MANAJEMEN KEPERAWATAN
ANALISIS SWOT RSUD SIDOARJO
MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Manajemen
Keperawatan yang berjudul Analisis Swot RSUD Sidoarjo dengan tepat waktu
tanpa halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan.Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan
mahasiswa maupun tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Analisis Swot
RSUD Sidoarjo. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. M. Sajidin, S.Kp., M.Kes Selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI.
2. Ana Zakiyah.M.Kep Selaku Kepala Prodi Ilmu Keperawatan.
3. Dwi Basuki, S.Kep,Ns.,M.KesSelaku Dosen Mata KuliahKeperawatan
Manajemen yang telah membimbing penulis.
4. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta
kelurga yang telah mendukung, mendorong memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga Makalahini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah SWT
senantiasameridhoisegalausahakita, Amin.
Mojokerto, 26 Maret 2019
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusasn Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
2.1 Pengertian Analisis SWOT.......................................................................3
2.2 Faktor-faktor Analisis SWOT...................................................................5
2.3 Kegunaan Analisis SWOT........................................................................7
2.4 Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths
dalam Analisis SWOT.........................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................11
3.1 Visi, Misi, Tujuan dan Motto..................................................................11
3.1.1 Visi RSUD Sidoarjo.........................................................................11
3.1.2 Misi RSUD Sidoarjo........................................................................11
3.1.3 Nilai..................................................................................................11
3.1.4 Tujuan..............................................................................................11
3.1.5 Motto RSUD Sidoarjo......................................................................12
3.2 Pengumpulan Data Tenaga dan pasien (M1/MAN)................................12
3.2.1 Bagan Struktur Organisasi Rsud Sidoarjo.......................................13
3.2.2 Struktur Manajemen Askep Professional Ruang Inap Tulip...........14
3.2.3 Struktur Organisasi Ruang Tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo..............15
3.2.4 Tenaga Medis Ruang Tulip RSUD Sidoarjo....................................26
3.2.5 Pelatihan tenaga keperawatan..........................................................29
3.2.6 Status kepegawaian tenaga keperawatan.........................................29
3.2.7 Tenaga Medis di Ruang Tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo...................30
3.3 (M2-Material) Sarana dan Prasarana......................................................32
3.3.1 Lokasi dan Denah Ruangan.............................................................32
3.3.2 Lingkungan Kerja............................................................................33
3.3.3 Pembagian Ruang Tulip Lt 3...........................................................33
ii
3.3.4 Sarana Dan Prasarana Ruang Tulip RSUD Sidoarjo.......................34
3.3.5 Tabel 3.12 Fasilitas Dikamar Pasien (1 Ruangan)...........................37
3.4 Metode (M3/METHODE).......................................................................44
3.5 Pembiayaan (M4-Money)........................................................................55
3.5.1 Struktur organisasi yang ada di dalam bagian keuangan RSUD
Sidoarjo sebagai berikut :...............................................................................55
3.5.2 Hasil pembiayaan yang di gunakan pasien pada bulan April – Juni
2016 55
3.5.3 Cara pembayaran pasien..................................................................57
3.5.4 Alur pembayaran pasien...................................................................58
3.5.5 Sumber Pendapatan Rumah Sakit RSUD Sidoarjo..........................58
3.5.6 Program kerja untuk keuangan RSUD Sidoarjo sebagai berikut :...59
3.6 M-5 Marketing (M5/MARKET)............................................................61
3.6.1 Sumber Daya Manusia.....................................................................61
3.6.2 Target/sasaran jangkauan wilayah pemasaran RSUD Sidoarjo.......61
3.6.3 Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Keperawatan...........61
3.6.4 Gambaran BOR di ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo pada tanggal
18 – 20 juli 2016............................................................................................62
3.6.5 Daftar Asuransi yang Bekerjasama dengan RSUD Kabupaten
Sidoarjo 64
3.6.6 Tipe RSUD Sidoarjo........................................................................65
3.6.7 Sistem Promosi RSUD Kabupaten Sidoarjo....................................65
3.6.8 Akreditasi dari RSUD Kabupaten Sidoarjo.....................................65
3.6.9 Mutu Pelayanan Keperawatan.........................................................66
3.6.10 Program Rutin RSUD Sidoarjo........................................................67
3.6.11 Sistem informasi RSUD Sidoarjo....................................................67
3.7 Analisa Swot............................................................................................67
BAB IV PENUTUP………………………………………………………...…...75
4.1 Kesimpulan………………………………………….…………………….75
4.2 Saran………………………………………………………………………75
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...76
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah lembaga
pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga ekonomi,
masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-
perubahan baru. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan untuk memastikan
bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya.
Di dalam makalah ini akan dikupas beberapa hal mengenai SWOT antara lain:
pengertian SWOT, faktor-faktor SWOT, kegunaan SWOT, hubungan SWOT, dan contoh
aplikasi SWOT.
1
I.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian SWOT secara umum dan mampu menjelaskannya.
2. Mengetahui faktor-faktor dalam Analisis SWOT.
3. Mengetahui kegunaan Analisis SWOT.
4. Mampu menjelaskan hubungan antara Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats dalam analisis SWOT.
5. Mampu menyebutkan contoh aplikasi analisis SWOT.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang melakukan
penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa perusahaan yang
bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih ke belakang analisa ini
telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan
di Harvard Business School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat
beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta
belum bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin
bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
3
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi
dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian
tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan
memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah
permasalahan.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan
sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-
masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
4
langkah-langkah pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi
kelemahan atau ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya
adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang
diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan
mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya,
maka alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan
dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan
kata lain, sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda
dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
5
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga
tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas
tinggi merupakan hal yang sangat penting.Mengenali kekuatan dan terus melakukan
refleksi adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga
pendidikan.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting
adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa
meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut
menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau
kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya
antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan
lain-lain
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi
oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang,
sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output
lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut
misalnya:
a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
6
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran
serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan
hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan
lembaga pendidikan ke depan.
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan
merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang
sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
d. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah
penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga
pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru
yang menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
7
Jika analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan
strategi yang efektif akan membuahkan hasil yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik
SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan
strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO (memperbaiki
kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan
menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
8
distinctive competence hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi
apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah
kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada
institusi lain juga terdapat kekuatan yang memiliki core competence yang sama, maka
kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi tersebut
dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena ada
kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga
sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk
diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis
internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking
berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam
target dan strategi institusi.Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya
juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya
besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari.Ancaman juga bisa dilihat dari
tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya
(probability of occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai
berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya
tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa
planning yang harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan
kemungkinan terjadinya kecil
9
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang
tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat
dari keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan
major threats yang kecil.
b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats
pada saat yang sama.
c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan low threat.
d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling
utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama
sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
1
2
III.1.3 Nilai
1. Profesional
2. Integritas
3. Etika
III.1.4 Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan prima, bermutu dan profesional.
2. Tersedianya sarana dan prasarana serta tenaga yang profesional dalam bidang
pelayanan keperawatan.
3. Terwujudnya alat-alat kesehatan sesuai dengan standar peralatan perawatan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk menurunkan angka kematian di Instalasi
Rawat Inap.
11
III.1.5 Motto RSUD Sidoarjo
Kesembuhan pasien adalah kebahagiaan kami.
pasien
IGD IRJ
MRS
1. pelayanan
Instalasi Rawat Inap keperawatan
2. terapi medis
3. keperawatan
KRS
4. penunnjang medis
Instalasi
pemulasaran
jenazah
12
III.2.1 Bagan Struktur Organisasi Rsud Sidoarjo
WADIR PELAYANAN
dr. Syamsu Rahmadi Sp.S
Inap
13
III.2.2 Struktur Manajemen Askep Professional Ruang Inap Tulip
KATIM
TULIP
LANTAI 3
Anggota
Pasien Kamar :
A–H
S–Z 39 Px
Gambar 2.2 : Struktur Manajemen Askep Professional Ruang Inap Tulip lantai 3
14
III.2.3 Struktur Organisasi Ruang Tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo
1. Tingkat pendidikan
Diagram 2.1 Tingkat pendidikan Tenaga Kerja Ruang Tulip lantai 3
RSUD Sidoarjo
15
asuhan yang akan diselenggarakan
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan
- Memberikan pengarahan dan bimbingan pada
Adiministrasi,Katim dan perawat pelaksana
- Mengkoordinasi semua kegiatan pelayanan
- Mengelompokkan pasien sesuai kebutuhan
- Mengumpulkan data indikator mutu pelayanan
- Orientasi tenaga baru dan bimbingan keperawatan tentang
pelayanan keperawatan
- Membuat daftar dinas dan pembagian tugas perawat
c. Melaksanakan Evaluasi
- Melakukan supervisi dan penilaian kinerja perawat
- Monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan
- Memantau kelengkapan dokumentasi rekam medic
Uraian Tugas Menjalankan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan seluruh
kegiatan pelayanan rawat inap
16
Tabel 3.2 Uraian Tugas Koordinator Diklit Instalasi Ruang Tulip
Nama Jabatan Koordinator Pendidikan dan Latihan instalasi rawat inap
17
2. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan bimbingan dan
pendampingan mahasiswa keperawatan di IRNA
Koordinasi Kepala Instalansi, Kepala perawat Instalansi, Bagian diklit dan SDM
18
2. Membantu mengatasi permasalahan kerusakan sarana dan prasarana
di IRNA
Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala instalasi dalam hal:
Jawab
1. Kebenaran dan ketepatan dalam membuat pelaporan inventarisasi
2. Kebenaran dan ketepatan dalam penanganan dalam permasalahan
kerusakan sarana dan prasarana di irna
3. Kebenaran dan ketepatan penempatan alat di irna
Koordin 1. Kepala Instalasi
asi 2. Kepala perawat instalasi
3. Bagian IPS dan ATEM
19
5. Melaporkan hasil evaluasi Indikator Mutu Unit ke Tim Mutu
Rumah Sakit setiap tgl 10 bulan berikutnya
Tugas utama Mengendalikan kegiatan Mutu Unit
20
2. Pendidikan S1 Ekonomi, SKM, SMA
3. Sehat jasmani dan Rohani
Bawahan
Tugas Khusus Melakukan perincian pasien pulang dan melakukan verifikasi di IRNA
21
f. Uraian Tugas Ketua Tim Keperawatan
22
Tugas Tambahan Sebagai Instruktur klinik di Ruang rawat inap
23
Koordinasi 1. 1.Kepala Instalasi
2. 2.Kepala Perawat Instalasi
3. 3.Bagian Farmasi
4. Bagian RTP
5. Bagian IPS
6. Irna dan Irja
7. 7. Kamar Jenazah
Nama Terlampir
24
pengganti secara lisan maupun tertulis,pada saat
penggantian dinas
7. Melaksanakan tugas pagi,sore,malam dan libur secara
bergilir sesuai jadwal dinas
8. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
9. Melakukan entry data riil time,mendokumentasikan
asuhan keperawatan, mengisi kode diangnosa medis
10. Mendukung terlaksananya program pasien safety (cek tgl
ganti infus dan chateter serta chek gelang pasien)
Tugas Utama Membantu Ka Tim dalam melakukan kegiatan asuhan /
pelayanan dan tindakan keperawatan di ruang rawat inap
meningkatkan mutu pelayanan Keperawatan
25
3. 3.Ka.Tim
26
2. Pelatihan BLS tahun
3. Pelatihan ECG tahun 2010
4. Pelatihan CI tahun 2013
5. Pelatihan HIV tahun 2010
6. Pelatihan Dalin tahun 2008
7. Pelatihan CI tahun
8. Pelatihan Emergency tahun 2006
9. Pelatihan Perawat Luka Terkini tahun 2008
27
2. Pelatihan BLS tahun 2010
12. 1. Pelatihan BLS tahun 2014
2. Pelatihan BCLS tahun 2015
IlmaSari, S.Kep.NS
3. Pelatihan ECG tahun
4. Pelatihan Custcare tahun 2012
13. Ainurrosida, Amd.Kep 1. Pelatihan BLS tahun 2014
14. Hadi, Amd.Kep 1. Pelatihan BLS tahun
15. Lukman, S.Kep.Ns 1. Pelatihan BLS tahun 2014
28
PELATIHAN
3% 2% 2%
3% PPGD BLS
2% 8%
BCLS BTLS
6%
ECG CI
3% 23%
3% HIV ICU
2%
CUST SCARE PX SAFETY
9%
DALIN MENEJEMENT
5% ACLS Perawatan Luka Terkini
16%
11%
3% K3RS Emergency
29
9. Dodik Amd.Kep D3 Kep BLUD
10. Selvia Nila K, Amd.Kep 10128901122 D3 Kep BLUD
Diagram 2.3 status kepegawaian tenaga keperawatan ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo
STATUS KEPEGAWAIAN
15%
PNS
BLUD
85%
30
h. Bedah Plastik :1
i. Rehab medik :3
j. Bedah Internist :8
k. Paru :3
l. Cardiology :2
m. Obgyn : 10
n. Neurology :2
o. Bedah mulut :1
Tabel 3.9 Mahasiswa praktik di ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo bertanggal 18 juli
2016
3.2.1 Data sepuluh besar penyakit ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo tahun 2016
Tabel 3.10 data sepuluh besar penyakit ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo
NO DIAGNOSIS ∑ PROSENTASE
3. Dyspepsia 61 4,41%
31
4. Non-insulin-dependen diabetes 47 3,40%
mellitus without complications
LOST DAY
32
Jumlah hari kerja efektif
Kebutuhan tenaga keperawatan di ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo dari hasil
pengkajian sebagai berikut :
Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat di ruang tulip lantai 3
RSUD Sidoarjo tanggal 18-22 juli 2016
Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat di ruang tulip lantai 3 RSUD Sid
berdasarkan Depkes 2008.
33
ari
18 18 X 2 = 3 X 3.08 4 X 4.15 = 1 X 6.16 = 67.9 (68) 9.71 (10) 2.64(3) 3.25(3) 16
36 = 9.2 16.6 6.16
JUMLAH 48.71
Jumlah rata-rata kebutuhan perawat
9.7 (10)
34
III.3 (M2-Material) Sarana dan Prasarana
Rumah sakit RSUD Sidoarjo terletak di Jl. Mojopahit 667 Sidoarjo.Rsud sidoarjo ini
sudah Terakreditasi B pendidikan.Di RSUD Sidoarjo terdapat sarana dan prasarana yang
cukup memadai. Di sebelah Timur Terdapat Lahan Parkir Sepeda Motor dan Parkir Mobil,
Sebelah Selatan terdapat Lahan Parkir Direksi Dan Kantin, Sebelah Barat terdapat Masjid,
Sebelah Utara terdapat ATM Center, Mini Market, Bank dan kantin. Di bagian tengah
terdapat taman dan gazebo untuk ruang tunggu. Memiliki fasilitas USG 4D,CT Scan,
Rontgen,Haemodialisa, Laboratorium,Radiologi, Farmasi, Bank Darah, Ambulance dan
merupakan rumah sakit rujukan
Dari pintu masuk Rumah Sakit, Gedung Tulip Lantai 3 terletakdisebelah Utara
berbatasan dengan Ruang Diklit dan PA, sebelah timur berbatasan dengan ruang Bank darah,
keuangan, pemasaran dan trauma center, sebelah Barat berbatasan dengan Taman masjid ,
sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Taman Tunggu.Mawar Kuning Atas untuk
pasien dengan kasus bedah dengan kapasitas 78 Tempat Tidur. Ruang Tulip secara fisik
terdiri atas 2 yaitu tulip lantai 2 dan 3 yang terdiri dari Ruang Rawat Inap, Ruang
Administrasi, Ruang Perawat, Ruang Tindakan,Ruang Observasi, Ruang Obat, Toilet,
Washtafel, Pantry, ruang ganti, Spoel Hoek, PKRS, PANEL,dan Toilet.
32
Gambar 2.1 : Denah Ruang Tulip Lantai RSUD Sidoarjo
Alat medis di rawat inap Tulip pada tahun 2015 mengalami penambahan guna
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Rincian alat medis yang ada di rawat inap Tulip
dapat dilihat di tabel berikut ini
Tabel 3.11 Rincian Alat Medis yang Ada di Rawat Inap Tulip RSUD Sidoarjo
Standart depkes tentang ketersediaan alat untuk 78 pasien di Ruang Tulip Lantai 3.
1 Nebulaizer 11 11 0 0 -
2 Senter 4 4 0 0 4 5/ruangan
3 Tromol Besar 1 1 0 0 -
4 Tromol Kecil 1 1 0 0 -
34
6 Bak Injeksi Sedang 2 0 0 2 - 5/ruanagn
9 Resusitasi Dewasa 3 3 0 0 -
10 Resusitasi Anak 1 1 0 0 -
12 Stetoskop 10 7 0 3 - 5/ruanagn
17 Tabung O2 3 3 0 0 -
18 Dorongan O2 8 3 -
19 Comb 1 1 0 0 -
21 Gunting Necrotomi 17 17 0 0 -
22 Pinset Anatomi 4 2 0 0 -
35
23 Pinset Cerughi 1 0 0 0 -
24 Tong Spatel 36 36 0 0 -
25 Bengkok 8 8 0 0 - 5/ruangan
26 Suction 3 3 0 0 -
27 Termometer 10 10 0 0 - 13/ruangan
28 Dreesing Card 5 5 0 0 -
30 Klem 6 5 0 0 -
31 Gunting Aj 18 18 0 0 -
33 Manset 2 2 0 0 - 2/ruangan
35 Box Chemo 1 1 0 0 -
36 Irigator 2 2 0 0 - 5/ruangan
37 Blass Spoling 1 1 0 0 -
38 GDA Stik 3 2 0 1 -
39 Funanduskop 1 1 0 0 -
40 Urinal 59 54 0 5 50 3/ruangan
41 Stik Pan 52 42 0 10 50
42 WWZ 2 2 0 0 -
43 Hb Meter 4 4 0 0 -
36
44 Gunting Gips 1 2 0 0 -
45 Hammer 3 3 0 0 -
47 Kasur Angin 6 6 0 0 -
1 Bed 3 Baik
3 TV 1 Baik
4 AC 1 Baik
7 Keset 1 Baik
37
9 Cermin 1 Baik
11 Lemari 3 Baik
Tabel 3.13 Peralatan Mebelair di Ruang Rawat Inap Tulip RSUD Sidoarjo
38
12 Laken set 177 Baik
18 Dispenser 1 Baik
20 Kulkas 3 Baik
26 Odner 15 Baik
39
27 Kursi merah 19 Baik
29 Computer 6 Baik
a. Ruang tunggu terletak di sebelah timur dan barat ruang perawat terdapat fasilitas
televisi yang hanya berfungsi untuk hiburan saja, terdapat juga wastafel untuk cuci
tangan. Ruang tunggu pasien nyaman untuk keluarga pasien.
40
kamar mandi yang ada di kamar pasien.Tetapi setiap pagi helper menyiapkan air
panas dengan timba ke setiap ruangan dan membaginya dengan ember.
d. Ambulance
Di Rumah Sakit RSUD SIDOARJO terdapat 7 unit ambulance jenazah dan 5
unit ambulance rescue, 6 ambulance jenazah dalam kondisi baik 1 rusak dan 4
ambulance rescue dalam kondisi baik 1 rusak.
e. Pengawasan Peralatan
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Ruangan Ruang Tulip RSUD Sidoarjo,
tidak ada jadwal khusus terhadap pengawasan peralatan di Ruang Tulip, namun 2
minggu sekali / 1bulan sekali dilakukan service.jika di ruangan terdapat peralatan
yang rusak, maka perawat langsung menghubungi IPS.
f. Administrasi Penunjang
1) Buku Tekanan Darah
2) Buku Suhu dan Nadi
3) Buku Serah Terima Darah
4) Buku Ekspedisi Pengiriman Pasien
5) Buku Visite Dokter
6) Buku Operan
7) Buku Pengambilan Obat
8) Buku Espedisi Alat-alat Rusak
9) Buku Serah Terima Hsil Laboratorium
10) Buku Serah Terima Linen
11) Buku Laboratorium
12) Buku Pengembalian Foto Thorax ke Radiologi
13) Buku pengambilan linen bersih.
14) Buku Supervisi Perawat
15) Buku Expedisi Penyerahan Jenazah
16) Buku Rontgen
17) Buku Timbang Terima
18) Buku Status Pasien dan Rawat Tinggal
19) Buku Standart Operasional Prosedur
41
a) Memenuhi Kebutuhan Oksigen
b) Memenuhi Kebutuhan Nutrisi, Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
c) Memenuhi kebutuhan eliminasi
d) Memenuhi Kebutuhan Keamanan
e) Memenuhi Kebutuhan Kebersihan dan Kenyamanan Fisik
f) Memenuhi Kebutuhan Istirahat dan Tidur
g) Memenuhi Kebutuhan Grak dan Kegiatan Jasmani
h) Memenuhi kebutuhan Spiritual
i) Memenuhi kebutuhan emosional
j) Memenuhi kebutuhan komunikasi
k) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
l) Memenuhi Kebutuhan Pengobatan dan Membantu Proses Penyembuhan
m) Memenuhi Kebutuhan Penyuluhan
n) Memenuhi kebutuhan regabilitasi
42
g. Alur Permintaan Alat untuk Ruang Tulip RSUD Sidoarjo
UNIT
ULP
GUDANG BARANG
UNIT
ULP
UNIT
43
III.4 Metode (M3/METHODE)
Penerapan pemberian model asuhan keperawatan (MAKP).Berdasarkan hasil
pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto di
ruang Tulip Lt 3 didapatkan bahwa MAKP yang dipakai di Ruang Tulip Lt 3 adalah MAKP
tim, dimana model asuhan keperawatan ini 1 tim perawat diberikan wewenang merawat
beberapa kasus dan tiap perawat dalam tim melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
keahlianya. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat Tulip Lt 3 didapatkan bahwa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan ketua tim dibantu oleh kepala jaga dan perawat
pelaksana dimana perawat pelaksana bertanggung jawab terhadap kepala jaga dan kepala jaga
bertanggung jawab pada ketua tim. Kemudian kepala melaporkan hasil kepada ketua tim.
a) Timbang Terima
Dari hasil kuisioner persepsi perawat tentang pelaksanaantimbang terima yang
dibagikan kepada perawat di Ruang Tulip Lt 3 pada tanggal 20 - 21 Juli 2016, adalah
sebagai berikut:
100%
90%
Diagram 2.4 Kuisoner Timbang Terima Ruang Tulip Lt 3 RSUD
80%
70% SIDOARJO
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sangat ser- Sering Jarang Tidak
ing pernah
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa 49% perawat di Ruang Tulip Lt 3
sangat sering melakukan timbang terima.
Dari hasil observasi setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas serta
didampingi katim. Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift di ruang Nurse Station
setelah itu perawat yang bertugas berkeliling ke kamar pasien untuk melihat kondisi pasien
44
secara langsung, serta menginformasikan pergantian perawat yang bertugas kepada pasien.
Timbang terima yang isinya informasi tentang identitas pasien, nomor bed pasien, diagnosa
medis, keadaan umum atau keluhan utama, data objektif, data subjektif, masalah
keperawatan, intervensi baik mandiri maupun kolaborasi dan catatan serta terapi dan
intervensi yang belum dan sudah dilakukan. Pelaksanaan timbang terima ini dilakukan oleh
seluruh perawat kepada perawat yang bertugas berikutnya. Pelaksanaan timbang terima
terdokumentasikan di buku timbang terima yang sudah disediakan oleh ruangan. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada saat timbang terima, didapatkan bahwa timbang terima
diruang Tulip lebih fokus pada masalah diagnose medis dan kegiatan timbang terima
dilakukan pada tiap pergantian shift.
Timbang Terima
3
2
Timbang Terima
0
baik cukup kurang
Grafik diatas adalah hasil observasi timbang terima dari 3 sift (pagi-siang-pagi)
dengan kriteria penilaian:
b) Supervisi keperawatan
45
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Keperawatan pada tanggal 21
Juli 2016 didapatkan bahwa di tulip supervisi terjadwal 1 bulan sekali tetapi waktu
pelaksanaan tidak terjadwal. Supervisi dilaksanakan bersama dengan dokter spesialis, gizi,
kepala ruangan dan perawat ruangan saat melakukan supervisi. Namun saat ada kesalahan
prosedur dalam penanganan pasien, kepala ruangan akan mengarahkan secara langsung guna
peningkatan kualitas perawat. Bahwa
Dari hasil kuisioner persepsi perawat tentangsupervisi yang dibagikan kepada perawat
di Ruang Tulip Lt 3 pada tanggal 20 - 21 Juli 2016, adalah sebagai berikut :
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa 67% di Ruang Tulip Lt 3 sering
dilakukan kegiatan supervisi.
Alur Supervisi
Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Menilai kinerja 46
Perawat
PP PP
Supervisi
PA A
Kualitas Pelayanan
Meningkat
Keterangan :
Keperawatan supervisi
c) Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala bagian keperawatan Ruang Tulip
Lt. 3 pada tanggal 20 Juli 2016 di Tulip Lt. 3, ronde keperawatan dilakukan jika didapatkan
penyakit yang tidak sembuh-sembuh dan kondisi ini dijadikan sebagai bahan studi kasus.
Ronde keperawatan di Ruang Tulip tidak dilakukan karena tidak ada pasien yang
dirawat melebihi 6 minggu atau perawatan pasien kronis. Rondekeperawatan dilakukan jika
ada mahasiswa menejemen
47
Alur Ronde Keperawatan :
PP
Tahap Pra
Ronde
Penetapan Klien
Persiapan Klien :
- Informed Consent
- Hasil Pengkajian/
Validasi data
- Apa diagnosa keperawatan
- Apa data pendukung
- Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan
Tahap - Apa hambatan yang
pelaksanaan ditemukan
di Nurse Penyajian
Station Masalah
Validasi Data
Diskusi PP1-PP2,
Karu, Konselor
Lanjutan diskusi di
nurse station
Tahap Pasca
Ronde
Kesimpulan dan
rekomendasi
solusi masalah
48
d) Dokumentasi
Dari hasil kuisioner persepsi perawat tentang dokumentasi
keperawatan yang dibagikan kepada perawat di Ruang Tulip Lt. 3 pada
tanggal 20-21 Juli 2016, adalah sebagai berikut :
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sangat Ser- Sering Jarang Tidak
ing Pernah
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa dari 50% kegiatan
dokumentasi keperawatan di Ruang Tulip Lt. 3 sering dilakukan.
0
pengkajian diagnosa perencanaan implementasi evaluasi
50
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sangat Sering Sering Jarang Tidak Pernah
Diagram 2.6 Kuisoner Sentralisasi Obat Ruang Tulip Lt. 3 RSUD SIDOARJO
Dari diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa 49% perawat di Ruang Tulip Lt.
3 sangat sering melakukan kegiatan sentralisasi obat.
Dari hasil observasi Sentralisasi obat di Ruang Tulip sudah dilakukan dengan baik.
Baik obat oral maupun obat injeksi telah dilakukan sistem sentralisasi dengan program yang
disebut menggunakan ODD (one day dose). Alur sentralisasi obat adalah obat diresepkan
oleh Dokter kemudian diserahkan oleh keluarga untuk mengambil resep ke farmasi 7 yang
berada dilantai 1 . Setelah itu berdasarkan resep obat diserahkan ke Nurse Station kepada
perawat yang bertugas di ruang Tulip. Dalam kemasan perdosis pemberian dengan tanda
bukti lembar serah terima obat serta ada Informed Concent tentang sentralisasi obat dari
Nurse Stationke pasien, yang berisikan bahwa pasien/ keluarga pasien telah menyatakan
setuju dilakukan sentralisasi obat. Terdapat format pencatatan jenis obat dan jadwal
pemberiannya ke pasien, sehingga obat apa saja yang sesudah diberikan dapat
terdokumentasikan. Jumlah obat oral dan injeksi yang diserahkan adalah dosis obat untuk 2
atau 3 kali pemberian dalam waktu 24 jam berdasarkan kebutuhan pasien.Didapatkan data
dengan angket serta wawancara bahwa Ruang Tulip memisahkan kepemilikan antar obat
pasien, memberi etiket dan alamat pada obat pasien, serta perawat mengetahui jenis obat high
alert, warna label, penempatan dan penyimpanannya.
51
Alur Sentralisasi Obat
Dokter
Resep
BPJS Umum
Perawat
Perawat
Pasien
Cholecting
oleh
farmasi
Farmasi
Perawat
Perawat
f) Discharge Planning
Dari hasil kuisioner persepsi perawat tentang discharge planning yang
dibagikan kepada perawat di Ruang Tulip Lt. 3 pada tanggal 20-21 Juli 2016,
adalah sebagai berikut :
52
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0% 0% 0% 0% 0% 0%
Sangat Ser- Sering Jarang Tidak
ing Pernah
53
oleh pasien. lalu bila dokter dan tim medis menyarankan pasien untuk
menjalankan perawatan dirumah sakit maka tim medis ruangan memesankan
kamar untuk pasien tersebut dengan meminta persetujuan dari keluargalalu
pasien tersebut dikirim ke ruangan sesuai dengan kamar ruangan yang telah
dipesan.
Dari unit rawat jalan & poli, sesuai dengan advice dokter jika pasien
perlu dirawat dirumah sakit maka pihak dari poli akan memesan kamar yang ada
diruangan tetapi terlebih dahulu meminta persetujuan dari pasien jika tidak mau
maka akan mendatangi surat persetujuan tidak mau atau rumah sakit tidak
menangung akibat yang diderita pasien . dari hasil observasi yang kami lakukan
berikut alur masuk pasien baik asuransi / penjamin maupun umum ( Rawat
jalan).
pasien
IGD IRJ
MRS
1.pelayanan
Instalasi Rawat Jalan 2.terapi medis
3.diagnosa medis
4.keperawatan
5.penunnjang medis
6.gizi
KRS
7.Renab medik
Instalasi
pemulasaran
jenazah
54
III.5 Pembiayaan (M4-Money)
III.5.1 Struktur organisasi yang ada di dalam bagian keuangan RSUD Sidoarjo
sebagai berikut :
1. Dra Noer Rochmawati, M. SI, AK jabatan sebagai wakil direktur umum
dan keuangan
2. Dra. Ec. Retno Utari, MM jabatan sebagai kepala bagian keuangan.
3. Lucky Budi Setiawan, SE jabatan sebagai kasssubag pendapatan
4. I’ien widjajanti, SE jabatan sebagai kassubag anggaran dan belanja
Jenis Prosentase
No April Mei Juni Jumlah
Pembiayaan
3 Tc.Jamsostek 3 7 20 30 1,3%
4 KSO 5 5 2 12 0,5%
5 JasaRaharja 1 14 12 27 1,2%
Sedangkan untuk sumber daya manusia dibagi administrasi ruang tulip lantai 3 terdiri dari :
NO Nama Pendidikan Jabatan
1 Yanies Rismaya Jayanti SKM Administrasi
2 Dwi Angraini SMA Administrasi
III.5.2 Hasil pembiayaan yang di gunakan pasien pada bulan April – Juni 2016
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari senin 18 juli 2016, sebagian
besar biaya pasien dari BPJS PBI dan Non PBI, KSO dan biaya sendiri (umum). Dari hasil
grafik dapat di simpulkan bahwa BPJS merupakan pembiayaan yang paling sering di
gunakan sejumlah 683 pada bulan Mei dan yang paling sedikit di gunakan oleh pasien dalam
55
pembiayaan rawat inap adalah jasa raharja yaitu 1. Jadi selama 3 bulan terahir dari bulan
April - Juni 2016 BPJS tetap paling banyak di gunakan yaitu 1922. Untuk sumber keuangan
RSUD Kabupaten Sidoarjo berasal dari BLUD. Untuk audit internal RSUD Sidoarjo adalah
independen yang apabila laporan keuangan tersebut sudah selesai maka akan dilakukan
pemeriksaan setiap 1 tahun sekali.
Umum
15%
Diagram 2.7 Pembiayaan yang di gunakan pasien pada bulan April - Juni 2016
BPJS
82%
56
Tabel 3.15Tarif Biaya Visite/Konsul Dokter Ruang Tulip Lantai 3
N
Uraian Biaya
o.
1
Visite dokter spesialis Rp. 50.000,00
.
2
Visite dokter umum Rp. 30.000,00
.
3
Konsul ahli gizi Rp. 10.000,00
.
4
Visite apoteker Rp. 15.000,00
.
57
3. Kelompok 3 Rp. 8.800.000,00
Untuk pasien BPJS kelas 1 di ruang tulip lantai 3 bebas dari biaya dan pasien BPJS
kelas 2 ada pembayaran tambahan.Sedangkan untuk pasien umum dilakukan pembayaran
pada saat pasien pulang.Apabila ada pasien umum yang membutuhkan perawatan lama dan
tidak tentu waktunya, maka keluarga pasien diperbolehkan menitipkan uang untuk biaya
perawatan sejumlah uang yang dimiliki keluarga untuk dititipkan kepada kasir, tetapi uang
yang dititipkan tersebut belum tentu jumlahnya sesuai dengan jumlah biaya perawatan selama
dirumah sakit.Kemudian untuk pasien yang sudah diperbolehkan pulang tetap tidak
mempunyai biaya, maka tidak diperbolehkan pulang dahulu sampai biaya perawatan
terlunasi.Apabila pasien ingin mengetahui biaya perawatan diruangan tulip lantai 3 maka
pasien dapat dengan mudah mengetahui informasi biaya tersebut kebagian administrasi.
Pihak administrasi akan memberikan informasi mengenai rincian biaya perawatan melalui
billing pasien tersebut secara cepat.
2. Hibah
3. Diklat
4. Kantin
5. Mini market
6. Farmasi
7. Mahasiswa praktek :
Institusi
1. Fakultas Kedokteran Unair 16. Universitas PDRI AdiBuana Surabaya
RSUD dr. Soetomo Surabaya 17. Politeknik Kesehatan Kemenkes
2. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Fakultas Kedokteran 18. Poltekes Kesehatan DepKes Surakarta
3. Fakultas Farmasi Universitas 19. Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi
Surabaya Sekesal Surabaya
4. Fakultas Farmasi 20. Akademi Akupuntur Surabaya
UniversitasWidya Mandala 21. Mataram Stikes
5. Siti Khodijah Akbid 22. Bina Sehat PPNI Akper
6. Stikes Satria Bhakti Nganjuk 23. Bina Sehat PPNI Stikes
7. Stikes Dian HusadaMojokerto 24. Akbid Griya Husada Surabaya
8. Akper Dian Husada 25. D3 Gizi Poltekes Malang
9. ATRO MuhammadiyahMakasar 26. Stikes Bahrul ‘Ulum Laboratorium II
10. ATRO Bali Batu
11. Politeknik Kesehatan Mojopahit 27. Apikes Pena Husada Surabaya
Mojokerto 28. Vincentius A Paulo Stikes D3
12. Stikes Mojopahit Mojokerto Fisioterapi
29. Vincentius A Paulo Stikes S1
59
13. Akper Kosgoro Mojokerto Keperawatan
14. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 30. Akademi Gizi Surabaya
“Artha Bodhi Iswara” (ABI) 31. Akper Kerta Cendekia
15. Stikes Widyagama Husada 32. Stikes Insan Unggul
Malang 33. Stikes Surabaya
34. Mitra Sehat Akbid
3. Pelaporan pelaksanaan tugas bagian anggaran dan belanja, pendapatan, akutansi dan
verifikasi.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh wakil direktur umum dan keuangan
sesuai dengan bidangnya
60
III.6 M-5 Marketing (M5/MARKET)
kepuasan pasien
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
PUAS CUKUP PUAS TIDAK PUAS
61
III.6.4 Gambaran BOR di ruang tulip lantai 3 RSUD Sidoarjo pada
tanggal 18 – 20 juli 2016
1 Tulip A 0 0 0 0 0
2 Tulip B 0 0 0 0 0
3 Tulip C 3 2 1 3 2
4 Tulip D 2 3 3 2 1
5 Tulip E 2 3 2 1 3
6 Tulip F 3 3 3 2 3
7 Tulip G 2 2 3 0 2
8 Tulip H 2 3 3 2 1
9 Tulip I 0 0 0 0 0
10 Tulip J 0 0 1 1 1
11 Tulip K 0 0 0 0 0
12 Tulip L 0 0 0 0 0
13 Tulip M 0 0 0 0 0
14 Tulip N 0 0 0 0 0
15 Tulip O 0 0 0 0 0
16 Tulip P 0 0 0 0 0
17 Tulip Q 0 0 0 0 0
62
18 Tulip R 0 0 0 0 0
19 Tulip S 2 2 3 1 0
20 Tulip T 1 2 1 1 1
21 Tulip U 1 3 2 2 3
22 Tulip V 2 0 0 2 2
23 Tulip W 3 3 2 2 3
24 Tulip X 2 1 2 2 3
25 Tulip Y 1 2 2 2 2
26 Tulip Z 0 0 0 0 0
TOTAL 26 29 28 23 27
63
2. BOR Tulip Lantai 3 pada tanggal 19 juli 2016
29/39 ×100 =74,4%
3. BOR Tulip Lantai 3 pada tanggal 20 juli 2016
28/39 ×100 =71.8%
4. BOR Tulip Lantai 3 pada tanggal 21 juli 2016
23/39×100 = 59%
5. BOR Tulip Lantai 3 pada tanggal 20 juli 2016
27/39×100 = 69,2%
Rata-rata BOR ruangan Tulip Lantai 3 selama 5 hari yaitu:
66.7%+74.4%+71.8%+59%+69.2%= 341.1% /5 =68,22%
Jadi rata-rata BOR selama 5 hari didapatkan hasil 68.22%.
64
III.6.6 Tipe RSUD Sidoarjo.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo merupakan rumah sakit
tipe Bpendidikan. milik pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo, teknis
fungsional di bawah dinas kesehatan dan teknis Operasional di bawah
Bupati, serta proses pengelolahan keuangan diberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
65
3. Agustus tahun 2004 RSUD Kabupaten Sidoarjo memperoleh akreditasi
penuh untuk 16 standar pelayanan.
4. Tanggal 14 Oktober 2011 RSUD Kabupaten Sidoarjo memperoleh
akreditasi penuh tahap ll untuk 16 standar pelayanan.
5. Tanggal 25 Oktober 2013 RSUD Kabupaten Sidoarjo merupakan
penetapan Rumah Sakit pendidikan berdasarkan Surat Keputusan
Mentri Kesehatan no : HK.02.03/1/1889/2013.
6. Tanggal 3 Desember 2014 komisi Akreditasi Rumah Sakit menyatakan
bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo telah
memenuhi standar akreditasi dan dinyatakan lulus tingkat paripurna.
66
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 s/d 22
juli 2016 didapatkan 61.7% (82 pasien) yang mengalami nyeri dari 133
pasien yang rawat inap di ruang Tulip Lantai 3.
6. ILO (tidak terjadi): Luka bersih, luka bersih terkontaminasi, luka
terkontaminasi.
7. Kejadian kesalahan pemberian obat tidak terjadi, pemberian obat
dilakukan secara benar sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh
dokter.
M1 (ketenagaan)
67
STRENGTH
2 0,1
1. Sebanyak 100 % perawat 0,05 S–W
menyatakan bahwa sruktur organisasi 3,15 – 2 = 1,15
yang ada sesuai dengan kemampuan 3 0,15
perawat. 0,05
0,3 3 1,5
3. Sebanyak 100% perawat
menyatakan kepala ruangan sudah
optimal dalam melaksanakan tugas- 0,5 2 0,2
tugasnya.
0,5
WEAKNESS 3 0,75
1. Jumlah perawat masih belum
sebanding dengan jumlah pasien.
68
berlatar belakang D III, dan belum ada 0,25
perawat yang berpendidikan S2.
3 0,75
0,5
0,22
0,18
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari
masayarakat yang lebih profesional.
69
pentingnya kesehatan.
STRENGTH
0 4 1.6
Rumah sakit RSUD Sidoarjo letaknya .2
strategis karena terletak pada poros utuma
surabaya malang. Rumah sakit RSUD
Sidoarjo terletak di Jl. Mojopahit 667
Sidoarjo. Rsud sidoarjo ini sudah
Terakreditasi B pendidikan. Di RSUD
Sidoarjo terdapat sarana dan prasarana yang
cukup memadai. Memiliki fasilitas USG,
4D, CT Scan, Rontgen, Haemodialisa,
Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Bank
Darah, Ambulance dan merupakan rumah
sakit rujukan
70
tidur pasien. 3 0.6 4.4 – 1.8 =
Berdasarkan hasil observasi tanggal 18 Juli 2.6
0
2016 sudah adanya administrasi penunjang
.2
seperti buku timbang terima, buku TTV,
buku SOP, adanya HE dll.
4 1.6
Di Ruang Tulip RSUD sidoarjo sudah
menggunakan sistem komputerisasi dalam
hal penerimaan pasien baru, pasien keluar, 0
pembiayaan rumah sakit dan dokumentasi. .4
WEAKNESS 3 0.6
pasien .2
71
Eksternal Faktor ( EFAS )
OPPORTUNITY
0
,4
72
3 0.6
2 0.8
2 0.8
0
.2
0
.4
0
.4
73
BAB IV
PENUTUP
IV.1Kesimpulan
RSB RSUD Sidoarjo tahun 2016-2021 memuat visi, misi, strategi, nilai
dasar, arah kebijakan, operasional, program dan kegiatan BLUD yang disususn
Hal ini merupakan tantangan bagi kita bahwa kedepannya masing-masing unit
Kabupaten Sidoarjo baik bagi penggunana dan pegawai rumah sakit. Hal ini
pendapatan rumah sakit. Semakin meningkat kinerja rumah sakit maka akan
kesehatan yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang besar pada
IV.2Saran
Penulis sadar dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan sangat dibutuhkan bagi
penulis.
74
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/standar-peralatan-keperawatan-dan-kebidanan-
menurut-depkes)
http://subliyanto.wordpress.com/2012/12/13/analisis-swot/
http://afhie-cirebon.blogspot.com/2012/ 12/penerapan-analisis-swot-pada-
lembaga.html
http://saidsite.blogspot.com/2011/05/ analisa-swot.html
75