0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan10 halaman
Ringkasan artikel ini adalah:
1. Artikel ini menganalisis kualitas pelayanan di Puskesmas Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
2. Analisis dilakukan dengan metode Importance Performance Analysis untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dengan membandingkan kinerja Puskesmas dengan kebutuhan pengguna layanan.
Ringkasan artikel ini adalah:
1. Artikel ini menganalisis kualitas pelayanan di Puskesmas Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
2. Analisis dilakukan dengan metode Importance Performance Analysis untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dengan membandingkan kinerja Puskesmas dengan kebutuhan pengguna layanan.
Ringkasan artikel ini adalah:
1. Artikel ini menganalisis kualitas pelayanan di Puskesmas Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
2. Analisis dilakukan dengan metode Importance Performance Analysis untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dengan membandingkan kinerja Puskesmas dengan kebutuhan pengguna layanan.
KECAMATAN KALIANGKRIK KABUPATEN MAGELANG Oleh : Harda Sukma Alam, Endang Larasati, Herbasuki Nurcahyanto Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jl. Profesor Haji Sudarto, Sarjana.Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
ABSTRACT
Quality of public services is the extent to which a public facility in providing
services to the public. The government is required to provide quality public services. Services can be said to be good if the performance is given in accordance with the expectations required by the user community services . By using the five dimensions of service quality that is Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance, and Emphaty it will be able to analyze the quality of services provided by Puskemas Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. In this research, using a method of analysis of Importance Performance Analysis to analyze the level of satisfaction of the public by comparing the performance provided by the Puskesmas with the needs of service users.
Key words : Quality Service, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance,
Empathy, Importance Performance Analysis.
PENDAHULUAN puskesmas, serta kurangnya
A. LATAR BELAKANG pendidikan tenaga kerja kesehatan. Pemanfaatan fasilitas (World Bank, 2008:32). kesehatan baik milik pemerintah Beberapa pandangan yang maupun swasta menunjukan angka berkembang di masyarakat terkait rendah, hal ini dikarenakan antara rendahnya jumlah kunjungan lain karena inefisiensi dan buruknya masyarakat ke puskesmas ialah kualitas dalam sektor kesehatan, buruknya citra pelayanan di buruknya kualitas infrastruktur dan puskesmas, di antaranya pegawai banyaknya pusat kesehatan yang puskesmas yang tidak disiplin, tidak memiliki perlengkapan yang kurang ramah, kurang profesional, memadai, jumlah dokter yang tidak pengobatan yang tidak manjur, memadai di daerah terpencil dan fasilitas gedung maupun peralatan tingginya ketidakhadiran dokter di medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus Kaliangkrik tidak sebanding dengan dirujuk untuk melanjutkan jumlah penduduk . pengobatan atau pemeriksaan yang Puskesmas Kecamatan sebenarnya masih dapat dilakukan di Kaliangkrik berada atau terletak pada puskesmas, atau untuk membeli lokasi yang mudah dijangkau karena obat-obatan yang tidak tersedia di letaknya yang strategis di pinggir puskesmas padahal kondisi geografis jalan utama yang mudah ditempuh di beberapa tempat tidak mendukung oleh masyarakat sekitar, baik itu akibat jauhnya jarak tempuh, tidak dengan kendaraan umum maupun ada transportasi, jam buka kendaraan pribadi.. puskesmas yang terbatas dan lain- Setiap pasien atau masyarakat lain. yang berobat di Puskesmas Berdasarkan data jumlah Kecamatan Kaliangkrik dikenakan tenaga medis yang ada di Puskesmas tarif atau biaya retribusi sesuai Kecamatan Kaliangkrik diketahui dengan Peraturan Daerah Kabupaten bahwa sebanyak 31 orang dan Magelang No. 3 Tahun 2012 tentang sebagian besar adalah bidan yaitu retribusi pelayanan kesehatan pada sebanyak 67,7% atau 21 orang Dinas Kesehatan dan Unit Pelaksana sedangkan dokter gigi dan perawat Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten gigi masing-masing hanya 1 orang, Magelang. Tarif retribusi pelayanan dan dokter umum sebanyak 2 orang, kesehatan dalam bentuk rawat jalan dengan perawat sebanyak 6 orang. bagi pasien dalam wilayah Adapun jumlah penduduk Kabupaten Magelang dikenakan Kecamatan Kaliangkrik sebanyak biaya Rp. 6.000,00, sedangkan bagi 58470 jiwa, hal ini berarti pasien dari luar wilayah Kabupaten perbandingan antara tenaga medis Magelang dikenakan Rp. 10.000,00 dan penduduk adalah 1:1886, artinya untuk setiap kunjungan meliputi satu orang tenaga medis harus pemeriksaan umum dan pemberian memberikan pelayanan kepada 1886 obat, apabila diperlukan tindakan penduduk. medik dan terapi, pemeriksaan Adapun rincian perbandingan diagnostik, dan lain-lain maka biaya antara jumlah tenaga medis dengan dibayar terpisah berdasarkan tarif jumlah penduduk di Kecamatan yang ditetapkan masing-masing jenis Kaliangkrik adalah untuk Dokter pemeriksaan tersbut. Dengan adanya Umum 1: 29235, untuk Dokter Gigi peraturan hukum tertulis mengenai 1: 58470, untuk Bidan 1: 4872 dan besarnya biaya pelayanan, maka Perawat 1: 9745 serta Perawat Gigi dapat memberikan jaminan mengenai 1: 58470. Menurut Proyeksi Tenaga kepastian biaya dalam pelayanan Kesehatan berdasarkan Rasio Tenaga puskesmas. Kesehatan yang ditetapkan oleh Berdasarkan fenomena Dinas Kesehatan untuk tahun 2014 tersebut dan dengan menekankan untuk Dokter Umum 1: 2083, Dokter pengkajian terhadap 5 (lima) dimensi Gigi 1: 9090, Bidan 1: 1333, Perawat dari Zeinthaml Parasuraman Berry 1: 632, dan Perawat Gigi 1: 6250. yaitu Tangible, Reliability, Hal ini berarti jumlah tenaga medis Responsiveness, Assurance, dan yang ada di Puskesmas Kecamatan Emphaty, peneliti bertujuan melakukan analisis lebih lanjut dan dapat dipastikan tidak berkualitas menyeluruh mengenai kualitas atau tidak efisien. Karena itu, pelayanan di Puskesmas Kecamatan kualitas pelayanan sangat penting Kaliangkrik, maka penulis memilih dan selalu fokus kepada kepuasan judul penelitian: pelanggan. Kualitas pelayanan akan ”Analisis Kualitas Pelayanan di berhubungan erat dengan hubungan Puskesmas Kecamatan Kaliangkrik langsung antara pemberi jasa Kabupaten Magelang”. pelayanan dengan pelanggan baik secara individu maupun secara B. Tujuan organisasi. Hal tersebut Tujuan dari penelitian ini membutuhkan pelayanan prima adalah Untuk menganalisis tingkat (service excellence) dari pemberi jasa kepuasan masyarakat pengguna jasa pelayanan. pelayanan di Puskesmas Kecamatan Kualitas itu sendiri menurut Kaliangkrik Kabupaten Magelang Phillip Kotler (2003), harus dimulai berdasarkan dimensi Tangible, dari kebutuhan pelanggan dan Reliability, Responsiveness, berakhir pada persepsi dari Assurance, dan Emphaty dan juga pelanggan juga. Hal ini berarti bahwa untuk menganalisis indikator yang kualitas yang baik bukanlah paling dominan mempengaruhi berdasarkan sudut pandang atau kualitas pelayananan yang diberikan persepsi pihak penyedia jasa tetapi oleh Puskesmas Kecamatan berdasarkan sudut pandang dan Kaliangkrik. persepsi dari penerima jasa (pelanggan ). C. Kualitas Pelayanan Publik Definisi kualitas pelayanan D. Dimensi Kualitas Pelayanan publik menurut Keputusan Untuk mengetahui kepuasan MENPAN No. 63/2003 adalah pelanggan, dapat dilakukan melalui segala bentuk pelayanan yang survei pelanggan yang didasarkan dilaksanakan oleh instansi pada dimensi-dimensi kualitas pemerintah di pusat, di daerah dan di pelayanan yang berkaitan erat lingkungan Badan Usaha Milik dengan kebutuhan pelanggan. Negara atau Badan usaha Milik Bagaimana mengukur kualitas Daerah dalam bentuk barang dan pelayanan yang diberikan atau jasa, baik dalam rangka upaya penyelenggara pelayanan, banyak pemenuhan kebutuhan masyarakat dimensi-dimensi kualitas pelayanan maupun dalam rangka pelaksanaan yang dirancang para ahli yang dapat ketentuan peraturan perundang- diadopsi, atau sebagai alat pemandu undangan. bagi aparatur. Menurut Van Looy Pelayanan dapat dikatakan (dalam jasfar, 2005 : 50), suatu berkualitas atau memuaskan bila model dimensi kualitas jasa yang pelayanan tersebut dapat memenuhi ideal baru memenuhi beberapa kebutuhan dan harapan masyarakat. syarat, apabila : Apabila masyarakat tidak puas 1. Dimensi harus bersifat satuan terhadap suatu pelayanan yang yang komprehensif, artinya disediakan, maka pelayanan tersebut dapat menjelaskan karakteristik secara menyampaikan jasanya sesuai menyeluruh mengenai dengan waktu yang persepsi terhadap kualitas disepakati. karena adanya perbedaan dari c. Responsiviness masing-masing dimensi yang Berkenaan dengan diusulkan. kesediaan dan kemampuan 2. Model juga harus bersifat para karyawan untuk universal, artinya masing- membantu para pelanggan dan masing dimensi harus bersifat merespon permintaan mereka, umum dan valid untuk serta menginformasikan kapan sebagai spektrum bidang jasa. jasa akan diberikan dan 3. Masing-masing dimensi kemudian memberikan jasa dalam model yang diajukan secara cepat. haruslah bersifat bebas. d. Assurance 4. Sebaiknya jumlah dimensi Yakni perilaku para dibatasi (limited). karyawan mampu Selanjutnya, Zeithaml dalam menumbuhkan kepercayaan Hardiyansyah (2011 : 41) pelanggan terhadap menyatakan bahwa kualitas perusahaan dan perusahaan pelayanan ditentukan oleh dua hal, bisa menciptakan rasa aman yaitu: expected service dan perceived bagi para pelanggannya. service. Expected service dan Jaminan juga berarti bahwa perceived service ditentukan oleh para karyawan selalu dimention of service quality yang bersikap sopan dan berdasarkan Zeithaml dkk (1990) menguasai pengetahuan dan dalam Hardiyansyah (2011 : 46), ketrampilan yang dibutuhkan kualitas pelayanan dapat diukur dari untuk menangani setiap 5 (lima) dimensi, yaitu: Tangible, pertanyaan atau masalah Reliability, Responsiveness, pelanggan. Assurance, dan Empathy. e. Empathy a. Tangible (Kasat Mata) Berarti bahwa perusahaan Berkenaan dengan memahami masalah para daya tarik fasilitas fisik, pelanggannya dan bertindak perlengkapan, dan material demi kepentingan pelanggan, yang digunakan perusahaan serta memberikan perhatian atau instansi, penampilan personal kepada para petugas pelayanan serta alat- pelanggan dan memiliki jam alat komunikasi dengan operasi yang nyaman. pelanggan. b. Reability E. Metode Berkaitan dengan Metode yang digunakan kemampuan perusahaan dalam penelitian ini adalah tipe untuk memberikan layanan penelitian eksplanatory dengan yang akurat sejak pertama pendekatan kuantitatif. Dalam kali tanpa membuat penelitian ini, populasinya adalah kesalahan apapun dan seluruh pasien yang ada di Puskesmas Kecamatan Kaliangkrik Berikut ini merupakan hasil Kabupaten Magelang pada Tahun perhitungan tingkat kepuasan 2013 sampai pada Bulan Agustus masyarakat pada masing-masing yang berjumlah 23140 orang. dimensi dengan menggunakan Penentuan sampel menggunakan metode Importance Performance teknik accidental sampling dengan Analysis: menggunakan rumus Slovin, dan sampel yang digunakan berjumlah 1. Tangible 100 (seratus) responden. Penampilan petugas. Pengumpulan data dilakukan Tingkat kepuasan atau dengan metode kuesioner. Daftar kesesuaian untuk pertanyaan diarahkan untuk indikator ini adalah mengukur kualitas pelayanan sesuai 91,60% . dengan 28 (dua puluh delapan) butir Kebersihan, kenyamanan, pertanyaan seputar dimensi kualitas dan kerapian. pelayanan (Tangible, Tingkat kepuasan atau Responsiveness, Reliability, kesesuaian untuk Assurance, dan Empathy). Skala indikator ini adalah pengukuran pengukuran yang 96,92% . digunakan adalah skala Likert 4 Kemudahan Proses (empat) tingkatan. pelayanan Teknik analisis data Tingkat kepuasan atau dilakukan untuk menjawab kesesuaian untuk perumusan masalah mengenai sejauh indikator ini adalah mana tingkat kepuasan masyarakat 79,94% . pengguna jasa pelayanan di Kedisiplinan petugas Puskesmas Kecamatan Kaliangkrik memberikan pelayanan. Kabupaten Magelang, maka Tingkat kepuasan atau digunakan metode analisis kesesuaian untuk Importance Performance Analysis indikator ini adalah atau analisis tingkat kepentingan dan 84,86% . kinerja kepuasan pelanggan (J. Kemudahan akses. Supranto, 2001: 241). Dengan rumus Tingkat kepuasan atau Tki = kesesuaian untuk indikator ini adalah Tki = Tingkat kepuasan pasien 88,68% . Xi = Kinerja yang diterima Yi = Kinerja yang diharapkan. Pemanfaatan teknologi. Tingkat kepuasan atau Dalam analisis selanjutnya, kesesuaian untuk tingkat kepuasan pelanggan indikator ini adalah dijabarkan ke dalam diagram 67,94% . kartesius. Kelengkapan peralatan Puskesmas. F. Pembahasan Tingkat kepuasan atau kesesuaian untuk a) Hasil Penelitian indikator ini adalah 93,77% . Kejelasan prosedur 2. Reliability pelayanan/tidak berbelit- Ketelitian dalam belit. pemeriksaan. Tingkat kepuasan atau Tingkat kepuasan atau kesesuaian untuk kesesuaian untuk indikator ini adalah indikator ini adalah 86,94% . 74,67% . Pemberian informasi Kecermatan pemberian yang jelas dan mudah obat. dimengerti. Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian untuk indikator ini untuk indikator ini adalah 90,81% . adalah 87,68% . Kejelasan standar Ketepatan diagnose dan pelayanan. perawatan Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian untuk indikator ini untuk indikator ini adalah 73,35% . adalah 85,51% . Jadwal pelayanan Memberikan pelayanan Tingkat kesesuaian pada saat yang tepat. untuk indikator ini Tingkat kesesuaian adalah 92,11% . untuk indikator ini Kemampuan adalah 86,92% . menggunakan alat bantu Respon terhadap keluhan dalam proses pelayanan masyarakat yang (komputer) untuk bagian berkaitan dengan administrasi. pelayanan Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian untuk indikator ini untuk indikator ini adalah adalah 76,44% . 86,03% . Keahlian menggunakan 4. Assurance alat bantu (alat kesehatan) Ketepatan waktu dalam bagi dokter, perawat, pelayanan maupun bidan. Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian untuk indikator ini adalah untuk indikator ini 86,86% . adalah 76,31% . Jaminan biaya pelayanan 3. Responsiveness Tingkat kepuasan atau Daya tanggap terhadap kesesuaian untuk penanganan penyakit dari indikator ini adalah masyarakat (dokter, 81,45% . bidan, dan perawat). Jaminan legalitas Tingkat kepuasan atau pelayanan kesesuaian untuk Tingkat kepuasan atau indikator ini adalah kesesuaian untuk 87,95% . indikator ini adalah 86,12% . kategori penilaian terlebih dahulu Kepastian biaya dilakukan pengklasiikasian skor Tingkat kepuasan atau dengan rumus: kesesuaian untuk R I indikator ini adalah K 81,87% . 5. Emphaty 99,03 67,94 I Mendahulukan 4 kepentingan umum Tingkat kepuasan atau kesesuaian untuk 31, ,09 indikator ini adalah I 4 94,82% . Keramahan melayani = 7,76 masyarakat Tingkat kepuasan atau Maka: kesesuaian untuk Kelompok 1 = 67,94 – 75,70 = indikator ini adalah tidak puas 74,37% . Kelompok 2 = 75,71 – 83,47 = Sopan santun dalam kurang puas memberikan pelayanan. Kelompok 3 = 83,48 – 91,24 = Tingkat kepuasan atau cukup puas kesesuaian untuk Kelompok 4 = 91,25 – 99,01 = indikator ini adalah sangat puas. 77,38% . Tidak membeda-bedakan b) Analisis pasien. Tingkat kesesuaian 1. Dimensi Tangible untuk indikator ini adalah Berdasarkan hasil 84,05% . penelitian nilai kesesuaian Penghargaan terhadap yang didapat dari penampilan pasien. petugas, kebersihan, Tingkat kesesuaian kenyamanan, dan kerapian, untuk indikator ini adalah kemudahan pelayanan, 99,03% . kedisiplinan petugas, kemudahan akses, Klasifikasi skor untuk pemanfaatan teknologi, dimensi tangible,reliability, kelengkapan peralatan. Jadi responsibility, assurance, dan untuk dimensi tangible rata- emphaty digunakan pengelompokan rata kepuasan pasien sebesar secara sederhana dalam 4 kategori 86,24% dan berada pada yaitu sangat puas, puas, kurang kategori cukup puas. puas,dan tidak puas dengan 2. Dimensi Reliability prosentase terbesar 99,03 % dan Berdasarkan hasil prosentase terendah adalah 67,94%, penelitian nilai kesesuaian guna memudahkan dan menentukan yang didapat dari ketelitian sebesar 85,93%, dan dimensi dalam proses pemeriksaan, ini juga berada pada kategori kecermatan dalam pemberian cukup puas. obat, kejelasan standar pelayanan, jadwal pelayanan, Berdasarkan nilai rata-rata kemampuan menggunakan kepuasan pasien secara keseluruhan alat, keahlian penggunaan sebesar 84,74% dan berada pada alat. Jadi untuk dimensi kategori cukup puas. Hal ini berarti reliebility rata-rata kepuasan secara keseluruhan pasien merasa pasien sebesar 80,61% dan bahwa pelayanan yang diberikan dimensi ini berada pada oleh PUSKESMAS Kecamatan kategori kurang puas. Kaliangkrik yang meliputi tangible, reliability, responsiveness, 3. Dimensi Responsiveness assurance, dan emphaty cukup Nilai kesesuaian yang memuaskan. didapat dari daya tanggap Berdasarkan diagram menangani penyakit, kartesius faktor-faktor yang menjadi kejelasan informasi, prioritas utama dan harus ketepatan diagnose, ketepatan dilaksanakan sesuai dengan harapan pelayanan, respon terhadap pelanggan adalah: keluhan. Jadi untuk dimensi responsiveness rata-rata a. Pemanfaatan teknologi kepuasan pasien sebesar b. Ketelitian 86,83% dan berada pada c. Kejelasan standar kategori cukup puas. d. Kemampuan menggunakan alat 4. Dimensi Assurance e. Keahlian menggunakan alat Nilai kesesuaian yang f. Sopan santun dalam didapat dari ketepatan waktu pelayanan pelayanan, jaminan biaya, jaminan legalitas, kepastian Adapun faktor-faktor yang terdapat biaya. Jadi untuk dimensi pada kuadran B dan perlu assurance rata-rata kepuasan dipertahankan prestasinya adalah: pasien sebesar 84,08% dan juga berada pada kategori a. Penampilan petugas cukup puas. b. Kemudahan proses 5. Dimensi Emphaty c. Kedisiplinan petugas Nilai kesesuaian yang d. Kemudahan akses didapat dari mendahulukan e. Kecermatan kepentingan umum, f. Ketepatan pelayanan keramahan melayani g. Kepastian biaya masyarakat, sopan satun petugas, tidak membeda- Adapun faktor-faktor yang bedakan dalam pelayanan, seharusnya dilakukan secara sedang- penghargaan terhadap pasien. sedang saja karena dianggap kurang Jadi untuk dimensi emphaty penting oleh masyarakat (pasien) rata-rata kepuasan pasien adalah adalah: a. Ketapatan dalam pelayanan c. Pada dimensi responsiveness b. Jaminan biaya pelayanan secara keseluruhan pasien c. Jaminan legalitas pelayanan merasa cukup puas dengan d. Keramahan melayani nilai kesesuaian sebesar masyarakat 86,83%. e. Tidak membeda-bedakan d. Pada dimensi assurance pasien pasien merasa cukup puas dengan nilai kesesuaian Adapun faktor-faktor yang sudah sebesar 84,08 %. dilakukan dengan sangat baik bahkan e. Dari hasil perhitungan yang cenderung berlebihan karena ada dimensi emphaty dianggap kurang penting oleh pasien mendapatkan nilai kesesuaian adalah sebesar 85,93 % yang berarti pelanggan merasa cukup a. Kebersihan, kenyamanan, puas. dan kerapian b. Kelengkapan peralatan Secara keseluruhan pelanggan dalam c. Jadwal pelayanan penelitian ini merasa cukup puas d. Daya tanggap terhadap dengan kinerja yang diterima dari penyakit kelima dimensi kualitas pelayanan e. Kejalasan Prosedur tersebut dengan penilaian sebesar f. Kejelasan informasi 84,74%. g. Ketepatan diagnose dan perawatan 2. Berdasarkan diagram kartesius h. Respon terhadap pelayanan faktor-faktor yang menjadi prioritas i. Mendahulukan kepentingan utama dan harus dilaksanakan sesuai umum dengan harapan pelanggan adalah: j. Penghargaan terhadap pasien a. Pemanfaatan teknologi b. Ketelitian G. PENUTUP c. Kejelasan standar d. Kemampuan menggunakan a) Kesimpulan alat e. Keahlian menggunakan alat 1. Berdasarkan perhitungan tingkat f. Sopan santun dalam kepuasan/kesesuaian responden dari masing-masing dimensi pelayanan diperoleh sebagai berikut: Adapun faktor-faktor yang terdapat a. Tingkat kesesuaian atau pada kuadran B dan perlu kepuasan dari dimensi dipertahankan prestasinya adalah: tangible adalah sebesar 86,24% berarti pasien merasa a. Penampilan petugas cukup puas b. Kemudahan proses b. Dimensi reliability ini c. Kedisiplinan petugas mempunyai nilai kesesuaian d. Kemudahan akses sebesar 80,61% yang berarti e. Kecermatan pasien merasa kurang puas f. Ketepatan pelayanan g. Kepastian biaya b) Rekomendasi teknologi kesehatan semakin lama semakin maju dan untuk Berikut saran yang penulis memberikan pelayanan yang sampaikan yang mungkin bermanfaat maksimal maka petugas juga dalam penelitian ini, yaitu: dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian 1. Seiring dengan yang maksimal juga. perkembangan jaman dan 5. Petugas PUSKESMAS harus teknologi, pihak bersikap tamah dan sopan PUSKESMAS Kecamatan kepada masyarakat selaku Kaliangkrik harus lebih pasien dengan menerapkan memanfaatkan teknologi 3S yaitu Senyum, Salam, untuk melakukan Sapa. Dengan adanya sikap pemeriksaan kepada pasien. sopan santun menunjukkan 2. Dalam hal ketelitian dalam bahwa pasien merasa pemeriksanaan, pegawai atau dihargai. petugas PUSKESMAS harus lebih teliti lagi dalam melakukan pemeriksaan DAFTAR PUSTAKA untuk menghindarai adanya Buku kesalahan, karena hal ini Hardiansyah. 2011. Kualitas menyangkut nyawa Pelayanan Publik. Yogyakarta seseorang, ketelitian dapat : PENERBIT Gava Media. ditingkatkan dengan tidak terlalu cepat dalam Jasfar, Farida. 2005. Manajemen mengambil diagnose terhadap Jasa: Pendekatan Terpadu. keluhan pasien, jika perlu Bogor: Penerbit Madiun: dilakukan uji laboratorium Politeknik Madiun. untuk memperoleh hasil yang Kottler, Phillip. 2003. Manajemen lebih teliti dan akurat. Pemasaran, edisi kesebelas, 3. Harus adanya kejelasan jilid I, Penerbit PT. Indeks standar pelayanan, seperti Gramedia. pembatasan waktu dalam proses pendaftaran perlu Supranto, J. 2001. Pengukuran diperhitungkan untuk satu Tingkat Kepuasan Pelanggan pasien dibutuhkan waktu Untuk Menaikkan Pangsa berapa menit, untuk Pasar. Jakarta : Rineka Cipta. mengurangi antrian pada saat pendaftaran, sesuai dengan Non Buku standar palayanan minimal Keputusan Menteri Pendayagunaan 4. Untuk meningkatkan Aparatur Negara (KEPMENPAN) kemampuan dan keahlian Nomor 63 Tahun 2003. dalam menggunakan alat dibutuhkan pelatihan dan pendidikan bagi petugas PUSKESMAS hal ini dikarenakan perkembangan