Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN KESEHATAN

“MODEL DAN PROGRAM PADA PROMOSI KESEHATAN”

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Adinda Dewanti P3.73.24.3.20.002

2. Azzahra Prastya P3.73.24.3.20.005

3. Nabil Rahmansyah P3.73.24.3.20.026

4. Nabilah Maharani P3.73.24.3.20.027

5. Puja Dini Anjali P3.73.24.3.20.032

6. Salsabila Ramadhina H. P3.73.24.3.20.037

Dosen Pengampu :

Rosidawati, SKM.M.Kes.

PRODI D-IV PROMOSI KESEHATAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “Manajemen Kesehatan: Model ” ini
dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana dan target yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Rosidawati, SKM.M.Kes. selaku dosen pengajar mata kuliah Pengantar Manajemen
Kesehatan yang telah memberikan pengarahan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.
2. Kedua Orang Tua kami tercinta yang telah membantu, mendoakan, memotivasi, dan
menanti keberhasilan kami.

Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang Manajemen Kesehatan.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa membantu meningkatkan pengetahuan kita
menjadi lebih luas lagi. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini. Oleh karena itu, kritik yang membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah
ini dan karya lainnya. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Bekasi, 3 Agustus 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Model Precede Dan Proceed............................................................................................2
2.2. Model MAP IT ................................................................................................................8
2.2.1 Pengertian MAP IT.......................................................................................................8
2.2.2 Mengapa Harus Menggunakan Pendekatan MAP IT?............................................8
2.2.3 Bagaimana Cara Menggunakan Pendekatan MAP IT?............................................9
2.2.4 SMART.........................................................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
3.2 Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...……………………….. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam mewujudkan masyarakat yang sehat secara fisik, psikis, ekonomi dan sosial
dibutuhkan sebuah pemberdayaan masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan tentu sangat dibutuhkan. Perencanaan program pemberdayaan masyarakat
memerlukan program yang berbasis penilaian kebutuhan masyarakat juga. Dukungan dari
masyarakat terhadap program kesehatan juga sangat dibutuhkan, karena masyarakat memiliki
peran penting dalam agent of change yang mana perubahan perilaku dan sikap masyarakat
sangat menentukan dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan kelangsungan hidup.

Model PRECEDE-PROCEED menurut penelitian Jones dan Donovan pada tahun 2004
menunjukkan bahwa model ini berguna karena praktis dalam perencanaan dan pengembangan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Selain itu, Model PRECEDE-PROCEED, MAP
IT dan SMART juga dapat membantu masyarakat untuk lebih berperan aktif, khususnya dalam
hal perencanaan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

Peran Sistem Informasi Kesehatan Dalam Manajemen Kesehatan Pembangunan


kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan model dari PRECEDE-PROCEED dan bagaimana penggunaan model
tersebut?
2. Apa definisi dari model MAP IT dan bagaimana contohnya?
3. Apa definisi dari model SMART dan bagaimana penggunaan model tersebut?

1
1.3 Tujuan

1. Memahami definisi dan model dari PRECEDE-PROCEED dan fase-fase penggunaan


model tersebut
2. Memahami definisi dan model MAP IT

3. Memahami definisi dari model SMART dan contohnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Precede Dan Proceed

Menurut Green dan Kreuter (2005) model Precede dan proceed sebagai model
perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat yang ditujukan untuk
merubah perilaku masyarakat. Precede adalah singkatan dari predisposing, reinforcing, enabling
cause in educational diagnosis and evaluation. Dan proceed adalah singkatan dari policy,
regulatory, and organizational constructs in educational and environmental development.

Menurut Green, perilaku dapat terbentuk dari 3 faktor, yaitu sebagai berikut:

1) Faktor predisposisi / Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap,


kepercayaan, keyakinan, dan nilai.

2) Faktor pendukung / Enabling factors, terwujud dalam fasilitas dan prasarana.

3) Faktor pendorong / Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan yang merupakan referensi dari perilaku masyarakat.

Tujuan dari model PRECEDE-PROCEED adalah untuk membangun program,


menyediakan struktur organisasi dan proses perencanaan, serta pelaksanaan evaluasi. Menurut
Mattessich & Monsey model Precede dan proceed ini menggunakan proses perencanaan yang
sistematis untuk memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan pemahaman, motivasi,
keterampilan serta keterlibatan aktif.

1. PRECEDE digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan
program.

2. PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, pelaksanaan,


dan evaluasi.

Model Precede dan Proceed terdiri dari sembilan fase, yaitu sebagai berikut:

3
1. Fase 1 - Social Diagnosis atau Penilaian Sosial

Bagian PRECEDE dari Model dimulai dengan kegiatan diagnostik yang mengidentifikasi
hasil atau tujuan yang diinginkan dari intervensi atau bertanya, "Apa yang bisa dicapai?"
Kegiatan ini menentukan hasil utama atau distal dari strategi kesehatan mulut untuk individu
penyandang cacat.

Proses menentukan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya dan aspirasi masyarakat


untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi
yang didesain sebelumnya. Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indikator
sosial.Penilaian dapat dilakukan atas dasar data sensus, angka statistik yang ada atau
pengumpulan data secara langsung ke masyarakat. Pengumpulan data secara langsung ke
masyarakat dapat dilakukan dengan; wawancara terhadap informan kunci, forum yang ada di
masyarakat, FGD, survei.

2. Fase 2 - Epidemiological diagnosis atau Diagnosis epidemiologi


Studi tentang distribusi dan determinan penyakit:
- Pada fase ini siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur,
jenis kelamin, lokasi dan suku) diidentifikasi
- Dicari pula bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut
(mortalitas, morbiditas, disabilitas, tanda dan gejala yang timbul) dan cara
menanggulangi masalah tersebut (imunisasi, perawatan/pengobatan, modifikasi
lingkungan atau perilaku).
- Informasi disini isangat penting untuk menetapkan prioritas masalah, yang
didasarkan pertimbangan besarnya masalah dan akibat yang ditimbulkan serta
kemungkinan untuk diubah.

3. Fase 3 - Behavioral and environmental diagnosis

4
a. Diagnosis Perilaku dan Lingkungan
Masalah perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi perilaku dan status
kesehatan atau kualitas hidup seseorang atau masyarakat.

Penting bagi promotor kesehatan untuk membedakan masalah perilaku yang dapat
dikontrol secara individu atau harus dikontrol melalui institusi. Contoh:
Pada kasus malnutrisi yang disebabkan ketidakmampuan membeli bahan
makanan, intervensi pendidikan tidak akan bermanfaat sehingga diperlukan
pendekatan perubahan sosial untuk mengatasi masalah lingkungan.

b. Indikator masalah perilaku yang mempengaruhi status kesehatan seseorang yaitu


sebagai berikut:
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization)
- Upaya pencegahan (prevention action)
- Pola konsumsi makanan (consumption pattern)
- Kepatuhan (compliance)

- Upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care)

4. Fase 4 - Educational and organizational diagnosis atau Diagnosis Pendidikan dan


Organisasional

Identifikasi dilakukan berdasarkan determinan perilaku yang mempengaruhi status


kesehatan seseorang/masyarakat sebagai berikut:

1) Faktor Predisposisi (predisposing factors) ; pengetahuan, sikap, persepsi,


kepercayaan, nilai/norma yang diyakini.
2) Faktor Pendorong (enabling factors); yaitu lingkungan yang memfasilitasi
perilaku seseorang

5
3) Faktor Penguat (reinforcing factors); perilaku orang lain yang berpengaruh (toma,
guru, petugas, orang tua, pemegang kekuasaan) yang menjadi pendorong.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai


berdasarkan faktor predisposisi yang telah diidentifikasi dan menetapkan tujuan
organisasional berdasarkan faktor penguat dan pendorong yang telah diidentifikasi
melalui upaya pengembangan organisasi dan sumberdaya

5. Fase 5 - Administrative and policy diagnosis (Diagnosis administrasi dan kebijakan

Analisis terhadap kebijakan, sumberdaya dan peraturan yang berlaku yang dapat
memfasilitasi atau menghambat pengembangan program promosi. Contohnya yaitu sebagai
berikut:

- Terkait pada kebijakan, regulasi, struktur organisasi


Menilai kapasitas dan mengumpulkan sumber daya dan dukungan untuk melobi
kepada pemerintah daerah, distribusi benang gigi, dan perawatan gigi di antara
individu berpenghasilan rendah.

- Perilaku kesehatan
Menilai kapasitas dan menyusun sumber daya untuk upaya pemasaran sosial.

6. Fase 6 - Implementation atau Implementasi

Pada fase ini kita mengimplementasikannya dengan menyusun dan menyelesaikan


rencana evaluasi program sebelum pelaksanaan program. Contohnya yaitu apakah rencana
pelaksanaan yang rinci sudah termasuk kegiatan evaluasi proses, dampak, dan hasil?

7. Fase 7 - Process Evaluation atau Proses Evaluasi

6
Pada fase ini kita memantau program untuk memastikan ketepatan program cetak biru atau
blueprints (kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi
penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan
serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan
kerja). Disini kita berikan umpan balik korektif di mana perubahan diperlukan, contohnya
sebagai berikut:

- Apakah program untuk menyediakan akses gratis ke perawatan gigi bagi orang-orang
menengah ke bawah sedang disiapkan?
- Apakah kampanye pemasaran sosial “mulut sehat, tubuh sehat” dilaksanakan sesuai
rencana?

- Apakah audiens target secara signifikan terpapar pesan kampanye?

8. Fase 8 - Impact Evaluation atau Evaluasi Dampak

Menilai apakah sub-tujuan perilaku dan lingkungan (dikembangkan pada langkah ke-tiga)
terpenuhi. Contoh pada fase ini misalnya sebagai berikut:

● Lingkungan

Apakah benang gigi disediakan untuk setidaknya 75% dari semua toko obat lokal, salon
rambut, bank, dan tempat umum lainnya yang sering dikunjungi?

Apakah pembatasan baru diberlakukan pada jumlah papan reklame, poster, dan iklan
media lokal yang diperbolehkan yang mempromosikan penggunaan tembakau tanpa asap?
Apakah ada akses gratis ke perawatan gigi untuk orang yang berpenghasilan kurang dari Rp. 286
jt per tahun? Seberapa sering orang memanfaatkan program baru ini?

● Perilaku

7
Apakah orang meningkatkan perilaku flossing mereka, mengurangi asupan minuman
tinggi sukrosa, dan mengurangi penggunaan produk tembakau tanpa asap seperti yang
dinyatakan dalam tujuan?
Apa yang ditunjukkan oleh evaluasi ketat dari kampanye pemasaran sosial?

9. Fase 9 : Outcome Evaluation

Pada fase ini kita menilai apakah program tersebut memiliki dampak kesehatan
masyarakat yang diharapkan. Contohnya, pada tahun 2015 apakah jumlah orang yang tinggal di
komunitas dengan penyakit periodontal berkurang 30%?

Jadi, PPM atau PRECEDE-PROCEED Methods telah digunakan dalam promosi


kesehatan sejak diterbitkannya Health Program Planning: An Educational and Ecological

8
Approach yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1980 oleh Drs. Larry Green dan Marshall
Kreuter. Model perencanaan ini ini adalah metode untuk mendekati tugas kompleks untuk
membuat kemajuan substansial dalam pengurangan morbiditas dan mortalitas di tingkat
masyarakat melalui pengembangan, penerapan, dan evaluasi program promosi kesehatan.

9
2.2. Model MAP IT

2.2.1 Pengertian MAP IT

MAP-IT (Mobilize, Assess, Plan, Implement, Track) adalah kerangka kerja yang dapat
digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi intervensi kesehatan masyarakat di suatu
komunitas. Baik profesional kesehatan masyarakat berpengalaman maupun baru dapat
memanfaatkan langkah-langkah di MAP-IT untuk menciptakan komunitas yang sehat. Proses ini
melibatkan waktu, tenaga, dan serangkaian langkah untuk 'memetakan' jalan menuju perubahan
yang diinginkan dalam sebuah komunitas. Ingatlah bahwa tidak ada cara yang "benar" untuk
mengikuti pendekatan ini, dan beberapa langkah perlu dilakukan beberapa kali. Dengan
menggunakan MAP-IT, rencana terstruktur selangkah demi selangkah dapat dikembangkan oleh
koalisi yang disesuaikan dengan kebutuhan komunitas tertentu.

2.2.2 Mengapa Harus Menggunakan Pendekatan MAP IT?

Ini melibatkan semua pemangku kepentingan, membuat upaya yang didukung secara luas
dan dimiliki oleh masyarakat. Ini menilai aset serta kebutuhan, dan mencari cara untuk
menggunakannya. Penilaian berarti bahwa upaya akan dimulai dari realitas masyarakat, bukan
dari beberapa gagasan yang terbentuk sebelumnya tentang apa yang diperlukan atau sumber daya
apa yang tersedia.

Ini menghasilkan rencana yang komprehensif dan spesifik, dengan garis waktu yang
wajar, tanggung jawab yang diberikan, tujuan yang jelas, dan langkah-langkah tindakan yang
terdefinisi dengan baik terkait dengan strategi keseluruhan. Ini menggabungkan evaluasi dari
awal, memungkinkan penyesuaian bila diperlukan

2.2.3 Bagaimana Cara Menggunakan Pendekatan MAP IT?

LANGKAH 1: MOBILISASI

10
Langkah pertama dalam proses MAP-IT adalah memobilisasi individu dan organisasi
kunci ke dalam koalisi. Carilah mitra yang memiliki kepentingan dalam menciptakan komunitas
yang sehat dan yang akan berkontribusi pada proses tersebut. Bertujuan untuk representasi yang
luas.

Sebagian besar masyarakat sudah memiliki departemen kesehatan dan lembaga


pemerintah lainnya yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan masyarakat. Banyak
komunitas juga memiliki koalisi individu dan organisasi kunci yang berkumpul untuk menangani
isu-isu tertentu, seperti kelompok pengawas lingkungan. Kelompok-kelompok ini sering
mewakili beragam kepentingan dan sumber daya untuk mengatasi masalah yang penting untuk
membangun dan memelihara kesehatan seluruh komunitas. Koalisi akan sering bekerja dengan
departemen kesehatan dan organisasi kesehatan lainnya di masyarakat. Namun, ini juga dapat
membantu memobilisasi sumber daya yang lebih luas untuk mengatasi masalah kesehatan.

Biasanya lebih mudah untuk melibatkan anggota koalisi potensial di sekitar isu-isu yang
sudah menjadi perhatian khusus masyarakat. Koalisi komunitas yang sukses telah dibangun di
sekitar isu-isu seperti:

1. Penyalahgunaan zat

2. HIV/AIDS

3. Kehamilan remaja

4. Kesehatan ibu dan anak

5. Kesehatan lingkungan

6. Kekerasan dalam rumah tangga

7. Kejahatan lingkungan

LANGKAH 2: MENILAI

11
Langkah selanjutnya dalam pendekatan MAP-IT adalah menilai kebutuhan masyarakat
dan aset (sumber daya). Ini akan mengidentifikasi apa kebutuhan sebenarnya (berlawanan
dengan apa yang mungkin dipikirkan kebanyakan orang sebagai kebutuhan), dan memberikan
pengertian tentang apa yang secara realistis dapat dilakukan, versus ideal dari apa yang orang
ingin lihat dilakukan.
Rencanakan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa yang terpengaruh dan bagaimana,
sumber daya apa yang tersedia, dan sumber daya apa yang dibutuhkan. Ketika anggota koalisi
bekerja sama untuk menetapkan prioritas dan mengalokasikan sumber daya untuk prioritas
tersebut, kemungkinan besar mereka akan terus berpartisipasi dalam proses dan mencapai hasil
yang terukur.

LANGKAH 3: RENCANA
Setelah prioritas ditetapkan dan data telah dikumpulkan, diperlukan rencana aksi dengan
langkah-langkah dan tenggat waktu yang konkrit. Mengembangkan Kerangka atau Model
Perubahan. Pada tahap perencanaan, gunakan visi sebagai panduan dan sertakan tujuan yang
jelas untuk mencapainya dalam rencana. Tujuan harus spesifik untuk setiap masalah atau
komunitas, dan harus membahas tujuan program, apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan,
dan cara mengukur kemajuan untuk mengetahui kapan tujuan telah tercapai. Sebuah rencana
tindakan harus mencakup:

 Langkah-langkah tindakan.
 Penugasan tanggung jawab.
 Pengumpulan informasi.
 Garis waktu yang layak.

LANGKAH 4: MELAKSANAKAN
Setelah rencana aksi ditetapkan, anggota koalisi dapat mulai menerapkan strategi dan
langkah-langkah aksi yang diidentifikasi dalam rencana. Anggota koalisi harus bekerja
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka sesuai dengan kerangka waktu yang
ditentukan. Pemantauan atau pelacakan peristiwa secara rutin adalah kunci implementasi.

12
Misalnya, jika rencana aksi meminta laporan mingguan tentang topik tertentu, pemantauan akan
menunjukkan apakah ini terjadi sesuai rencana.

LANGKAH 5: LACAK
Pada fase terakhir proses MAP-IT, rencanakan evaluasi rutin untuk mengukur dan
melacak kemajuan Anda dari waktu ke waktu. Pelacakan adalah langkah dua bagian yang
melibatkan analisis data dan pelaporan kemajuan. Pastikan untuk mencatat sejauh mana rencana
itu diikuti, setiap perubahan yang dibuat, dan apakah tujuan telah tercapai.

Evaluasi dan pelacakan sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang dari upaya
koalisi. Pertimbangkan untuk bermitra dengan universitas setempat atau pusat statistik kesehatan
negara bagian untuk membantu pelacakan data. Beberapa hal yang perlu dipikirkan saat Anda
mengevaluasi data dari waktu ke waktu:

- Kualitas Data:
Pastikan untuk memeriksa standarisasi pengumpulan data, analisis, dan struktur
pertanyaan.
- Batasan Data yang Dilaporkan Sendiri:
Saat Anda mengandalkan data yang dilaporkan sendiri (seperti frekuensi olahraga atau
pendapatan), waspadai bias pelaporan diri.
- Validitas dan Keandalan Data:
Perhatikan revisi pertanyaan survei dan/atau pengembangan sistem pengumpulan data
baru. Ini dapat memengaruhi validitas tanggapan Anda dari waktu ke waktu. (Mintalah ahli
statistik untuk membantu pengujian validitas dan reliabilitas.)
- Ketersediaan Data:
Upaya pengumpulan data tidak selalu dilakukan secara teratur.

2.2.4 SMART

Manajemen berdasarkan sasaran adalah aktivitas memadukan sumber-sumber organisasi


menjadi satu kesatuan. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber

13
daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sasaran harusnya mempunyai persyaratan dengan menggambarkan 5 karakter yaitu
dengan singkatan SMART yaitu (Maulana, 2004):

a. Spesific, yaitu dimana sasaran harus jelas.


b. Measurable, yaitu sasaran itu harus biasa diukur.
c. Attainable, yaitu sasaran harus realistic dan bisa dijalankan oleh organisasi.
d. Relevant, yaitu sarana harus menyambung dan mendukung visi dan misi besar
organisasi.
e. Time-Bound, yaitu sasaran harus punya batasan waktu

Praktik kesehatan masyarakat yang baik membutuhkan tujuan yang kuat untuk memantau
kemajuan menuju pencapaian tujuan dan hasil. Banyak program dan layanan didanai oleh hibah
yang memerlukan pengembangan, penerapan, dan penyelesaian tujuan untuk membuktikan
keberhasilan pendanaan yang berkelanjutan. Organisasi sering berjuang untuk menciptakan
tujuan yang secara akurat mengukur kemajuan menuju tujuan dan yang berarti bagi anggota tim
atau pemangku kepentingan lainnya.

Tujuan penggunaan model SMART pada bidang kesehatan sebagai berikut:

- Untuk memberikan pendekatan terstruktur untuk mengembangkan dan merancang


rencana kerja.
- Untuk secara sistematis memantau kemajuan menuju target
- Untuk mengukur kinerja dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan
- Untuk secara ringkas mengkomunikasikan dampak yang diinginkan dan kemajuan saat
ini kepada para pemangku kepentingan
- Untuk secara konkret menggambarkan bagaimana tujuan akan dipenuhi

Mencurahkan waktu dan sumber daya sedini mungkin karena tujuan SMART adalah
investasi di masa depan dari sebuah rencana, program, atau layanan. Dengan memulai dengan
tujuan SMART, sebuah program atau rencana pada bidang kesehatan dapat secara sistematis dan
bermakna mengukur kemajuan, menunjukkan pencapaian dan mengidentifikasi peluang untuk
perbaikan.

14
Penggunaan model SMART adalah sebagai berikut:

1) Spesific / Spesifik
Tujuan harus didefinisikan dengan baik, dan jelas bagi anggota tim lain dan pemangku
kepentingan yang juga memahami program atau rencana. Pertimbangkan petunjuk ini:
- What atau Apa
Apa sebenarnya yang akan Anda lakukan?
Apa tindakannya?
Apa yang ingin Anda pengaruhi?
- Who atau Siapa
Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan tersebut?
Apa yang ingin Anda pengaruhi atau siapa target populasi Anda?
Perhatikan bahwa tidak semua pertanyaan ini akan berlaku untuk setiap tujuan.

2) Measurable / Terukur
Ini melibatkan pemilihan apa yang akan diukur untuk menunjukkan peningkatan,
dampak atau keberhasilan. Mungkin ada langkah-langkah dan target yang ada yang
diperlukan untuk program atau hibah tertentu. Cobalah untuk memilih ukuran yang
bermakna. Hal yang paling mudah diukur mungkin bukan yang paling berarti.
Pertimbangkan petunjuk ini:
- Berapa banyak dan ke arah mana perubahan itu akan terjadi?
- Data apa yang akan digunakan untuk membuktikan target terpenuhi?
- Dari mana data ini berasal?
- Apakah ada ukuran pengganti atau proksi untuk digunakan jika tujuan ini tidak dapat
diukur secara langsung, atau adakah ukuran lain yang lebih tepat untuk digunakan?

3) Achieveble / Dapat dicapai


Tujuan harus berada dalam jangkauan tim atau program Anda, dengan
mempertimbangkan sumber daya, pengetahuan, dan waktu yang tersedia.
Pertimbangkan petunjuk ini:
- Bagaimana tujuan ini dapat dicapai?

15
- Mengingat kerangka waktu atau lingkungan saat ini, dapatkah tujuan ini tercapai?
Haruskah kita meningkatkan atau menurunkannya?
- Sumber daya apa yang akan membantu kita mencapai tujuan ini? Keterbatasan atau
kendala apa yang menghalangi kita?

4) Relevant / Relevan
Tujuan harus selaras dengan tujuan yang sesuai. Pertimbangkan apakah dan
seberapa berhasil menyelesaikan suatu tujuan akan relevan untuk mencapai tujuan.
Pertimbangkan apakah suatu tujuan berkaitan dengan program, rencana, atau misi, visi,
dan tujuan organisasi yang lebih besar. Juga harus dipertimbangkan apakah suatu tujuan
relevan atau penting bagi tim dan pemangku kepentingan lainnya. Tujuan yang terkait
dengan misi dan prinsip panduan organisasi Anda kemungkinan besar akan disetujui oleh
pimpinan organisasi Anda; tujuan yang didukung oleh pemangku kepentingan lain akan
mengarah pada tingkat penerimaan yang lebih besar. Pertimbangkan petunjuk ini:
- Apakah tujuan ini mengarah pada pencapaian tujuan organisasi ini?
- Apakah tampaknya bermanfaat untuk mengukur tujuan ini? Apakah masuk akal untuk
mengukur tujuan ini?

5) Timebound / Dibatasi waktu


Tujuan harus dapat dicapai dalam kerangka waktu tertentu yang tidak terlalu cepat untuk
mencegah kesuksesan, atau terlalu jauh untuk mendorong penundaan. Pertimbangkan
petunjuk ini:
- Kapan tujuan ini akan tercapai?
- Apakah kerangka waktu ini realistis?
- Haruskah itu lebih dekat atau lebih jauh di masa depan?

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan perlu


melakukan penilaian kebutuhan masyarakat secara menyeluruh dengan menggunakan
kajian literatur dan investigasi. Model PRECEDE- PROCEED dapat diaplikasikan pada
perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian
kebutuhan kesehatan masyarakat. Model PRECEDE – PROCED selain dapat
diaplikasikan pada kebutuhan kesehatan masyarakat juga memiliki tujuan untuk
membangun program, menyediakan struktur organisasi dan proses perencanaan, serta
pelaksanaan evaluasi. Menurut Mattessich & Monsey model Precede dan Proceed ini
menggunakan proses perencanaan yang sistematis untuk memberdayakan masyarakat dalam
meningkatkan pemahaman, motivasi, keterampilan serta keterlibatan aktif.

Dari kesimpulan diatas dapat kita pahami bahwa Model PRECEDE – PROCED sangat
melibatkan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan agar tidak hanya sekedar mau
tetapi juga diharapkan mampu menerapkan apa yang sudah kami sampaikan, selain itu
Model PRECEDE – PROCED juga sangat membantu masyarakat untuk berperan aktif
dalam hal perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

3.2 Saran
Dengan adanya penyusunan makalah tentang “Model dan Program Dalam Promosi
Kesehatan” ini diharapkan pembaca dapat memahami materi ini secara detail. Demi
kesempurnaan makalah ini, dimohon kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
agar makalah ini bisa lebih baik untuk kedepannya

17
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar FKM-UNSRAT. 2017. Modul Kuliah Sistem Informasi Kesehatan. Konsep Dasar
Dan Penerapan Sistem Informasi Kesehatan.
(https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2017-07-
17berkas1979112520090320016.pdf )

Irma, Kusrini Precede-proceed Education Model To Health Literacy’s Patient With


Hypertension In Pattingalloang Makassar. Indonesian Contemporary Nursing Journal,
1(2), 110-117

Sulaeman, E. & Murti. 2015. Aplikasi Model Precede - Proceed Pada Perencanaan Program
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan
Masyarakat, 23(3), 149-164

Endang,Bhisma & Waryana. 2015. Aplikasi Model PRECEDE-PROCEED Pada Perencanaan


Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan
Kesehatan Masyarakat.

Jurnal Kedokteran Yarsi 23 (3) : 149-164 (2015)

https://www.slideshare.net/DraculaDeath/model-perencanaan-program-promosi-kesehatan

Center for Disease Control and Prevention. Develop SMART Objective.


https://www.cdc.gov/phcommunities/resourcekit/evaluate/smart_objectives.html.

MEDITRANS. 2021. Mengenal Konsep Smart Hospital dan Regulasinya.


https://www.meditransglobal.co.id/mengenal-konsep-smart-hospital-dan-regulasinya/.

Minnesota Department of Health. SMART Objective.


https://www.health.state.mn.us/communities/practice/resources/phqitoolbox/objectives.html.

Rural Health Information Hub. PRECEDE-PROCEED PROGRAM MODEL.


https://www.ruralhealthinfo.org/toolkits/health-promotion/2/program-models/precede-proceed.

18
Binkley, Catherine J. Application of the PRECEDE-PROCEED Planning Model in Designing an
Oral Health Strategy. US National Library of Medicine National Institutes of Health.

Green, Lawrence W. A Framework For Planning and Evaluation: PRECEDE-PROCEED


Evolution and Application of the Model.
https://inspq.qc.ca/sites/default/files/jasp/archives/2006/jasp2006-ottawa-green-ottoson14-1.pdf.

https://ctb.ku.edu/en/table-of-contents/overview/models-for-community-health-and-
development/map-it/main

19

Anda mungkin juga menyukai