Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL

ANALISIS PENGGUNAAN APLIKASI


PENDAFTARAN ONLINE “RSPWC MOBILE”
PASIEN BPJS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

Oleh :

ANNISA RAKHMANINGTYAS
NIM : 25010115140272

Pembimbing :

Dr. dr. Sutopo Patria Jati, M.M, M.Kes

dr. Rani Tiyas Budiyanti, M.H

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2019

i
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................7
C. Tujuan ....................................................................................................8
D. Manfaat ..................................................................................................9
E. Ruang Lingkup Peneitian .......................................................................10
F. Keaslian penelitian .................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................16

A. Layanan aplikasi pendaftaran online RS PWC Mobile ............................16


B. Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ...........................22
C. Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang .........................................27
D. Teori Difusi Inovasi .................................................................................33
E. Kerangka Teori.......................................................................................47

BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................48

A. Kerangka Konsep...................................................................................48
B. Hipotesis ................................................................................................48
C. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................49
D. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................49
E. Variabel Penelitian .................................................................................52
F. Definisi Operasional ...............................................................................54
G. Sumber Data Penelitian .........................................................................55
H. Alat Penelitian / Instrumen Penelitian .....................................................56
I. Pengolahan dan Analisis data ................................................................57
J. Jadwal penelitian....................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................61

LEMBAR PERMOHONAN ................................................................................63

FORMULIR INFORMED CONSENT..................................................................64

KUISIONER.......................................................................................................65

ii
iii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Data kunjungan pasien rawat jalan .........................................3


2. Tabel 1.2 Data kunjungan pasien BPJS rawat jalan yang mendaftar
secara langsung dan yang mendaftar online melalui RSPWC Mobile
tahun 2018 .............................................................................................5
3. Tabel 1.3 Keaslian Penelitian .................................................................10
4. Tabel 3.2 Definisi Operasional ...............................................................52
5. Tabel 3.3 Jadwal Peneleitian..................................................................58

iii
iv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Langkah mengunduh aplikasi RSPWC Mobile pada playstore


...............................................................................................................19
2. Gambar 2.2 Langkah-langkah mendaftar online melalui aplikasi RSPWC
Mobile ....................................................................................................20
3. Gambar 2.3 Alur pelayanan pasien dengan RSPWC Mobile ..................21
4. Gambar 2.4 Berikut alur pelayanan rawat jalan secara umum................31
5. Gambar 2.5 Alur pendaftaran pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Pantiwilasa Citarum Semarang. .............................................................32
6. Gambar 2.6 Kerangka Teori ...................................................................47
7. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian...............................................48

iv
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan


perorangan yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat secara paripurna. Berdasarkan Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam asas dan
tujuan disebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan rumah sakit
bertujuan guna mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit, meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit, dan memberikan kepastian hukum kepada
pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah
Sakit.1. Salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit adalah pelayanan
rawat jalan. Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien
yang tidak lebih dari 24 jam pelayanan untuk tujuan pengamatan,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya,
tanpa mengharuskan pasien tersebut di rawat inap.2 Instalasi Rawat
Jalan merupakan unit pelayanan terdepan bagi rumah sakit. Instalasi
Rawat Jalan harus memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang
memadahi sehingga mampu melayani setiap pasien rawat jalan. Pemberi
pelayanan di instalasi rawat jalan sebaiknya memiliki respon tanggap
cepat serta komunikatif untuk mendukung pelayanan rawat jalan di rumah
sakit. Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan
oleh petugas dengan cepat, sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh
tanggung jawab. 3

Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 129 Tahun


2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit standar pada
pelayanan rawat jalan di rumah sakit standar waktu tunggu pasien
maksimal ≤60 menit. Waktu tunggu pasien rawat jalan adalah waktu

1
2

tunggu yang diperlukan pasien dimulai dari pasien mendaftar


sampai dilayani oleh dokter spesialis.4

Di Instalasi Rawat Jalan terdapat tempat pendaftaran pasien dimana


tempat tersebut menjadi gerbang utama pelayanan yang dapat memberi
kesan pertama pada pasien rawat jalan. Tempat pendaftaran pasien
sendiri memiliki sejumlah permasalahan, baik tampak secara kasat mata
maupun tidak. Berdasarkan penelitian Rofi’i, 2014 yaitu hasil wawancara
mendalam oleh salah satu staf atau pegawai instalasi rawat jalan bagian
pendaftaran, keluhan pasien mengenai lama pelayanan seringnya akibat
antrian panjang selama pendaftaran, petugas loket yang terlambat
membuka loket pendaftaran, dan lambannya petugas saat proses
pelayanan.5 Menurut penelitian Aulia, 2015 di RSUD Sukoharjo
berdasarkan hasil kuesioner pada 30 pasien diketahui 43,3% orang tidak
puas terhadap waktu tunggu pendaftaran, 13% tidak puas dengan
kenyamanan lingkungan rumah sakit, dan 6% tidak puas terhadap
fasilitas rumah sakit.6 Hal ini sejalan dengan penelitian Nur Leliyah,2015
bahwa waktu tunggu pendaftaran RSUD Indramayu sebanyak 43 orang
pasien lama rawat jalan (46,7%) tergolong kategori cepat sedangkan
sebanyak 49 orang pasien lama rawat jalan (53,3%) tergolong kategori
lama. Yang membuat lamanya waktu tunggu di tempat pendaftaran rawat
jalan menurut penelitian Lisdawati, 2015 adalah keterbatasannya loket
(counter) pendaftaran dengan tingkat kedatangan pasien. Di RSMM
Bogor hanya memiliki 3 pelayanan (counter) pendaftaran untuk pasien
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan pasien umum sedangkan rata-
rata tingkat kedatangan pasien rawat jalan per 6 jamnya berkisar ≤ 500
pasien, tentu hal tersebut memunculkan sebuah antrian sehingga pasien
menunggu rata-rata dengan waktu ≥ 5 menit untuk sampai pada counter
pendaftaran dan mendapatkan pelayanan. Dengan terjadinya antrian,
pasien akan semakin mengeluh jika ruang tunggu di tempat pendaftaran
tidak disertai dengan tempat duduk yang mencukupi serta ruang tunggu
yang nyaman.7 8 2
3

Permasalahan antrian di pelayanan rawat jalan juga terjadi di Rumah


Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang. Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum
Semarang merupakan institusi jasa pelayanan bidang kesehatan yang
mana rumah sakit ini salah satu bagian dari unit kerja Yayasan Kristen
Untuk Kesehatan Umum ( YAKKUM ) yang pusatnya berada di Surakarta.
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum merupakan salah satu rumah sakit
swasta tipe C di Kota Semarang yang melayani pasien umum atau
mandiri dan pasien BPJS untuk menerima rujukan dari klnik pratama,
fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rumah sakit lain.9

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) di RS


Pantiwilasa Citarum memiliki 2 loket pelayanan pendaftaran untuk pasien
BPJS dan 1 loket pelayanan pendaftaran untuk pasien mandiri. Menurut
penelitian Marta, 2012 rata-rata jumlah kunjungan pasien rawat jalan di
Rrmah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sebanyak 270 pasien per
hari. Standar waktu pelayanan yang ditetapkan Yayasan Yakkum untuk
pasien baru adalah 434 detik (7 menit) per pasien sehingga seharusnya
rata-rata jumlah pasien yang dapat dilayani (service rate) adalah 9 pasien
per jam. Namun hasil penelitian didapatkan rata-rata tingkat kedatangan
pasien baru (arrival rate) adalah 4 pasien per jam dengan waktu antrian
320 detik (5 menit). Dan untuk pasien lama, standar waktu pelayanan
yang ditetapkan Yayasan Yakkum untuk pasien lama adalah 184 detik (3
menit) per pasien sehingga rata-rata jumlah pasien yang dapat dilayani
(service rate) adalah 23 pasien per jam. Namun hasil penelitian
didapatkan rata-rata tingkat kedatangan pasien lama (arrival rate) adalah
20 pasien per jam dengan waktu antrian adalah 73 detik (1,21 menit).10

Berikut data kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit


Pantiwilasa Semarang selama 3 (tiga) tahun terakhir
4

No. Kategori pasien rawat Tahun


jalan 2016 2017 2018
1. Pasien BPJS 101.339 155.122 250.784
2. Pasien Asuransi 11.872 9.669 8.732
kesehatan lain
3. Pasien mandiri 44.442 39.807 40.802
Tabel 1.1. Data kunjungan pasien rawat jalan
Sumber : RS Pantiwilasa Citarum Semarang

Berdasarkan data kunjungan pasien pada tabel 1. terlihat bahwa


kunjungan pasien rawat jalan BPJS menempati posisi paling banyak jika
dibandingkan dengan pasien rawat jalan asuransi kesehatan lain dan
pasien rawat jalan mandiri. Selain itu berdasarkan survei pendahuluan
dengan wawancara secara langsung oleh petugas Instalasi Rekam Medik
(IRM) yang membawahi Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ), RS Pantiwilasa Citarum Semarang memiliki pasien yang terdiri
dari pasien mandiri, pasien pengguna kartu asuransi kesehatan umum
dan pasien pengguna kartu BPJS kesehatan. Pasien pemegang kartu
BPJS merupakan pasien dengan jumlah presentase terbanyak yakni
sekitar ≥70% dibandingkan dengan pasien mandiri atau pasien dengan
kartu asuransi kesehatan umum lainnya. Banyak pasien menggunakan
fasilitas pelayanan BPJS di rumah sakit karena sangat membantu dalam
pelayanan kesehatan terutama bagi mereka yang kurang mampu. 8
Meningkatnya jumlah pasien rawat jalan khususnya pasien BPJS bukan
berati tidak ada keluhan. Pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit
Pantiwilasa Citarum sangat besar kontribusinya terhadap pendapatan
rumah sakit. Kebutuhan pelayanan kesehatan oleh pasien BPJS melebihi
fasilitas pelayanan yang disediakan rumah sakit menyebabkan terjadinya
antrian pada bagian loket pendaftaran pasien BPJS yang panjang. Lama
waktu tunggu yang dirasa oleh pasien BPJS tergantung pada proses
kegiatan untuk mencapai suatu pelayanan pada antrian. Sehingga
permasalahan yang terjadi kini bagaimana cara mengatasi antrian pada
pasien rawat jalan BPJS dengan tetap mendapatkan pelayanan yang
maksimal.11
5

Penumpukan pasien di TPPRJ RS Pantiwilasa Citarum sendiri sudah


mendapatkan pengelolaan dari pihak manajemen yaitu dengan membagi
tempat pendaftaran pasien baru (onsite) dan pasien lama (inden). Untuk
pasien baru, diharuskan mendaftar secara langsung di loket pendaftaran
onsite yang terbagi menjadi 3 loket yaitu loket pasien BPJS, loket pasien
asuransi kesehatan lain, dan loket pasien mandiri. Sedangkan untuk
pasien lama dapat langsung mengantri khusus di loket pendaftaran inden
yang loketnya masih tercampur menjadi satu. Akan tetapi, strategi
tersebut belum mampu menyelesaikan permasalahan antrian dan waktu
tunggu pasien baik pada loket pendaftaran onsite maupun loket
pendaftaran inden. Penumpukan antrian merupakan hal yang harus
segera ditatasi karena dengan menumpuknya antrian maka proses
pelayanan kesehatan akan menjadi terlambat. Oleh sebab itu
Berdasarkan hasil kesepakatan Rapat Dewan Direksi beserta jajaran RS
Pantiwilasa Citarum, munculah inovasi pendaftaran online berbasis
aplikasi android “RSPWC Mobile”. Dengan diluncurkannya sebuah sistem
baru untuk pendaftaran pasien, harapannya dapat mengurangi jumlah
antrian pasien pada TPPRJ RS Pantiwilasa Citarum khususnya pada
pendaftaran inden. Meskipun sudah diberlakukan sistem pendaftaran
online bukan berarti menghilangkan sistem pendaftaran tradisional yaitu
perndaftaran pasien di tempat secara langsung dengan mengambil nomor
urut pendaftaran.

Karena aplikasi RSPWC Mobile ini baru saja di launching tanggal 29


April 2018 silam sehingga belum banyak pasien yang memanfaatkan
aplikasi ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat data kunjungan
pasien rawat jalan BPJS yang mendaftar langsung ditempat dan yang
mendaftar online melalui RSPWC Mobile pada tahun 2018.
6

Data kunjungan pasien rawat jalan BPJS yang mendaftar langsung


ditempat dan melalui RSPWC Mobile tahun 2018.
No. Bulan Langsung Online
1. April 18.477 0
2. Mei 18.431 3
3. Juni 15.628 30
4. Juli 21.404 141
5. Agustus 22.003 325
6. September 21.077 687
7. Oktober 24.764 1219
8. November 23.178 1319
9. Desember 20.010 1350
Total 184.972 5.074
Tabel 1.2. Data kunjungan pasien BPJS rawat jalan yang mendaftar
secara langsung dan yang mendaftar online melalui RSPWC mobile
tahun 2018
Sumber : RS Pantiwilasa Citarum Semarang

Berdasarkan data kunjungan pada tabel 1.2 terlihat jumlah pasien


BPJS rawat jalan yang telah mendaftar online menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile hanya sebanyak 2,7% pasien BPJS, 97,3% sisanya
mendaftar secara langsung di loket pendaftaran TPPRJ. Oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan pendaftaran online RSPWC Mobile pada
pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum.
7

B. Rumusan Masalah
Antrian dan waktu tunggu lama pada pasien bukan lagi permasalahan
baru yang dihadapi fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien yang harus
mengantri dan menunggu untuk mendapatkan sebuah pelayanan kesehatan
menyebabkan rasa tidak nyaman yang dapat mempengaruhi keberjalanan
proses pelayanan. Pasien di rumah sakit ialah orang yang membutuhkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Menjadi harapan pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya karena kondisi
pasien yang tidak berdaya apalagi jika ditambah dengan antrian dan waktu
tunggu yang lama. Pada pasien BPJS, sebelum pasien datang ke rumah
sakit harus terlebih dahulu mendatangi puskesmas atau klinik pratama untuk
meminta surat rujukan sehingga banyak waktu yang digunakan pasien
tersebut untuk mendapatkan sebuah pelayanan kesehatan. Untuk itu
pelayanan rumah sakit khususnya di bagian pendaftaran dalam memberikan
pelayanan memerlukan waktu yang cepat dengan petugas yang ramah.
Permasalahan penumpukan antrian merupakan hal yang harus segera
diatasi di rumah sakit Pantiwilasa Citarum Semarang karena banyaknya
jumlah pasien BPJS rawat jalan sehingga menyebabkan panjangnya antrian
pada loket pendaftaran pasien BPJS yang berimbas pada proses pelayanan
kesehatan menjadi lebih lambat. Maka dari itu dibutuhkan inovasi tepat guna
yang dapat menyelesaikan permasalahan antrian dengan pendaftaran online
berbasis aplikasi android. Pada pendaftaran online berbasis aplikasi android
pada telepon genggam pasien tidak perlu mengantri dengan sistem antrian
tradisional yaitu datang untuk mengambil nomor urut antrian, akan tetapi
pasien dapat langsung mendaftarkan dirinya melalui aplikasi berbasis android
yang bernama RSPWC Mobile. Saat pasien dinyatakan pendaftarannya telah
terverifikasi, pasien langsung menunggu didepan poliklinik sesuai yang
didaftarkan tanpa harus ke loket pendaftaran pasien BPJS di TPPRJ RS
Pantiwilasa Citarum. Namun permasalahannya kini pendaftaran online
melalui RSPWC Mobile belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh pasien.
Sehingga disini peneliti ingin mencari tau faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penggunaan pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada
pasien BPJS di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.
8

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
penggunaan pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada pasien
BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
pengadopsian pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada
pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang dalam perspektif keunggulan relatif.
b. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
pengadopsian pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada
pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang dalam perspektif kompatibilitas.
c. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
pengadopsian pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada
pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang dalam perspektif kompleksitas.
d. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
pengadopsian pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada
pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang dalam perspektif kemampuan
diujicobakan.
e. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi
pengadopsian pendaftaran online “RSPWC Mobile” pada
pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang dalam perspektif kemampuan diamati.
9

D. Manfaat penilitian

1. Bagi Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang

Dari penelitian ini diharapkan dapat mengurangi antrian pada unit


TPPRJ khususnya loket pendaftaran pasien BPJS dengan lebih
termanfaatkannya aplikasi RSPWC Mobile juga sebagai bahan
pertimbangan dan rekomendasi Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum
Semarang dalam mengambil keputusan untuk pelayanan rawat
jalan dimasa yang akan datang.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai gambaran, sumber


informasi, serta referensi tambahan pengetahuan mahasiswa
dalam dunia pendidikan ilmu kesehatan masyarakat bagian
administrasi kebijakan kesehatan khususnya terkait manajemen
operasional di rumah sakit.

3. Bagi Peneliti

a. Sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan ilmu


pengetahuan yang diperoleh peneliti selama menempuh kegiatan
di bangku perkuliahan untuk diaplikasikan secara langsung.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya dalam permasalahan yang sama
10

E. Ruang lingkup penelitian


Sesuai dengan permasalahan ini serta tujuan yang telah diuraikan,
penelitian ini memiliki batasan lingkup sebagai berikut :
1. Ruang lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu kesehatan
masyarakat khususnya bidang Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan.
2. Ruang lingkup Permasalahan
Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada waktu pasien BPJS
rawat jalan dari yang mulanya belum menggunakan aplikasi RSPWC
mobile hingga sudah menggunakan aplikasi RSPWC Mobile untuk
melakukan pendaftaran di RS Pantiwilasa Citarum Semarang.
3. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran pada penelitian ini adalah seluruh pasien lama BPJS rawat
jalan di RS Pantiwilasa Citarum yang belum mendaftar online
menggunakan aplikasi RSPWC Mobile.
4. Ruang Lingkup Metode
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
5. Ruang Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum
Semarang.
6. Ruang lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan bulan Mei tahun 2019 hingga bulan Juli 2019.
11

F. Keaslian Penelitian

Setelah dilakukan studi pustaka, penelitiian tentang Aplikasi


RSPWC Mobile ini belum banyak dilakukan, terdapat penelitian serupa
namun tidak spesifik meneliti tentang Aplikasi RSPWC Mobile. Berikut
terlampir penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan :

No. Peneliti Judul Metode Variabel Hasil


(tahun) Penelitian Penelitian
1. Ana Keefektifan Penelitian Analisis Jumlah
Amirotun Sistem deskriptif univariat pendaftara
Solihah, Pendaftaran kuantitatif dengan n online
Savitri Citra Online dengan melihat 1 via SMS
Budi (2018) Pasien pengumpulan variabel (Short
Rawat Jalan data fluktuasi Message
RSUP dr. observasi frekuensi Service)
Soeradji sistem lebih tinggi
Tirtonegoro pendaftara dibanding
Klaten n online kan
pasien dengan
rawat via
jalan WhatsApp
dan
jumlah
pembatala
n
pendaftara
n online
via SMS
(Short
Message
Service)
lebih tinggi
12

dibanding
kan
dengan
via
WhatsApp

2. Bramantyo Inovasi Pendekatan Faktor Tidak ada


Suryo Pendaftaran deskriptif penunjang pengharga
Nugroho, Online di kualitatitf, : tidak ada an atau
Dyah Rumah Sakit teknik pengharga insentif,
Hariani Umum pemilihan an(insentif Belum
(2012) Daerah informan ), tekanan pahamnya
K.R.M.T dengan dan masyarak
Wongsonego teknik hambatan at
ro Kota wawancara administra mengenai
Semarang key informan si, budaya form
dan risk online
menggunaka aversion. yang
n model disediakan
triangulasi Faktor pihak
penghamb rumah
at: sakit
adanya ,Masyarak
keinginan at belum
merubah mengerti
diri, mengguna
adanya kan
kebebasa teknologi
n untuk
berekspre
si,
tersediany
a sarana
13

dan
prasarana
3. M.Agustiaw Aplikasi Dengan Analisis Sistem
an, Andri Sistem model sistem Informasi
Wijaya Informasi pengembang mengguna pelayanan
(2012) Pelayanan an sistem air kan pasien
Pasien terjun oleh model rawat
Rawat Jalan Winston terstruktur, jalan
(Studi Kasus Royce tahun yang merupaka
Rumah Sakit 1970 menentuk n sistem
Islam Siti an dasar terkomput
Khadijah dari erisasi,
Palembang) analisis Pengemb
dan angan
perancang Sistem
an sistem Informasi
yang baru ini
dengan memberik
tools data an
flow kemudaha
diagram n bagi
sedangka user
n untuk dalam hal
pemodela pengolaha
n datanya n data
mengguna sampai
kan dengan
Entity pembuata
Relationsh n
ip laporan.
Diagram
14

4. Lina Faktor-faktor Penelitian Variabel Tingkat


Hanifah yang kuantitatif bebas : pendidika
(2017) berhubungan dengan umur,tingk n,
dengan pendekatan at pengalam
persepsi cross pendidika an,
pengguna sectional n, harapan
terhadap pekekrjaa berhubung
kualitas n, tingkat an dengan
layanan pendapata persepsi
pendaftaran n, pengguna
pasien rawat lingkunga terhadap
jalan via n fisik, kualitas
SMS sikap, layanan
Gateway di motif, pendaftara
RSUD kepenting n pasien
Tugurejo an, rawat
Semarang pengalam jalan via
an, dan SMS
harapan Gateway.
Sedangka
Variabel n umur,
terikat: pekerjaan,
persepsi tingkat
pengguna pendapata
terhadap n,
kualitas lingkunga
layanan n, sikap,
pendaftara kepenting
n pasien an tidak
rawat berhubung
jalan via an
SMS Persepsi
Gateway Pengguna
15

terhadap
kualitas
layanan
pendaftara
n pasien
rawat
jalan via
SMS
Gateway

Tabel 1.3. Keaslian Penelitian

Sehingga berdasarkan studi pustaka diatas, penelitian dengan


judul Analisis Penggunaan Aplikasi Pendaftaran Online “RSPWC Mobile”
Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang
belum pernah dilakukan.
16

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Layanan aplikasi pendaftaran online RSPWC Mobile


1. Pengertian aplikasi RSPWC Mobile
2. Fitur aplikasi RSPWC Mobile
3. Langkah-langkah mengunduh aplikasi RSPWC Mobile di playstore
4. Langkah-langkah mendaftar online menggunakan aplikasi RSPWC
Mobile
5. Alur pelayanan pasien dengan RSPWC Mobile
B. Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
1. Pengertian Pasien
2. Kewajiban Pasien
3. Hak Pasien
4. Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
5. Hak peserta BPJS
6. Kewajiban peserta BPJS
7. Fasilitas Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
C. Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang

1. Pengertian Rumah Sakit


2. Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang
3. Tujuan penyelenggaraan Rumah Sakit
4. Fungsi Rumah Sakit
5. Klasifikasi Rumah Sakit
6. Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit
D. Teori Difusi - Inovasi
1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi
a. Karakteristik Inovasi
Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:
i. Keunggulan relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah derajat suatu inovasi dianggap memiliki
keunggulan sehingga dianggap lenbih baik dari inovasi yang
sudah pernah ada. Keunggulan relatif dapat diukur dari beberapa
17

sudut pandang seperti sisi ekonomi, kelas sosial, kenyamanan,


kepuasan dan lain-lain. Semakin besar tingkat keunggulan relatif
yang dapat dirasakan individu yang akan mengadopsi maka
semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
ii. Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah derajat suatu inovasi dianggap konsisten
dengan pengalaman masa lalu, norma-norma yang berlaku, serta
kesesuaian dengan kebutuhan pengadopsi. Apabila suatu inovasi
tidak sesuai dengan pengalaman serta norma yang berlaku pada
individu yang akan mengadopsi maka inovasi tersebut sulit
diadopsi oleh individu yang akan mengadopsi
iii. Kerumitan (complexity),
Kerumitan adalah derajat suatu inovasi dianggap sebagai suatu
yang rumit atau sulit untuk digunakan dan dipahami oleh individu
yang akan mengadopsi. Mudah tidaknya adopsi suatu inovasi
dapat dilihat dari kerumitan inovasi tersebut. Apabila inovasi
semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh individu yang akan
mengadopsi maka semakin cepat suatu inovasi diadopsi oleh
individu.
iv. Kemampuan diuji cobakan (trialability)
Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat suatu inovasi
dapat diuji coba dengan batas-batas tertentu. Suatu inovasi yang
dapat di ujicobakan sesuai keadaan yang sesungguhnya maka
inovasi akan lebih cepat diadopsi. Sehingga inovasi yang cepat
diadopsi merupakan sebuah inovasi yang mampu
mendemonstrasikan atau menunjukkan keunggulan yang dimiliki.
v. Kemampuan diamati (observability).
Kemampuan untuk diamati adalah derajat hasil suatu inovasi
dapat diamati oleh orang banyak. Semakin mudah terlihat hasil
inovasi oleh seseorang maka semakin besar kemungkinan
seseorang tersebut tertarik untuk mengadopsi.
Sehingga disimpulkan semakin besar keunggulan relatif(relative
advantage), kesesuaian (compatibility), kemampuan untuk diuji
cobakan(triability) dan kemampuan untuk diamati(obsevatibility)
18

namun semakin kecil kerumitannya (triability) maka inovasi


semakin cepat untuk dapat diadopsi.
b. Saluran Komunikasi
Saluran komunikasi bertujuan agar masing-masing individu
memiliki suatu pemahaman yang sama (mutual understanding) melalui
saluran komunikasi tertentu. Menurut Rogers 1983 bahwa kepercayaan,
pendidikan, status sosial, dan lain-lain yang dimiliki masing-masing
individu yang berinteraksi (partisipan) mempengaruho terjadinya proses
difusi. Semakin besar kesamaan yang dimiliki individu, komuniksi yang
terjadi akam semakin efektif. Apabila sebaliknya, semakin besar
perbedaan yang dimiliki individu, maka komunikasi yang terjadi kurang
begitu efektif. Sehingga, dalam proses difusi inovasi harus
memperhatikan karakteristik masing-masing indivdu yang akan
mengadopsi inovasi tersebut.
c. Karakteristik Sistem Sosial
Sistem sosial didalamnya terdapat, ndividu, kelompok individu,
struktur sosial dan norma-norma yang berlaku dyang alam struktur sosial
merupakan tempat terjadinya proses difusi inovasi. Rogers 1983
menyebutkan faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi
adalah struktur sosial (social structure), norma sistem (system norms),
pemimpin opini (opinion leaders), dan agen perubah (change agent).
Struktur sosial adalah susunan suatu unit sistem yang saling
berhubungan dengan pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu
keteraturan dan stabilitas perilaku setiap individu dalam suatu sistem
sosial. Struktur sosial menunjukan hubungan antar anggota dari sistem
sosial. Struktur sosial dapat memfasilitasi atau sebaliknya menjadi
penghambat proses difusi inovasi dalam suatu sistem.
19

E. Kerangka Teori

Saluran Komunikasi

Kondisi Awal :
Pengetahuan Persuasi Keputusan Implementasi Kofirmasi
1. Situasi Awal
2. Kebutuhan
dan problem
3. Inovasi Continued
4. Sistem sosial
1. Adopsi
Later Adopsi

Karakteristik dari Inovasi Discontinuance


Karakteristik dari unit 2. Rejection
Pengambilan Keputusan
1. Relative Advantage Continued
1. Sosial Ekonomi 2. Compatibility
2. Variabel Individu 3. Complexity
3. Perilaku konsumsi 4. Triability
5. Observatibility

Sumber : Teori Difusi Inovasi Rogers (1983)

Gambar 2.6. Kerangka Teori


20

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Kerangka konsep penelitian

Keputusan Adopsi pasien


Keunggulan relatif
BPJS rawat jalan :

Kompatibilitas 1. Mau menggunakan


aplikasi RSPWC
Kompleksitas
Mobile
2. Tidak mau
Kemampuan diuji
menggunakan
cobakan
aplikasi RSPWC
Kemampuan diamati Mobile

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis
a. Ada hubungan antara keunggulan relatif dengan keputusan pasien
BPJS rawat jalan dalam menggunakan aplikasi pendaftaran online
“RSPWC Mobile” di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.
b. Ada hubungan antara kompatibilitas dengan keputusan pasien BPJS
rawat jalan dalam menggunakan aplikasi pendaftaran online “RSPWC
Mobile” di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.
c. Ada hubungan antara kompleksitas dengan keputusan pasien BPJS
rawat jalan dalam menggunakan aplikasi pendaftaran online “RSPWC
Mobile” di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.
d. Ada hubungan antara kemampuan diuji cobakan dengan keputusan
pasien BPJS rawat jalan dalam menggunakan aplikasi pendaftaran
online “RSPWC Mobile” di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum
Semarang.
21

e. Ada hubungan antara kemampuan diamati dengan keputusan pasien


BPJS rawat jalan dalam menggunakan aplikasi pendaftaran online
“RS PWCMobile” di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan


kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang dilakukan
dengan tujuan untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yaitu variabel
terikat (keputusan pasien BPJS rawat jalan dalam mengadopsi aplikasi
RSPWC Mobile dan variabel bebas yaitu keunggulan relatif,
kompatibilitas, kompleksitas, kemampuan diuji cobakan, dan kemampuan
diamati. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif analitik. Survei analitik dilakukan bertujuan untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi keputusan pasien BPJS rawat jalan untuk
mendaftar online menggunakan aplikasi RSPWC Mobile. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional
dimana peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu waktu tertentu
pada setiap subjek dengan hanya mengobservasi satu kali dan
pengukuran variabel subyek yang dilakukan saat pemeriksaan tersebut.

D. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien BPJS
rawat jalan yang terdaftar di rumah sakit Pantiwilasa Citarum
Semarang hingga saat ini sebanyak 351.422 pasien.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria
inklusi :
a. Responden merupakan pasien BPJS rawat jalan yang telah
terdaftar dan mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Pantiwilasa Citarum Semarang.
22

b. Responden memiliki nomor rekam medis.


c. Responden memiliki dan dapat mengakses smartphone
d. Responden yang belum menggunakan aplikasi RSPWC Mobile.
e. Responden bersedia untuk diwawancarai.

Sedangkan kriteria ekslusinya adalah :


a. Responden yang sudah menggunakan aplikasi RSPWC Mobile.

Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus


untuk populasi kecil dengan menggunakan rumus Lameshow dkk
adalah sebagai berikut :

𝑍 21−𝛼 𝑃(1 − 𝑃)𝑁


2
𝑛=
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝑍 21−𝛼 𝑃(1 − 𝑃)
2

n = besar sampel

N = besar populasi

𝑍 21−𝛼 = derajat kepercayaan 95% (1,96)


2

d = selisih rerata minimal yang dianggap bermakna 10% (0,1)

P = perkiraan proporsi paparan pada populasi yaitu sebesar 50%

Berdasarkan kriteria diatas didapatkan populasi sebesar 351.422


yaitu berdasarkan data pasien BPJS rawat jalan yang terdaftar di
rumah sakit Pantiwilasa Citarum Semarang hingga saat ini. Sehingga
apabila dihitung menggunakan rumus diperoleh besar sampel didalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

𝑍 21−𝛼 𝑃(1 − 𝑃)𝑁


2
𝑛=
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝑍 21−𝛼 𝑃(1 − 𝑃)
2
23

(1,96)2 × 0,5 × (1 − 0,5) × 351.422


=
(0,1)2 × (351.422 − 1) + (1,96)2 × 0,5 × (1 − 0,5)

(3,8416) × 0,25 × 351.422


=
0,01 × 351421 + +3,8416 × 0,25

337.505,6888
=
3.515,1704

𝑛 = 96,01403357 ≈ 96

Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang digunakan oleh peneliti


sebanyak 96 pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang. Dalam banyak keadaan peneliti mengantisipasi
kemungkinan terjadinya bias, maka dari itu perlu dilakukan koreksi
terhadap besar sampel dengan menambahkan sejumlah subyek agar
besar sampel tetap terpenuhi dengan menambah 4 sampel sehingga
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 pasien
BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini memberikan peluang


yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan
menggunakan teknik Probability yaitu simple random sampling.
Menurut Sugiyono, 2014 simple random sampling adalah
pengambilan anggota sampel secara sederhana dan acak dengan
menganggap homogen anggota populasi.16

E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
a. Variabel terikat
Variabel terikat (independent variabel) dalam penelitian ini adalah
keputusan Adopsi pasien BPJS rawat jalan untuk menggunakan
aplikasi RSPWC Mobile.
b. Variabel bebas
24

Variabel bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah


keunggulan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, kemampuan
untuk dapat dicoba, dan kemampuan untuk dapat dilihat dari
aplikasi RSPWC Mobile.

F. Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu (keunggulan relatif,


kompatibilitas, kompleksitas, dapat dicoba, dan dapat dilihat). Pembagian
variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Definisi Operasional dan Variabel Penelitian


No. Variabel dan Definisi Operasional Kategori Skala
a. Variabel Independen
1. Keputusan pasien adalah keadaan Berdasarkan
dimana seorang pasien rawat jalan penggabungan
pemegang kartu BPJS yang kategori dari
terdaftar di Rumah Sakit Pantiwilasa instrumen
Citarum Semarang untuk mau kuisioner
melakukan pendaftaran online atau variabel
tidak mau melakukan pendaftaran keputusan
online menggunakan aplikasi apabila memiliki
RSPWC Mobile kategori kurang
baik maka
keputusan
dikategorikan
kurang baik.
Data
berdistribusi
normal maka
menggunakan
cut of poin
mean, dengan
kategori:
25

1. Mau
menggu
nakan <
2. Tidak
mau
menggu
nakan >
b. Variabel Dependen
1. Keunggulan relatif adalah kelebihan Data
menggunakan aplikasi RSPWC berdistribusi
Mobile yang dirasakan oleh pasien normal maka
BPJS rawat jalan di Rumah Sakit menggunakan
Pantiwilasa Citarum Semarang cut of poin
mean, dengan
kategori:

1. Rendah
<
2. Sedang
3. Tinggi >
2 Kompatibilitas adalah kesesuaian Data
. aplikasi RSPWC Mobile dengan berdistribusi
pengalaman masalalu dan normal maka
kebutuhan pasien BPJS rawat jalan menggunakan
di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum cut of poin
Semarang mean, dengan
kategori:

1. Rendah
<
2. sedang
3. Tinggi >
26

4. Kompleksitas adalah kerumitan Data


aplikasi RSPWC Mobile yang berdistribusi
dirasakan oleh pasien BPJS rawat normal maka
jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa menggunakan
Citarum Semarang cut of poin
mean, dengan
kategori:

1. Rendah
<
2. Sedang
3. Tinggi >

5. Kemampuan diuji dicobakan adalah Data


kemampuan aplikasi RSPWC Mobile berdistribusi
memperlihatkan keunggulannya normal maka
untuk dapat diuji coba oleh pasien menggunakan
BPJS rawat jalan di Rumah Sakit cut of poin
Pantiwilasa Citarum Semarang mean, dengan
kategori:

1. Rendah
<
2. Sedang
3. Tinggi >
27

6. Kemampuan diamati adalah Data


kemampuan aplikasi RSPWC Mobile berdistribusi
untuk dapat dilihat hasilnya oleh normal maka
pasien BPJS rawat jalan di Rumah menggunakan
Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang cut of poin
mean, dengan
kategori:

1. Rendah
<
2. Sedang
3. Tinggi >

Tabel 3.2. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

G. Sumber Data Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
yang ada kemudian diamati dan dicatat oleh peneliti. Data primer
didalam penelitian ini diperoleh dari wawancara melalui kuisioner
kepada pasien BPJS rawat jalan di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum
Semarang.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya, namun melalui pihak kedua sebagai penunjang dan
pelengkap dari data primer yang relevan terhadap keperluan
penelitian. Data sekunder dalam hal ini diperoleh dari berbagai
sumber meliputi referensi buku, internet, jurnal, dan data yang diambil
dari bagian rekam medis Rumah Sakit Pantiwilasa citarum Semarang.
28

H. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner. Digunakan untuk mengetahui identitas
responden dan variabel-variabel meliputi variabel bebas dan variabel
terikat.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kuisioner
terstruktur dan berisi pernyataan yang berhubungan dengan variabel
penelitian yang harus dijawab oleh responden.

2. Validitas dan Reliabilitas Data


a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk
mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu
penelitian. Teknik korelasi yang dipakai dalam menguji validitas
adalah teknik korelasi Product Moment, keputusan apabila hasil uji
dari tiap item pertanyaan ternyata signifikan (sig ≤ 0,05) maka item
pertanyaan dinyatakan valid dan dapat digunakan, namun apabila
tidak signifikan (sig > 0,05) maka item pertanyaan dinyatakann
tidak valid.
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan di wilayah yang memiliki
karakteristik sama yaitu 10 pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah
Sakit Pantiwilasa Citarum. Hasil uji validitas terhadap variabel
penelitian yaitu keunggulan relatif, kompatibilitas, kompleksitas,
kemampuan untuk dapat diujicoba, dan kemampuan untuk dapat
dilihat.

b. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu
alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
29

pengukuran yang konsisten. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara


bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari
satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada
masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda
sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak
reliabel. Reliabilitas mwnyangkut ketepatan alat ukur. Suatu
instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas menggunakan alpha
cronbach dengan keputusan jika :
1. Nilai alpha cronbach > maka pertanyaan tersebut reliabel
2. Nilai alpha cronbach < maka pertanyaan tersebut tidak reliabel

c. Uji normalitas
Pengujian distribusi data bertujuan untuk menguji suatu data
penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat dan
variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Distribusi data normal menggunakan statistik parametrik sebagai
alat pengujian. Sedangkan distribusi tidak normal digunakan untuk
analisis pengujian statistik non parametrik. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan untuk menguji normalitas data dari masing-
masing variabel dengan menggunakan one-sample komlogorov
smirnov.

I. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan data
Saat telah melakukan pengumpulan data, data tersebut kemudian
direkap dan diolah menggunakan komputer dengan tahap-tahap
pengolahan data antara lain17 :
a. Pemeriksaan data (editing)
Merupakan kegiatan yang berguna dalam melakukan pengecekan
data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner apakag kuisioner
telah terisi lengkap, jawaban relevan dengan pertanyaan yang
diajukan, dan konsistensi jawaban.
30

b. Pemberian kode (coding)


Coding adalah merubah data yang semula berbentuk huruf
menjadi data yang berbentuk angka atau bilangan. Pemberian
kode bermanfaat dalam mempermudah saat analisis data dan
entry data. Pemberian kode dapat dilakukan sebelum mapun
setelah pengumpulan data
c. Pemberian skor (skoring)
Scoring merupakan penilaian data dengan pemberian skor pada
pertanyaan yang menyangkut pengetahuan, keuntungan relatif,
kompatibilitas, dan kompleksitas. Variabel dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala likert yang bertujuan untuk
mempermudah dalam menganilisis data dengan memberi skor
dari yang tertinggi hingga terendah. Kriteria jawaban kuisioner
dalam penelitian ini yaitu : 1 = STS (Sangat Tidak Setuju), 2 = TS
(Tidak Setuju), 3 = (Setuju), 4 = SS (Sangat Setuju).
d. Entry Data
Entry data merupakan kegiatan memasukkan data jawaban dari
tiap responden yang telah diberi kode ke dalam komputer serta
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer
e. Tabulating
Mengelompokkan data kedalam suatu kelompok data tertentu
menurut sifat-sifat yang dimiliki yang berguna untuk memudahkan
penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi merupakan
tujuan dari tahap tabulating.

2. Analisis data
Pengorganisasian data, menemukan hasil yang dapat dibaca dan
diinterpretasikan adalah tujuan dari dilakukannya analisis data.
Analisis data dalam penelitian ini meliputi :
a. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan dengan mendiskripsikan semua
variabel yaitu keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas,
kemampuan dapat diuji coba, dan kemampuan dapat dilihat
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan grafik.
31

b. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk
mencari hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji
statistik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan skala
data. Uji yang digunakan yaitu uji chi square dengan membuat
tabel silang (crosstab) antara semua variabel yaitu keunggulan
relatif, kompatibilitas. Komplesitas, kemampuan untuk dapat
dicoba, dan kemampuan untuk dapat dilihat.
Analisis bivariat untuk data nominal dengan emnggunakan chi
square dengan tingkat signifikansi 5% (0,05). Interpretasi uji chi
square adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai p ≥ 0,05 maka H0 diterima. Artinya dapat dikatakan
jika variabel tersebut secara statistik tidak memiliki
hubungan dengan variabel terikat.
2) Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak. Artinya dapat dikatakan
bahwa variabel tersebut secara statistik memiliki hubungan
dengan variabel terikat.
32

J. Jadwal Penelitian
Kegitan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Perizinan
Penyusunan
proposal
Seminar
proposal
Penelitian
Pengolahan
dan analisis
data
Seminar
hasil
Ujian Skripsi

Tabel 3.3. Jadwal Peneliitian


33

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


Rumah Sakit. 2009.

2. Lestari Y, Nurcahyanto H, Publik DA, Diponegoro U, Profesor J, Soedarto


H. Analisis tingkat kepuasan pasien rawat jalan. 2015;33:1-13.

3. Kuntoro W, Istiono W. Kepuasan Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan di


Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Puskesmas Kretek Bantul
Yogyakarta. 2017;2(1).

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

5. Jarihatunningsih S. Jangka Waktu yang Diperlukan Pasien untuk


Pelayanan di Bagian Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Pemerintah di
Semarang. 2007:109-115.

6. Aulia Utami Dewi. Hubungan Waktu Tunggu Pendaftaran dengan


Kepuasan Pasien di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)
RSUD Sukoharjo. 2015.

7. Laeliyah N, Subekti H. Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan


Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Rawat Jalan RSUD Kabupaten
Indramayu. 1(2):102-112.

8. Suci Lisdawati, Sri Setyaningsih dan AA. Penerapan Sistem Antrian Pada
Pelayanan Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Rumah
Sakit. 2015:1-10.

9. Suryati, Bagoes Widjanarko VTI. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kepuasan Pasien BPJS terhadap Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit
Panti Wilasa Citarum Semarang. Kesehat Masy Nas. 2017;5:1102-1112.

10. Widayanti MW. Analisis Antrian di Tempat Pelayanan Pasien Rawat Jalan
(TPPRJ) Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. 2012:93-101.

11. Istiqna N. Harapan dan Kenyataan Pasien JKN terhadap Pelayanan


Rawat Jalan Rumah Sakit Unhas (Comparative Analysis of Hope and
Services Received by Patient JKN toward Outpatient Service Quality of
Unhas Hospital). 2019:263-269.

12. Sulihati; Andriyani. Aplikasi Akademik Online Berbasis Mobile Androis


pada Universitas Tama Jagakarsa. Nasional. 2016;XI(152).

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018


Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. 2018:1-35.

14. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1


Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. :1-48.
34

15. Rogers E M. Diffusion of Innovations. Ed, New York, USA Free Press.
1983;4.

16. Sugiyono. Populasi dan Sampel. 2014.

17. Qomari R. Teknik Penelusuran Analisis Data Kuantitatif dalam Penelitian


Kependidikan. 2009;14(3):1-11.
35

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Annisa Rakhmaningtyas

NIM : 25010115140272

Peminatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

Fakultas : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Analisis Penggunaan Aplikasi


Pendaftaran Online “RSPWC Mobile” pada pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah
Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang”.

Agar terlaksananya penelitian ini saya memohon kesediaan Saudara untuk


menjadi responden dalam penelitian ini. Untuk ini saya mohon kerjasamanya
dengan memberikan informasi dengan cara menjawab setiap butir pertanyaan
yang saya ajukan pada kuisioner sesuai dengan pengetahuan dan pandangan
Saudara.

Dalam penelitian ini tidak akan dilakukan apapun pada Saudara dan peneliti akan
menjaga kerahasiaan jawaban yang Sudara telah berikan. Penelitian ini hanya
digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu
pengetahuan.

Apabila Saudara menyetujui, maka saya mohon agar Saudara menandatangani


lembar persetujuan menjadi responden dan menjawab pertanyaan dalam
kuisioner yang saya berikan.

Saya ucapkan Terimakasih atas kesediaan dan partisipasi Saudara.

Semarang, Mei 2019

Peneliti,

Annisa Rakhmaningtyas
36

No. Responden:

LEMBAR KESEDIAAN/PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama, saya
yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bersedia menjadi responden penelitian dan akan menjawab setiap pertanyaan


dalam kuisioner ini dengan jujur dan sebenar-benarnya sesuai dengan apa yang
saya alami. Apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya
berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan survei ini.

Pertanyaan yang terdapat pada kuisioner ini berguna sebagai instrumen


penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis penggunaan
aplikasi pendaftaran online RSPWC Mobile pada pasien BPJS Rawat Jalan di
Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum Semarang.

Atas perhatian dan kesediaannya menjadi peatisipan penelitian ini, saya


mengucapkan banyak terimakasih.

Semarang, Mei 2019

Responden

(......................................)
37

KUISIONER TENTANG ANALISIS PENGADOPSIAN APLIKASI


PENDAFTARAN ONLINE “RSPWC MOBILE” PADA PASIEN BPJS RAWAT
JALAN DI RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

A. Karakteristik dan Data Diri Responden


a. Tanggal wawancara :
b. Nomor responden :
c. Nama Responden :
d. Jenis kelamin :
1. Laki-laki 2. Perempuan
e. Pendidikan :
1. SD/SMP/SMA 2. D1/D2/D3 3. D4/S1 4. S2/S3
f. Umur :......tahun
g. Pekerjaan :
1. Pelajar 2. Aparatur Sipil Negara(ASN) 3. Pegawai swasta
4. Wiraswasta
h. Jenis smartphone :
1. Android 2. Bukan android
i. Intensitas penggunaan smartphone
1. ≤ 6 jam sehari 2. ≥ 6 jam sehari

Petunjuk pengisian : berilah tanda centang (√) pada kolom yang dianggap paling
sesuai atas pernyataan yang ada dan berikan alasan pada kolom berikutnya

B. Keputusan pasien

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
1. Aplikasi RSPWC Mobile dapat
diterima pasien sebagai
alternatif pendaftaran langsung
2. Pasien lebih nyaman
mendaftar secara langsung
dibandingkan menggunakan
aplikasi RSPWC Mobile
3. Setelah pasien mengetahui
aplikasi rspwc mobile, pasien
mendownload
4. Setelah pasien mengetahui
aplikasi RSPWC Mobile,
pasien mendownload dan
dimanfaatkan untuk
pemeriksaan selanjutnya
dalam waktu ≤ 3 hari
38

5. Setelah pasien mengetahui


mengetahui aplikasi RSPWC
Mobile, pasien mendownload
dan dimanfaatkan untuk
pemeriksaan selanjutnya
dalam waktu ≥ 3 hari
6. Setelah pasien mengetahui
aplikasi RSPWC Mobile,
pasien tidak mau
mendownload aplikasi
RSPWC Mobile
7. Keputusan pasien mendaftar
online menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile merupakan
keputusan yang tepat
8. Pasien tidak menggunakan
aplikasi RSPWC Mobile
karena handphone milik
pasien tidak dapat menginstal
aplikasi RSPWC Mobile

C. Keunggulan Relatif

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
1. Dengan adanya aplikasi
RSPWC Mobile dapat
mempercepat proses
pendaftaran.
2. Dengan adanya aplikasi
RSPWC Mobile dapat
mempersingkat waktu
pendaftaran.
3. Dengan adanya aplikasi
RSPWC Mobile, pasien tidak
harus terlebih dahulu
mengambil nomor urut periksa
di pendaftaran inden.
4. Dengan adanya aplikasi
RSPWC Mobile, pasien tidak
harus membawa kartu BPJS,
surat kontrol dan surat rujukan
dari puskesmas/klinik pratama.
5. Dengan adanya aplikasi
RSPWC Mobile, dapat
melakukan pendaftaran tanpa
harus ke rumah sakit
Pantiwilasa Citarum Semarang
39

6. Dengan adanya aplikasi


RSPWC Mobile, pasien dapat
melihat jadwal/ waktu praktik
masing-masing dokter di
Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang.
7. Dengan adanya aplikasi
RSPWC Mobile, pasien dapat
melihat kuota yang diterima
masing-masing dokter di
Rumah Sakit Pantiwilasa
Citarum Semarang.

D. Kompatibilitas

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
1. Pasien mendaftar langsung
karenalebih biasa dengan hal
tersebut dibandingkan
menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile.
2. Pasien merasa penggunaan
aplikasi RSPWC Mobile tidak
sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3. Pasien tidak nyaman
menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile karena
menunggu proses verifikasi
yang tidak sebentar.
4. Pasien tidak nyaman
menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile karena tidak
semua handphone dapat
menginstal aplikasi RSPWC
Mobile.
5. Pasien tidak nyaman
menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile karena
handphone harus selalu
terkoneksi internet hingga
mendapatkan nomer
pendaftaran.
40

E. Kompleksitas

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
1. Aplikasi RS PWC mobile dapat
dipelajari dan dimengerti cara
pengoperasiannya.
2. Aplikasi RS PWC mobile
fleksibel untuk digunakan.
3. Pasien merasa mudah
mendaftar menggunakan
Aplikasi RSPWC Mobile.
4. Pasien membutuhkan waktu
lama untuk melakukan
pendaftaran melalui aplikasi
RSPWC Mobile karena
desain/tampilan yang
membingungkan.
5. Pasien merasa tidak nyaman
menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile karena
aplikasi sering mengalami
erorr atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.
6. Pasien merasa tidak nyaman
dengan banyaknya berkas
yang harus diupload.

F. Kemampuan Dapat Diuji Coba

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
1. Pasien menerima sosialisasi
penggunaan aplikasi RSPWC
Mobile dari rumah sakit.
2. Pasien menerima informasi
tentang adanya aplikasi
RSPWC Mobile dari rumah
sakit dalam bentuk banner,
pamflet, brosur, dll.
3. Pasien pernah mendapat
arahan dari pihak rumah sakit
untuk mendaftar
menggunakan aplikasi
RSPWC Mobile.
41

G. Kemampuan Dapat Diamati

No. Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat


Tidak Setuju Setuju
Setuju
1. Setelah mengetahui aplikasi
RSPWC Mobile, pasien dapat
mengoperasikan aplikasi
RSPWC Mobile dengan mudah.
2. Setelah mengetahui aplikasi
RSPWC Mobile, pasien dapat
mendaftar menggunakan
aplikasi RSPWC Mobile.
3. Setelah mengetahui aplikasi
RSPWC Mobile, seterusnya
pasien selalu menggunakan
aplikasi RSPWC Mobile untuk
mendaftar.

Anda mungkin juga menyukai