Anda di halaman 1dari 26

KELAINAN

(ABNORMALITAS)
OUTLINE :
1. Pengantar
2. Pengukuran Klinis
3. Pengukuran yang “Keras & Lunak”
4. Validitas & Reliabilitas
5. Variasi
6. Distribusi
7. Kriteria Abnormalitas
8. Regresi Terhadap Rerata
9. Kesimpulan
NORMAL - ABNORMAL

Normal Abnormal

Segala sesuatu atau


keadaan yang biasanya Hal-hal yang tidak
terjadi dan sering lazim atau tidak sering
terjadi terjadi
 Tujuan membedakan antara normal &
abnormal adl. untuk memisahkan observasi2
yg dianggap perlu tindakan & yg bisa
dikesampingkan.
 Observasi yg dianggap normal biasanya
dinyatakan “dlm batas2 normal, “tdk
menonjol” atau “tdk berperanan” & terkubur
dlm riwayat medis.
 Hasil2 yg abnormal dimskkan dlm sebuah
daftar “kesan” atau “diagnosis” & kemudian
dipakai sbg dasar tindakan selanjutnya.
PENGUKURAN
 Untuk membedakan apakah suatu hal yang
terjadi itu normal atau abnormal, maka perlu
dilakukan pengukuran terhadap fenomena
biologis.
 Pengukuran meliputi: Pengukuran Klinis,
Pengukuran yang “Keras dan Lunak”,
Validitas dan Reabilitas, Variasi, dan
Distribusi.
PENGUKURAN KLINIS

• Ada 3 skala utama untuk mengukur fenomena klinik


:
1. Data Nominal : Data yg hanya bisa ditempatkan ke
dlm kategori, tanpa aturan tertentu (con : jenis
kelamin, kelainan metabolisme bawaan, dll)
2. Data Ordinal : Data klinik yg mengandung bbrp
tingkatan atau ranking kecil ke besar , baik sampai
buruk, dll, tetapi besar intervalnya tdk bisa
dispesifikasikan (con : dispnea ringan – sedang, dll)
3. Data Interval : Mempunyai tingkatan yg beraturan
& perbedaan antara nilai2 yg berurutan itu selalu
sama, disebut jg data numerik/data dimensional
(con : Berat badan, tekanan darah, suhu badan,
dll)
PENGUKURAN YG “KERAS & LUNAK”
Menurut Feinstein :
 Istilah “keras” biasanya digunakan untuk
data yg andal & dimensional (mis : data
laboratorium, data demografi, & biaya
finansiil)
 Kemampuan klinik, kenyamanan, antisipasi &
data keluarga adl. ukuran yg “lunak”.
 Semuanya tergantung pd pernyataan
subyektif, yg biasanya, oleh orang yg
mengamati atau yg diamati, dinyatakan dlm
kata2 & bukan atas bilangan
VALIDITAS & REABILITAS
 Validitas (akurasi), merup. tingkatan hasil2
pengukuran yg sesuai dgn keadaan yg
sebenarnya dari fenomena yg sedang diukur 
akan dibandingkan dgn berbagai standar yg
telah baku.
 Pengukuran klinik sprti nyeri, nause,
kecemasan & ketakutan, tdk memiliki standar
fisik & validitas yg nampak  untuk
mengetahui gejala ini, dilakukan dgn
wawancara mengg. kuesioner  respon
terhadap isi dari kuesioner diubah dlm angka2
& dikelompokkan menjadi sebuah skala.
 Ada 3 jenis validitas pengukuran, yakni:
1. Validitas Isi : sejauh mana metode pengukuran
tertentu itu meliputi semua dimensi susunan yg
sedang diukur. (con : skal u/ pengukuran nyeri 
sakit, berdenyut, rs terbakar, rasa tersengat)
2. Validitas Susunan : diperkuat apabila hasil dari
skalanya bervariasi menurut adanya indikator lain
(con : nyeri ringan krn luka sdkt, nyeri sedang krn
nyeri kepala biasa & sakit berat krn kolik ginjal)
3. Validitas Kriteria : dipastikan dgn pengukuran yg dpt
lgs meramal fenomena yg terlihat (con : observasi
nyeri dada  infark miokard akut yg bs dipastikan
bila ada bukti2 infark yg dpt scr lgs ditelusuri)

 Reabilitas (reprodusibilitas & presisi), adl sebuah


tingkatan dimana pengukuran fenomena yg relatif stabil
diulang2 & hasilnya bisa berdekatan.
VALIDITAS & REABILITAS
VARIASI
 Keadaan yg menentukan variasi meliputi
tindakan pengukuran, perbedaan biologis scr
individual dari waktu ke waktu, & perbedaan
biologis antar individu
 Semua observasi dipengaruhi oleh variasi akibat
pengukuran, karena daya guna instrumen &
peneliti2nya yg terlibat dlm pengukuran.
 Untuk mengurangi variasi, dpt dilakukan dgn
melakukan pengukuran yg sgt hati2 n mengikuti
cara2 sesuai standar, ttp apabila pengukuran
melibatkan manusianya & bkn mesinnya, mk
variasi bisa sgt besar & sulit diatasi
SUMBER-SUMBER VARIASI
VARIASI BIOLOGIS
• Variasi dpt timbul krn adanya perubahan biologik
dlm diri suatu individu yg sejalan dgn perubahan
waktu.
EFEK VARIASI

Adanya variasi dpt menyebabkan terjadinya bias. Hal ini dpt


diminimalisasi dgn mengambil sampel yg lebih besar atau dgn
menggunakan statistik inferensial, atau dgn menetapkan cut off
point (titik potong).
DISTRIBUSI
 Data yg diukur dgn skala interval
seringkali digambarkan sebagai “distribusi
frekuensi”, yaitu jumlah atau proporsi
dari kelompok2 orang tertentu yg
menunjukkan hasil pengukuran yg
berlainan
 Dua sifat dasar distribusi, kecenderungan
sentral (bagian tengah distribusi) &
dispersi (penyebaran dari nilai).
DISTRIBUSI YANG SEBENARNYA
 Distribusi dari berbagai pemeriksaan
laboratorium dpt berubah sesuai dgn
karateristik penderita, misalnya umur,
jenis kelamin, ras, & nutrisi.
 Kurva normal menggambarkan distribusi
dari pengukuran berulang-ulang dari suatu
objek fisik yg sama & dgn memakai
instrumen yg sama.
KRITERIA ABNORMALITAS
 Abnormalitas sebagai sesuatu yg tidak wajar
Adanya cut off point antara normal & abnormal.
 Abnormalitas yg ada hubungannya dgn penyakit
Kriteria ini didasarkan pd distribusi dari pengamatan2
terhadap orang sehat maupun orang yg sakit, “faktor risiko
atau gejala2 fisik yg penting secara klinik”.
Terkait dengan sensivitas dan spesivitas.
 Abnormalitas sebagai hal yg dpt diobati
Dgn semakin meningkatnya teknologi kedokteran, semakin
memberikan peluang untuk dpt meneliti berbagai masalah
kesehatan atau penyakit yg pada akhirnya bertujuan pada
pengobatan yg baik.
REGRESI TERHADAP RERATA
 Ketika dilakukan pengujian ulang terhadap
suatu hasil pemeriksaan yang abnormal,
seringkali hasil pemeriksaan itu akan
mendekati normal.
 Hal ini terjadi karena adanya variasi acak
atau dikenal dgn regresi rerata.
Kunjungan Tekanan darah diastolik rerata (mmHg)

1 99,2

2 91,2

3 90,7
 Contoh: dilakukan pengukuran tentang efek menurunkan
faktor risiko ganda pada insidensi penyakit jantung koroner,
dan tekanan darah dari beberapa kunjungan, tertera seperti
diatas.
 Hal ini dimungkinkan adanya regresi rerata dan juga karena
pengaruh tingkat kecemasan pasien.
KESIMPULAN
 Fenomena klinis diukur secara skala
nominal, ordinal, dan interval.
 Observasi2 untuk fenomena klinik sangat
bervariasi, karena adanya kesalahan
pengukuran, perbedaan antar individu, &
perbedaan intra individu dari saat ke saat.
 Diharapkan adanya validitas & reabilitas
dlm suatu pengukuran
 Adanya regresi terhadap harga rerata dlm
suatu pengulangan pengukuran.
TeRiMa KaSiH

Anda mungkin juga menyukai