Anda di halaman 1dari 36

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

DOSEN : Prof. Dr. dr. Starry Rampengan, MARS, SpJP(K)


Dr. dr. Wulan P.J. Kaunang, GradDip, M.Kes
dr. Grace E.C. Korompis, MHSM, DrPH

ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN

“PENYUSUNAN BUSINESS PLAN”

DISUSUN OLEH :

MALFIN RUMERUNG

222021110043

PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah dan tetap memberikan

kesehatan dan kemampuan bagi penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan

dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dengan judul “Penyusunan Business Plan”

yang dipelajari pada semester 1 ini khususnya di Pascasarjana Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, baik itu bantuan berupa materi maupun dorongan spiritual. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah

membantu dalam penyusunan makalah ini dalam aspek apapun.

Kiranya penulisan ini dapat bermanfaat dan berkenan di hati Dosen Pengajar

dan teman-teman sekalian. Saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

sangat diharapkan demi kemajuan penulisan selanjutnya.

Manado, Agustus

2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Business Plan Rumah Sakit............................................................3
2.2 Manfaat Penyusunan Business Plan.............................................................4
2.3 Tujuan Perencanaan Bisnis...........................................................................5
2.4 Tahapan Penyusunan Business Plan.............................................................7
2.5 Sistematika Penyusunan Business Plan Rumah Sakit..................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................................30
3.2 Saran.............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidang pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit mengalami persaingan

bisnis yang semakin tinggi. Business Plan atau Rencana Bisnis sangat diperlukan

agar rumah sakit mampu tetap stabil, tetap bertahan, dan mampu berjalan dengan

baik. Perencanaan bisnis dibuat setelah rumah sakit membuat studi kelayakan dan

menghasilkan kesimpulan bahwa rumah sakit layak untuk dijalankan. Melalui

rencana bisnis yang matang rumah sakit dapat menetapkan tujuan utama, skala

prioritas serta target yang ingin dicapai (Munawaroh dkk, 2016).

Rumah sakit harus mampu untuk lebih siap dalam menghadapi tantangan

tersebut dengan menyusun bisnis plan maupun strategi bisnis yang handal serta

tepat pada sasaran sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan pningkatan

reputasi rumah sakit. Manajemen rumah sakit juga dituntut agar mampu menilai

kebutuhan pasar dan tuntutan dalam manajemen pelayanan serta trend dalam

pelayanan rumah sakit masa kini. Agar mampu menghadapi tantangan tersebut

dibutuhkan keahlian untuk menganalisis faktor internal maupun eksternal dari

manajemen rumah sakit. Oleh karena itu business plan rumah sakit sangat

diperlukan untuk mendukung tercapainya tujuan ke depan, baik itu jangka pendek

maupun jangka panjang. (Pusat Diklat Nasional, 2022)

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu Apa yang dimaksud dengan

Business Plan dan Bagaimana Sistematika Penyusunan Business Plan Rumah

Sakit?

1.3 Tujuan

Mengetahui tentang Business Plan dan Sistematika Penyusunan Business Plan

Rumah Sakit.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Business Plan Rumah Sakit

Rencana Bisnis (Business Plan) adalah suatu rancangan strategis bisnis yang

bertujuan untuk memberikan gambaran arah pengembangan bisnis yang dilakukan

oleh stakeholder baik dalam jangka waktu pendek hingga jangka panjang.

Perencanaan Bisnis ini biasanya dibuat untuk cakupan jangka waktu antara tiga

hingga lima tahun ke depan (Firmansyah & Roosmawarni, 2019).

Menurut Sumiarti (2012) Business Plan adalah dokumen tertulis yang disusun

oleh organisasi mapun perusahaan yang mendeskripsikan berbagai unsur-unsur

yang berkaitan, baik internal maupun eksternal perusahaan dalam proses

menjalankan usaha. Isinya dapat berupa perencanaan terpadu, mengenai

pemasaran, manufaktur, permodalan hingga sumber daya manusia.

Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berfungsi

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dituntut

untuk mampu memberikan pelayanan yang berkualitas serta bermutu kepada

masyarakat. Rencana bisnis sangat diperlukan bagi rumah sakit untuk dijadikan

sebagai pedoman pengelolaan kegiatan operasional rumah sakit (Anhar et al,

2016).

Business plan rumah sakit merupakan kajian serta pengembangan lanjutan dari

Studi Kelayakan Rumah Sakit yang telah sebelumnya dibentuk (untuk rumah sakit

baru) maupun berdasarkan Laporan Kinerja Rumah Sakit yang ada disusun pada

rentang waktu tertentu (Smartplus Consulting, 2012).

6
Melalui definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa Rencana Bisnis atau

Business Plan Rumah Sakit adalah pedoman yang digunakan untuk mencapai

tujuan operasional serta keuangan di masa depan agar rumah sakit dapat terus

beroperasi sehingga dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan yang

berkualitas kepada masyarakat.

2.2 Manfaat Penyusunan Business Plan

Rencana bisnis memiliki dua fungsi utama yaitu (Khotimah & Yuhana, 2015):

1. Pedoman dan bahan sosialisasi kepada seluruh karyawan.

2. Merupakan bahan penting bagi investor, apakah usaha layak untuk

mendapat investasi atau tidak.

Selain itu menurut Saleh (2021), ada beberapa manfaat jika membuat perencanaan

bisnis dengan baik :

1. Bisnis memiliki tujuan yang lebih jelas.

Manfaat yang didapatkan ketika adanya perencanaan business plan adalah

perusahaan dapat merancang strategi serta rencana awal bisnis. Rumah sakit

yang baru akan didirikan dan sedang dirintis tentu saja akan sulit berkembang

apabila operasionalnya dijalankan tanpa sebuah perencanaan serta tujuan yang

jelas. Oleh karena itu dengan adanya rencana bisnis, akan membuat tujuan

serta sasaran yang ingin dicapai menjadi lebih jelas dan terarah.

2. Prioritas menjadi lebih jelas.

Melalui penyusunan rencana bisnis, rumah sakit akan mempelajari bagaimana

menentukan prioritas terhadap bisnis yang ingin dibangun. Prioritas dalam hal

ini berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan, manajemen bisnis dan

7
kesehatan keuangan. Penerapan prioritas ini sering dianggap hal yang sepele

namun merupakan sesuatu sangat penting, karena jika perusahaan sudah

mampu menetapkan dan berfokus kepada prioritas yang ingin dicapai sejak

awal maka bisnis yang ada akan lebih cepat berkembang.

3. Meminimalisir terjadinya kegagalan.

Ketika membuat business plan, perusahaan akan tahu apa saja masalah yang

akan dan dihadapi sehingga perusahaan bias mempertimbangkan dampak dari

setiap masalah yang muncul serta mencari jalan keluar dalam menyelesaikan

setiap masalah tersebut. Tentunya hal ini bias meminimalisir resiko gagal

dalam perjalanan bisnis kedepan.

4. Memprediksi masa depan.

Rencana bisnis yang dibuat dengan baik mampu memprediksi masa depan

perusahaan. Tentu saja, ketika membuat rencana bisnis, sebuah perusahaan

menciptakan gambaran jangka pendek, menengah dan panjang perusahaan.

Meskipun ini subjektif, hal itu tidak menghalangi perusahaan untuk dapat

mengeksekusi perkiraan yang ditemukan. Tentu saja, prediksi tersebut harus

didukung oleh studi dan riset yang dapat dimasukkan ke dalam strategi.

5. Mencari sumber dana.

Rencana bisnis yang dibentuk terperinci dapat mencakup informasi mengenai

modal bisnis secara akurat. Hal ini dapat dijadikan sebagai media untuk

menarik penanam modal atau investor yang bersedia mendukung perusahaan

dalam proses pengembangannya.

2.3 Tujuan Perencanaan Bisnis

8
Menurut Sumiarti (2012) tujuan perencanaan bisnis berguna untuk 2 pihak

yaitu pihak internal dan pihak eksternal perusahaan.

1. Untuk kepentingan pihak internal.

Sebagai panduan (road map) bagi pengembangan usaha, dasar menyusun

perencanaan sampai implementasi dan pengukuran kinerja.

2. Untuk kepentingan pihak eksternal.

Untuk kepentingan eksternal seperti pengajuan pinjaman ke pihak kreditor

atau untuk investor. Desain yang informatif serta detail memberikan gambaran

yang jelas tentang perusahaan kepada calon investor. Ini membuat pengaturan

kemitraan lebih tertarik dan lebih mudah tercapainya kerja sama.

Sebuah rencana bisnis memiliki beberapa tujuan utama yang dapat

dimanfaatkan oleh perusahaan di masa mendatang. Berikut adalah beberapa

tujuan adanya rencana bisnis (Investa Financial Advisor, 2020).

a. Mempertajam rencana-rencana yang diantisipasi atau ditetapkan;

b. Mempermudah cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

c. Mengetahui arah serta tujuan perusahaan.

d. Membantu bisnis tetap kreatif dan fokus pada tujuan yang ditetapkan sejak

awal.

e. Alat penggalangan dana yang membantu perusahaan dalam mengelola

keuangan dan berhasil dalam bisnis.

f. Sarana komunikasi yang menarik pihak lain, pemasok, konsumen dan

investor. Ini membantu mereka memahami tujuan dan bagaimana

operasional perusahaan.

9
g. Membuat bisnis yang ada lebih mudah dijalankan dengan mengetahui

langkah-langkah praktis menghadapi persaingan, promosi, dan sebagainya

agar bisnis lebih efektif dan menguntungkan.

h. Memfasilitasi pemantauan dalam operasional perusahaan sehari-hari.

i. Sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan dari pihak ketiga seperti

bank, pemodal, investor dan lain sebgainya.

2.4 Tahapan Penyusunan Business Plan

Tahapan dalam menyusun business plan terbagi atas empat tahapan yang akan

dilaksanakan, dimana keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Ananda &

Tien, 2016) :

1. Menganalisa lingkungan (lingkungan internal dan lingkungan eksternal)

Tujuan dalam analisa ini adalah untuk menelaah aspek-aspek dari kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan usaha. Analisis ini

disebut dengan analisis SWOT.

Menurut Fatimah (2016) analisis SWOT menjadi salah satu analisis yang

banyak digunakan oleh berbagai organisasi. Proses analisis SWOT mengharuskan

adanya survei internal berupa Strength (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan)

suatu organisasi atau kegiatan dalam oganisasi, serta survei eksternal berupa

Oppurtunities (kesempatan/peluang) dan Threats (ancaman).

Analisis SWOT membantu dalam menentukan kekuatan dan kelemahan

organisasi sebelum menetapkan tujuan analisis dan tindakan logis yang akan

dilakukan. Memahami lingkungan eksternal menjadi salah satu keharusan

mengingat lingkungan eksternal memberi dampak yang sangat besar bagi suatu

10
organisasi. Pergantian ke abad kedua puluh satu memberi banyak perubahan baik

dari sisi politik, ekonomi, masyarakat maupun gaya hidup perorangan. Sebaliknya

memahami lingkungan internal juga sangat penting bagi keberlangsungan

organisasi karena dengan memahami “jati diri”, organisasi dapat menentukan hal

apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi lingkungan eskternal. Ketika

kita telah memahami dengan baik dua sisi lingkungan ini, maka dengan mudah

kita dapat menentukan strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan),

oppurtunities (kesempatan/peluang), dan threats (ancaman).

2. Perumusan strategi

Perumusan strategi ini dilakukan untuk membuat rumusan strategi apa saja yang

akan diambil dan hendak dicapai. Pada tahap ini ada tiga level strategi yang akan

diterapkan yaitu level korporasi, level strategi bisnis dan level strategi fungsional.

Perumusan strategi ini disusun secara rinci dan sistematis mulai dari latar

belakang, tujuan, visi dan misi, target usaha, strategi SWOT dan kelayakan usaha.

3. Penerapan strategi

Pada tahapan ini dilaksanakan sesudah perumusan strategi dirumuskan. Dalam

tahapan ini, ada beberapa faktor penentu yang akan dilaksanakan. Faktor tersebut

adalah kekuasaan dan kepemimpinan, standar operasional prosedur, budaya

organisasi, sumber daya manusia dan modal.

4. Pengawasan dan evaluasi bisnis

Tahapan ini dilakukan pengawasan/kontroling dan evaluasi terhadap usaha yang

dijalankan terutama pada bidang financial (keuangan) dan marketing (pemasaran).

Tahapan lain dalam menyusun business plan yang juga perlu dilakukan adalah

berikut :

11
1) Tahapan menemukan ide bisnis

2) Tahapan formulasi konsep bisnis

3) Tahapan studi kelayakan bisnis

4) Tahapan pembuatan business plan

2.5 Sistematika Penyusunan Business Plan Rumah Sakit

Pembuatan rencana bisnis sangat penting dalam penyusunan dokumen rencana

bisnis agar pemodal ataupun pihak lain tertarik untuk melakukan kerja sama. Oleh

karena itu, bentuk atau skema penyusunan rencana bisnis harus menarik, rasional,

sederhana dan mudah dipahami, serta memuat aspek-aspek penting yang relevan

dengan tujuan bisnis yang dijalankan. Sistematika penyusunan business plan

dapat disusun sebagai berikut (Saleh, 2021; Sabarguna, 2011):

1. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Ringkasan eksekutif berisi tentang ringkasan yang menjelaskan isi dari

perencanaan bisnis secara menyeluruh. Ringkasan eksekutif ditulis tidak lebih dari

dua halaman atau hanya satu halaman saja. Walaupun dibuat dalam jumlah

halaman yang sedikit, namun bagian ini harus mampu menjelaskan keseluruhan

dari rencana bisnis yang telah disusun. Ringkasan eksekutif dibuat terakhir setelah

seluruh business plan terbentuk. Ringkasan eksekutif adalah salah satu bagian

utama dan sangat penting karena pada bagian inilah yang dilihat kali pertama oleh

pihak lain ketika membaca business plan.

Penyusunan kalimat yang padat dan singkat bukan suatu pekerjaan yang

mudah. Bahkan sebaliknya merupakan perkerjaan yang sulit. Proses penyusunan

yang perlu memadatkan keseluruhan rencana bisnis dalam satu atau dua halaman

12
saja perlu keahlian dan kecerdikan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan

kemampuan untuk menyusun serta mengedit kalimat agar terciptanya rancangan

eksekutif yang dapat dimengerti oleh stakeholder atau siapapun yang

membacanya.

2. Visi dan Misi

Visi merupakan konsep tentang nilai, maksud dan bentuk organisasi yang ingin

dicapai. Visi adalah apa yang menjadi cita-cita atau dambaan yang ingin dicapai

setelah jangka waktu tertentu. Visi merupakan gambaran pernyataan dari situasi

yang tepat dan handal yang hendak dicapai oleh perusahaan pada masa yang akan

datang. Visi yang baik mempunyai 3 tujuan penting, yaitu 1) tujuan umum atau

kejelasan arah yang ingin dicapai, 2) alat untuk memotivasi anggota organisasi

melakukan tindakan yang benar, dan 3) membantu menyatukan.

Setiap pemangku kepentingan pasti memiliki kepentingan terhadap rumah

sakit, sehingga pengembangan visi terbaik adalah ketika semua pemangku

kepentingan rumah sakit terlibat. Oleh karena itu prinsip share vision maupun

visionary leadership mesti diterapkan agar semua kepentingan dapat digambarkan

walaupun hanya dengan visi kalimat yang pendek.

Misi merupakan pernyataan bagaimana mewujudkan atau mencapai visi

organisasi. Misi berisi penjelasan tentang batasan lingkup usaha yang akan

dilaksanakan oleh perusahaan sekarang dan pada masa mendatang.

Bila visi merupakan keadaan atau tujuan masa depan yang ingin dicapai dalam

kurun waktu tertentu, maka misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk

13
kewajiban, tugas, wewenang dan hak serta strateginya (Setyawan & Supriyanto,

2019) .

3. Latar Belakang Perusahaan (Rumah Sakit)

Latar belakang menjelaskan bagaimana sejarah berdirinya perusahaan yang

didirikan. Sejarah perusahaan yang dimaksud adalah siapa yang yang menjadi

perintis pertama sehingga perusahaan tersebut berdiri hal-hal yang berkaitan

dengan modal awal perusahaan, operasional serta prestasi apa saja yang pernah

diraih oleh perusahaan tersebut. Selain itu latar belakang perusahaan berisi

mengenai lokasi perusahaan, pihak yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap

perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, rencana pengembangan perusahaan,

dan risiko yang dihadapi.

Stakeholder akan sangat tertarik untuk mengetahui keberadaan perusahaan

atau rumah sakit yang dijalankan. Mereka berkepentingan untuk mengetahui serta

mendukung apa yang telah digariskan oleh manajemen rumah sakit. Mengetahui

latar belakang rumah sakit dengan jelas akan menimbulkan rasa memiliki dan

bertanggung jawab terhadap kelangsungan rumah sakit tersebut.

Format penyusunan latar belakang rumah sakit dapat dibuat dalam beberapa poin,

yakni:

a. Sejarah singkat berdirinya rumah sakit, dijelaskan mengenai kapan rumah

sakit didirikan serta latar belakang pendirian rumah sakit.

b. Siapa yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap rumah sakit, bisa

digambarkan sebagai berikut: jika rumah sakit tersebut milik Kabupaten X,

maka yang bertanggung jawab adalah Bupati dan orang orang yang terlibat

14
adalah DPRD, Perangkat Daerah lainnya, serta gambarkan seluruh

stakeholder (pengambil keputusan) yang dimiliki oleh rumah sakit yang

bersangkutan. Sebaliknya, rumah sakit swasta menjelaskan siapa saja

pemangku kepentingan dan siapa yang memprakarsai pendirian rumah sakit

tersebut.

c. Kondisi keuangan. Bisa dijelaskan berapa rupiah total aset rumah sakit

tersebut, siapa investornya, dan apakah rumah sakit tersebut merupakan

rumah sakit PT atau rumah sakit nirlaba.

d. Rencana pengembangan adalah hasil dari rencana bisnis yang dijalankan.

Oleh karena itu, dalam konteks ini, lebih baik menunggu sampai rencana

bisnis ini selesai, terutama pada saat perencanaan pembangunan. Poin ini

berisi data perkembangan bisnis.

e. Risiko apa yang sedang dan akan dihadapi rumah sakit, baik dari sisi finansial,

politik, teknik operasional maupun regulasi serta legitimasi pemerintah

setempat.

f. Lokasi bisnis ada baiknya digambarkan dengan jelas, apakah lokasinya

strategis, bagaimana akses menuju rumah sakit, mudah atau sulit dijangkau

oleh pasien atau masyarakat.

4. Produk Jasa Perusahaan

Produk jasa perusahaan adalah setiap produk jasa yang telah ditawarkan

sampai saat ini. Ruang lingkup produk jasa dalam dokumen business plan lebih

jelas dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Gambaran bisnis perusahaan . Yang terbagi atas :

15
1) Aspek legal, misalnya RS X didirikan berdasarkan SK siapa dan izin

dari siapa.

2) Jenis bisnis, berisi penjelasan rumah sakit yang kita pimpin termasuk

jenis bisnis apa, misalnya RS X bergerak dalam bisnis jasa pelayanan

kesehatan individu.

3) Produk jasa yang ditawarkan, bisa dijelaskan sesuai dengan pelayanan apa

yang kita berikan kepada pelanggan, misalnya: pelayanan Kesehatan Ibu

dan Anak, Penyakit Dalam, Bedah dan sejenisnya.

4) Penjelasan bisnis dan bagaimana peluang serta kaitannya dengan

stakeholder. Yang dimaksud disini adalah bisnis yang dijalankan sekarang

sejauh mana berpeluang untuk berkembang dan bagaimana

kemampuannya dalam bersaing. Serta apa yang diharapkan dari para

stakeholder serta apa kepentingannya stakeholder terlibat dalam bisnis ini.

b. Kekayaan Intelektual

Kekayaan intelektual misalnya rumah sakit memiliki hak paten dalam pelayanan

tertentu, atau suatu jenis inovasi yang hanya ada pada RS tersebut. Hak cipta

tertentu contohnya bentu dan jeis rekam medis atau sistem-sistem tertentu hasil

dari karya RS. Gambarkan semuanya secara jelas dan lengkap.

c. Sasaran Pasar dan Pemasaran

Bagian ini menjelaskan sasaran pasar rumah sakit, misalnya membidik aspek

yang berkaitan dengan pasar Ibu dan Anak, atau kasus kecelakaan atau jika

memang ada sebutkan segmen pasar mana yang anda bidik. Bagaimana hasil riset

pasar anda tuliskan kesimpulannya dan apa yang akan anda lakukan terhadap

hasil riset tersebut. Tuliskan juga bagaimana cara manajemen rumah sakit

16
memasarkan dan mengiklankan produk yang telah dibuat. Misalnya rumah sakit

menawarkan program berupa konsultasi online kepada para pasien melalui iklan-

iklan di media sosial.

d. Akuntansi

Sistem akuntansi apa yang rumah sakit gunakan dan bagaimana IT sistemnya

serta apa manfaatnya bagi rumah sakit tersebut.

e. Dukungan Hukum

Lembaga hukum mana yang bekerjasama dengan rumah sakit sebagai back up

hukum. Bagaimana cara kerjasamanya serta apa keuntungannya.

f. Keamanan

Bagaimana cara manajemen mengatasi serta mengamankan rumah sakitnya.

Apakah menggunakan sistem elektronik atau hanya menggunakan tenaga

pengaman seperti satpam serta cara-cara lain. Keamanan ini juga menyangkut

keamanan gedung d ari kebakaran serta kerusakan. Keamanan dari pencurian dan

pengrusakan. Tindak kekerasan maupun penipuan dari pihak-pihak tertentu.

Gambaran ini sangat penting bagi seluruh stakeholder, karena akan

berpengaruh terhadap strategi yang akan dijalankan oleh manajemen rumah sakit.

Dengan terlihatnya aspek legal, jenis bisnis, produk yang ditawarkan, lokasi bisnis

dan akses pelanggan terhadap lokasi bisnis, akan menimbulkan daya tarik

tersendiri dan para stakeholder akan tertarik untuk turut serta memikirkan dan

memberi bantuan terhadap bisnis rumah sakit yang sedang dan akan

dikembangkan.

17
5. Analisa Pasar dan Pemasaran

Definisi analisa pasar dan pemasaran disini adalah bagaimana mengetahui

keadaan pasar dan aspek-aspek apa saja yang berpengaruh antara bisnis dan

pasar sebagai titik bidik dari bisnis tersebut. Secara garis besar analisa-analisa

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Analisis Penjualan

1) Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan

Yang dianalisa adalah sejauh mana selama ini rumah sakit telah memberikan

pelayanan kepada para pelanggannya atau bagaimana respon pasar terhadap

produk layanan yang telah diberikan rumah sakit.

Untuk memudahkan mengetahui hal tersebut maka diperlukan suatu tabel

sebagai alat bantu yang didalamnya terdiri dari kolom-kolom. Yaitu kolom

untuk penulisan segmen pasar, kolom pemanfaatan produk layanan oleh pasar

yang bisa diwakili oleh data kunjungan, serta data utilisasi rumah sakit

berdasarkan produk layanan yang diberikan. Kolom berisi rata-rata volume

kegiatan dan kolom trend atau kecenderungan.

2) Segmen Pasar Berdasarkan Jenis Pelayanan

Sama halnya dengan analisa segmen pasar berdasarkan kepesertaan, segmen pasar

berdasarkan jenis pelayanan, hanya berbeda pada kolom pertama yang diisi oleh

jenis pelayanan yang selama ini diberikan oleh rumah sakit. Contohnya

pelayanan medis berupa Penyakit Dalam, Syaraf, Bedah, Obstetri, Mata,

Ginekologi, Pelayanan KIA, THT dan sebagainya. Sedangkan pelayanan

penunjang yaitu: pelayanan Famasi, Radiologi, Gizi, Laboratorium Patologi

Anatomi. Laboratorium patologi Klinik, dan sejenisnya.

18
3) Segmen Pasar Berdasarkan Asal Pengunjung

Penjelasan maupun tabelnya sama dengan analisa di atas, hanya saja pada

kolom pertama diisi berdasarkan data asal pengunjung berdasarkan wilayah

kecamatan, atau kota atau provinsi lain. Hal ini bergantung kepada keadaan

rumah sakit bersangkutan.

b. Analisa Potensi Pasar

Pada dasarnya analisa potensi pasar dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

permintaan pasar pada masa mendatang terhadap produk layanan rumah sakit

yang akan datang atau pada tahun-tahun berikutnya.

c. Segment Pemasaran dan Detail

Pada analisis ini berguna untuk mengetahui tren atau kecenderungan pasar dalam

pemanfaatan instalasi rumah sakit. Misalnya Intalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat

Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral dan Instalasi-Instalasi

Penunjang lainnya, bergantung dari kondisi rumah sakit yang bersangkutan.

Selanjutnya dikomparasi dan dianalisis, strategi apa yang perlu dirancang

berdasarkan gambaran data utilisasi instalasi-instalasi tersebut. Misalnya

berdasarkan kolom pertama Instalasi Rawat Jalan kunjungannya sangat tinggi.

Berdasarkan data tersebut kemudian mungkin dirancang ruang tunggu diperluas

dan lain sebagainya, bergantung kepada kemampuan analisa dan keahlian dari

pembuat rencana bisnis ini.

d. Analisis Manfaat

Analisa ini berguna untuk mengetahui mengapa satu segmen pasar tertentu

berminat terhadap produk pelayanan yang telah diberikan oleh rumah sakit

tertentu.

19
Oleh karenanya diperlukan kemampuan justifikasi apa penyebab segmen pasar

menaruh minat yang tinggi terhadap produk pelayanan yang diberikan. Misalnya

segmen pasar individu atau masyarakat umum datang ke rumah sakit karena

pelayanan yang cepat dan tanggap, atau karena peralatannya lengkap, atau karena

keramahan dari para karyawannya.

e. Analisis detail

Analisa detail dilakukan untuk mengetahui secara rinci apa sebenarnya yang

diinginkan oleh pasar dan apa yang mendorong mereka untuk membeli produk

kita serta siapa orang orang yang mendorong agar pelanggan membeli produk

yang kita tawarkan.

Analisa ini sangat berperan besar business plan yang disusun mampu

mengetahui dengan tepat apa keinginan pasar serta siapa yang akan

mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli produk yang kita tawarkan.

Dengan demikian maka kita bisa memberikan ancang-ancang dan rencana yang

strategis kemana promosi akan ditujukan. Sebagai contoh, jika seseorang

memutuskan untuk membeli layanan pengujian laboratorium, selain pasien itu

sendiri, keputusan keluarga pasien sangat berperan besar, begitu pula dengan

dokter yang melakukan pemeriksaan terbukti sangat menentukan. Oleh karena itu,

pasar eksternal ternyata sangat erat kaitannya dengan pasar internal dari rumah

sakit.

f. Analisis Pesaing

Analisa ini sangat penting untuk mengetahui kekuatan pesaing-pesaing kita

disamping untuk mengetahui kekuatan rumah sakit yang kita pimpin. Pertama kita

menentukan siapa pesaing kita. Pesaing adalah perusahaan manapun yang dekat

20
dengan kita, bergerak dalam bisnis yang sama atau memberikan produk layanan

yang sama, sama besarnya atau lebih besar.

g. Komparasi Kekuatan Dan Kelemahan Berkompetisi

Setelah mengetahui siapa saja para pesaing, kemudian dibuat perbandingan antara

pesaing dengan rumah sakit kita dan dibuat komparasi secara rinci sesuai dengan

kebutuhan kita. Melalui analisis ini kita akan mengetahui secara detail apa

kelemahan pesaing dan apa kelemahan kita serta kekuatan pesaing dan apa

kekuatan rumah sakit kita,

6. Analisa Lingkungan

Umumnya analisa yang digunakan dalam Analisa lingkungan adalah Analisis

SWOT. Tetapi bisa saja menggunakan TOWS matrix, GE Matrix, BCG Matrix,

Business Life cycles, Business Positions dan lain sebagainya, bergantung

kepada kebutuhan dan keinginan para manajer penyusun rencana bisnis. Adapun

yang dimaksud dengan lingkungan bisnis rumah sakit terbagi menjadi dua

bagian yaitu.

a. Lingkungan Internal

Lingkungan internal sebaiknya melihat dengan pola pandang atau perspektif The

Balanced scorecard, yang terdiri dari Pembelajaran dan Pengembangan SDM,

Proses Usaha, Aspek Kepuasan Pelanggan dan Aspek Keuangan. Analisa ini akan

menunjukkan sejauh mana kekuatan yang dimiliki oleh rumah sakit dan sejauh

mana kelemahannya.

b. Lingkungan Eksternal

21
Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan dekat dan lingkungan jauh,

bergantung mana yang akan kita pilih. Analisa ini untuk mengetahui seberapa

besar peluang bisnis yang ada dan sejauh mana ancaman yang akan dihadapi.

Penelitian yang dilakukan oleh Nasrulsyah dkk (2020) menjelaskan bahwa

analisis SWOT sangat penting untuk merumuskan strategi rumah sakit. Penentuan

strategi rumah sakit dapat dimulai dengan memahami kekuatan dan kelemahan

(internal) serta peluang dan ancaman (eksternal) yang ada dalam suatu

perusahaan. Dengan demikian, perusahan mampu bersaing serta mencapai tujuan

secara efektif dan efisien. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan di RS Siloam

(2020) menggunakan analisis SWOT, didapatkan kelemahannya berupa area

parkir yang kurang luas dan kesempatannya yaitu semakin banyaknya kebutuhan

akan jasa pelayanan maka RS Siloam memperluas jaringan. Melalui matriks

SWOT didapatkan strategi yang dilakukan yaitu strategi WO dengan memperluas

area parkir dan pengaturan area parkir sehingga RS Siloam menambah jaringan.

7. Kondisi Manajemen dan Operasional

Bagian ini secara umum akan menggambarkan mengenai berbagai hal yang dapat

memberikan pemahaman berkaitan dengan manajemen rumah sakit saat ini.

Kondisi manajemen rumah sakit dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian, antara

lain.

a. Struktur organisasi rumah sakit.

Seperti diketahui bahwa struktur organisasi rumah sakit bermacam-macam dan

tidak sama antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lain. Berbagai tipe struktur

organisasi dipergunakan oleh berbagai rumah sakit di Indonesia. Namun yang

22
paling penting adalah apakah struktur organisasi tersebut sesuai dengan fungsi

bisnis di rumah sakit tersebut.

b. Siapa saja yang terlibat dalam bisnis tersebut dan sebutkan kualifikasi atau

kompetensinya dalam rumah sakit tersebut.

Poin ini harus menjelaskan siapa saja yang ada di bisnis rumah sakit saat ini dan

mampu menunjukkan kemampuan manajer dan para dokter. Tentu saja,

keunggulan tersebut dijelaskan secara singkat. Apalagi jika rumah sakit tersebut

memiliki staf yang berkualitas baik nasional maupun internasional.

c. Kelemahan manajemen rumah sakit

Kelemahan manajemen rumah sakit juga penting untuk dijelaskan, sehingga para

pemangku kepentingan mampu memahami hambatan atau tantangan apa yang

sesungguhnya terjadi pada rumah sakit yang dipimpin.

d. Penjelasan bentuk insentif karyawan.

Insentif karyawan dapat dijelaskan secara ringkas dan tentunya data diambil dari

sistem remunerasi yang dimiliki oleh rumah sakit sekarang ini. Keadaan ini untuk

memperlihatkan bahwa rumah sakit mampu memberikan kesejahteraan yang

memadai bagi seluruh karyawannya.

8. Kondisi Keuangan

Kondisi keuangan berisi penjelasan mengenai kesehatan keuangan secara

keseluruhan. Secara umum, menunjukkan berbagai hal yang dapat memberikan

gambaran tentang situasi keuangan rumah sakit saat ini. Situasi keuangan dapat

dijelaskan mengenai beberapa bagian, yakni.

a. Aset Perusahaan

23
Penggambararan aset perusahaan perlu dicantumkan seberapa besar aset rumah

sakit yang dimiliki saat ini. Tentunya perlu diterjemahkan dalam bentuk rupiah.

Aset rumah sakit sangat penting untuk diketahui sebab akan berpengaruh kepada

neraca dan rugi laba rumah sakit manakalah rumah sakit tersebut akan menjadi

Badan Layanan Umum.

b. Shareholder rumah sakit

Pemilik saham rumah sakit perlu dicantumkan secara jelas termasuk kualifikasi

dan bonafiditas dari pemegang saham tersebut. Rumah sakit pemerintah tidak

banyak yang mempunyai pemegang saham. Sebagian besar aset dimiliki oleh

pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal itu, khusus untuk

rumah sakit negara, pemerintah negara bagian menjadi pemegang saham.

c. Besaran Modal Awal (Start up cost)

Besarnya modal perlu dipaparkan dalam poin ini, tentunya setiap stakeholder akan

melihat dengan gamblang bahwa modal awal berapa besarannya dan bagaimana

nantinya setelah dikelola oleh manajemen rumah sakit.

d. Besaran Biaya Operasional (Operating cost)

Biaya operasional akan mudah untuk digambarkan karena selama ini anggaran

belanja rumah sakit baik belanja aparatur maupun belanja publik merupakan

perkiraan dari biaya operasional yang dibutuhkan oleh rumah sakit yang

bersangkutan.

e. Kesehatan Keuangan

Kesehatan keuangan hanya akan tampak dari rumah sakit yang sudah

menggunakan sistem akuntansi accrual. Bagi rumah sakit dengan sistem cash

basis akan kesulitan memperlihatkan kesehatan keuangannya.

24
f. Profit Margin

Rumah sakit harus menjelaskan berapa keuntungan yang akan diperoleh jika

strategi dalam rencana bisnis ini diterapkan. Tetapi ini terutama berlaku untuk

rumah sakit umum, yang jelas tidak mencari keuntungan. Tentu akan sulit untuk

menjelaskan berapa keuntungan yang akan diperoleh di akhir tahun.

g. Laporan Rugi Laba

Serupa dengan poin di atas, sebagian besar rumah sakit umum, terutama yang

beroperasi secara cash basis, akan kesulitan untuk melaporkan laba ruginya. Dan

sulit untuk menunjukkannya. Dari berbagai gambaran situasi keuangan dalam

rencana bisnis ini, terlihat jelas bahwa sebagian besar rumah sakit pemerintah sulit

untuk menggambarkan kesehatan keuangan karena sistem yang mereka gunakan

sangat berbeda. Hal ini disebabkan baik laporan laba rugi, margin laba, kesehatan

keuangan semuanya berdasarkan Analisis Rasio Keuangan yang hanya dapat

disediakan oleh rumah sakit melalui sisem akuntansi accural.

h. Analisa Titik Ampas (Break Even Point)

Analisa titik ampas bermaksud untuk memberikan gambaran agar seluruh

pemegang saham (shareholder) atau pemilik pada rumah sakit pemerintah

mengetahui dengan pasti seberapa jauh manajemen rumah sakit mampu mencapai

titik ampas dalam bisnisnya.

9. Isu strategis

Isu adalah suatu kalimat atau pernyataan yang berdasarkan fakta, baik fakta yang

telah, sedang terjadi ataupun yang akan terjadi berdasarkan hasil analisa. Isu

adalah hal paling penting untuk diketahui dalam business plan, karena isu inilah

25
yang akan memunculkan strategi. Isu yang paling baik adalah harus diambil dari

hasil seluruh analisa yang telah dilakukan sebelumnya baik dari analisa pasar,

Analisa SWOT, Business Life Cycle, Business Position dan analisa-analisa

lainnya. Jika isu dibuat tidak berdasarkan hasil analisa maka hancurlah

keseluruhan strategi. Karena akan berbeda dari apa yang dianalisa dan apa yang

menjadi strategi. Isu strategis inilah yang akan dicermati oleh seorang ahli strategi

dan mereka mulai dengan creatif thinking untuk menghasilkan strategi apa yang

bisa mengantisipasi isu tersebut. Menyusun isu merupakan seni tersendiri,

diperlukan keahlian dan kejelian dan pengalaman sebagai seorang leader. Yang

diperlukan adalah mengumpulkan seluruh penjelasan dari hasil analisa. Kemudian

dilakukan dengan pengkerucutan dan penggabungan seluruh isu yang ditemukan.

Lalu ambil intisarinya dan tuangkan dalam kalimat yang pendek tetapi padat

sebagai isu rumah sakit atau perusahaan yang kita pimpin.

Isu strategis bisa dijadikan bentuk kalimat yang panjang atau dapat dipilah-

pilah menjadi beberapa isu bergantung dari yang menyusun. Yang penting editing

kalimatnya harus cermat agar isu mudah dipahami oleh setiap orang yang

membaca rencana bisnis tersebut.

10. Kepuasan Karyawan

Kepuasan karyawan merupakan suatu hal yang sering dilupakan. Tidak sedikit

rumah sakit akhir akhir ini yang mengalami tekanan kuat dari para karyawannya

sebagai akibat ketidakpuasan. Indikator ini akan memperlihatkan seberapa besar

kepuasan pelanggan internal terhadap perusahaannya. Dengan melihat indikator

ini

26
manajer harus peduli terhadap pentingnya kepuasan karyawan. Sebab jika

karyawan merasa puas maka komitmen akan semakin tinggi. Dan budaya

organisasi akan mendukung dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepuasan

karyawan dianalisa berdasarkan survei terhadap kepuasan karyawan sama halnya

dengan survei kepuasan pelanggan eksternal atau pasien.

Kepuasan pelanggan internal atau karyawan tidak semata mata karena uang,

akan tetapi erat kaitannya dengan teori Maslow. Teori Maslow memperlihatkan

bahwa tingkatan paling rendah adalah keperluan akan sandang pangan, dan

tingkatan tertinggi adalah aktualisasi diri. Pada umumnya kepuasan pelanggan

internal dari kalangan dokter adalah lebih kearah aktualisasi diri bukan masalah

keuangan, sedangkan karyawan lainnya masih berkisar pada masalah keuangan

yang menjadi indikator kepuasannya. Tentunya tidak semua karyawan hanya bisa

dipuaskan dengan insentif yang memadai akan tetapi ketenangan bekerja,

kemanan dan aktualisasi diri juga akan muncul sebagai indikator. Karenanya

indikator kepuasan keryawan disusun bertingkat seperti Maslow Hierarkhi.

11. Strategi Bisnis

Strategi ini menitikberatkan pada bagaimana himpunan yang disusun menjadi

payung hukum bagi program kerja dan dijabarkan dalam aplikasi strategis

organisasi atau rumah sakit. Strategi penting karena digambarkan dalam bentuk

kebijakan, termasuk kebijakan keuangan, kebijakan hukum, kebijakan prosedural,

dan kebijakan alokasi sumber daya lainnya, termasuk kebijakan investasi

organisasi.

27
Terkadang terjadi kesalahpahaman tentang strategi. Banyak yang mengira

bahwa strategi akan menjadi program, sebenarnya tidak demikian. Strategi

disusun untuk mendukung sasaran yang telah diwujudkan. Nantinya di dalam

aplikasi strategi akan tergambar sasaran yang dijabarkan menjadi program-

program kerja yang harus dilaksanakan oleh organisasi. Strategi juga akan

dijabarkan pula menjadi kebijakan-kebijakan yang akan mendukung program.

12. Indikator Kinerja

Indikator kinerja atau Performance Indicators merupakan hal penting didalam

rencana bisnis. Karena indikator merupakan suatu tanda atau tolok ukur

keberhasilan organisasi. Selain itu indikatorpun menjadi penting kaitannya dengan

kewaspadaan manajer rumah sakit mengenai pencapaian kinerjanya. Indikator

kinerja terdiri dari 6 jenis yaitu.

a. Indikator Input. Berkaitan dengan Man, Money, Material, Method. Contohnya

berapa jumlah perawat dan dokter yang bertugas, penggunaan bahan habis

pakai kelengkapan fasilitas dan alat, dan lain sebagainya

b. Indikator Proses. Indikator ini berkaitan dengan proses yang dilakukan untuk

menghasilkan sesuatu, berupa jasa atau barang. Contohnya cara tenaga

kesehatan dalam memberikan pelayanan.

c. Indikator Output. Sesuatu yang dihasilkan baik dalam bentuk barang maupun

selesainya pekerjaan jasa. Misalnya kebersihan ruangan pasien, jumlah dari

pelayanan rawat jalan, jumlah operasi yang dilakukan dan sebagainya.

d. Indikator Outcome. Ukuran sesuatu dari apa yang dirasakan oleh konsumen

atau pasien. Biasanya berupa persepsi konsumen atau pasien terhadap

28
pemanfaatan layanan.

e. Indikator Benefit. Tolak ukur manfaat bagi pasien ataupun bagi penyedia

layanan kesehatan. Misalkan biaya berobat atau pelayanan kesehatan yang

lebih murah atau bagi rumah sakit terjadi peningkatan pendapatan.

f. Indikator Impact. Ukuran dari dampak produk secara luas dan biasanya

berlangsung dalam jangka panjang. Misalnya terjadi peningkatan derajat

kesmas, penurunan angka kematian ibu dan anak, dan peningkatan

kesejahteraan tenaga kesehatan.

13. Antisipasi Risiko

Risiko dapat diartikan dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi sebagai

dampak didirikannya rumah sakit. Besar dan jenisnya risio tidak terbatas, namun

dapat diidentifikasi dan diperkirakan akibatnya. Ada beberapa hal yang dilakukan

untuk mengatasi resiko yang muncul antara lain antisipasi, dilakukan pencegahan,

dan dihindari. Akan tetapi, kejadian tersebut tetap bisa terjadi atau tidak di masa

yang akan datang juga bergantung terhadap kondisi dan situasi yang ada serta

pada persiapan dan upaya penanggulangannya.

Beberapa jenis resiko yang ada diantaranya yaitu, keuangan, kompetisi.

profesional, supplier, dan teknologi. Berkaitan dengan rencana bisnis dirumah

sakit ada berbagai resiko yang dapat diidentifikasikan yakni berkaitan dengan

pembengkakan biaya, pendapatan tidak tercapai, tren persaingan yang berubah,

pelayanan tidak sesuai, dan kecelakaan atau musibah. Risiko ini dapat terjadi

secara bersamaan mapun sendiri-sendiri, misalnya adanya persaingan tarif yang

terlalu berlebihan.

29
a. Pembengkakan Biaya

Pembengkakan biaya dapat terjadi pada beberapa komponen seperti biaya

investasi fisik seperti alat dan gedung, biaya operasional seperti listrik, air dan

gaji, biaya bahan seperti obat dan makanan, biaya investasi non fisik seperti

AMDAL dan perizinan, dan nilai tukar mata uang, Hal ini dapat terjadinya akibat

dari nilai tukar rupiah, inflasi serta regaulasi pemerintah seperti harga bahan bakar

minyak. Oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan oleh rumah sakit

untuk mengatasi hal tersebut, antara lain.

1) Menyimpan uang dalam mata uang yang relative stabil.

2) Menyiapkan rencana agar walaupun adanya penciutan nilai, rumah sakit tetap

dapat berjalan.

3) Membuat kontrak jangka panjang berkaitan dengan harga beli bahan. Ketiga

hal ini dapat dilakukan secara bersama-sama.

b. Pendapatan Tidak Sesuai

Proyeksi pendapatan bisa mengalami risiko yang tidak sesuai bahkan lebih buruk

dapat berakibat pada cash flow dan perhitungan pengembalian modal. Ada

beberapa hal yang biasa dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu.

1) Peningkatan tarif.

2) Mengembangkan agar pelayanan meningktan.

3) Mempersiapkan layanan baru.

Hal diatas merupakan langkah yang logis untuk dilakukan. Selain itu ada langkah

lain yang bisa dilakukan dengan cara sebalikya, sebagai berikut.

1) Menurunkan biaya investasi.

30
2) Menghemat biaya operasional.

3) Mengecilkan jenis dan jumlah layanan.

Langkah-langkah di atas dapat dilakukan secara parsial atau dilakukan secara

bersamaan. Cara lain yang bisa dilakukan walaupun sulit adalah :

1) Kerja sama jangka panjang dengan grup dalam perusahaan.

2) Mengembangkan upaya layanan pendukung.

3) Kerja sama dengan asuransi secara lebih lengkap.

4) Mengembangkan layanan alternative penghasil pendapatan, tentu dengan

berbagai pertimbangan yang menyertainya.

c. Pelayanan yang Tidak Sesuai

Pelayanan yang telah dirancang tentunya telah diprediksi akan ada risiko yang

menyertai, dalam arti masih sesuai dengan perkiraan. Pelayanan yang tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan dapat berupa jumlah pelayanan yang dibawah

asumsi, jumlah pelayanan tidak seperti yang diperkirakan, serta kekurangan atau

alat pendukung layanan yang tidak sesuai. Berkaitan dengan hal-hal ini , maka

perlu dipertimbangkan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Pengaturan uang dan peningkatan pelayanan

2) Pemasaran dan kerja sama untuk Captive Market

3) Sewa beli alat

4) Sistem rujukan pelayanan

d. Perubahan Persaingan

31
Persaingan yang berubah dapat terjadi pada beberapa kondisi seperti adanya

upaya persaingan baru, teknologi dan alat pelayanan berubah sepeerti cenderung

pada One Day Care, masyarakat sangat kritis, serta peran asuransi yang

berkembang sangat pesat. Selain itu perubahan yang terjadi juga sangat bergantug

pada regulasi, perkembangan perumahsakitan, situasi perekonomian secara umu,

dan penerapan ASEAN Free Tread Area (AFTA), tentunya ada beberapa yang

masih bisa diantisipasi dan ada yang tidak. Perlu disadari adanya ketidakpastian

akan masa depan, oleh sebab itu perlu dipikirkan solusi dan alternative yang dapat

dijangkau, karena pasti ada hal yang tidak dapat kita indentifikasi mengenai

prediksi akan apa yang terjadi.

e. Kecelakaan dan Musibah.

Perusahaan maupun rumah sakit yang beroperasi tentunya tidak luput dari

kejadian yang tidak diharapkan seperti banjir, gempa, kebakaran, jatuh dari tangga

hingga terjadi wabah dalam rumah sakit. Oleh karena itu upaya pencegahan dan

pelayanan perlu disiapkan oleh rumah sakit diataranya seperti berikut.

1) Persiapan alat keselamatan

2) Pelatihan dan perekrutan Petugas K3

3) Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan) RS

4) Asuransi

5) Pengendalian infeksi nosocomial

Kepentingan diatas sangat berkaitan dengan business plan karena adanya

alokasi biaya yang harus jelas dan dipersiapkan sehingga bila terjadi kecelakan

atau musibah, rumah sakit sudah siap. Secara umum, perlu adanya berbagai upaya

32
yang dilakukan dalam pengidentifikasian terhadap bebagai usaha yang lebih

spesifik. Hal-hal diatas ada baiknya secara jelas telah tercantum dalam rencana

bisnis, termasuk manajamen risiko dengan biaya yang disusun secara legal tentu

akan memberikan perlindungan bagi staff maupun rumah sakit dalam menghadapi

kecelakaan dan musibah yang terjadi.

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Melalui pembahasan di atas dapat diketahui bahwa Business Plan Rumah

Sakit adalah pedoman yang digunakan untuk mencapai tujuan operasional

serta keuangan di masa depan, agar rumah sakit dapat terus beroperasi

sehingga dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas

kepada masyarakat.

2. Sistematika Penyusunan Business Plan terdiri dari beberapa bagian yakni.

a. Ringkasan eksekutif

b. Visi dan Misi

c. Latar Belakang Perusahaan (Rumah Sakit)

d. Produk Jasa Perusahaan

e. Analisa Pasar dan Pemasaran

f. Analisa Lingkungan

g. Kondisi Manajemen dan Operasional

h. Kondisi Keuangan

i. Isu Strategis

j. Kepuasan Karyawan

k. Strategi Bisnis

l. Indikator Kinerja Rumah Sakit

m. Antisipasi Risiko

34
3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan memanfaatkan

makalah ini untuk menambah wawasan mengenai Penyusunan Business Plan

di Rumah Sakit.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R., & Tien, R. (2016). Pengantar Kewirausahaan (Rekayasa Akademik


Melahirkan Entrepreneurship). Medan: Perdana Publishing.
Anhar, V., Arifin , S., Rahman , F., & Wulandari, A. (2016). Dasar-Dasar
Manajemen Kesehatan. Banjarmasin: Pustaka Banua.
Fatimah, F. N. (2016). Teknis Analisis SWOT. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
Firmansyah, A., & Roosmawarni, A. (2019). Kewirausahaan (Dasar dan
Konsep). Pasuruan: Qiara Media.
Investa Financial Advisor (2020). Manfaat dan Tujuan Bisnis Plan.
https://investaadvisor.com/manfaat-dan-tujuan-business-plan/, diakses
tanggal 20 Agustus 2022
Khotimah, W., & Yuhana, U. (2015). Technopreneruship. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya
Munawaroh, M., Rimiyati, H., & Hindasah, L. (2016). Perencanaan Bisnis Untuk
Program Strata 1. Yogyakarta: LP3M UMY
Nasrulsyah dkk. (2020). Analisis SWOT dalam Mengatasi Kelemahan dan
Kekurangan Rumah Sakit Siloam. MaKMA, 3(3): 295-305
Pusat Diklat Nasional. (2022). BIMTEK Khusus Business Plan Rumah Sakit.
https://pusatdiklatnasional.com/tag/materi-business-plan-ppt/, diakses
tanggal 20 Agustus 2022
Sabarguna. (2011). Business Plan Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika.
Saleh, L. (2021). Technopreneurship : Inovasi Bisnis di Era Digital. Sukaharjo:
Pradina Pustaka.
Setyawan, F., & Supriyanto, S. (2019). Manajemen Rumah Sakit. Sidoarjo:
Zifatama Jawara
Smartplus Consulting. (2012). Business Plan, Maksud dan Tujuan Pembuatan
Business Plan. http://smartplusconsulting.com/layanan/business-plan/,
diakses tanggal 20 Agustus 2022
Sumiarti, (2012). Pelatihan Kewirausahaan dan Business Plan Program
Mahasiswa Wirausaha Universitas Brawijaya. Universitas Brawijaya
Malang

36

Anda mungkin juga menyukai