Jurnal Projemen UNIPA merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan dua kali
setahun oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Nusa Nipa
Maumere, berisikan ringkasan hasil penelitian dan skripsi.
ii
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1 ; Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan suatu lembaga yang padat karya, padat modal dan
teknologi maupun padat waktu. Disebut padat karya karena Rumah Sakit bergerak
dibidang jasa yang melibatkan relatif banyak tenaga kerja, yaitu di bidang medis,
paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Padat modal
dan teknologi karena Rumah Sakit yang baik haruslah didukung dengan investasi
yang besar untuk mencakup pengadaan fasilitas pelayanan seperti gedung, peralatan
kedokteran yang canggih, obat-obatan yang cukup dan memadai, tenaga dokter
umum dan dokter ahli serta fasilitas penunjang lainnya (kendaraan, peralatan rumah
sakit dan lain-lain). Sedangkan padat waktu dikarenakan rumah sakit dalam
103
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
104
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
m2, meliputi 37 gedung. Rumah Sakit selain melayani masyarakat kabupaten Sikka
yang jumlahnya kurang lebih 300.301 jiwa, juga menjadi pusat rumah sakit rujukan
wilayah Flores dan Lembata, karena merupakan satu-satunya Rumah Sakit Tipe C
yang berada di gugusan Flores dan Lembata.
Rumah Sakit dr. T. C. Hillers Maumere dilengkapi dengan beberapa fasisilits
pelayanan kesehatan lainnya. Fasilitas pelayanan tersebut antara lain : Instalasi rawat
jalan yang terdiri dari : Poli Penyakit dalam,poli anak, poli bedah, poli kebidanan dan
kandungan (obgyn), poli gigi dan mulut,poli THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)
dan poli neurologi. Sedangkan Instalasi Rawat Inap terdiri dari : Ruangan
Paviliun,ruangan Mawar, ruangan Flamboyan, ruangan Dahlia, ruangan Anak,
ruangan ICU, ruangan NICU, ruangan Kebidanan, dan Bedah Sentral (OK). Juga
penunjang Medik lainnya yakni : ruangan laboratorim, ruangan radiologi, ruangan
fisioterapi, ruangan unit transfusi darah, dan loket pembayaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, RSUD dr. T. C. Hillers
Maumere mengembangkan dan menerapkan sistem informasi rumah sakit yaitu
billing system. Pada awalnya kenyataan yang dihadapi dirumah sakit adalah
penagihan biaya perawatan yang dilakukan secara manual. Pasien yang sudah
diijinkan pulang oleh dokter yang merawatnya diharuskan untuk meninggalkan
ruangan perawatan menuju ke kasir, dan kemudian menunggu petugas untuk
menghitung semua total biaya pelayanan kesehatan selama pasien di rumah sakit
secara manual. Dan sampai dengan keadaan sekarang, walaupun sudah ada program
Billing System, kwitansi untuk pelunasan biaya rumah sakit masih ada yang
manual,diantaranya kwitansi untuk pemeriksaan kesehatan (SKD), kwitansi
pembayaran kamar jenazah, kwitansi pembayaran mobil ambulance, kwitansi pasien
BPJS yang naik satu tingkat hak kelas perawatannya, kwitansi pembayaran sewa
gedung dan pendapatan sewa yang lain. Selain itu terjadi ketidaklengkapan data dan
keterlambatan pelaporan data dan informasi billing system baik kepada pasien
maupun kepada lingkup rumah sakit, khususnya bagian keuangan. Hal ini menunjuk
ketidakefektifan pemberian layanan rumah sakit kepada pasien.
Sebagai institusi kesehatan pemerintah, RSUD dr.T. C. Hillers Maumere
menerapkan penggunaan billing system dengan tujuan agar data dan informasi
mengenai pendapatan dan biaya pelayanan rumah sakit kepada pasien dapat diproses
secara cepat, tepat dan akurat sehingga dapat memberikan kinerja pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisisen baik untuk rumah sakit maupun kepada pasien.
Namun dalam penerapannya manfaat yang diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh rumah sakit. Pihak rumah sakit mengemukakan bahwa penerapan
billing system di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere belum efektif dan sesuai dengan
tujuan rumah sakit yaitu meningkatkan kualitas layanan karena dalam prakteknya
informasi yang dihasilkan oleh sistem ini belum akurat. Selain itu masih terjadi
keterlambatan pelaporan informasi rumah sakit. Masalah lain yang sering dihadapi
selama penerapan billing system juga terletak pada keterlambatan dalam sistem
pelaporan rangkaian data administrasi,danbelum adanya program billing system yang
berkaitan dengan penggunaan kartu BPJS
Rumusan Masalah
105
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Untuk mengetahui implementasi billing
system berdasarkan apsek Performance; 2) Untuk mengetahui implementasibilling
system berdasarkan aspek Information; 3) Untuk mengetahui implementasibilling
system berdasarkan aspek Economic; 4) Untuk mengetahui implementasibilling
system berdasarkan aspek Control; 5) Untuk mengetahui implementasibilling system
berdasarkan aspek Efficiency; 6) Untuk mengetahui implementasibilling system
berdasarkan aspek Service
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau kegiatan
atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai suatu tujuan, (Sutanta 2003:4). Sedangkan pengertian sistem
menurut Andri Kristanto (2008:1) Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur –
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.Lain halnya menurut Azhar
Susanto (2000:3) Sistem adalah kumpulan /group dari sub sistem / bagian /
komponen apapun baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untukmencapai satu tujuan tertentu.
Menurut McLeod dikutip oleh Yakub (2012:8) informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sedangkan Menurut Tata Sutabri (2012:22) informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Laudon (2012:16) sistem informasi adalah komponen-komponen
yang saling berkaitan yang bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, dan menampilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi.
Menurut Whitten, Bentley, dan Ditman (2009:10) sistem informasi adalah
pengaturan orang, data, proses, dan informasi (TI) atau teknologi informasi yang
berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah intansi atau
organisasi.
106
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
107
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial manajemen
lainnya, yaitu perencanaan.
Metode evaluasi PIECES merupakan metode evaluasi sistem yang terdiri dari
enam variabel yaitu performance, information, economic, control, efficiency, service
(Whitten et al., 2004). Metode PIECES ini diperkenalkan oleh James Wetherbe yang
berguna untuk mengklasifikasikan masalah-masalah, berkaitan dengan sistem aspek
yang dievaluasi dengan metode PIECES adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kinerja (Performance) yaitu kebutuhan untuk mengoreksi atau
memperbaiki performance atau performa. Analisis performance dapat dilakukan
dengan menilai produksi dan waktu respon. Produksi yaitu jumlah kerja selama
periode waktu tertentu. Waktu respon merupakan penundaan rata-rata antara
transaksi atau permintaan dengan respon ke transaksi atau permintaan tersebut.
2. Analisis information adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki
information atau informasi (data). Dalam analisis informasi, identifikasi masalah
dapat dilakukan dengan menilai informasi dengan keakuratan, relevan dan
ketepatan waktu informasi atau data yang disajikan.
3. Analisis economic adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki
economi, mengendalikan biaya, atau meningkatkan keuntungan. Analisis
ekonomi dilakukan dengan menilai kapasitas pelayanan yang memadai untuk
mengurangi biaya bisnis dan meningkatkan keuntungan bisnis. Jadi dalam
penilaian aspek ekonomi dilakukan dengan menilai biaya dan manfaat yang
diperoleh dari penerapan sebuah sistem.
4. Analisis control adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki control
atau keamanan. Dalam menilai control suatu sistem maka dapat dilakukan dengan
menilai sistem keamanan untuk mengatasi penipuan dan penggelapan untuk
menjamin keakuratan dan keamanan data dan informasi.
5. Analisis efficiency adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki
efisiensi orang dan proses. Efisiensi merupakan sebuah penilaian mengenai
penggunaan sumber daya secara maksimum baik orang, waktu, aliran form,
meminimalkan penundaan proses dan sebagainya.
6. Analisis service adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki layanan
kepada pelanggan, pemasok, rekan kerja, karyawan dan lain-lain. Penilaian dalam
analisis service merupakan sebuah penilaian mengenai layanan yang diinginkan
dan andal pada siapa saja yang menginginkannya, dan apakah sistem tersebut
dapat fleksibel untuk dikembangakan. Jadi penilaian analisis service dapat
diidentifikasi dengan hasil atau output dari sistem, kemudahan penggunaan dan
fleksibilitas pengembangan sistem tersebut.
Adapun penelitian yang membahas mengenai analisis PIECES adalah
penelitian yang dilakukan oleh Utami, (2014) dengan judul: Evaluasi Kinerja Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh sejumlah 60
responden. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah
analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
108
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
1. Performance SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan perawat dan
sekretariat. Performance SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan
Farmasi, Keuangan, Laboratorium, Perekam medik dan Radiologi.
2. Informasi yang dihasilkan SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan
Farmasi, Laboratorium, Perawat, Sekretariat, dan Radiologi. Informasi dianggap
kurang baik oleh kelompok jabatan Keuangan dan Perekam Medik.
3. Aspek kontrol SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Keuangan,
Laboratorium, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat. Kelompok
jabatan Farmasi menilai aspek kontrol pada SIMRS masih kurang baik.
4. Efisiensi SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi dan
Laboratorium. Efisiensi SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan
Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi dan Sekretariat.
5. Aspek service SIMRS dinilai sudah baik oleh kelompok jabatan Laboratorium.
6. Aspek service SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi,
Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian dan permasalahan yang diteliti dan
dirumuskan, maka penelitian yang penulis buat dapat digolongkan pada penelitian
yang bersifat deskriptif kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari sampel populasi
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterpretasikan..
109
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
Instrumen Penelitian
Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
baik. Instrumen penelitian ini disusun dari indikator-indikator yang dianggap
mewakili keberadaan dari variable penelitian.
Tabel 2. Dimensi, Indikator dan Ukuran
No Dimensi Indikator Ukuran
1 Aspek Jumlah Produksi 1) Terintegrasi secara menyeluruh pada setiap bidang
Performance dan bagin rumah sakit
2) Terhindar dari gangguan teknis seperti sistem
Waktu respon komputer yang lambat, sering mati listrik, dan
kendala dalam hal loading atau kecepatan sistem,
serta error yang sering terjadi dalam system.
2 Aspek Relevansi Data dan 3) Kesesuaian format item-item pembiayaan yang ada
Information Informasi Billing System dalam berkas rekam medik dengan format item-
item yang ada pembiayaan dalam billing system
4) Item-item pembiayaan yang berupa tindakan-
tindakan diagnosis telah terdaftar di dalam sistem,
5) Semua item-item yang ada pada billing system
sudah dimengerti oleh operator
Akurasi Data dan 6) Informasi billing system tidakberbeda dengan hasil
Informasi Billing System rekapan secara manual
7) Tidak terjadi keterlambatan pemberian laporan
Ketepatan waktu pelaporan rekam medik dari perawat kepada operator billing
data dan informasi sistem system.
3 Aspek Economic 8) Pihak rumah sakit dapat memonitor semua
Kapasitas Pelayanan transaksi yang berjalan khususnya mengenai
dengan system tindakan-tindakan medis dan diagnosis penyakit
selama pasien di rawat di rumah sakit
9) Billing system mempermudah kebutuhan pelaporan
keuangan
Biaya implementasi 10) Billing system menghemat biaya pengeluaran
system rumah sakit
4 Aspek Control Pengawasan Pengelolaan 11) Adanya tim khusus untuk mengawasi billing
Billing system system
12) Data yang telah terinput ke dalam billing system
Keamanan data, informasi langsung tersimpan atau terback up sehingga
dan sistem operator billing system tidak perlu melakukan
pengulangan input.
5 Aspek Efficiency Penggunaan Sumber Daya 13) Sumber daya manusia mencukupi dalam proses
dalam Impelentasi Billing Impelentasi billing system.
System
14) Tidak terjadi kesalahan pegawaidalam pekerjaan
Efektifitas Proses Kerja penginputan data.
15) Adanya software yang terhubung langsung dengan
bagian pelaporan keuangan rumah sakit
16) Proses pengambilan keputusan menjadi cepat
karena output dari billing system tidak perlu diolah
lagi
6 Aspek Service Keandalan bagi pengguna 17) Billing system dapat memenuhi kebutuhan para
sistem pengguna dalam menyelesaikan pekerjaan
110
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
111
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
Hasil uji validitas menunjukkan seluruh item pertanyaan untuk Variabel Billing
System mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 (r kritis)sehingga
dinyatakan valid. Dengan demikian maka pernyataan – pernyataan yang diajukan
dalam kuesioner penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Billing System
Item Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha if Item Keterangan
Deleted
1 0,914 Reliabel
2 0,920 Reliabel
3 0,920 Reliabel
4 0,916 Reliabel
5 0,918 Reliabel
6 0,914 Reliabel
7 0,915 Reliabel
8 0,916 Reliabel
9 0,920 Reliabel
0,921
10 0,920 Reliabel
11 0,917 Reliabel
12 0,916 Reliabel
13 0,916 Reliabel
14 0,916 Reliabel
15 0,920 Reliabel
16 0,915 Reliabel
17 0,918 Reliabel
18 0,913 Reliabel
112
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
Dari hasil analisis pada tabel 6. diketahui bahwa dimensi Aspek Performance
adalah 64,00%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek Performance termasuk dalam kategori cukup
baik.
Dimensi Aspek Performance terdiri dari dua indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Jumlah Produksi(76,67) dengan kategori baik, sedangkan nilai
persepsi terendah pada indicator waktu respon (51,33) dengan katagori kurang baik.
4.4.1.2. Aspek Information
Persepsi responden untuk dimensi Aspek Informationdan masing-masing
indicator dapat dilihat pada Table 7. berikut:
113
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
114
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
115
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
Dari hasil analisis pada tabel 10. diketahui bahwa dimensiAspek efficiency
adalah 72,22%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek efficiencytermasuk dalam kategori baik.
Dimensi Aspek efficiency terdiri dari empat indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Penggunaan Sumber Daya (76,00) dengan kategori baik, sedangkan
nilai persepsi terendah pada indicator Efektifitas Proses Kerja (68,44) dengan
katagori baik.
Aspek Service
Dimensi Aspek Service terdiri atas dua indicator. Harapan responden untuk
dimensi dan masing-masing indicator dapat dilihat pada Table 11. berikut:
116
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
117
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas, maka kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Aspek Performance
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek performance diklasifikasikan cukup baik.
Aspek ini terdiri atas dua indicator yaitu indicator jumlah produksi yang
diklasifikasikan baik dan indicator waktu respon yang diklasifikasikan kurang
baik.
2. Aspek Information
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Information diklasifikasikan baik. Aspek ini
terdiri atas tiga indicator yaitu indicator relevansi data dan informasi yang
diklasifikasikan baik, indicator akurasi data yang diklasifikasikan baik dan
indicator ketepatan waktu pelaporan data dan informasi system yang
diklasifikasikan baik.
3. Aspek Economic
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Economic diklasifikasikan baik. Aspek ini
terdiri atas tiga indicator yaitu indicator kapasitas pelayanan dengan system yang
diklasifikasikan baik, indicator kapasitas pelayanan dengan system yang
diklasifikasikan baik dan indicator biaya implementasi system yang
diklasifikasikan baik.
4. Aspek Control
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Control diklasifikasikan baik. Aspek ini terdiri
atas dua indicator yaitu indicator keamanan data, informasi dan sistem yang
diklasifikasikan sangat baik dan indicator pengawasan pengelolaan billing
system yang diklasifikasikan baik.
5. Aspek Efficiency
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Efficiency diklasifikasikan baik. Aspek ini
terdiri atas dua indicator yaitu indicator penggunaan sumber daya yang
diklasifikasikan baik dan efektifitas proses kerja yang diklasifikasikan baik.
6. Aspek Service
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Service diklasifikasikan baik. Aspek ini terdiri
atas dua indicator yaitu indicator keandalan bagi pengguna sistem yang
diklasifikasikan baik dan indicator kemudahan pengunaan bagi para pengguna
yang diklasifikasikan sangat baik.
7. Variabel Evaluasi Implementasi Billing System
Berdasarkan analisis deskritif, Variabel Evaluasi Implementasi Billing System di
RSUD dr. T.C.Hillers Maumere diklasifikasikan baik. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit di RSUD dr. T. C. Hillers maka
118
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
DAFTAR PUSTAKA
119
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere
120
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017