Anda di halaman 1dari 18

LANGKAH-LANGKAH PENDEKATAN DAN STRATEGI ADVOKASI

Disusun Oleh : Kelompok 7

Dewi Fathiyah Rahadatul Aisy P3.73.24.3.20.009

Mutiara P3.73.24.3.20.025

Puja Dini Anjali P3.73.24.3.20.032

Siti Ilma P3.73.24.3.20.040

Mata Kuliah
Advokasi Kesehatan
Dosen Pengampu :
Dr. Yudhia Fratidhina, SKM, MKM

D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Langkah-langkah
Pendekatan dan Strategi Advokasi Kesehatan”

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapatkan arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana dan target yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. Yudhia Fratidhina, SKM, MKM selaku dosen pengajar mata kuliah Pemasaran
Sosial yang telah memberikan pengarahan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sebagaimana mestinya.

2. Orang Tua kami tercinta yang telah membantu, mendoakan, memotivasi, dan
menanti keberhasilan kami.

3. Sumber-sumber dari internet yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap karya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Jakarta, 14 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Advokasi.....................................................................................................6
2.2 Langkah-Langkah Pendekatan Advokasi......................................................................7
2.2.1 Analisis Masalah Dan Perumusan.............................................................................7
2.2.2 Analisis Stakeholder..................................................................................................7
2.2.3 Membuat Pesan Advokasi.......................................................................................11
2.2.4 Melaksanakan Advokasi..........................................................................................12
2.3 Strategi Advokasi........................................................................................................13
2.4 Macam-macam Strategi Advokasi...............................................................................15
BAB III.................................................................................................................................. 17
PENUTUP............................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan guna penanaman
pengetahuan tentang kesehatan sehingga tumbuh kesadaran untuk hidup sehat.
Penerapan promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui pendidikan kesehatan dan
penyuluhan kesehatan.
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan
tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan
perilaku masyarakat. Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Secara singkat, visi dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial, serta adanya pendidikan kesehatan di semua program
kesehatan. Dalam rangka mencapai keberhasilan visi tersebut, terdapat beberapa misi
promosi kesehatan sebagai upaya untuk merealisasikannya, salah satunya itu adalah
melakukan advokasi.
Advokasi di sini ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat
kebijakan. Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan
kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang
spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk
mempengaruhi para pembuat keputusan (decision maker) agar dapat mempercayai
dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan
melalui kebijakan atau keputusan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Mengetahui apa itu advokasi ?
b. Bagaimana cara membuat planning advokasi ?

4
c. Apa yang dimaksud dengan analisis stakeholder
d. Siapa saja yang menjadi sasaran dalam advokasi ?
e. Apa saja isi pesan advokasi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa saja manfaat dari advokasi
2. Mengetahui apa saja peran dari stakeholders
3. Mengetahui manfaat pesan advokasi
4. Apa saja langkah-langkah dalam melaksanakan advokasi
5. Dapat mengetahui apa saja tujuan dari stakeholders

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Advokasi


Pengertian umum dari kegiatan advokasi adalah, “strategi untuk
mempengaruhi para pengambil keputusan khususnya pada saat mereka menetapkan
peraturan, mengatur sumber daya dan mengambil keputusan-keputusan yang
menyangkut khalayak masyarakat”. Hal tersebut menunjukkan bahwa Advokasi
diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh
karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau pengambil
kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi
pemerintah maupun swasta.
Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa Advokasi secara harfiah berarti
pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai
permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Menurut Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Istilah
advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan
masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global
Pendidikan atau Promosi Kesehatan. WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan
visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi pokok, yaitu:
1) Advocacy, 2) Social support, 3) Empowerment.
Seperti dijabarkan dalam PMK no. 004 thn 2012, bahwa “Advokasi perlu
dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan pasien dan klien, rumah sakit
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Misalnya dalam rangka
mengupayakan lingkungan rumah sakit yang tanpa asap rokok, rumah sakit perlu
melakukan advokasi kepada wakil-wakil rakyat dan pimpinan daerah untuk
diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang mencakup di
rumah sakit.” Prinsipnya hal tersebut menunjukkan bahwa strategi advokasi
merupakan hal penting dan meliputi proses kerja yang tidak sederhana pula.

6
Karenanya dibutuhkan tahapan kerja yang jelas dalam pelaksanaannya yang akan
disampaikan selanjutnya.
Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik, tetapi
mencakup kegiatan persuasif, memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan
pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.

2.2 Langkah-Langkah Pendekatan Advokasi

2.2.1 Analisis Masalah Dan Perumusan


Tahap pertama, mencari akar permasalahan. Pada tahap ini kita harus
menetapkan agenda advokasi. Penetapan agenda harus mempertimbangkan skala
prioritas, tidak seluruh masalah harus selesai secara bersamaan. Kita perlu memilah
secara cermat masalah-masalah yang ada supaya dapat menemukan akar
persoalannya. Setelah itu tetapkan lembaga dan kebijakan yang perlu diubah dengan
menyusun alasan-alasan yang jelas.
Setelah melakukan langkah pertama, maka tahap kedua, yaitu merumuskan
dan memilih jalan keluar, segera menyusul. Seperti pekerjaan di dunia kesehatan,
keputusan jenis pengobatan sangat tergantung ketelitian sang dokter dalam
mendiagnosis penyakit. Pelaku advokasi harus mampu menawarkan jalan keluar yang
tepat supaya permasalahan serupa tidak terulang kembali.

2.2.2 Analisis Stakeholder


1. Pengertian Stakeholder
Stakeholder Analysis (Analisa Pemangku Kepentingan) didefinisikan sebagai
“proses mengidentifikasi baik perorangan maupun kelompok yang akan
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu tindakan yang akan dilakukan serta
mengelompokkannya sesuai dengan dampak dari tindakan yang akan dilakukan.

Pemangku kepentingan atau stakeholder adalah semua individu, kelompok


masyarakat, atau komunitas yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap
organisasi atau perusahaan. Dalam organisasi atau perusahaan, stakeholder berperan
aktif dan pasif dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tersebut.

Dalam kegiatan bisnis atau perusahaan, fungsi stakeholder adalah sebagai


salah pihak yang mengembangkan bisnis atau perusahaan tersebut. Tipe-tipe

7
pemangku kepentingan pun beragam, seperti pemegang saham,
karyawan/karyawan/staf, distributor, dan konsumen.

Bahkan, ada anggapan beberapa stakeholder adalah pesaing bagi perusahaan


lainnya karena mempengaruhi stabilitas perusahaan lainnya.

a. Stakeholders primer
Stakeholder primer merupakan stakeholder yang terkena dampak secara
langsung baik dampak positif maupun dampak negatif dari suatu rencana serta
mempunyai kaitan kepentingan langsung dengan kegiatan tersebut.
Stakeholders yang memiliki pengaruh dan kepentingan dikatakan sebagai
stakeholder primer dan harus dilibatkan penuh dalam tahapan-tahapan kegiatan.
b. Stakeholders kunci

Stakeholder kunci adalah mereka yang memiliki kewenangan legal


dalam hal pengambilan keputusan.

c. Stakeholders sekunder atau pendukung

Stakeholders pendukung merupakan stakeholder yang tidak memiliki


kepentingan langsungterhadap suatu rencana tetapi memiliki
kepedulian yang besar terhadap proses pengembangan.Stakeholders pendukung
menjadi fasilitator dalam proses pengembangan suatu kegiatan dan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan. Stakeholders pendukung meliputi para investor
atau pihak swasta, LSM, dan peneliti.

2. Peran stakeholder

Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk,


stakeholder dalam program pembangunan diklasifikasikan berdasarkan peranannya, antara
lain:

1. Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan
penentu suatu kebijakan.
2. Koordinator yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder lain
yang terlibat.
3. Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan memfasilitasi dan
mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok

8
4. Implementor yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk
kelompok sasaran.
5. Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan
kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan
lebih cepat waktu

3. Tujuan Analisis stakeholder

1. Untuk mengidentifikasi minat, kepentingan, dan pengaruh para stakeholder terhadap


kegiatan program / proyek yang sedang berjalan.
2. Untuk mengidentifikasi kelembagaan-kelembagaan lokal berikut proses-proses untuk
pengembangan kapasitasnya
3. Untuk membangun pondasi dan strategi partisipasi masyarakat.

Analisis stakeholder ini merupakan instrumen yang sangat penting untuk memahami
konteks sosial dan kelembagaan dari satu kegiatan program / proyek. Hal-hal yang diungkap
dari tools ini bisa memberikan informasi sangat penting seawal mungkin tentang :

1. siapa saja yang akan dipengaruhi oleh program / proyek baik positif maupun negatif;
2. siapa saja yang mungkin memberikan pengaruh terhadap program / proyek baik
positif maupun negatif;
3. individu, kelompok, dan lembaga apa saja yang perlu dilibatkan dalam program /
proyek serta bagaimana caranya; dan siapa saja yang perlu dibangun kapasitasnya
agar turut berpartisipasi aktif di dalamnya.

4. Teori - teori dari gambar model dari analisis stakeholder

1. Lakukan Assessment terhadap Pengaruh dan Kepentingan Stakeholder ini

Untuk setiap kelompok stakeholder lakukan lakukan assessment terhadap:

● Kekuasaan dan statusnya (politik, sosial, dan ekonomi)


● Derajat / level lembaga / organisasinya
● Penguasaan terhadap sumber-sumber daya yang strategis
● Pengaruh-pengaruh informal (seperti hubungan-hubungan personal)
● Relasi kekuasaan dengan stakeholder lainnya
● Arti penting terhadap keberhasilan program / proyek

9
Terdapat dua hal penting di sini, yaitu stakeholder yang mempunyai pengaruh
(influence) dan stakeholder yang sangat berkepentingan / mempunyai arti penting
(importance).

5. Konsep Dasar Analisis Stakeholder


Analisis stakeholder diperlukan untuk mengetahui siapa saja yang memiliki
kepentingan/peran secara langsung maupun tidak langsung terhadap program/proyek yang
akan dilaksanakan. Analisis stakeholder atau disebut juga analisis peran, peran pihak-pihak
yang terkait dalam program DRR.

Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah individu maupun organisasi yang secara


umum dibedakan dalam 4 (empat) kelompok utama, yaitu: 1). Penerima manfaat/Kelompok
Sasaran (KSM, anggota), 2). Pelaksana (Guswil, LSM pelaksana program DRR, aktivis,
Dinas, organisasi sosial, dll), 3). Pengambil keputusan (Kepala Desa, Camat, Bupati,
Satkorlak, Satlak, pemuka masyarakat, dll), dan 4). Pendana (NGO/INGO, Pemerintah, dll)

Setiap stakeholder memiliki pengaruh dan kekuasaan, semakin besar pengaruh yang
dimiliki seorang stakeholder, maka akan semakin penting untuk memperhitungkan
keterlibatan mereka dalam proyek. Oleh sebab itu dapat ditentukan stakeholder yang perlu
dijadikan prioritas dalam perencanaan maupun pelaksanaan program.

Analisis stakeholder merupakan suatu alat untuk:

● Memberikan gambaran mengenai semua lembaga, kelompok dan individu yang


berkaitan atau berkepentingan dengan program
● Mengidentifikasi kepentingan pihak-pihak tersebut
● Menelaah konsekuensi dan implikasi yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan rencana program maupun kegiatan

6. Kategori Stakeholder

Disisi lain, Warsono dkk. (2009:31-36) mengkategorikan stakeholder menjadi dua


kelompok, yaitu:

1. Pemangku kepentingan pasar

Pemangku kepentingan pasar adalah pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi


ekonomi dengan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tujuan utama perusahaan
untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat. Pemangku kepentingan pasar seringkali
juga disebut pemangku kepentingan primer(primary stakeholder).

10
Kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang ditetapkan sebagai pemangku
kepentingan pasar meliputi pemegang saham, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, dan
distributor /pedagang besar/pengecer.

2. Pemangku kepentingan non-pasar

Pemangku kepentingan non-pasar adalah orang-orang atau kelompok kelompok yang


walaupun tidak terlibat dalam pertukaran ekonomi langsung dengan perusahaan, dipengaruhi
oleh atau dapat mempengaruhi tindakan perusahaan. Pemangku kepentingan non-pasar juga
sering disebut dengan pemangku kepentingan sekunder (secondary stakeholder).

Kelompok-kelompok pemangku kepentingan yang dikategorikan sebagai pemangku


kepentingan non-pasar, meliputi. komunitas, berbagai level pemerintahan, kelompok-
kelompok aktivis, organisasi nonpemerintah, media, kelompok pendukung bisnis, dan
masyarakat umum. Berdasarkan teori yang diungkapkan diatas, stakeholder berperan penting
dalam menentukan perusahaan mampu untuk going concern atau tidak. Perusahaan harus
menjaga hubungan dengan stakeholder-nya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan
stakeholder-nya.

2.2.3 Membuat Pesan Advokasi


● Statement, brisi pernyataan sederhana
● Evidence, berisi bukti atau fakta-fakta
● Example, berisi contoh dengan cerita atau analogi
● Action, tindakan atau aksi

7 Kriteria untuk Pesan Advokasi

1. Kembangkan satu ide/isu


2. Buatlah pesan yang mudah, sederhana, dan jelas serta relevan
3. Pesan dapat dipercaya (data dan fakta akurat)
4. Tindakan yang dilakukan harus memberi keuntungan bagi penentu kebijakan
5. Pesan harus konsisten
6. Pesan harus menyentuh akal dan rasa, membangkitkan kebutuhan nyata
7. Pesan harus mendorong penentu kebijakan untuk bertindak

11
2.2.4 Melaksanakan Advokasi
Adapun proses advokasi yang baik yaitu sebagai berikut:

a. Memilih isu yang tepat untuk di advokasikan.

Sebelum memulai penelusuran advokasi, kita harus tau kasus/isu apa yang hendak
kita advokasikan, karena dengan memilih isu yang tepat itu merupakan langkah awal
kita untuk memulai pekerjaan.

b. Menentukan tujuan dan target yang akan kita advokasikan.

Ini penting untuk memandu pelaku advokasi dalam melaksanakan kegiatannya.

c. Melakukan analisis dan mengkaji kasus / isu yang ada.

Fokuskan kasus apa yang akan kita advokasikan, analisis kasus dengan baik, riset
kembali apabila ada isu/kasus yang bisa memicu/ menimbulkan propaganda arti.

d. Bangunkan opini publik

Mempengaruhi orang banyak dapat dilakukan melalui seminar, media cetak, media
elektronik, brosur, spanduk, karena tujuannya adalah agar mendapatkan banyak
dukungan oleh orang lain, itu merupakan hal yang penting.

e. Membangun jaringan dan koalisi.

Jaringan dan koalisi dalam gerakan advokasi sangat penting dalam membangun
legitimasi publik. Bahwa isu yang diperjuangkan haruslah didukung oleh orang
banyak. Carilah organisasi yang memiliki visi perjuangan yang sama. Kalau perlu
hubungi tokoh-tokoh masyarakat setempat.

f. Melakukan lobi, mempengaruhi dan mendesak kebijakan

Lakukan lobby dengan orang orang yang terkait dengan kasus/isu yang akan di
advokasikan, pengaruhi mereka untuk mendukung kasus yang akan kita teliti.

g. Refleksi

Lakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan karena advokasi sering
memberikan hasil yang lain dari apa yang kita perkirakan. Suatu tim diperlukan untuk
mengevaluasi apa yang telah dicapai dan apa yang tetap harus dikerjakan secara
teratur. Refleksi hendaknya digunakan sebagai langkah pertama dalam menganalisa
kembali yang nantinya akan membawa kita pada siklus pekerjaan advokasi dan
evaluasi yang terus menerus.

12
2.3 Strategi Advokasi
Strategi advokasi, tujuan advokasi yang baik dan terencana sering tidak terccapai atau
tidak memenuhi harapan karena salah dalam memiliki strategi dalam mencapai tujuan.
Menurut Loue (2006) strategi advokasi meliputi advokasi melalui media, pengadilan, jejaring
dan legislasi (perundang dan peraturan).
a. Advokasi melalui media
Advokasi media adalah salah satu strategi advokasi yang paling umum digunakan
untuk mengadvokasi isu-isu terkait kebijakan publik, advokasi ini membutuhkan
identifikasi masalah dan keprihatinan
yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, penekanan pada konteks yang lebih
luas dari masalah tersebut, pemeliharaan perhatian media terhadap masalah-masalah
tersebut, dan penyediaan "hiburan" untuk audiensi yang mendengar masalah tersebut.
Masalah-masalah yang memberikan fokus advokasi media harus secara tepat
dibingkai menggunakan gigitan suara, yang singkat, pernyataan yang dapat dikutip;
gambar visual; dan matematika sosial, yang menjelaskan data statistik sambil
menempatkannya dalam konteks yang relevan.
Berbagai strategi dapat digunakan untuk mempersiapkan kontak dengan media
termasuk pengembangan Lembar Fakta, yang secara singkat menyampaikan pesan
yang akan dibuat; Daftar Sumber, atau daftar orang-orang yang tersedia untuk
berbicara secara kompeten tentang masalah yang akan dibahas; Talking Points, yang
merupakan daftar pesan utama yang ingin disampaikan; Lembar Pertanyaan dan
Jawaban, yang membahas format tanya jawab yang paling sering diajukan terkait
dengan masalah yang akan dibahas; dan Daftar Pers, yang terdiri dari semua outlet
media di wilayah geografis tertentu.
b. Advokasi melalui sistem pengadilan
Sistem pengadilan memberikan jalan lain untuk upaya advokasi. Proses pengajuan
gugatan berbeda di berbagai negara. Sistem pelaporan dalam suatu organisasi
merupakan langkah efektif untuk melakukan advokasi kedepan.
c. Regulasi
Advokasi melalui regulasi adalah strategi yang sering digunakan oleh organisasi yang
ingin suaranya
didengar. Meskipun prosedur spesifik bervariasi tergantung pada yurisdiksi hukum,
strateginya umum di berbagai negara.

13
d. Koalisi
Terlepas dari strategi mana yang pada akhirnya digunakan, pengembangan koalisi
mungkin sangat penting untuk keberhasilan upaya advokasi. "Koalisi adalah
kelompok-kelompok kelompok dengan tujuan bersama dan kesadaran bahwa 'bersatu
kita berdiri, terpecah belah kita jatuh”. Dengan demikian, koalisi dapat terdiri dari
kelompok anggota masyarakat, kelompok organisasi, atau keduanya. Kelompok yang
berpartisipasi dalam koalisi harus memiliki visi dan misi bersama, atau
intensionalitas, yang jelas bagi semua peserta dan yang terkait langsung dengan tujuan
dan sasaran mereka.
Organisasi yang berpartisipasi dalam koalisi harus memiliki struktur atau kapasitas
organisasi yang akan mendukung upaya-upaya tersebut, yaitu , staf, relawan, gugus
tugas, keanggotaan, dan kepemimpinan, serta alokasi peran dan tanggung jawab yang
jelas. Bantuan teknis, seperti konsultasi, pelatihan, dan dukungan untuk upaya
advokasi, mungkin diperlukan untuk memungkinkan organisasi membangun dan
berpartisipasi
dalam koalisi.

Sedangkan menurut Martuti dan kawan - kawan (2010) strategi advokasi ada yang
berdasarkan kekuatan apa yang ditonjolkan (fisik atau non fisik), berdasarkan pendekatan
pada pengambilan keputusan dan berdasarkan aktifitas pekerja advokasi. Jika dalam
pemberdayaan masyarakat strategi advokasi dibagi menjadi tiga strategi sebagai berikut.

1. Strategi mikro, penghubung sosial masyarakat (klien) dengan sumber - sumber


lingkungan sekitar. Tekniknya menjalin relasi kerjasama dengan profesi - profesi
kunci, membangun kontak antara klien dengan lembaga pelayanan sosial,
mempelajari kebijakan dan syarat serta proses pemanfaatan sumber daya yang ada di
dalam masyarakat.
2. Strategi mezzo, mewakili dan mendampingi kelompok formal atau organisasi guna
mendiskusikan solusi secara potensial, monitoring dan mengevaluasi rencana aksi.
3. Strategi makro, aktivis dan analisis kebijakan advokasi berperan sebagai aktivis
sosial, maka harus terlibat langsung dalam gerakan perubahan sosial dan aksi sosial
bersama masyarakat dengan meningkatkan kesadaran publik terhadap masalah sosial
ketidakadilan, memobilisasi SDM untuk merubah kondisi yang buruk dan tidak adil,

14
melakukan lobi dan negosiasi agar terjadi perubahan di bidang hukum, termasuk
melakukan class action.

2.4 Macam-macam Strategi Advokasi


a. Strategi Advokasi Fisik
Strategi advokasi fisik merupakan kekuatan yang diperlihatkan advokasi dengan
kekerasan melalui pengambilan keputusan dari strategi konfrontatif menjadi advokasi
proaktif oleh aktifitas pekerja untuk mempengaruhi kebijakan sebelum diputuskan.
b. Strategi Advokasi Non Fisik
Strategi advokasi non fisik merupakan kekuatan yang diperlihatkan advokasi non
violence melalui pengambilan keputusan dari strategi kooperatif menjadi advokasi
reaktif oleh aktifitas pekerja untuk mempengaruhi kebijakan sesudah kebijakan
diputuskan atau ditetapkan secara hukum.
c. Strategi advokasi komfrontatif
Strategi konfrontatif berarti tidak bekerjasama dengan pengambilan kebijakan, jadi
usaha - usaha untuk mengubah atau menyelesaikan masalah secara agresif
mennggambarkan emosional (mengancam) serta pengambilan keputusan.
d. Strategi Advokasi Kooperatif
strategi kooperatif berarti kerjasama dengan pengambil kebijakan.
e. Strategi Advokasi Proaktif
1) Lobby
Kegiatan untuk mendorong dan meloloskan suatu tujuan dengan
mempengaruhi pegawai atau pejabat pemerintah atau anggota dewan sebelum
kebijakan diputuskan.
2) Hearing
Hearing pada pengambilan keputusan sudah termasuk bagian dari lobi.
Sedangkan hearing kepada publik dengan tujuan mensosialisasikan gagasan
dan mencari masukan dan menyerap aspirasi masyarakat sekitar isu tersebut.
Dapat dilakukan dengan debat, diskusi terbuka atau seminar, sarasehan dan
sebagainya.
3) Kampanye
Kegiatan sosialisasikan ide, opini, pandangan terhadap suatu kebijakan dengan
tujuan mendapat dukungan publik "proses terorganisir untuk membentuk

15
pendapat publik". Alat untuk kampanye meliputi media massa, cetak,
elektronik, dan modern.
f. Strategi Advokasi Reaktif
1) Demonstrasi
Sebuah gerakan protes dilakukan sekumpulan orang dihadapan umum
menyatakan penentangan kebijakan suatu pihak atau kelompok sebagai upaya
penekanan secara politik oleh kelompok.
2) Legal standing
Dipengadilan oleh seseorang atau kelompok yang bertindak untuk mewakili
kepentingan publik tanpa harus didasarkan pada kepentingan hukum tuntutan
tanpa penderita atau kuasa hukum yang menderita.
3) Class action
Hak kelompok kecil masyarakat untuk bertindak mewakili masyarakat dalam
jumlah besar yang dirugikan atas dasar kesamaan permaslahan, fakta hukum
dan tuntutan ditimbulkan. Biasanya terkait tuntutan perdata atau ganti rugi.
4) Boikot
Melakukan pembangkangan atau penolakan melaksanakan kebijakan
pemerintah buat sebagai bentuk konfrontasi tanpa kekerasan, seperti boikot
pajak kendaraan bermotor, diawali deklarasi lalu diikuti kampanye.
5) Revolusi
Sebuah perubahan dengan cepat, domestik dalam nilai - nilai yang dominan
dari suatu masyarakat dalam lembaga politik, struktur sosial, kepemimpinan
dari aktifitas pemerintahan dan politik. Kegiatan ini merubah sistem politik
secara cepat dan radikal melalui collective action secara damai maupun
kekerasan merupakan pilihan strategi bila cara lain tidak berhasil.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian umum dari kegiatan advokasi adalah, “strategi untuk mempengaruhi para
pengambil keputusan khususnya pada saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber
daya dan mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut khalayak masyarakat”. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang
lain yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin
atau pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di
institusi pemerintah maupun swasta.

Sedangkan ahli lain menyatakan bahwa Advokasi secara harfiah berarti pembelaan,
sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang mempunyai permasalahan.
Stakeholder Analysis (Analisa Pemangku Kepentingan) didefinisikan sebagai “proses
mengidentifikasi baik perorangan maupun kelompok yang akan mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh suatu tindakan yang akan dilakukan serta mengelompokkannya sesuai
dengan dampak dari tindakan yang akan dilakukan.

Pemangku kepentingan atau stakeholder adalah semua individu, kelompok


masyarakat, atau komunitas yang memiliki hubungan dan kepentingan terhadap organisasi
atau perusahaan. Dalam organisasi atau perusahaan, stakeholder berperan aktif dan pasif
dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan tersebut.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, peran stakeholders dalam


advokasi promosi kesehatan sangatlah berperan penting dalam membantu para promotor
untuk membujuk dan melobby para pengambil keputusan agar program yang sedang
digalakkan dapat berjalan dengan lancar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Susilowati.Dwi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Promosi Kesehatan. Jakarta.
PT. Win Logistic. 11 November 2019. Teknik Dasar Advokasi dan Pemberdayaan
Masyarakat.
Pratomo, Hadi. 2013. Pendekatan & Strategi Advokasi. Universitas Indonesia, FKM UI.

Mastuti, Sri dan Kartikasari, Dian, 2001. PANDUAN ADVOKASI ANGGARAN, Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) dan Koalisi Perempuan Indonesia
(KPI), Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai