Anda di halaman 1dari 4

TOOLS FOR SMACK-ING

1. Force Field Analysis


Force field analysis berguna untuk mempelajari situasi yang memerlukan
perubahan. Hal ini didasarkan pada ide bahwa terdapat dua kekuatan yang mendukung
perubahan dan yang menolak perubahan saling berhadapan dalam sebuah usaha
perubahan. Kekuatan pertama mendukung perubahan dan kekuatan kedua menolak
perubahan. Analisis tersebut memberikan tawaran yang bisa dilakukan yaitu
memperkuat kekuatan pendukung dan menetralkan kekuatan yang menolak.
Analisis medan daya (force field analysis), dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951)
dan secara luas digunakan untuk menginformasikan pengambilan keputusan, terutama
dalam perencanaan dan pelaksanaan program manajemen perubahan dalam organisasi.
Analisis ini adalah metode yang kuat untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif
dari kekuatan-kekuatan yang berbeda yang bekerja pada isu perubahan organisasi yang
potensial, serta digunakan pula untuk menilai sumber dan kekuatan mereka.
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam FFA (Supriyanto dan
Damayanti, 2007) :
1. Nyatakan tujuan
2. Identifikasi kekuatan penghambat dan pendorong
3. Analisis besar kekuatan/kekuatan kunci
4. Ide strategis dengan curah pendapat dan eliminasi penghambat dan
tingkatan pendorong
5. Susun sumber daya organisasi yang ada
6. Merencana kegiatan distribusi sumber daya untuk rencana kegiatan
7. Pengorganisasian dan pengendalian
2. HIC-DARM Analysis
HIC-DARM adalah suatu model sederhana untuk menerangkan proses penerimaan
perilaku yang baru atau yang direkomendasikan. Model ini berdasarkan pada teori
penerimaan perilaku tradisional dan analisa situasi pasar.
Pada model ini, terdapat garis pemisah antara HIC dan DARM untuk menggambarkan
adanya kesenjangan antara memberitahu dan meyakinkan seseorang (HIC) dengan
langkah pelaksanaan selanjutnya terhadap dampak perliaku (DARM).
Melakukan analisa DARM adalah untuk mendapatkan dan menganalisa data dan
menganalisa data dan informasi (dari riset pasar yang ada atau akan dilakukan) yang
akan memungkin seseorang untuk melihat pasar, masyarakat dalam hubungannya
dengan masing-masing dimensi HICDARM
3. SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analysis
Melakukan analisa SWOT akan membantu kita untuk focus pada Kekuatan,
meminimalisir Kelemahan, dan mengambil kemungkinan keuntungan yang besar dari
Kesempatan yang ada, sambil memperhatikan Ancaman untuk mencapai obyektive
perilaku.
Analisa SWOT dapat dilakukan sebagai latihan kelompok dengan tim program penyakit
yang bersifat multi disipliner. Idealnya pada akhir dari analisa SWOT, harus mempunyai
dua daftar :
1. Daftar dari SW (Kekuatan dan Kelemahan) yang menerangkan kekuatan
dan kelemahan pokok dari program (factor internal)
2. Daftar dari OT (kesempatan dan Ancaman) yang menerangkan
kesempatan dan ancaman terhadap program (factor eksternal)
4. DILO (Day in the Life Of) Analysis
Analisa DILO digunakan untuk menggali konteks situasi dan keseharian dimana yang
perilaku direkomendasikan sedang di dorong. Analisa DILO, menghendaki untuk memeriksa
kegiatan sehari-hari dari mereka yang ingin kita dorong untuk mempertimbangkan perilaku
sehat. Analisa ini membantu dalam pemberian empati pada konsumen, untuk mengetahui saat
untuk melakukan kontak komunikasi, menempatkan perilaku yang dianjurkan kedalam
kehidupan sehari-harinya sehingga dapat lebih memahami factor-faktor yang mendukung atau
menghambat aksi dari perilaku sehat. Dengan cara ini seseorang mendapatkan perasaan yang
lain dari bagaimana mereka merasakan keterlibatan biaya dalam melaksanakan perilaku yang
dianjurkan.
5. MILO (Moment in the Life Of) Analysis
Analisa Moment In The Life (MILO) adalah modifikasi DILO yang menangkap bagian-
bagian penting dari saat-saat ketika seseorang mengharapkan perilaku tertentu akan
dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan atau main peran, seseorang memperhatikan
langkah-langkah apa yang terlibat dalam menjalankan perilaku yang direkomendasikan.
Hal ini lebih memungkinkan untuk memberi empati langsung pada, contoh: individu
hadir di Pusat kesehatan untuk memeriksa sputum TB. Dalam menggali momen tersebut
seseorang berusaha melihat proses dari titik pandang indivu dan mencatat bagaimana
proses khusus telah membebani kelengkapan proses pemeriksaan sputus TB. Pada
proses ini seseorang dapat mengantisipasi bagaimana orang akan bereaksi, maka
seseorang dapat lebih mempersiapkan mereka untuk momen dari aksi dan memfasilitasi
penerimaan dari perilaku yang dianjurkan.
6. TOMA (Top of the Mind) Analysis
Analisa puncak pikiran (TOMA) memungkinkan seseorang untuk menggali persepsi yang
berhubungan dengan isu tertentu. Kegiatan ini melibatkan latihan sederhana dalam
mengajukan pertanyaan pada berbagai orang mengenai hal apa yang pertama dating
kedalam pikiran mereka ketika mendengar kata atau kalimat tertentu (berkaitan dengan
perilaku yang direkomendasikan), apa hal yang kedua dan yang ketiga. TOMA dapat
membantu seseorang untuk lebih mengerti persepsi orang pada saat itu, mencatat
bagaimana secara mentalitas kedudukan perilaku tertentu dalam pikiran orang. Jalan
lain melihat TOMA adalah melihatnya sebagai cara memeriksa persepsi orang atas
label perilaki. Hal ini dapat menuntun kepada labeling perilaku yang lebih baik.
7. MARKET SEGMENTATION Analysis
Merupakan penetapan awal dari obyektive perilaku pada rencana COMBI, memisahkan
populasi yang akan di sertakan dalam mempertimbangkan perilaku yang
direkomendasikan. Dengan menyusun/memahami segmen pasar maka akan
memudahkan strategi pendekatan kita tentang bagaimana memasukkan kategori orang
yang berbeda. Segmentasi pasar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Terdapat
segmentasi pasar secara demografis: segmentasi menurut umur, pendapatan, gender,
pekerjaan, tempat tinggal (kota, desa, pinggir kota), dsb. Terdapat segmentasi
psikografis: orang miskin yang hanya mencari kebutuhan yang paling dasar. Orang
miskin yang mengingkan lepas dari kemiskinan, bercita-cita kaya, kompetisi social kelas
menenga, wanita-wanita yang tertekan dan terpinggirkan, dsb. Terdapat segmentasi
etnografis, pembagian sub kelompok menurut keturunan budaya. Oleh karena itu
sebaiknya dilakukan latihan segmentasi pasar dimana kita memisah kelompok pasar
tertentu kedalam sub kelompok.
8. COMPETITOR Analysis there is always a competitor (e.g. TAC (Take a Chance, Do Nothing, Do
Something Else)
Melakukan analisa competitor adalah menanyakan apa perilaku alternative yang
dikerjakan diluar perilaku yang direkomendasikan. Dalam bidang kesehatan seringkali
kita tidak melihat adanya competitor. Dengan mudah dikatakan bahwa orang menolak
perilaku yang dianjurkan dan memilih tidak melakukan apa-apa. Dari sudut pandang
komunikasi konsumen, tidak melakukan apa-apa adalah suatu competitor. Kompetitor
umum yang lain dan dimensi lain dari tidak berbuat apa-apa adalah Take a Chance
(TAC) mengambil kesempatan. Sebagai contoh, daripada pergi ke klinik untuk
mendapat pemeriksaan kemungkinan TB, seseorang akan memilih gantinya dengan
pergi membeli obat batuk ke took obat/apotik terdekat. Analisa competitor membantu
mengenali perilaku atau layanan alternative sebagai pilihan yang diinginkan disbanding
perilaku yang direkomendasikan.
9. 4C Analysis from IMC
Komunikasi pemasaran terpadu memberikan konseptualisasi baru dari Pemasaran
dalam 4 C, yang salah satunya lebih sesuai dengan hasil perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan daripada konsep pemasaran konvensional yaitu 4 P
C yang pertama adalah consumer need/want/desire (kebutuhan/keinginan/minat
konsumen? Dibanding P (produk). Fokus dari C yang pertama ini pada konsumen dan persepsi
konsumen atas suatu kebutuhan/keinginan/minat. Seseorang tidak semata-mata menjual
produk saja, seseorang menawarkan solusi atas kebutuhan/keinginan/ minat konsumen yang
mungkin ada atau tersembunyinya di pikirannya.
C kedua adalah Cost Biaya (berlawanan dengan P harga) difokuskan pada
kombinasi dari biaya kesempatan, dan biaya upaya. Seseorang perlu memperhatikan biaya yang
terlibat dalam melakukan perilaku yang direkomendasikan dalam hubungannya dengan nilai
yang dijanjikan jika perilaku tersebut dijalankan. Disini berfokus pada nilai yang dirasakan oleh
individu dan bukan pada keuntungannya. Perilaku mungkin mempunyai keuntunganm tetapi
keuntungan tersebut tidak masuk dalam peringkat yang berharga dari seseorang. Disini didapati
titik pusat pembuatan keputusan bagi konsumen: jika rasio nilai-biaya tidak seimbang, dalam hal
ini tampaknya biaya dan nilai yang dijanjikan, maka konsumen akan menolak tawaran tersebut.
C ketiga adalah `Convenience/Kepercayaan` (berbeda dengan P-Placement /
Penempatan) yang berjalan diluar penempatan lokasi dan fisik dari produk, dan yang
membangkitkan pertanyaan-pertanyaan mengenai seberapa nyaman dan mudahnya akses
konsumen untuk mendapatkan pelayanan atau melakukan perilaku yang diminati.
C keempat adalah `Communication / Komunikasi` (berlawanan dengan P
Production / Produksi) menjadi terpadu dan menyenangkan, melihat gabungan intervensi
komunikasi (PR-Humas, Advokasi, mobilisasi administrative, periklanan, media massa, media
tradisional, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan / konseling, promosi di tempat
layanan, dll) yang menyenangkan. Lebih banyak daripada hanya berfokus pada promosi
pelayanan atau produk, dan memproduksi poster, T-shirt dan pamphlet.

DAPUS

WORLD HEALTH ORGANIZATION.2009.Manual Perencanaan Program Komunikasi Dampak


Perilaku Kesehatan. Switzerland, Geneva

Supriyanto, S dan Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya:
Airlangga University Press

Lewin K. (1951) 'Field Theory in Social Science', Harper and Row, New York.

Anda mungkin juga menyukai