HALWATIAH
173145261024
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................12
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................12
1. Pengertian Manajemen..................................................................................27
1. Pengertian Logistik.......................................................................................30
2. Kegiatan Logistic..........................................................................................31
K. Penelitian Terdahulu.........................................................................................52
L. Kerangka Teori.................................................................................................59
M. Kerangka konsep...........................................................................................59
N. Definisi Operasional.........................................................................................60
A. Jenis Penelitian.................................................................................................65
1. Lokasi Penelitian...........................................................................................65
2. Waktu Penelitian...........................................................................................65
C. Informan Penelitian..........................................................................................65
D. Sumber Data.....................................................................................................66
E. Instrumen Penelitian.........................................................................................66
2. Observasi.......................................................................................................68
3. Dokumentasi.................................................................................................68
2. Analisis Data.................................................................................................70
H. Etika Penelitian.................................................................................................70
3. Kerahasiaan (Confidentiality).......................................................................71
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekonomi dan sosial. Salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan kesehatan
pihak Rumah Sakit kepada pasien juga dapat dipandang sebagai pelayanan yang
diberikan antara pelaku usaha (Rumah Sakit) dengan pasien (Pebrianti 2015).
bagian intergral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
termasuk pelayanan farmasi klinik. Semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang beredar di Rumah Sakit merupakan tanggung
jawab Instalasi Farmasi, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit yang dilaksanakan selain
,bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medic, dan 50% dari
Rumah Sakit. Ketersediaan Obat saat ini menjadi tuntutan pelayanan kesehatan.
dan monitoring yang saling terkait satu sama lain, sehingga harus terkordinasi
efisiennya sistem suplai Obat yang ada, ini juga memberikan dampak negatif
terhadap Rumah Sakit baik secara medis maupun ekonomis (Satrianegara and
Bujawati 2018).
adalah meningkatkan akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) sesuai tugas pokok dan fungsi
kesehatan, dan Obat. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya
yang disebabkan oleh penyalahgunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan atau
penggunaan yang salah atau tidak tepat serta tidak memenuhi mutu keamanan
dan pemanfaatan yang dilakukan sejak proses produksi, distribusi hingga
yang mendapatkan alokasi dana dari pemerintah sebesar 40-50% dari dana
untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan farmasi dan
menumpuk akibat dari perencanaan Obat yang tidak sesuai, serta biaya Obat
yang menjadi mahal disebabkan penggunaan Obat yang tidak rasional. Oleh
karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien
pengelolaan Obat yang efektif dan efisien. Salah satu proses pengelolaan Obat
yang efektif adalah dengan menjamin ketersediaan Obat baik dalam hal jenis dan
jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menghindari adanya
Phrmacy (AMCP) tentang the reality of drug shortages (2010) yang mayoritas
dosis, 34,8% kesalahan Obat, 70,8% perawatan tertunda dan 38% mengakibatkan
terhadap pasien tertunda. dari penelitian tersebut juga diketahui Rumah Sakit
kenaikan harga Obat dan kekurangan yang meluas menghambat anggaran dan
sebesar 18,5%.
dinegara tersebut mengalami satu atau lebih kekurangan Obat atau enam bulan
kekurangan Obat dan lebih dari setengahnya tidak mampu menyediakan Obat
sesuai dengan resep yang diberikan. selain itu sebagian besar Rumah Sakit
tersebut melaporkan biaya Obat meningkat sebagai akibat dari kekurangan Obat
(fadhila,2013).
bahwa Tahun 2012 ada 3 Provinsi yang memiliki tingkat ketersediaan Obat di
bawah 80%, selanjutnya ada 6 Provinsi dengan tingkat ketersediaan Obat kurang
dari 100%. Sedangkan Tahun 2013 mencapai 96,82% dan meningkat dari Tahun
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makkasau Kota Parepare
Instalasi Farmasi RSUD Andi Makkasau Kota Parepare padahal pihak Rumah
Sakit telah melakukan RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) pada tahap
perencanaan, hal ini disebabkan karena pihak Rumah Sakit memiliki utang
kepada distributor yang belum dilunasi sesuai dengan tempo perjanjian yang
masih belum memenuhi standar dimana rak, lemari, pallet untuk menyimpan
Obat belum cukup serta ruang penyimpanan Obat masih sempit. Pendistribusian
Persediaan Obat Di Gudang Farmasi RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017
mempengaruhi kekosongan Obat. Hal ini terlihat dari beberapa komponen Input
mengakibatkan sediaan menjadi rusak dan expired) dan Output (sudah sesuai
Baji Makassar dalam proses perencanaan Obat butuh beberapa hari karena harus
selisih harga Obat dengan distributor, jumlah Obat tidak sesuai dengan
Makassar,2021).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Instalasi Farmasi RSUD Labuan Baji Makassar Tahun 2021 yang meliputi
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Instalasi Farmasi RSUD Labuan Baji Makassar Tahun 2021 “Serta bagi
2. Manfaat Teoritis
TINJAUAN PUSTAKA
(Siregar, 2004).
yang berorientasi pada pasien dan bukan hanya berorientasi pada produk
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek
Kefarmasian
kesehatan, dan kepada profesi farmasi oleh apoteker Rumah Sakit yang
Tugas dan Tanggung jawab IFRS Tugas utama IFRS adalah pengelolaan
perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam Rumah Sakit baik untuk
penderita Rawat Jalan, maupun untuk semua unit termasuk poliklinik Rumah
yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk memenuhi berbagai
bagian/unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medik dan
Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu . perilaku dan sifatnyaditentukan oleh keturunan dan
apoteker dan tenaga tekhnis kefarmaian yang sesuai beban kerja dan petugas
jumlah tenaga apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di Rumah Sakit dipenuhi
sesuai dengan ketentuan klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit yang ditetapkan
oleh menteri.
masing staf Instalasi Farmasi harus ada dan sebaiknya dilakukan peninjauan
kembali paling sedikit setiap tiga Tahun sesuai kebijakan dan prosedurdi Instalasi
Farmasi.
1) Apoteker
2) Tenaga teknis kefarmasian
2) Tenaga administrasi
3) Pekarya/pembantu pelaksana
2. Persyaratan SDM
Tahun.
a. Beban Kerja
3) Jumlaah resep atau formulir permintaan Obat (flooar stoack) per hari
pelayanan farmasi yang lain seperti di unit logistic medik/ distribusi, unit
Unit (PICU)
Salah satu komponen penunjang yang sangat vital dalam pengelolaan Obat
adalah ketersediaan anggaran yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan untuk
Obat di Rumah Sakit . Kendala yang umum dijumpai dalam pengelolaan Obat
meliputi beberapa aspek antara lain sumber daya manusia (SDM), sumber
1. Sumber anggaran yang berasal dari pemerintah antara lain dari APBN,APBD
2. Sumber anggaran yang berasal dari swasta antara lain CSR (BUMN), Donasi
Asuransi.
E. Tinjauan Umum Sarana Prasarana
pengukuran harus dilakukan kalibrasi alat dan peneraan secara berkala oleh balai
berkesinambungan.
1. Sarana
Fasilitas ruang harus memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar dapat
kerja yang aman untuk petugas, dan memudahkan sistem komunikasi Rumah
Sakit.
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, Ruang distribusi Sediaan
dan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
2. Peralatan
steril, maupun cair untuk Obat luar atau dalam. Fasilitas peralatan harus
dan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap Tahun. Peralatan yang paling
Obat
baik
g. Alarm.
yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu. Oleh
karena prosedur kerja yang dimaksud bersifat tetap , rutin, dan tidak berubah-
ubah, prosedur kerja tersebut dibakukan menjadi dokumen tertulis yang disebut
1. Pengertian Manajemen
organisasi .
Management is decision making; manajemen adalah pengambilan
potensial dan berbagai pekerjaan yang lain (dapat dikatakan bahwa untuk
Lubis (1984) dikutip dari Anggraini (2004) menyatakan bahwa terdapat enam
berikut:
a. Planning (perencanaan)
Planning (perencanaan) merupakan sebagai dasar pemikiran dari
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Actuating (penggerakan)
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan
d. Controlling (pengawasan)
Controlling (pengawasan) merupakan untuk mengawasi apakah
gerakan dari
organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi
1. Pengertian Logistik
Secara etimologi, logistik berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri
dari dua kata, merupakan “Logic” yang berarti rasional, masuk akal dan dapat
berpikir. Jika arti kedua suku kata itu dirangkai, memiliki makna berpikir
2015).
dalam jumlah yang sangat besar kepada banyak orang ditempat-tempat yang
penyalur ke apotek, toko Obat dan sampai pada penggunaan Obat dalam hal
2013):
organisasi perusahaan.
pemberian Obat, penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat
Nasional, 2005 dalam Wiku Adisasmito). Obat dalam arti luas adalah setiap zat
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian Obat di atas, maka peran Obat
1. Penetapan diagnos
3. Menyembuhkan penyakit
6. Penigkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit (Chaerunisaa, dkk, 2009).
akuisisi sampai pada diposisi dan ada elemen penting merupakan strategi
terpadu untuk menjamin bahwa barang, jasa dan perlengkapan dibeli dengan
biaya total yang terendah, strategi terkait untuk menjamin bahwa persediaan
penghapusan, evaluasi dan monitoring yang saling terkait satu sama lain,
mengakibatkan tidak efisiennya sistem suplai Obat yang ada, ini juga
memberikan dampak negatif terhadap Rumah Sakit baik secara medis maupun
b. Tujuan Khusus
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan Obat dapat
secara merata, jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
waktunya.
yang tepat..
disepakati.
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan
tersedia.
Obat yang paling dibutuhkan, pola penyakit yang ada, permintaan dokter,
Hal ini dilakukan karena dokter sering tidak meresepkan Obat yang sudah
akan dibutuhkan dalam periode satu Tahun ke depan. Daftar Obat tersebut
2016).
b. Fungsi penganggaran
Penganggaran adalah menyangkut kegiata-kegiatan dan usaha-usaha
merupakan dengan skala mata uang (dollar, rupiah dan lain-lain) ( Seto,2015).
(Imron.Moch, 2019)
barang danjasa Rumah Sakit adalah berasal dari APBN dan pendapatan
b) Hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
yang berasal dari APBN, adalah sudah jelas seperti yang tercantum
dalam DIPA-BLU.
insidentil dan bukan rutin. itupun bukan berupa dana ,akan tetapi biasanya
5) Penyempurnaan administrasi
c. Fungsi pengadaan
waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
3) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus
4) Expired date minimal 2 (dua) Tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan
lain-lain).
Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat
Obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan Obat saat
1) Pembelian
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai
dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Hal-hal yang
b) Persyaratan pemasok;
apabila:
3) Sumbangan/Dropping/Hibah
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat membantu pelayanan
kesehatan, maka jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
(Lydianita, 2016) :
3) Merasa yakin bahwa seluruh Obat yang dibeli memiliki standar yang
berkualitas
persediaan.
berkualitas.
6) Mengatur jadwal pembelian Obat dan tingkat penyimpanan yang aman
1) Tersedianya Obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan
(Guswani 2016):
2) Persyaratan pemasok
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Sedamgkan
diterima sesuai dengan yang tertera di surat pesanan ataupun kontrak meliputi
(kondisi fisik Obat dan wadah), kuantitas Obat,no batch,harga Obat dan
fisik dengan nota pesanan dan fakturnya, kepala Instalasi Farmasi akan
telah diperiksa dan telah sesuai, maka Obat akan dilanjutkan pada proses
cara menempatkan Obat-Obat yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu Obat. Penelitian
pengadaan, dan juga terdapat lemari untuk Obat narkotika dan psikotropika.
FEFO (First Expired First Out), Sistem Alfabetis.serta system LASA ( Look
alike sound alike) penampilan dan penamaan yang mirip tidak ditempatkan
1) Kemudahan Bergerak
5) Pencegahan Kebakaran
Hindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar
pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup.
e. Pendistribusian Obat
sediaan farmasi, alat kesehatan, BHP Medis dari tempat penyimpanan sampai
dalam rangka menyalurkan sedian farmasi ,alat kesehatan, dan bahan medis
dengan tetap menjamin mutu ,stabilitas, jenis, jumlah dan ketetapan waktu.
satelit farmasi.
Instalasi Farmasi.
diruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/ pasien. System unit
4) System Kombinasi
habis pakai bagi pasien Rawat Inap dengan menggunakan kombinasi a+b
mencapai 18%.
f. Pemeliharaan Obat
memelihara Obat dari kerusakan, kadaluwarsa, hilang satu dan lain hal adalah
usaha untuk menjaga dan melindungi kualitas dan kuantitas Obat dari hal-hal
langsung.
2) Kelembapan, bila perlu ruangan dilengkapi dengan Dehumidifer.
3) Kerusakan fisik
6) Pencuri
7) Api, Obat yang disimpan sebagian adalah mudah terbakar antara lain:
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku (Satrianegara and Bujawati
2018).
penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis pakai,yang tidak dapat
alasannya.
Medis Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama
3) memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
K. Penelitian Terdahulu
Padang Tahun
2017
pada distributor
terdapat kendala-kendala
perencanaan merupakan
penyimpanan, lemari
pendistribusian. Sedangkan
dalam pemusnahan, tidak
menimbulkan penumpukan
sampah medis
Khodijah Sepanjang
menerapkan metode
Instalasi Farmasi
mengeluarkan beberapa
kunjungan pengontrollan ke
melakukan evaluasi
pelaporan
penambahan SDM,
perlu dilakukan..
L. Kerangka Teori
M. Kerangka konsep
.
INPUT OUTPUT Tersediaanya
1. SDM
persediaan Obat
2. Anggaran
yang efektif dan
3. Sarana
efisien
prasarana
4. prosedur
PROSES
1. Perencanaan
2. penganggaran
3. Pengadaan
4. Peneriman &
Penyimpanan
5. Pendistribusian
6. pemeliharaan
7. Penghapusan
8. Pengendalian
Gambar 2. kerangka konsep
Keterangan:
N. Definisi Operasional
Makassar.
2. Anggaran
3. Sarana prasarana
4. Prosedur
5. Perencanaan
Baji Makaassar.
6. Penganggaran
yang digunakan untuk pengadaan Obat di Istalasi Farmasi RSUD Labuan Baji
Makassar.
7. Pengadaan
Obat yang telah direncanakan oleh Instalasi Farmasi RSUD Labuan Baji
Makassar.
kontrak atau surat pesanan, dan dilakukan oleh Instalasi Farmasi RSUD
9. Pendistribusian
10. Pemeliharaan
agar tidak rusak, kadaluwarsa atau hilang di Instalasi Farmasi RSUD Labuan
Baji Makassar.
11. penghapusan
12. Pengendalian.
Makassar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Informan Penelitian
Sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja (Sugiyono,
maka informan dalam penelitian ini terdiri dari 8 orang, merupakan kepala
D. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini merupakan Data primer .
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang orang bersangkutan
E. Instrumen Penelitian
gunakan sebagai alat pengumpulan data, dan instrumen yang lazim digunakan
dalam penelitian adalah beberapa daftar pertanyaan serta kuesioner yang di
pengumpulan data, menilai kualitas data, anlisis data, menafsirkan data dan
pengambilan gambar atau video (Camera), alat rekaman suara (sound record).
3. Dokumentasi
dan video pada saat proses wawancara berlangsung, foto-foto pada saat
wawancara dan matriks wawancara yang terdiri dari pendekatan etik dan
emik.
analisis
2. Analisis Data
melalui hasil penelitian dengan teori yang sudah ada serta penelitian
H. Etika Penelitian
informan yang diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul
dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan
Farmasi Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun Tahun 2017 Skripsi”
Nabila Hadiah Akbar1, Nani Kartinah1, Candra Wijaya2. 2019. “The Medicine
Pebrianti. 1945. “Manajemen Logistik Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum
Obat Pada Logistik Farmasi Rumah Sakit Umum Tipe B Di Jawa Timur.” 4:
136–45.
Seto.
.
Seto.