Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIPA MAUMERE

PROJEMEN ISSN : 2354-7898 Vol : 4 No : 1 Januari 2017 Hal : 1-120

FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS NUSA NIPA MAUMERE


Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Dewan Redaksi Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Penerbit : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi


Universitas Nusa Nipa Maumere
Penanggungjawab : Imanuel Wellem, SE.MM
Ketua Editor : Antonius Philippus Kurniawan , SE.MM
Skretaris Editor : Magdalena Samosir, SE. M.Si
Desain cover dan Tataletak : Antonio V. Troy Keupung, S.Sos., MM
Editor Ahli : 1) Dr. M. Nuryatno Amin (Universitas Trisakti)
2) Dr. Robert Kristaung (Universitas Trisakti)
Alamat Redaksi : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Nusa Nipa Maumere
Jln. Kesehatan, No.03 Maumere, Flores – Nusa
Tenggara Timur
Telp. (0382) 22388
Email: pwunipa@gmail.com
Website: http//www.nusanipa.ac.id

Jurnal Projemen UNIPA merupakan media komunikasi ilmiah, diterbitkan dua kali
setahun oleh Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Nusa Nipa
Maumere, berisikan ringkasan hasil penelitian dan skripsi.

ii
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1 ; Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

EVALUASI PIECES TERHADAP IMPLEMENTASI BILLING SYSTEM


DI RSUD dr. T. C. HILLERS MAUMERE

Antonius Philipus Kurniawan, Magdalena Samosir, Kornelis Igo Nama


Program Studi Manajemen Universitas Nusa Nipa Maumere

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi billing system berdasarkan


apsek performance, aspek information, aspek economic, aspek control, aspek
efficiency dan aspek service. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna billing
system yang ada di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere, yang berjumlah 30 orang.
Karena populasinya terbatas maka digunakan sampling jenuh yaitu penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel sehingga sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai atau petugas yang berkaitan dengan Billing
System di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere sebanyak 30 orang. Data dikumpulkan
melalui quisioner dan dianalisis menggunakan metode deskritif yaitu dengan
menghitung persepsi responden untuk variabel implementasi billing system dan
setiap indikatornya. Temuan penelitian menunjukan bahwa Variabel Evaluasi
Implementasi Billing System di RSUD dr. T.C.Hillers Maumere diklasifikasikan baik.
Selanjutnya persepsi responden atas implementasi billing system untuk setiap
indikatornya adalah sebagai berikut: (1) apsek performance diklasifikasikan cukup
baik, (2) aspek information diklasifikasikan baik, (3) aspek economic
diklasifikasikan baik, (4) aspek control diklasifikasikan baik, (5) aspek efficiency
diklasifikasikan baik dan (6) aspek service diklasifikasikan baik. Manajemen RSUD
dr. T. C. Hillers Maumere disarankan untuk. (1) Menyediakan tenaga teknisi untuk
mengatasi kendala-kendala gangguan teknis, (2) Meningkatkan frekuensi
pengawasan dalam menginput data (3) mengatasi kendala-kendala dalam
pengoperasian billing system sehingga dapat menghemat biaya (4) Menambah
pegawai untuk mengawasi billing system

Kata Kunci performance, information, economic, control, efficiency, service

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan suatu lembaga yang padat karya, padat modal dan
teknologi maupun padat waktu. Disebut padat karya karena Rumah Sakit bergerak
dibidang jasa yang melibatkan relatif banyak tenaga kerja, yaitu di bidang medis,
paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Padat modal
dan teknologi karena Rumah Sakit yang baik haruslah didukung dengan investasi
yang besar untuk mencakup pengadaan fasilitas pelayanan seperti gedung, peralatan
kedokteran yang canggih, obat-obatan yang cukup dan memadai, tenaga dokter
umum dan dokter ahli serta fasilitas penunjang lainnya (kendaraan, peralatan rumah
sakit dan lain-lain). Sedangkan padat waktu dikarenakan rumah sakit dalam

103
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

memberikan pelayanannya kepada masyarakat berlangsung selama 24 jam sehari dan


tidak mengenal adanya hari libur.
Bambang Hartono ( 2010:6) mengemukakan bahwa produk yang dijual rumah
sakit adalah pelayanan kesehatan yang pada hakikatnya adalah jasa (service) Hal
tersebut perlu diperhatikan karena merupakan hak setiap orang yang dijamin oleh
Undang-Undang Dasar Negara Repoblik Indonesia tahun 1945. Untuk menjamin
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Undang-Undang N0.
44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pasal 29 memerintahkan salah satu kewajiban
rumah sakit sebagai penyelenggara jasa pelayanan kesehatan adalah memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan
untukpemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI No:983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakanupaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
denganupaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar,
2004).
Rumah sakit tentunya menjadi salah satu fasilitas kesehatan terpenting.Fungsi
dan pelayananyang diberikan akan menentukan bagaimana tingkatkesehatan para
pasien juga yang datang. Oleh karena penggolongannyajuga didasarkan kepada
pelayanan medis kepada pasien. Rumah sakitmemiliki fungsi, diantaranyaadalah
melaksanakan pelayanan medis dan penunjang medis, melaksanakan pelayananmedis
tambahan serta penunjang medis tambahan, melaksanakan pelayanan
rujukankesehatanuntuk pasien, melaksanakan penyuluhan kesehatan, melaksanakan
pelayanan rawat jalanatau rawat darurat, melaksanakan pelayanan rawat inap dan
melaksanakan pelayananadministratif untuk semua pasien.
Berdasarkan kemampuan dalam memberikan pelayanan medis kepada para
pasien, rumah sakit digolongkan menjadi 5 tipe,yaitu rumah sakit tipe A adalah
umah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis luas. Oleh pemerintah ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (top refferal
hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat; rumah sakit tipe B adalah rumah sakit
yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis namun
hanya terbatas dan berada di setiap ibu kota propinsi dimana mampu melayani
rujukan dari kabupaten; rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas dengan lokasi di setiap ibu kota
kabupaten yang menampung pelayanan rujukan dari puskesmas; rumah sakit tipe D
adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan kemampuan hanya memberikan
pelayanan kedokteran umum dan gigi.Rumah sakit ini menerima rujukan dari
puskesmas, dan rumah sakit tipe E adalah rumah sakit khusus(special hospital)
yang hanya menyelenggarakan satu macam bentuk pelayanan kesehatan kedokteran
saja.
RSUD dr. T. C. HILLERS Maumere adalah rumah sakit tipe C berdasarkan
Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 210/Menkes 11/1993, yang letaknya berada
di bagian barat kota Maumere, dengan luas 50.300m2 dengan luas bangunan 7. 980

104
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

m2, meliputi 37 gedung. Rumah Sakit selain melayani masyarakat kabupaten Sikka
yang jumlahnya kurang lebih 300.301 jiwa, juga menjadi pusat rumah sakit rujukan
wilayah Flores dan Lembata, karena merupakan satu-satunya Rumah Sakit Tipe C
yang berada di gugusan Flores dan Lembata.
Rumah Sakit dr. T. C. Hillers Maumere dilengkapi dengan beberapa fasisilits
pelayanan kesehatan lainnya. Fasilitas pelayanan tersebut antara lain : Instalasi rawat
jalan yang terdiri dari : Poli Penyakit dalam,poli anak, poli bedah, poli kebidanan dan
kandungan (obgyn), poli gigi dan mulut,poli THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)
dan poli neurologi. Sedangkan Instalasi Rawat Inap terdiri dari : Ruangan
Paviliun,ruangan Mawar, ruangan Flamboyan, ruangan Dahlia, ruangan Anak,
ruangan ICU, ruangan NICU, ruangan Kebidanan, dan Bedah Sentral (OK). Juga
penunjang Medik lainnya yakni : ruangan laboratorim, ruangan radiologi, ruangan
fisioterapi, ruangan unit transfusi darah, dan loket pembayaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, RSUD dr. T. C. Hillers
Maumere mengembangkan dan menerapkan sistem informasi rumah sakit yaitu
billing system. Pada awalnya kenyataan yang dihadapi dirumah sakit adalah
penagihan biaya perawatan yang dilakukan secara manual. Pasien yang sudah
diijinkan pulang oleh dokter yang merawatnya diharuskan untuk meninggalkan
ruangan perawatan menuju ke kasir, dan kemudian menunggu petugas untuk
menghitung semua total biaya pelayanan kesehatan selama pasien di rumah sakit
secara manual. Dan sampai dengan keadaan sekarang, walaupun sudah ada program
Billing System, kwitansi untuk pelunasan biaya rumah sakit masih ada yang
manual,diantaranya kwitansi untuk pemeriksaan kesehatan (SKD), kwitansi
pembayaran kamar jenazah, kwitansi pembayaran mobil ambulance, kwitansi pasien
BPJS yang naik satu tingkat hak kelas perawatannya, kwitansi pembayaran sewa
gedung dan pendapatan sewa yang lain. Selain itu terjadi ketidaklengkapan data dan
keterlambatan pelaporan data dan informasi billing system baik kepada pasien
maupun kepada lingkup rumah sakit, khususnya bagian keuangan. Hal ini menunjuk
ketidakefektifan pemberian layanan rumah sakit kepada pasien.
Sebagai institusi kesehatan pemerintah, RSUD dr.T. C. Hillers Maumere
menerapkan penggunaan billing system dengan tujuan agar data dan informasi
mengenai pendapatan dan biaya pelayanan rumah sakit kepada pasien dapat diproses
secara cepat, tepat dan akurat sehingga dapat memberikan kinerja pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisisen baik untuk rumah sakit maupun kepada pasien.
Namun dalam penerapannya manfaat yang diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh rumah sakit. Pihak rumah sakit mengemukakan bahwa penerapan
billing system di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere belum efektif dan sesuai dengan
tujuan rumah sakit yaitu meningkatkan kualitas layanan karena dalam prakteknya
informasi yang dihasilkan oleh sistem ini belum akurat. Selain itu masih terjadi
keterlambatan pelaporan informasi rumah sakit. Masalah lain yang sering dihadapi
selama penerapan billing system juga terletak pada keterlambatan dalam sistem
pelaporan rangkaian data administrasi,danbelum adanya program billing system yang
berkaitan dengan penggunaan kartu BPJS

Rumusan Masalah

105
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Bertolak dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan terdahulu,


selanjutnya dirumuskan pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut: 1)
Bagaimana implementasibilling system berdasarkan aspek Performance? 2)
Bagaimana implementasi billing system berdasarkan aspek Information?; 3)
Bagaimana implementasi billing system berdasarkan aspekEconomic?; 4) Bagaimana
implementasi billing system berdasarkan aspekControl?; 5) Bagaimana implementasi
billing system berdasarkan aspek Efficiency; 6) Bagaimana implementasi billing
system berdasarkan aspek Service?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Untuk mengetahui implementasi billing
system berdasarkan apsek Performance; 2) Untuk mengetahui implementasibilling
system berdasarkan aspek Information; 3) Untuk mengetahui implementasibilling
system berdasarkan aspek Economic; 4) Untuk mengetahui implementasibilling
system berdasarkan aspek Control; 5) Untuk mengetahui implementasibilling system
berdasarkan aspek Efficiency; 6) Untuk mengetahui implementasibilling system
berdasarkan aspek Service

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi
Secara umum, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan hal atau kegiatan
atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai suatu tujuan, (Sutanta 2003:4). Sedangkan pengertian sistem
menurut Andri Kristanto (2008:1) Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur –
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.Lain halnya menurut Azhar
Susanto (2000:3) Sistem adalah kumpulan /group dari sub sistem / bagian /
komponen apapun baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untukmencapai satu tujuan tertentu.
Menurut McLeod dikutip oleh Yakub (2012:8) informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sedangkan Menurut Tata Sutabri (2012:22) informasi adalah data yang telah
diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Laudon (2012:16) sistem informasi adalah komponen-komponen
yang saling berkaitan yang bekerja bersama-sama untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, dan menampilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, pengaturan, analisa, dan visualisasi pada sebuah organisasi.
Menurut Whitten, Bentley, dan Ditman (2009:10) sistem informasi adalah
pengaturan orang, data, proses, dan informasi (TI) atau teknologi informasi yang
berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah intansi atau
organisasi.

106
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Menurut O’Brien (2010:34) mengatakan bahwa komponen Sistem Informasi


terbagi atas beberapa hal, yaitu:
1. Sumber daya data (sebagai data dan pengetahuan).
2. Sumber daya Manusia (sebagai pemakai akhir dan ahli SI).
3. Sumber daya software (sebagai program dan prosedur).
4. Sumber daya hardware (mesin dan media).
5. Sumber daya jaringan (sebagai media komunikasi dan dukungan jaringan).
Bedasarkan dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem
informasi merupakan suatu sistem yang mempunyai kemampuan untuk
mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media
untuk menampilkan informasi.
Menurut O’Brien yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary (2010:443)
mengemukakan bahwa sistem informasi manajemen adalah jenis awal dari sistem
informasi yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan menajerial.
Sistem informasi menghasilkan produk informasi yang mendukung banyak
kebutuhan pengambilan keputusan harian dari para manajer dan praktisi bisnis.
Laporan, tampilan, dan respon yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen
menyediakan informasi yang telah ditetapkan oleh para pengambil keputusan untuk
mencukupi kebutuhan informasi.
Menurut McLeod dan Schell (2008:41-43) SIM menghasilkan informasi yang
dapat dikelompokan menjadi terdapat beberapa karakteristik sistem dalam SIM,
seperti : memiliki elemen – elemen (elements), mempunyai suatu batass (boundary),
memiliki lingkungan luar (environment), memiliki penghubung (interface),
mempunyai masukan (input), mempunyai keluaran (output), mempunyai pengolahan
suatu proses (process), dan memiliki objek serta tujuan yang jelas ( objectives and
goals).
Evaluasi Sistem
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan
diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan
serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan
tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220).
Pada umumnya evaluasi adalah suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu
program yang telah dilakukan dan yang akan digunakan untuk meramalkan,
memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh
lebih baik. Evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-
kesalahan dimasa lalu, dan ditujukan pada upaya peningkatan kesempatan demi
keberhasilan program. Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau
penyempurnaan di masa mendatang atas suatu program.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif
dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi
tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan
di depan (Yusuf, 2000: 3). Dalam hal ini Yunus menitikberatkan kajian evaluasi dari
segi manajemen, dimana evaluasi itu merupakan salah satu fungsi atau unsur

107
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

manajemen, yang misinya adalah untuk perbaikan fungsi atau sosial manajemen
lainnya, yaitu perencanaan.
Metode evaluasi PIECES merupakan metode evaluasi sistem yang terdiri dari
enam variabel yaitu performance, information, economic, control, efficiency, service
(Whitten et al., 2004). Metode PIECES ini diperkenalkan oleh James Wetherbe yang
berguna untuk mengklasifikasikan masalah-masalah, berkaitan dengan sistem aspek
yang dievaluasi dengan metode PIECES adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kinerja (Performance) yaitu kebutuhan untuk mengoreksi atau
memperbaiki performance atau performa. Analisis performance dapat dilakukan
dengan menilai produksi dan waktu respon. Produksi yaitu jumlah kerja selama
periode waktu tertentu. Waktu respon merupakan penundaan rata-rata antara
transaksi atau permintaan dengan respon ke transaksi atau permintaan tersebut.
2. Analisis information adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki
information atau informasi (data). Dalam analisis informasi, identifikasi masalah
dapat dilakukan dengan menilai informasi dengan keakuratan, relevan dan
ketepatan waktu informasi atau data yang disajikan.
3. Analisis economic adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki
economi, mengendalikan biaya, atau meningkatkan keuntungan. Analisis
ekonomi dilakukan dengan menilai kapasitas pelayanan yang memadai untuk
mengurangi biaya bisnis dan meningkatkan keuntungan bisnis. Jadi dalam
penilaian aspek ekonomi dilakukan dengan menilai biaya dan manfaat yang
diperoleh dari penerapan sebuah sistem.
4. Analisis control adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki control
atau keamanan. Dalam menilai control suatu sistem maka dapat dilakukan dengan
menilai sistem keamanan untuk mengatasi penipuan dan penggelapan untuk
menjamin keakuratan dan keamanan data dan informasi.
5. Analisis efficiency adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki
efisiensi orang dan proses. Efisiensi merupakan sebuah penilaian mengenai
penggunaan sumber daya secara maksimum baik orang, waktu, aliran form,
meminimalkan penundaan proses dan sebagainya.
6. Analisis service adalah kebutuhan untuk mengoreksi atau memperbaiki layanan
kepada pelanggan, pemasok, rekan kerja, karyawan dan lain-lain. Penilaian dalam
analisis service merupakan sebuah penilaian mengenai layanan yang diinginkan
dan andal pada siapa saja yang menginginkannya, dan apakah sistem tersebut
dapat fleksibel untuk dikembangakan. Jadi penilaian analisis service dapat
diidentifikasi dengan hasil atau output dari sistem, kemudahan penggunaan dan
fleksibilitas pengembangan sistem tersebut.
Adapun penelitian yang membahas mengenai analisis PIECES adalah
penelitian yang dilakukan oleh Utami, (2014) dengan judul: Evaluasi Kinerja Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di
RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh sejumlah 60
responden. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisis yang digunakan adalah
analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

108
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

1. Performance SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan perawat dan
sekretariat. Performance SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan
Farmasi, Keuangan, Laboratorium, Perekam medik dan Radiologi.
2. Informasi yang dihasilkan SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan
Farmasi, Laboratorium, Perawat, Sekretariat, dan Radiologi. Informasi dianggap
kurang baik oleh kelompok jabatan Keuangan dan Perekam Medik.
3. Aspek kontrol SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Keuangan,
Laboratorium, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat. Kelompok
jabatan Farmasi menilai aspek kontrol pada SIMRS masih kurang baik.
4. Efisiensi SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi dan
Laboratorium. Efisiensi SIMRS dinilai kurang baik oleh kelompok jabatan
Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi dan Sekretariat.
5. Aspek service SIMRS dinilai sudah baik oleh kelompok jabatan Laboratorium.
6. Aspek service SIMRS dinilai cukup baik oleh kelompok jabatan Farmasi,
Keuangan, Perawat, Perekam Medik, Radiologi, dan Sekretariat.

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian dan permasalahan yang diteliti dan
dirumuskan, maka penelitian yang penulis buat dapat digolongkan pada penelitian
yang bersifat deskriptif kuantitatif, dimana data yang diperoleh dari sampel populasi
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterpretasikan..

Populasi Dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna billing system yang ada di
RSUD dr. T.C. Hillers Maumere, yang berjumlah 30 orang. Metode penggunaan
sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Metode Sampling Jenuh. Dengan
demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang pengguna billing
system yang ada di RSUD dr. T.C. Hillers Maumere.
Tabel 1. Rincian Jumlah Sampel Berdasarkan Status Kepegawaian RSUD dr.
T.C. Hillers Maumere Tahun 2016
No Pengguna Jumlah (orang)
1 Petugas/Operator Billing System 20
2 Bagian Loket Pembayaran 8
3 Bagian Keuangan 2
Total 30

Definisi Operasional Variabel Penelitian


Sangarimbun dan Effendy (2004 : 23), menyatakan bahwa dengan membaca
definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui baik
buruknya pengukuran tersebut. Agar tidak menimbulkan penafsiran berbeda, maka
variable Evaluasi Implementasi Billing System dioperasionalkan sebagai berikut :
Evaluasi terhadap aplikasi yang digunakan di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere untuk
menjalankan proses penagihan biaya pelayanan kesehatan yang lebih efisien.

109
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Instrumen Penelitian
Arikunto (2006: 160) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
baik. Instrumen penelitian ini disusun dari indikator-indikator yang dianggap
mewakili keberadaan dari variable penelitian.
Tabel 2. Dimensi, Indikator dan Ukuran
No Dimensi Indikator Ukuran
1 Aspek Jumlah Produksi 1) Terintegrasi secara menyeluruh pada setiap bidang
Performance dan bagin rumah sakit
2) Terhindar dari gangguan teknis seperti sistem
Waktu respon komputer yang lambat, sering mati listrik, dan
kendala dalam hal loading atau kecepatan sistem,
serta error yang sering terjadi dalam system.
2 Aspek Relevansi Data dan 3) Kesesuaian format item-item pembiayaan yang ada
Information Informasi Billing System dalam berkas rekam medik dengan format item-
item yang ada pembiayaan dalam billing system
4) Item-item pembiayaan yang berupa tindakan-
tindakan diagnosis telah terdaftar di dalam sistem,
5) Semua item-item yang ada pada billing system
sudah dimengerti oleh operator
Akurasi Data dan 6) Informasi billing system tidakberbeda dengan hasil
Informasi Billing System rekapan secara manual
7) Tidak terjadi keterlambatan pemberian laporan
Ketepatan waktu pelaporan rekam medik dari perawat kepada operator billing
data dan informasi sistem system.
3 Aspek Economic 8) Pihak rumah sakit dapat memonitor semua
Kapasitas Pelayanan transaksi yang berjalan khususnya mengenai
dengan system tindakan-tindakan medis dan diagnosis penyakit
selama pasien di rawat di rumah sakit
9) Billing system mempermudah kebutuhan pelaporan
keuangan
Biaya implementasi 10) Billing system menghemat biaya pengeluaran
system rumah sakit
4 Aspek Control Pengawasan Pengelolaan 11) Adanya tim khusus untuk mengawasi billing
Billing system system
12) Data yang telah terinput ke dalam billing system
Keamanan data, informasi langsung tersimpan atau terback up sehingga
dan sistem operator billing system tidak perlu melakukan
pengulangan input.
5 Aspek Efficiency Penggunaan Sumber Daya 13) Sumber daya manusia mencukupi dalam proses
dalam Impelentasi Billing Impelentasi billing system.
System
14) Tidak terjadi kesalahan pegawaidalam pekerjaan
Efektifitas Proses Kerja penginputan data.
15) Adanya software yang terhubung langsung dengan
bagian pelaporan keuangan rumah sakit
16) Proses pengambilan keputusan menjadi cepat
karena output dari billing system tidak perlu diolah
lagi
6 Aspek Service Keandalan bagi pengguna 17) Billing system dapat memenuhi kebutuhan para
sistem pengguna dalam menyelesaikan pekerjaan

Kemudahan Pengunaan 18) Billing system bisa dipelajari dan digunakan


Bagi Para Pengguna dengan baik oleh para pengguna

110
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Indikator-indikator di atas selanjutnya digunakan sebagai instrumen penelitian.


Pengumpulan data di lakukan dengan memberikan kuisioner secara personal kepada
30 pegawai pada pada Kantor PPK Maumere – Waerunu. Jawaban setiap item
pernyataan menggunakan skala likert yang mempunyai gradansi/urutan dari sangat
tinggi (sangat setuju) sampai dengan sangat rendah (sangat tidak setuju).
Analisa Data
Pengujian Alat Ukur
Untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner sebagai alat
pengumpulan data sudah baik dan tidak menimbulkan informasi yang bias sehingga
layak untuk dianalisis, maka sebelumnya perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Analisis Deskriptif
Untuk menggambarkan fenomena yang terjadi di lokasi penelitian maka teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Analisis deskriptif
dilakukan dengan menghitung persepsi responden (Levis, 2013:173), dengan
formula sebagai berikut:
 X Ps  p 
Ps  p    100%
 5 
 
Keterangan : Ps  p = Katagori persepsi responden
X Ps  p = Rata-rata skor untuk persepsi responden
5 = Skor tertinggi skala Likert
Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variable penelitian ini,
digunakan rentang skala sebagai berikut :
Tabel 3. Pencapaian Skor Maksimum Untuk Persepsi Responden
No Klasifikasi Prosentase Pencapaian Skor
Maksimum
1. Sangat tidak baik ≥ 20-36
2. Tidak baik > 36-52
3. Cukup baik > 52-68
4. Baik > 68-84
5. Sangat Baik > 84-100
Sumber : Levis (2013:173)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Hasil Uji Instrumen Penelitian
Variabel Billing System terdiri atas 18 item pernyataan. Hasil uji validitas
dengan menggunakan program SPSS16, didapatkan hasil yang ditunjukkan pada
Tabel berikut ini :

111
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Billing System

No Variabel Billing System


Item Koefisien Korelasi (r) r. Kritis Keterangan
1 0,740 0,300 Valid
2 0,598 0,300 Valid
3 0,507 0,300 Valid
4 0,686 0,300 Valid
5 0,626 0,300 Valid
6 0,787 0,300 Valid
7 0,728 0,300 Valid
8 0,709 0,300 Valid
9 0,601 0,300 Valid
10 0,518 0,300 Valid
11 0,674 0,300 Valid
12 0,695 0,300 Valid
13 0,703 0,300 Valid
14 0,702 0,300 Valid
15 0,570 0,300 Valid
16 0,740 0,300 Valid
17 0600 0,300 Valid
18 0,804 0,300 Valid

Hasil uji validitas menunjukkan seluruh item pertanyaan untuk Variabel Billing
System mempunyai nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 (r kritis)sehingga
dinyatakan valid. Dengan demikian maka pernyataan – pernyataan yang diajukan
dalam kuesioner penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Billing System
Item Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha if Item Keterangan
Deleted
1 0,914 Reliabel
2 0,920 Reliabel
3 0,920 Reliabel
4 0,916 Reliabel
5 0,918 Reliabel
6 0,914 Reliabel
7 0,915 Reliabel
8 0,916 Reliabel
9 0,920 Reliabel
0,921
10 0,920 Reliabel
11 0,917 Reliabel
12 0,916 Reliabel
13 0,916 Reliabel
14 0,916 Reliabel
15 0,920 Reliabel
16 0,915 Reliabel
17 0,918 Reliabel
18 0,913 Reliabel

112
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Hasil uji reliabilitas menunjukkan menunjukkan nilai Cronbach's Alpha


melebihi persyaratan minimal 0,6. Selanjutnya nilai Cronbach's Alpha if Item Deleted
padaVariabel Billing System lebih rendah dari nilai Cronbach's Alpha, maka butir
atau item tersebut tidak dihilangkan atau direvisis. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa semua kuesioner dari variabel ini adalah reliabel sehingga dapat digunakan
untuk analisis data selanjutnya.

Analisis Statistik Deskriptif


Aspek Performance
Dimensi Prosedur Pelayananterdiri atas dua indicator. Harapan responden
untuk dimensi dan masing-masing indicator dapat dilihat pada Table 6. berikut:
Tabel 6. Harapan Responden Terhadap Dimensi Aspek Performance
No Indikator dan Ukuran Nilai & Nilai & Nilai &
Katagori Katagori Katagori
Ukuran Indikator Dimensi
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(4)/2
1 Jumlah Produksi
76,67 76,67
Terintegrasi secara menyeluruh pada
Baik Baik
setiap bidang dan bagin rumah sakit
2 Waktu respon 64,00
Terhindar dari gangguan teknis seperti Cukup
51,33 51,33
sistem komputer yang lambat, sering mati Baik
Kurang Kurang
listrik, dan kendala dalam hal loading
Baik Baik
atau kecepatan sistem, serta error yang
sering terjadi dalam system.

Dari hasil analisis pada tabel 6. diketahui bahwa dimensi Aspek Performance
adalah 64,00%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek Performance termasuk dalam kategori cukup
baik.
Dimensi Aspek Performance terdiri dari dua indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Jumlah Produksi(76,67) dengan kategori baik, sedangkan nilai
persepsi terendah pada indicator waktu respon (51,33) dengan katagori kurang baik.
4.4.1.2. Aspek Information
Persepsi responden untuk dimensi Aspek Informationdan masing-masing
indicator dapat dilihat pada Table 7. berikut:

113
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Tabel 7. Persepsi Responden Terhadap Dimensi Aspek Information

No Indikator dan Ukuran Nilai & Nilai & Nilai &


Katagori Katagori Katagori
Ukuran Indikator Dimensi
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(4)/3
1 Relevansi Data dan Informasi 78,00
Kesesuaian format item-item pembiayaan Baik
yang ada dalam berkas rekam medik dengan
format item-item yang ada pembiayaan
dalam billing system
2 Relevansi Data dan Informasi 78,00 80,22
Item-item pembiayaan yang berupa tindakan- Baik Baik
tindakan diagnosis telah terdaftar di dalam
system
3 Relevansi Data dan Informasi 84,67 76,74
Semua item-item yang ada pada billing Sangat Baik
system sudah dimengerti oleh operator Baik
4 Akurasi Data dan Informasi 78,00 78,00
Informasi billing system tidak berbeda
Baik Baik
dengan hasil rekapan secara manual
5 Ketepatan waktu pelaporan data dan
informasi system 72,00 72,00
Tidak terjadi keterlambatan pemberian
Baik Baik
laporan rekam medik dari perawat kepada
operator billing system
Dari hasil analisis pada tabel 7. diketahui bahwa dimensi Aspek Information
adalah 76,74%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek Performance termasuk dalam kategori baik.
Dimensi Aspek Informationterdiri dari lima indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Relevansi Data dan Informasi (80,22) dengan kategori baik, sedangkan
nilai persepsi terendah pada indicator Ketepatan waktu pelaporan data dan informasi
system (72,00) dengan katagori baik.
Aspek Economic
Tingkat kepuasan responden untuk dimensi Aspek Economic dan masing-
masing indicator dapat dilihat pada Table 8. berikut:

114
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Tabel 8. Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Dimensi Aspek Economic


No Indikator dan Ukuran Nilai & Nilai & Nilai &
Katagori Katagori Katagori
Ukuran Indikator Dimensi
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(4)/3
1 Kapasitas Pelayanan dengan system
Pihak rumah sakit dapat memonitor semua
transaksi yang berjalan khususnya mengenai 78,67
tindakan-tindakan medis dan diagnosis Baik
74,00
penyakit selama pasien di rawat di rumah
Baik
sakit 69,00
2 Kapasitas Pelayanan dengan system Baik
69,33
Billing system mempermudah kebutuhan
Baik
pelaporan keuangan
3 Biaya implementasi system 64,00 64,00
Billing system menghemat biaya pengeluaran Cukup Cukup
rumah sakit Baik Baik
Dari hasil analisis pada tabel 8. diketahui bahwa dimensiAspek Economic
adalah 69,00%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek Economictermasuk dalam kategori baik.
Dimensi Aspek Economic terdiri dari dua indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Kapasitas Pelayanan dengan system (74,00) dengan kategori baik,
sedangkan nilai persepsi terendah pada indicator Biaya implementasi system (64,00)
dengan katagori cukup baik.
Aspek Control
Dimensi Aspek Control terdiri atas dua indicator. Harapan responden untuk
dimensi dan masing-masing indicator dapat dilihat pada Table 9. berikut:
Tabel 9. Harapan Responden Terhadap Dimensi Aspek Control
No Indikator dan Ukuran Nilai & Nilai & Nilai &
Katagori Katagori Katagori
Ukuran Indikator Dimensi
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(4)/2
1 Pengawasan Pengelolaan Billing
78,67 78,67
systemAdanya tim khusus untuk mengawasi
Baik Baik
billing system
2 Keamanan data, informasi dan sistem 81,33
Data yang telah terinput ke dalam billing 84,00 84,00 Baik
system langsung tersimpan atau terback up Sangat Sangat
sehingga operator billing system tidak perlu Baik Baik
melakukan pengulangan input.
Dari hasil analisis pada tabel 9. diketahui bahwa dimensiAspek Control adalah
81,33%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek Control termasuk dalam kategori baik.
Dimensi Aspek Control terdiri dari dua indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Keamanan data, informasi dan sistem (84,00) dengan kategori sangat

115
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

baik, sedangkan nilai persepsi terendah pada indicator Pengawasan Pengelolaan


Billing system (76,67) dengan katagori baik.
Aspek Efficiency
Persepsi responden untuk dimensi prosedur pelayanan dan masing-masing
indicator dapat dilihat pada Table 10 berikut:
Tabel 10. Persepsi Responden Terhadap Dimensi Aspek efficiency

No Indikator dan Ukuran Nilai & Nilai & Nilai &


Katagori Katagori Katagori
Ukuran Indikator Dimensi
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(4)/2
1 Penggunaan Sumber Daya 76,00 76,00
Sumber daya manusia mencukupi dalam
Baik Baik
proses Impelentasi billing system
2 Efektifitas Proses Kerja 68,00
Tidak terjadi kesalahan pegawai dalam Baik
pekerjaan penginputan data.
3 Efektifitas Proses Kerja 61,33 72,22
Adanya software yang terhubung langsung Cukup Baik
68,44
dengan bagian pelaporan keuangan rumah Baik Baik
sakit
4 Efektifitas Proses Kerja
Proses pengambilan keputusan menjadi 76,00
cepat karena output dari billing system tidak Baik
perlu diolah lagi

Dari hasil analisis pada tabel 10. diketahui bahwa dimensiAspek efficiency
adalah 72,22%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek efficiencytermasuk dalam kategori baik.
Dimensi Aspek efficiency terdiri dari empat indikator dengan nilai persepsi
tertinggi adalah Penggunaan Sumber Daya (76,00) dengan kategori baik, sedangkan
nilai persepsi terendah pada indicator Efektifitas Proses Kerja (68,44) dengan
katagori baik.
Aspek Service
Dimensi Aspek Service terdiri atas dua indicator. Harapan responden untuk
dimensi dan masing-masing indicator dapat dilihat pada Table 11. berikut:

116
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Tabel 11. Harapan Responden Terhadap Dimensi Aspek Service


No Indikator dan Ukuran Nilai & Nilai & Nilai &
Katagori Katagori Katagori
Ukuran Indikator Dimensi
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(4)/2
1 Keandalan bagi pengguna sistem
Billing system dapat memenuhi kebutuhan 80,67 80,67 83,00
para pengguna dalam menyelesaikan Baik Baik Baik
pekerjaan
2 Kemudahan Pengunaan Bagi Para 85,33 85,33
Pengguna Sangat Sangat
Billing system bisa dipelajari dan digunakan
Baik Baik
dengan baik oleh para pengguna
Dari hasil analisis pada tabel 11. diketahui bahwa dimensiAspek Service
adalah 83,00%. Berdasarkan prosentase pencapaian skor maksimum maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi Aspek Service termasuk dalam kategori baik.
Dimensi Aspek Service terdiri dari dua indikator dengan nilai persepsi tertinggi
adalah Kemudahan Pengunaan Bagi Para Pengguna (85,33) dengan kategori sangat baik,
sedangkan nilai persepsi terendah pada indicator Keandalan bagi pengguna sistem
(80,33) dengan katagori baik.

Deskritif Variabel Evaluasi Implementasi Billing System


Variabel Evaluasi Implementasi Billing System terdiri atas enam dimensi.
Tanggapan responden untuk masing-masing dimensi dapat dilihat pada Table 12.
berikut:
Tabel 12. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Evaluasi Implementasi Billing
System
No Dimensi Nilai Katagori Nilai Katagori
Dimensi Dimensi Variabel Variabel
(1) (2) (3) (4) (5)=∑(3)/6
1 Aspek Performance 64,00 Cukup Baik
2 Aspek Information 76,74 Baik
3 Aspek Economic 69,00 Baik
74,38 Baik
4 Aspek Control 81,33 Baik
5 Aspek Efficiency 72,22 Baik
6 Aspek Service 83,00 Baik
Dari hasil analisis pada tabel 12. diketahui bahwa nilai rata-rata tanggapan
responden untuk variabel evaluasi implementasi billing system adalah 74,38.
Berdasarkan nilai rata-rata tanggapan responden maka dapat disimpulkan bahwa
variabel evaluasi implementasi billing system termasuk dalam klasifikasi baik.

117
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas, maka kesimpulan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Aspek Performance
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek performance diklasifikasikan cukup baik.
Aspek ini terdiri atas dua indicator yaitu indicator jumlah produksi yang
diklasifikasikan baik dan indicator waktu respon yang diklasifikasikan kurang
baik.
2. Aspek Information
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Information diklasifikasikan baik. Aspek ini
terdiri atas tiga indicator yaitu indicator relevansi data dan informasi yang
diklasifikasikan baik, indicator akurasi data yang diklasifikasikan baik dan
indicator ketepatan waktu pelaporan data dan informasi system yang
diklasifikasikan baik.
3. Aspek Economic
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Economic diklasifikasikan baik. Aspek ini
terdiri atas tiga indicator yaitu indicator kapasitas pelayanan dengan system yang
diklasifikasikan baik, indicator kapasitas pelayanan dengan system yang
diklasifikasikan baik dan indicator biaya implementasi system yang
diklasifikasikan baik.
4. Aspek Control
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Control diklasifikasikan baik. Aspek ini terdiri
atas dua indicator yaitu indicator keamanan data, informasi dan sistem yang
diklasifikasikan sangat baik dan indicator pengawasan pengelolaan billing
system yang diklasifikasikan baik.
5. Aspek Efficiency
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Efficiency diklasifikasikan baik. Aspek ini
terdiri atas dua indicator yaitu indicator penggunaan sumber daya yang
diklasifikasikan baik dan efektifitas proses kerja yang diklasifikasikan baik.
6. Aspek Service
Berdasarkan analisis deskritif, Implementasi Billing System di RSUD dr.
T.C.Hillers Maumere dari Aspek Service diklasifikasikan baik. Aspek ini terdiri
atas dua indicator yaitu indicator keandalan bagi pengguna sistem yang
diklasifikasikan baik dan indicator kemudahan pengunaan bagi para pengguna
yang diklasifikasikan sangat baik.
7. Variabel Evaluasi Implementasi Billing System
Berdasarkan analisis deskritif, Variabel Evaluasi Implementasi Billing System di
RSUD dr. T.C.Hillers Maumere diklasifikasikan baik. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit di RSUD dr. T. C. Hillers maka

118
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Implementasi Billing System perlu ditingkatkan sehingga dapat diklasifikasikan


sangat baik.
Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Kepada Manajemen RSUD dr. T. C. Hillers Maumere disarankan untuk :
a. Menyediakan tenaga teknisi untuk mengatasi kendala-kendala gangguan
teknis seperti sistem komputer yang lambat, sering mati listrik, dan kendala
dalam hal loading atau kecepatan sistem, serta error yang sering terjadi
dalam sistem yang kemudian menghambat kecepatan input transaksi
penagihan biaya pelayanan
b. Meningkatkan frekuensi pengawasan dalam menginput data sehingga tidak
terjadi keterlambatan pemberian laporan rekam medik dari perawat ke
operator billing system.
c. Mengatasi kendala-kendala dalam pengoperasian billing system sehingga
dapat menghemat biaya-biaya seperti biaya kertas dan biaya alat tulis kantor.
d. Menambah pegawai untuk mengawasi billing system khususnya tenaga
admin yang bertugas mengawasi billing system.
2. Kepada peneliti lain, jika ingin melakukan penelitian serupa, disarankan untuk
melibatkan variabel lain yang mempengaruhi efektifitas implementasi Billing
System yang belum diikut sertakan dalam penelitian ini, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan referensi bagi Manajemen RSUD dr. T. C. Hillers
Maumere dalam pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Andri Kristanto. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta:


Gava Media.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka
Cipta.
Bambang Hartono, 2010. Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta.
Rineka Cipta.
Iriyadi. Tachyan. Enjang. 2009. Evaluasi Sistem Billing Pasien Dalam Rangka
Meningkatkan Efektivitas Operasional Rawat Jalan. Jurnal Ilmiah Kesatuan
Nomor 2 Volume 11. Hal: 21-23
Laudon, Kenneth C dan Jane P. Laudon. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi
ke-10. Terjemahan Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Jakarta:
Salemba Empat.
Levis, Leta Rafael. 2013. Metode Penelitian Perilaku Petani. Maumere: Penerbit
Ledalero
Mulyanarko, Hendik. Purnama, Bambang Eka dan Sukadi. 2007. Pembangunan
Sistem Informasi Billing Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Pacitan Berbasis Web. Jurnal Teknologi Informasi dan
Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 4 Nomor 2 Hal: 73-78

119
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017
Jurnal Projemen UNIPA Maumere

Noerlina.2010. Rancangan Sistem Informasi Penagihan Pasien Rumah Sakit. Seminar


Nasional Informatika 2010 (SEMNASIF 2010) UPN ”Veteran” Yogyakarta.
Hal: 132-138.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2008. Metode Penelitian Survei, Jakarta:
LP3ES
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit EGC.
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Utami, Sartika. 2014. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
.

120
ISSN : 2354-7898 Vol. 4, No. 1. Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai