0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
115 tayangan4 halaman
1. Dokumen tersebut menjelaskan delapan teknik analisis yang dapat digunakan untuk memahami situasi dan perilaku masyarakat dalam rangka merencanakan program perubahan, yaitu: analisis medan daya, analisis HIC-DARM, analisis SWOT, analisis DILO, analisis MILO, analisis TOMA, segmentasi pasar, dan analisis kompetitor.
Deskripsi Asli:
Tools yang digunakan pada Situational Market Analysis for Communication Keys
1. Dokumen tersebut menjelaskan delapan teknik analisis yang dapat digunakan untuk memahami situasi dan perilaku masyarakat dalam rangka merencanakan program perubahan, yaitu: analisis medan daya, analisis HIC-DARM, analisis SWOT, analisis DILO, analisis MILO, analisis TOMA, segmentasi pasar, dan analisis kompetitor.
1. Dokumen tersebut menjelaskan delapan teknik analisis yang dapat digunakan untuk memahami situasi dan perilaku masyarakat dalam rangka merencanakan program perubahan, yaitu: analisis medan daya, analisis HIC-DARM, analisis SWOT, analisis DILO, analisis MILO, analisis TOMA, segmentasi pasar, dan analisis kompetitor.
Force field analysis berguna untuk mempelajari situasi yang memerlukan perubahan. Hal ini didasarkan pada ide bahwa terdapat dua kekuatan yang mendukung perubahan dan yang menolak perubahan saling berhadapan dalam sebuah usaha perubahan. Kekuatan pertama mendukung perubahan dan kekuatan kedua menolak perubahan. Analisis tersebut memberikan tawaran yang bisa dilakukan yaitu memperkuat kekuatan pendukung dan menetralkan kekuatan yang menolak. Analisis medan daya (force field analysis), dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951) dan secara luas digunakan untuk menginformasikan pengambilan keputusan, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program manajemen perubahan dalam organisasi. Analisis ini adalah metode yang kuat untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dari kekuatan-kekuatan yang berbeda yang bekerja pada isu perubahan organisasi yang potensial, serta digunakan pula untuk menilai sumber dan kekuatan mereka. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam FFA (Supriyanto dan Damayanti, 2007) : 1. Nyatakan tujuan 2. Identifikasi kekuatan penghambat dan pendorong 3. Analisis besar kekuatan/kekuatan kunci 4. Ide strategis dengan curah pendapat dan eliminasi penghambat dan tingkatan pendorong 5. Susun sumber daya organisasi yang ada 6. Merencana kegiatan distribusi sumber daya untuk rencana kegiatan 7. Pengorganisasian dan pengendalian 2. HIC-DARM Analysis HIC-DARM adalah suatu model sederhana untuk menerangkan proses penerimaan perilaku yang baru atau yang direkomendasikan. Model ini berdasarkan pada teori penerimaan perilaku tradisional dan analisa situasi pasar. Pada model ini, terdapat garis pemisah antara HIC dan DARM untuk menggambarkan adanya kesenjangan antara memberitahu dan meyakinkan seseorang (HIC) dengan langkah pelaksanaan selanjutnya terhadap dampak perliaku (DARM). Melakukan analisa DARM adalah untuk mendapatkan dan menganalisa data dan menganalisa data dan informasi (dari riset pasar yang ada atau akan dilakukan) yang akan memungkin seseorang untuk melihat pasar, masyarakat dalam hubungannya dengan masing-masing dimensi HICDARM 3. SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) Analysis Melakukan analisa SWOT akan membantu kita untuk focus pada Kekuatan, meminimalisir Kelemahan, dan mengambil kemungkinan keuntungan yang besar dari Kesempatan yang ada, sambil memperhatikan Ancaman untuk mencapai obyektive perilaku. Analisa SWOT dapat dilakukan sebagai latihan kelompok dengan tim program penyakit yang bersifat multi disipliner. Idealnya pada akhir dari analisa SWOT, harus mempunyai dua daftar : 1. Daftar dari SW (Kekuatan dan Kelemahan) yang menerangkan kekuatan dan kelemahan pokok dari program (factor internal) 2. Daftar dari OT (kesempatan dan Ancaman) yang menerangkan kesempatan dan ancaman terhadap program (factor eksternal) 4. DILO (Day in the Life Of) Analysis Analisa DILO digunakan untuk menggali konteks situasi dan keseharian dimana yang perilaku direkomendasikan sedang di dorong. Analisa DILO, menghendaki untuk memeriksa kegiatan sehari-hari dari mereka yang ingin kita dorong untuk mempertimbangkan perilaku sehat. Analisa ini membantu dalam pemberian empati pada konsumen, untuk mengetahui saat untuk melakukan kontak komunikasi, menempatkan perilaku yang dianjurkan kedalam kehidupan sehari-harinya sehingga dapat lebih memahami factor-faktor yang mendukung atau menghambat aksi dari perilaku sehat. Dengan cara ini seseorang mendapatkan perasaan yang lain dari bagaimana mereka merasakan keterlibatan biaya dalam melaksanakan perilaku yang dianjurkan. 5. MILO (Moment in the Life Of) Analysis Analisa Moment In The Life (MILO) adalah modifikasi DILO yang menangkap bagian- bagian penting dari saat-saat ketika seseorang mengharapkan perilaku tertentu akan dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan atau main peran, seseorang memperhatikan langkah-langkah apa yang terlibat dalam menjalankan perilaku yang direkomendasikan. Hal ini lebih memungkinkan untuk memberi empati langsung pada, contoh: individu hadir di Pusat kesehatan untuk memeriksa sputum TB. Dalam menggali momen tersebut seseorang berusaha melihat proses dari titik pandang indivu dan mencatat bagaimana proses khusus telah membebani kelengkapan proses pemeriksaan sputus TB. Pada proses ini seseorang dapat mengantisipasi bagaimana orang akan bereaksi, maka seseorang dapat lebih mempersiapkan mereka untuk momen dari aksi dan memfasilitasi penerimaan dari perilaku yang dianjurkan. 6. TOMA (Top of the Mind) Analysis Analisa puncak pikiran (TOMA) memungkinkan seseorang untuk menggali persepsi yang berhubungan dengan isu tertentu. Kegiatan ini melibatkan latihan sederhana dalam mengajukan pertanyaan pada berbagai orang mengenai hal apa yang pertama dating kedalam pikiran mereka ketika mendengar kata atau kalimat tertentu (berkaitan dengan perilaku yang direkomendasikan), apa hal yang kedua dan yang ketiga. TOMA dapat membantu seseorang untuk lebih mengerti persepsi orang pada saat itu, mencatat bagaimana secara mentalitas kedudukan perilaku tertentu dalam pikiran orang. Jalan lain melihat TOMA adalah melihatnya sebagai cara memeriksa persepsi orang atas label perilaki. Hal ini dapat menuntun kepada labeling perilaku yang lebih baik. 7. MARKET SEGMENTATION Analysis Merupakan penetapan awal dari obyektive perilaku pada rencana COMBI, memisahkan populasi yang akan di sertakan dalam mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Dengan menyusun/memahami segmen pasar maka akan memudahkan strategi pendekatan kita tentang bagaimana memasukkan kategori orang yang berbeda. Segmentasi pasar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Terdapat segmentasi pasar secara demografis: segmentasi menurut umur, pendapatan, gender, pekerjaan, tempat tinggal (kota, desa, pinggir kota), dsb. Terdapat segmentasi psikografis: orang miskin yang hanya mencari kebutuhan yang paling dasar. Orang miskin yang mengingkan lepas dari kemiskinan, bercita-cita kaya, kompetisi social kelas menenga, wanita-wanita yang tertekan dan terpinggirkan, dsb. Terdapat segmentasi etnografis, pembagian sub kelompok menurut keturunan budaya. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan latihan segmentasi pasar dimana kita memisah kelompok pasar tertentu kedalam sub kelompok. 8. COMPETITOR Analysis there is always a competitor (e.g. TAC (Take a Chance, Do Nothing, Do Something Else) Melakukan analisa competitor adalah menanyakan apa perilaku alternative yang dikerjakan diluar perilaku yang direkomendasikan. Dalam bidang kesehatan seringkali kita tidak melihat adanya competitor. Dengan mudah dikatakan bahwa orang menolak perilaku yang dianjurkan dan memilih tidak melakukan apa-apa. Dari sudut pandang komunikasi konsumen, tidak melakukan apa-apa adalah suatu competitor. Kompetitor umum yang lain dan dimensi lain dari tidak berbuat apa-apa adalah Take a Chance (TAC) mengambil kesempatan. Sebagai contoh, daripada pergi ke klinik untuk mendapat pemeriksaan kemungkinan TB, seseorang akan memilih gantinya dengan pergi membeli obat batuk ke took obat/apotik terdekat. Analisa competitor membantu mengenali perilaku atau layanan alternative sebagai pilihan yang diinginkan disbanding perilaku yang direkomendasikan. 9. 4C Analysis from IMC Komunikasi pemasaran terpadu memberikan konseptualisasi baru dari Pemasaran dalam 4 C, yang salah satunya lebih sesuai dengan hasil perilaku yang berhubungan dengan kesehatan daripada konsep pemasaran konvensional yaitu 4 P C yang pertama adalah consumer need/want/desire (kebutuhan/keinginan/minat konsumen? Dibanding P (produk). Fokus dari C yang pertama ini pada konsumen dan persepsi konsumen atas suatu kebutuhan/keinginan/minat. Seseorang tidak semata-mata menjual produk saja, seseorang menawarkan solusi atas kebutuhan/keinginan/ minat konsumen yang mungkin ada atau tersembunyinya di pikirannya. C kedua adalah Cost Biaya (berlawanan dengan P harga) difokuskan pada kombinasi dari biaya kesempatan, dan biaya upaya. Seseorang perlu memperhatikan biaya yang terlibat dalam melakukan perilaku yang direkomendasikan dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan jika perilaku tersebut dijalankan. Disini berfokus pada nilai yang dirasakan oleh individu dan bukan pada keuntungannya. Perilaku mungkin mempunyai keuntunganm tetapi keuntungan tersebut tidak masuk dalam peringkat yang berharga dari seseorang. Disini didapati titik pusat pembuatan keputusan bagi konsumen: jika rasio nilai-biaya tidak seimbang, dalam hal ini tampaknya biaya dan nilai yang dijanjikan, maka konsumen akan menolak tawaran tersebut. C ketiga adalah `Convenience/Kepercayaan` (berbeda dengan P-Placement / Penempatan) yang berjalan diluar penempatan lokasi dan fisik dari produk, dan yang membangkitkan pertanyaan-pertanyaan mengenai seberapa nyaman dan mudahnya akses konsumen untuk mendapatkan pelayanan atau melakukan perilaku yang diminati. C keempat adalah `Communication / Komunikasi` (berlawanan dengan P Production / Produksi) menjadi terpadu dan menyenangkan, melihat gabungan intervensi komunikasi (PR-Humas, Advokasi, mobilisasi administrative, periklanan, media massa, media tradisional, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan / konseling, promosi di tempat layanan, dll) yang menyenangkan. Lebih banyak daripada hanya berfokus pada promosi pelayanan atau produk, dan memproduksi poster, T-shirt dan pamphlet.
DAPUS
WORLD HEALTH ORGANIZATION.2009.Manual Perencanaan Program Komunikasi Dampak
Perilaku Kesehatan. Switzerland, Geneva
Supriyanto, S dan Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga University Press
Lewin K. (1951) 'Field Theory in Social Science', Harper and Row, New York.