Anda di halaman 1dari 13

Match (Multi Level Approach To

Community Health)
NAMA KELOMPOK :
Annisa nur cholifah
Gusti amalina
Oktaviani
Yohana kossay
reno
MATCH (Multilevel Approach To
Community Health)
Merupakan kerangka kerja yang lebih
menitikberatkan pada implementasi
program.
Model ini dikembangkan pada tahun 1980an
untuk merespon kekurangan dalam model
Precede-proceed yang kurang fokus dalam
implementasi program (Simon-morton
1988 cit Fertman & Alen Sworth 2010).
Match (Multi Level Approach To Community Health) atau
Pendekatan multilevel kesehatan masyarakat merupakan suatu
kegiatan yang dapat merubah suatu permasalahan dalam
kegiatan komunitas kesehatan tersebut.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara menindak
lanjuti segala permasalahan dengan progam-program yang
dilakukan dalam kegiatan meningkatkan multilevel kesehatan
masyarakat.
ljtn
Model ini mempunya 5 langkah utama yaitu:
1. Goal selection
menyeleksi indikator status kesehatan,
mengidentifikasi populasi beresiko, prilaku yang
berhubungan dengan masalah kesehatan, faktor
lingkungan yang menyebabkan masalah.
2. Perencanaan intervensi
Mengidentifikasi sasaran, menetapkan tujuan
intervensi, kerangka intervensi, dan pendekatan
intervensi.
3. Pengembangan program
ljtn

Pengembangan program mengidentifikasi komponen utama


program, membuat kurikulum intervensi, mengembangkan
rencana penyuluhan, mengumpulkan material dan sumber
lainnya.
4. Persiapan implementasi
Advokasi pada komunitas, dukungan stakeholder, serta
pelatihan pada personel yang akan melaksanakan program.
5. Evaluasi
Pada tahap akhir mengevaluasi proses, akibat dan outcome.
Progam-program
Program Pendekatan multilevel kesehatan masyarakat dapat
dilakukan dengan cara :
1. Pemberantasan penyakit menular.
2. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
3. Program preventif.
Fasilitas penunjak :
1. Puskesmas keliling
2. Promosi kesehatan
LANGKAH - LANGKAH
1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu
ditangani melalui penyuluan kesehatan masyarakat.
4. Menyusun perencanaan penyuluan.
menetapkan tujuan
penentuan sasaran
menyusun materi
memilih metode yang tepat
menentukan jenis alat peraga
menentukan kriteria evaluasi
5.Pelaksanaan penyuluan
6.Penilaian hasil penyuluan
7. tindakan lanjut dari penyuluan
Pada era ini masyarakat yang tidak memahami akan
pengetahuan tentang pentingnya infeksi menular
seksual (IMS) seperti menjaga kesehatan reproduksi.
Terlebih banyak yang mengalami penyakit IMS pada
usia kurang lebih 17 – 35 tahun . Rata-rata yang
mengalami IMS merupakan seorang yang rentan
menggonta-ganti pasangan saat hubungan seksual
seperti pekerja seks komersial (PSK) terlebih tidak
memakai alat kontrasepsi seperti kondom.
Hal tersebut terjadi karena terdapat banyak faktor-faktor
antara lain :
1. fakror ekonomii
Faktor yang memotivasi, faktor ekonomi ini yang
dimaksud adaah uang untuk kebutuhan sandang-
pangan.
2. faktor pendidikan
faktor pendidikan yang mendorong seorang
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan khususnya
IMS.
3. Faktor situasional
termasuk didalamnya penyalah gunaan kekuasaan
orangtua, penyalagunaan fisik, merendahkan dan
burunya hubungan dengan orangtua, Faktor ini juga
memicu peristiwa traumatik.
A. Aspek Ekonomis
1. Pemasalahan ekonomi
Faktor ekonomi bisa jadi faktor terbesar dalam
terjerumus ke pekerjaan PSK, karena ketidak
mampuan untuk bertahan hidup dengan cara yang
halal, yang hanya ingin mencari uang lebuh cepat
dan mengiurkan untuk bertahan hidup.
B . Aspek spiritual
1. lemahnya iman bisa menjadi faktor
terjerumus ke dalam pekerjaan PSK,
karena tidak dibentengi dengan ilmu
agama, cenderung akan lebih mengikuti
arah yang bertentangan dengan ajaran-
ajaran agama.
C aspek pendidikan
1. faktor kurangnya pendidikan tidak terlepas dari
kenyataan bahwa sebaian besar pelaku
prostitusi (PSK) lahir dan dibesarkan dalam
lingkungan yang kurang mampu. Merekapun
juga kebanyakan dari orang tua yang kurang
terdidik sehinga standar moral keluarga-
keluarga mereka umumnya rendah dan cara
orang tua memberikan pembentukan disiplin
tidak bijaksana serta tidak dapat di
pertangungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai