Anda di halaman 1dari 22

Metode Communication for behavior impact

( COMBI )

Di Susun oleh :
Kelompok VII

1. Maya refi yanna 811417065


2. Khairunisa Umar 811417136
3. Andi nurmasita 811415060
4. Sri devi kartomi 811415033

KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTAL
2017 / 2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan
yang Maha Esa karena atas segala nikmat dan rahmat
yang di limpahkannya sehingga kami dapat memperoleh
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah
“Metode COMBI”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan makalah ini masih belum sempurna. Namun
atas rahmat Tuhan yang maha Esa dan dukungan dari
semua pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan dalam penulisan
makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini dibuat dengan harapan dapat
menjadi acuan dalam proses belajar mengajar di
perguruan tinggi dan semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.
Gorontalo, November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................1
BAB I........................................................................................................................2
PENDAHULUAN ..............................................................................................2
1.1 Latar Belakang ............................................................. 2
1.3 Manfaat ......................................................................... 4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1 Pengertian Metode COMBI ( Communication for
behavior impact ) ................................................................. 5
2.2 Langkah-langkah dalam merancang rencana
COMBI ............................................................................. 11
2.3 Dampak Communication for behavior impact
(COMBI) ........................................................................... 15
2.4 Contoh penerapan Communication for behavior
impact (COMBI) ............................................................. 15
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP ...........................................................................................................19
3.1 Kesimpulan ................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap program yang ditujukan kepada
masyarakat luas harus melalui tahapan komunikasi agar
dapat mencapai hasil yang maksimal, demikian banyak
media komunikasi yang tersedia dengan jangkauan luas
dapat dimanfaatkan oleh setiap pelaku program,
penentuan pilihan jenis media tentu tergantung dari
dukungan dana dan strategi pendekatan yang dipakai.
Setiap pelaku program atau pelaksana program
tehnis yang melibatkan komunitas pasti menginginkan
agar program yang mereka perkenalkan kepada
masyarakat mendapat sambutan yang baik sehingga
tujuan program dapat tercapai. Setiap organisasi baik itu
organisasi politik, Lembaga Swadaya Masyarakat
maupun institusi pemerintah yang bertujuan melakukan
program intervensi kepada target perorangan maupun
target masyarakat luas dengan sendirinya mengharapkan
partisipasi aktip masyarakat, sebaik apapun program
yang diluncurkan jika tidak memperoleh partisipasi aktip

2
masyarakat, dapat dipastikan program tersebut akan
gagal.
Dikenal berbagai cara pendekatan metodologis
dan praktis yang sudah diprogramkan baik itu ditujukan
untuk merubah perilaku perseorangan, kelompok tertentu
maupun masyarakat umum, metode pendekatan tersebut
telah banyak dikenal dan telah dilaksanakan oleh
berbagai program tehnis, setiap metode pendekatan tentu
punya keunikan dan keuntungan sendiri-sendiri dan
punya banyak kemiripan disamping adanya perbedaan-
perbedaan. Salah satu metode yang sudah diuji coba dan
diketahui berhasil adalah metode COMBI
(Communication for Behavioral Impact) secara ringkas
saya sebutkan sebagai metode “Komunikasi dan
penggerakan” atau tata cara berkomunikasi untuk
merubah perilaku.
1.2 Tujuan
1. Dapat memahami pengertian Communication for
Behavioral Impact (COMBI)
2. Dapat memahami langkah-langkah dalam
merancang rencana COMBI identifikasi
obyektive perilaku

3
3. Dapat mengetahui dampak dari metode COMBI
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan
Informasi dan memperluas cakrawala berpikir khususnya
tentang pengembangan dan pengorganisasian Masyarakat

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode COMBI ( Communication for


behavior impact )
Communication for behavior impact (COMBI)
adalah kegiatan mobilisasi sosial yang ditujukan pada
tugas menggerakkan seluruh individu dan masyarakat
yang berpengaruh pada individu dan keluarga dalam
mendorong aksi individu dan keluarga. Kegiatan ini
merupakan starategi dalam proses penggabungan
beraneka intervensi komunikasi dengan maksud
mengajak individu dan keluarga dalam untuk
mempertimbangkan perilaku sehat yang
direkomendasikan dan menganjurkan agar perilaku
tersebut diadopsi dan dipertahankan.
metode COMBI (Communication for Behavioral
Impact) secara ringkas disebutkan sebagai metode
“Komunikasi dan penggerakan” atau tata cara
berkomunikasi untuk merubah perilaku. Metode
penggerakan masyarakat yang dikembangkan oleh World
Health Organization (WHO) pada tahun 2004 adalah
communication for behavioural impact (COMBI).

5
Metode COMBI merupakan metode penggerakan
masyarakat yang mengintegrasikan pendidikan
kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE),
teknik pemasaran sosial dan mobilisasi masyarakat,
untuk mengubah perilaku yang berlandaskan pada
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.
Metode COMBI secara luas telah diaplikasikan untuk
pengendalian DBD, dan dapat juga diaplikasikan untuk
penggerakan masyarakat dalam pengendalian penyakit
lain, seperti filariasis yang telah dilakukandi India,
Kenya, Sri Lanka dan Zanzibar. Metode COMBI
menekankan pada perubahan perilaku masyarakat yang
terkait dengan sosial budaya, dan berdasarkan segmentasi
kelompok sasaran, akan tetapi, pelaksanaan monitoring
dan evaluasi belum ada dalam tahapan metode tersebut.
COMBI banyak menggunakan masukan dari
pelajaran tentang pendidikan kesehatan dan komunikasi
yang diperoleh dalam 50 tahun terakhir dan fokus pada
perilaku dengan strategi yang berpusat pada masyarakat.
Dalam hal komunikasi dengan konsumen, secara
substansial COMBI juga mengambil pengalaman –
pengalaman dari sektor swasta.

6
Metodologi COMBI secara efektive memadukan
pendidikan kesehatan, KIE, mobilisasi masyarakat,
tehnik komunikasi dengan konsumen dan riset pasar,
dimana semuanya itu secara tajam dan cerdik ditujukan
pada hasil – hasil perilaku yang tepat dibidang kesehatan.
Disadari bahwa gol akhir dibidang kesehatan adalah
dampak perilaku: seseorang melakukan sesuatu.
COMBI menekankan pada kebutuhan informasi,
kita butuh pendidikan, kita perlu persuasi, kita butuh
peran serta masyarakat, kita perlu membangunkan
masyarakat, kita butuh komitmen pemerintah, kita juga
butuh kepekaan terhadap konsumen dengan fokus pada
perilaku dan keputusan yang dibuat oleh konsumen,
untuk diterapkan pada perilaku sehat.
COMBI dimulai dengan “orang” (klien, yaitu
mereka yang memperoleh keuntungan, pengguna jasa –
anggota keluarga) dan kebutuhan (keinginan, atau minat)
kesehatan serta ketepatan fokus pada hasil – hasil
perilaku yang diharapkan sehubungan dengan kebutuhan,
keinginan, minatnya. Akar dari COMBI adalah
pengetahuan, pemahaman dan pengertian seseorang atas
perilaku sehat yang direkomendasikan. ”Pasar /

7
masyarakat” secara penuh dilibatkan mulai dari awal
sampai dengan mempraktekannya, riset masyarakat dan
analisis situasi yang bersifat partisipative sehubungan
dengan perilaku yang diharapkan guna mengekspresikan
atau menunjukkan kebutuhan/keinginan/harapannya.
Termasuk dalam analisa situasi adalah mendengarkan
orang dan mempelajari persepsi dan penerimaan mereka
atas perilaku yang ditawarkan, faktor – faktor yang dapat
menghalangi atau mempermudah penerimaan perilaku,
pengertian mereka tentang biaya (waktu, uang, usaha)
dalam hubungannya dengan persepsi mereka terhadap
nilai perilaku dengan kehidupan mereka.
Metode ini adalah salah satu metode penggerakan
masyarakat yang dipilih dalam rangka menanggulangi
masalah-masalah kesehatan misalnya; pencegahan
penyakit demam berdarah (Dengue), eliminasi penyakit
kaki gajah dll, pengendalian demam berdarah dengan
memakai metode ini telah dilaksanakan di beberapa
Negara antara lain di Malaysia, Srilanka dan sudah di uji
cobakan di beberapa tempat di Indonesia antara lain
Jakarta timur dan kabupaten Mojokerto. Cara pendekatan
yaitu memperkenalkan perilaku tentang tata cara

8
mengatasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue
kepada masyarakat, sebenarnya metode ini dapat
diterapkan pada setiap program yang melibatkan
masyarakat misalnya untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit kaki gajah (filariasis), pencegahan
penyakit malaria maupun program lain yang melibatkan
masyarakat agar anggota masyarakat aktip melakukan
kegiatan yang menolong diri mereka sendiri dalam
menanggulangi penyakit.
Tehnik “komunikasi dan penggerakan”
melibatkan beberapa metode komunikasi yang digunakan
secara terintegrasi dengan metode pemasaran efektif dan
disesuaikan dengan kondisi dan perilaku masyarakat baik
sebagai perorangan maupun kelompok, metode
komunikasi ini dapat dikaitkan dengan program-program
tehnis atau program spesifik dengan tujuan tertentu yang
akan di laksanakan pada level masyarakat, sebagai
contoh misalnya: program “komunikasi dan
penggerakan” untuk pengendalian penyakit tertentu maka
hal tehnis yang dilakukan secara berturut adalah dengan
mengukur indikator-indikator tentang pengendalian
penyakit yang sudah dikenal secara tehnis, dengan

9
melakukan identifikasi wilayah yang akan di intervensi
berdasar atas tingginya angka kesakitan, tingginya
tingkat kematian, tingginya resiko terhadap penyakit,
pengamatan perilaku masyarakat atau pengumpulan data
tentang perilaku tersebut, penerapan “komunikasi dan
penggerakan” mulai dari survey sederhana tentang
perilaku masyarakat, perilaku yang diamati disini adalah
perilaku yang ada hubungannya dengan program yang
akan dijalankan misalnya untuk pemberantasan demam
berdarah dengue maka perilaku yang diamati adalah
perilaku yang ada hubungan dengan container air yang
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar
virus dengue, bagaimana mereka bersikap jika ada
anggota keluarga yang terkena DB, pengamatan atau
survei biasanya dilakukan secara kualitatif dengan
memilih lokasi dan kelompok masyarakat tertentu,
mengumpulkan istilah-istilah yang dipakai sehari-hari
atau demam berdarah versi masyarakat, nyamuk dan
jentik dalam bahasa lokal, media komunikasi yang
digemari oleh masyarakat.

10
2.2 Langkah-langkah dalam merancang rencana
COMBI
1) Obyektive umum yaitu Suatu pernyataan dari
obyektive program secara menyeluruh bahwa
COMBI akan membantu mencapainnya. Sebagai
contoh: Membantu eliminasi Lymphatic Filariasis
(di lokasi) pada tahun 2020.
2) Obyektive Perilaku yaitu Suatu pernyataan
obyektive perilaku yang dapt diterapkan, spesifik,
realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai
contoh: Mendorong 800.000 individu (mis, setiap
orang kecuali wanita hamil, ibu baru melahirkan 1
minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di
(lokasi tertentu), untuk menerima paket tablet
pencegahan limfatik filariasis (maksimum 4 tablet)
dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan /
relawan pada tanggal 27 oktober 2001.
3) Analisis situasi pasar sebagai kunci komunikasi
dalam hubungannya dengan ketepatan tujuan akhir
perilaku dengan “berorientasi pada konsumen”,
menggali faktor – faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam mencapai obyektive perilaku

11
dalam memberi tahu strategi penggabungan aksi
komunikasi.
4) Strategi umum dalam mencapai hasil perilaku
yang ditetapkan penjelasan dari pendekatan aksi
komunikasi umum yang perlu dilakukan untuk
mencapai hasil – hasil perilaku seperti pada nomor
3 diatas dan isu – isu komunikasi yang diketahui
adalah sebagai berikut: a. Nyatakan kembali
obyektive perilaku b. Batlah “obyektive
komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam
rangka mencapai hasil perilaku. c. Tekankan
strategi komunikasi: suatu pernyataan yang luas
dari aksi komunikasi yang dianjurkan dalam
mencapai hasil - hasil komunikasi dan perilaku
dalam bentuk 5 aksi komunikasi
5) Rencana aksi COMBI yaitu penjelasan dari aksi
komunikasi terpadu yang akan dilakukan dengan
komunikasi spesifik yang rinci dalam
hubungannya dengan :
 Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan
masyarakat
 Mobilisasi masyarakat
12
 Penjualan perorangan (komunikasi interpersonal)
 Memasang iklan (dan promosi dan insentive)
 Promosi Tempat pelayanan Pelaksanaan,
Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran.
6) Manajemen dan pelaksanaan dari COMBI yaitu
penjelasan dari bagaimana COMBI akan menata
spesifikasi tim perencanaan yang bersifat
multidisplin, termasuk petugas khusus atau
institusi mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan
institusi riset setempat), penunjukkan untuk
mengkoordinir kegiatan - kegiatan komunikasi dan
kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring.
Juga termasuk setiap kelompok penasehat teknis
atau badan pemerintahan darimana tim manajemen
mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim
melaporkan
7) Monitoring pelaksanaan yaitu penjelasan dari
indikator proses yang digunakan dalam mengikuti
pencapaian dan efek dari aksi komunikasi
termasuk penjelasan bagaimana data monitoring di
kumpulkan, disebar dan digunakan.

13
8) Penilaian dampak perilaku: rincian dari indikator
perilaku yang digunakan, metode pengumpulan
data, analisa dan pelaporan.
9) Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan:
diperlukan rincian rencana kerja berikut jadwal
waktu untuk persiapan dan pelaksanaan kegiatan
dalam melaksanakan setiap aksi komunikasi
seperti pada nomor 5.
10) Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai
aktivitas kegiatan yang dijelaskan pada no 5,6,7,
dan 8.
COMBI memadukan prinsip – prinsip dan teknik –
teknik pendidikan dan promosi kesehatan. Sementara
pendidikan dan promosi kesehatan mungkin ditujukan
pada hasil perilaku yang dinyatakan secara umum, maka
COMBI lebih fokus pada dan memberi informasi hasil
perilaku yang dibuat secara tegas. Sementara pendidikan
dan promosi kesehatan berkembang dari sensibilitas
pendidikan, maka COMBI muncul dari sensibilitas
komunikasi dengan konsumen, mengenali bahwa hasil -
hasil perilaku dipakai untuk untuk pendidikan dan dasar

14
informasi yang disandingkan dengan orientasi pada
pemasaran.
2.3 Dampak Communication for behavior impact
(COMBI)
Dampak dari COMBI ditetapkan sebagai hasil –
hasil perilaku spesifik yang terjadi sejak dari awal. Bila
obyektive telah ditetapkan, maka metode – metode riset
sosial ilmiah mulai dari melakukan survei, jumlah
sampel survei, pengamatan lapangan, dan wawancara
mendalam akan memungkinkan untuk mengukur
pencapaian hasil – hasil perilaku yang spesifik. Namun
demikian persyaratan awal yang penting untuk
mengukur dampak adalah memperoleh obyektive
perilaku yang jelas sebagai tujuan akhir dari program.
2.4 Contoh penerapan Communication for behavior
impact (COMBI)
Pada tahun 1995 Chambers mengembangkan metode
pemberdayaan yang juga pengembangan dari metode
PRA, yaitu participatory learning and action (PLA).
Metode PLA lebih komprehensif dengan tahapan dari
pembentukan tim, perencanaan kegiatan, pelaksanaan
serta monitoring dan evaluasi, sehingga dapat

15
dilaksanakan tanpa harus diimprovisasi maupun
modifikasi (Chambers, 2001). Akan tetapi fasilitator
atau tim PLA merupakan pihak luar, yang dalam
penerapannya bekerja sama dengan masyarakat
setempat, sehingga kemungkinan untuk
meninggalkan lokasi kegiatan lebih besar.Metode
penggerakan masyarakat yang dikembangkan oleh
World Health Organization (WHO) pada tahun 2004
adalah communication for behavioural
impact(COMBI). Metode COMBI merupakan
metode penggerakan masyarakat yang
mengintegrasikan pendidikan kesehatan, komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE), teknik pemasaran sosial
dan mobilisasi masyarakat, untuk mengubah perilaku
yang berlandaskan pada perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku masyarakat. Metode COMBI
secara luas telah diaplikasikan untuk pengendalian
DBD, dan dapat juga diaplikasikan untuk
penggerakan masyarakat dalam pengendalian
penyakit lain, seperti filariasis yang telah dilakukan
di India, Kenya, Sri Lanka dan Zanzibar (WHO,
2002). Metode COMBI menekankan pada perubahan

16
perilaku masyarakat yang terkait dengan sosial
budaya, dan berdasarkan segmentasi kelompok
sasaran, akan tetapi, pelaksanaan monitoring dan
evaluasi belum ada dalam tahapan metode tersebut.
Berdasarkan uraian tentang metode pemberdayaan di
atas, diketahui bahwa metode tersebut melibatkan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan. Namun demikian, ketiga metode
tersebut fasilitator merupakan pihak luar dan
kemungkinan besar meninggalkan wilayah
binaannya, serta belum terlihat upaya keberlanjutan
program. Bertitiktolak dari kelemahan ketiga metode
pemberdayaan di atas, maka dikembangkan metode
pemberdayaan masyarakat yang merupakan
modifikasi metode PRA, PLA dan COMBI dengan
penambahan kegiatan pembentukan fasilitator
setempat dan upaya keberlanjutan program. Metode
tersebut adalah metode PMPV-DBD (Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pengendalian Vektor DBD).
Metode PMPV-DBD merupakan metode
pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi masyarakat setempat, tepat

17
sasaran dan lebih komprehensif, yang mengacu pada
teori dasar promosi kesehatan, bahwa dalam
perencanaan program intervensi tahapan yang harus
dilakukan adalah : perencanaan, implementasi dan
evaluasi serta keberlanjutan program (Fertman and
Allensworth, 2010).

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan kami Metode ini adalah salah
satu metode penggerakan masyarakat yang dipilih dalam
rangka menanggulangi masalah masalah kesehatan misal
nya; pencegahan penyakit demam berdarah (Dengue),
eliminasi penyakit kaki gajah dll, pengendalian demam
berdarah dengan memakai metode ini telah dilaksanakan
di beberapa Negara antara lain di Malaysia, Srilanka dan
sudah di uji cobakan di beberapa tempat di Indonesia
antara lain Jakarta timur dan kabupaten Mojokerto.
Cara pendekatan yaitu memperkenalkan perilaku
tentang tata cara mengatasi penyebaran penyakit demam
berdarah dengue kepada masyarakat, sebenarnya metode
ini dapat diterapkan pada setiap program yang melibatka
n masyarakat misalnya untuk pencegahan dan pengendali
an penyakit kaki gajah (filariasis), pencegahan penyakit
malaria maupun program lain yang melibatkan masyarak
at agar anggota masyarakat aktip melakukan kegiatan yg
menolong diri mereka sendiri dalam menanggulangi
penyakit

19
DAFTAR PUSTAKA
Mikkelsen B.2001.Metode penelitian partisipatoris dan u
paya-upaya pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia

Isbandi Rukminto A. 2012. Intervensi Komunitas


&Pengembangan Masyarakat. Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada

WHO. Mobilizing for Action – Communication For


Behavioral Impact (COMBI). 2002.

20

Anda mungkin juga menyukai