
Untuk pasien BPJS akan di 0.50 3 1,5
klaim kan 3 Bulan sekali,
dimana harus dengan
ketentuan dan syarat yang
ada
TOTAL 0.50 1,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan 0,75 3 2.25 O–T=
beberapa asuransi perusahaan 5,25 – 2 = 3,25
merupakan tambahan pendapat

82
Rumah Sakit.
2. Kerjasama dengan institusi
dalam menyediakan lahan untuk 0.75 4 3
praktik klinik
TOTAL 1,5 5,25
TREATHENED
1. Persaingan dan berkembangnya
Rumah Sakit swasta yang di 0.50 2 1
miliki pembiayaan relatif
terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat serta sarana dan
prasarana yang lebih memadai.
2. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan 0,50 2 1
pelayanan yang profesional dan
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan
TOTAL 1 2

5. M5 (MARKET)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Pasien merasa puas dengan 0.75 3 2,25 S–W=
pelayanan di ruang Sakura RSU 15– 0 = 15
Anwar medika 95%
2. Pemasaran melalui media cetak, 0.75 3 2.25
online, dan media elektronik
3. Adanya variasi karakteristik dari
pasien (BPJS, Umum dan 0.75 3 2,25
Asuransi Swasta)
4. Sebagai tempat praktik
mahasiswa keperawatan D3 Kep 0.75 3 2,25
maupun S1 Keperawatan.
5. Perawat yang berada di ruang
sakura melakukan semua 0,75 4 3

83
tindakan dengan SOP yang
sudah ada
6. 6 sasaran pasien safety 0,75 4 3
dilakukan sesui prosedur.
TOTAL 15
WEAKNES 0 0
TOTAL 0 0
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Mahasiwa S1 Keperawatan
praktik manajemen 0.75 3 2,25 O–T=
2. Adanya kerjasama dengan 6,75 – 3,25 =
perguruan tingi 0.75 3 2,25 3,5
3. Adanya kerjasama dengan
asuransi dan perusahaan 0.75 3 2,25

TOTAL 2,25 6,75


TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar 0.50 2 1
masyarakat yang harus
dipenuhi.
2. Persaingan antar RS setempat 0.75 3 2,25
dalam memberikan pelayanan
keperawatan.

TOTAL 1,25 3,25

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

84
85
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, D. (2018). Buku Ajar Manajemen Keperawatan Untuk Mahasiswa dan Praktisi.

Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Irawati, D. (2007). Manajemen konflik sebagai upaya meningkatkan kinerja team

work dalam organisasi. Segmen Jurnal Managemen Bisnis, 15-27.

Wartini. (2007). Strategi Manajemen Konflik sebagai Upaya Meningkatkan

Kinerja. Jurnal Manajemen dan Organisasi .

Winardi. (2004). Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan

Pengembangan). Jakarta: Mandar Maju

86

Anda mungkin juga menyukai