Anda di halaman 1dari 62

SURVEILANS RESPON

Pius weraman
Sistem S-R Kesehatan Masyarakat

• A. Surveilans KesMas = ?
• B. Sistem S-R KesMas = ?
• C. Penguatan Sistem S-R KesMas?
A. Surveilans KesMas
• Definisi Surveilans Epidemiologi menurut
KepMenKes 1116/2003 (Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan) &
KepMenKes 1479/2003 (Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu).
•Definisi Surveilans Kesehatan Masyarakat menurut
Thacker & Berkelman (McNabb, dkk., 2002)
Definisi Surveilans Epidemiologi menurut
DepKes:
“…kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan
dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
penanggulangan secara efektif dan efisien
melalui proses pengumpulan data, pengolahan
dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan”.
Definisi Surveilans KesMas menurut Thacker
& Berkelman:
”Pengumpulan, analisis, dan penafsiran data
outcome-specific secara terus-menerus dan
sistematis untuk perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi praktek kesehatan masyarakat”.
Diskusi:
• Persamaan & perbedaan?
• Konsekuensi dari penggunaan masing2
definisi? (Kegiatan2 apa, oleh siapa,
dimana, kapan, cara, biaya dsb)
B. Sistem S-R
• Definisi Sistem Surveilans Epidemiologi
menurut KepMenKes No: 1116/2003.
• Kerangka Konsep Sistem-Sistem
Surveilans-Respons menurut WHO (2004)
Definisi Sistem Surveilans Epidemiologi
menurut DepKes:
” ... tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans
epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit
penyelenggara surveilans dengan laboratorium,
sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat
kajian dan penyelenggara program kesehatan,
meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan
Pusat”.
Diskusi:
• Persamaan & perbedaan?
• Konsekuensi dari penggunaan masing2
definisi? (Kegiatan2 apa, oleh siapa,
dimana, kapan, cara, biaya dsb)
Sistem Surveilans – Respons WHO
FUNGSI DAN PELAKSANA SURVEILANS
RESPON
Bisa diterapkan pada penyakit2 infeksi &
non-infeksi jika Fungsi Pokok No 6 & 7
diganti (McNabb, dkk., 2002):
6. Kesiagaan epidemikÆ respons segera
7. respons & kontrol Æ respons terencana
Struktur Struktur :
• Undang2, legislasi, peraturan2
• IHR (International Health Regulation)
• Strategi Surveilans
• Aliran data antar tingkat administratif.
• Jejaring/kemitraan.
Fungsi-Fungsi Pendukung
Dilaksanakan oleh UPS (Unit Pendukung
Surveilans)
• Membuat pedoman
• Pelatihan & Supervisi
• Komunikasi/Penerbitan Buletin Surveilans
• Logistik/Pengadaan Sumberdaya
• Koordinasi/membuat jejaring
KriteriaMutu Surveilans:
• Ketepatan waktu
• Kelengkapan
• Kegunaan
• Kepekaan
• Kekhususan
• Kesederhanaan
• Flexibilitas
• Akseptabilitas
• Reliabilitas
• Nilai Prediktif Positif
• Keterwakilan
Diskusi:
• Persamaan & perbedaan?
• Konsekuensi dari penggunaan masing2
definisi? (Kegiatan2 apa, oleh siapa,
dimana, kapan, cara, biaya dsb)
C. Penguatan Sistem S-R
1. Mengendalikan penyakit2 prioritas.
2. Mencakup semua tahap perjalanan alamiah
penyakit (PAP).
3. Mengumpulkan, menganalisis & penafsirkan
data Outcome (status KesMas) yg
dikonfirmasi pada setiap tahap PAP.
4. Menanggapi keadaan darurat status KesMas
dengan alokasi sumberdaya dan BimTek
yang terarah.
1. Mengendalikan Penyakit2 Prioritas:
Parameter2 yg dapat digunakan utk menetapkan
penyakit2 prioritas (McNabb, dkk., 2002):
• Jumlah Total Kasus, insidensi, prevalensi
• Index2 berat-ringan (mis., the case-fatality ratio)
• Angka Kematian
• Index produktivitas yg hilang (mis., bed-disability
days)
• Index mortalitas prematur (mis., years of potential
life lost - YPLL)
• Biaya2 medis
• Preventabilitas
2. Mencakup semua tahap PAP.

• Outcome=
• • akibat2 yang mungkin ditimbulkan oleh
• pemaparan thd suatu penyebab , atau oleh
• intervensi pengobatan/pencegahan
• • perubahan status kesehatansebagai akibat
• dari penanganan suatu masalah kesehatan.
3. Mengumpulkan, menganalisis &
penafsirkan data Outcome
Outcome= akibat2 yang mungkin
ditimbulkan oleh pemaparan thd suatu
penyebab , atau oleh intervensi
pengobatan atau pencegahan; perubahan
status kesehatansebagai akibat dari
penanganan suatu masalah kesehatan.
(Last, J.M., A Dictionary of Epidemiology, 4
th
ed. New York: Oxford University Press,
2001)
Data Outcome specific = ?
PKP:
• Diagnosis & intervensi semua penyakit, terutama
di tahap Pencegahan Tertier.
• Disupervisi Ka DinKes melalui surveilans
pasif.
PKM:
• Diagnosis & intervensi penyakit2 prioritas di semua
tahap pencegahan.
• Disupervisi & direspons Kepala Daerah & Ka DinKes melalui
surveilans aktif.
4. Menanggapi keadaan darurat status KesMas
dengan alokasi sumberdaya dan BimTek yang
terarah.
Bimbingan Teknis:
• Dx & Rx setiap tahap pencegahan.
•Dx& RxEvidence-Based/Valid:
a. hasilcritical appraisal publikasi terkini
penelitian epidemiologis; dan/atau,
b. hasil penelitian epid yg valid.
• Berupa supervisi, on-the-job training.
• Memerlukan staf JabFung yang ahli &
berpengalaman.
• Memerlukan konsultasi dengan Staf
JabFung DinKes Prov, PT, Perpustakaan.
Surveilans:
• diskriptif; terus menerus; di sarana kesehatan.
• mengamati Status KesMas; memberi alasan utk
Penelitian Epid.
Penelitian Epidemiologis:
• diskriptif, analitik, experimental atau evaluasi;
waktu tertentu; di lapangan/klinik.
• menyelidiki Penyebab dari Status KesMas (FR,
agen penyakit, intervensi)
II. Merancang Sistem2 S-R
A. Fungsi2 Penunjang
B. Fungsi2 Pendukung
Fungsi2 Pokok & Penunjang Sistem2 S-R
dirancang dengan mempertimbangkan
Struktur & Kriteria Mutu Sistem2 S-R
Sistem Surveilans – Respons WHO
A. Merancang Fungsi2 Pokok
suatu Sistem S-R
1. Tetapkan Penyakit Prioritas.
2. Buat Bagan Penetapan Analisis Permasalahan.
3. Identifikasi Program Pengendalian.
4. Cari Definisi Operasional Kasus.
5. Isi Form Fungsi2 Pokok Surveilans.
6. Buat bagan alur.
Form Fungsi2 Pokok
Pencegahan Primer/Sekunder/Tertier
Outcome:
Populasi Sasaran:
Surveilans respon
• 1. aplikasi surv Res;
• Apa maksutnya respon segera dan terencana
• 2. apkah sr digunakan saat KLB atau pasca KLB
• 3.
Pencegahan Primer BBLR
• Populasi sasaran: WUSDesa Siaga/yg
mengunjungi UPT (termasuk Unit Swasta).
• Dx FR:
1. FR Internal (meningkatkan kerentanan):
a. St Gizi: BMI <18.5; defisiensi
mikronutrien
b. St Antropometrik: TB <145cm
c. St Reproduksi: “4 Terlalu”
d. St Imunitas.
Contoh:
2. FR External (meningkatkan pemaparan):
a. Lingkungan Biologis:
orang kontak (mis., TB, PMS),
Vektor (mis., Malaria)
b. Lingkungan Fisik (mis., kecacingan,
TB, Malaria).
c. Lingkungan PsikoSos (gaya hidup,
pendapatan, KAP)
• Intervensi thd FR:
1. Internal (menurunkan kerentanan):
a. Tambah makanan, mikronutrien
b.
c. KB
d. Imunisasi
2. External (menurunkan pemaparan):
a. Pengobatan orang kontak, Pengendalian
vektor
b. PSN, Perbaikan Lingkungan Rumah/
Tempat Kerja/Sekolah.
c. Modifikasi gaya hidup, peningkatan
pendapatan, pendidikan/penyuluhan
• Output: Jumlah (%) WUS yang dilayani
per UPT atau Desa Siaga.
• Outcome:
a. Utk Respons Segera: Distr BuMil dgn
IUGR (Penghambatan Pertumbuhan
Dalam Rahim) menurut tempat, waktu
& kelompok penduduk).
b. Utk Respons Terencana: M atau R
BuMil denganIUGR per UPT atau
Desa Siaga.
Pencegahan Sekunder BBLR
• Populasi sasaran: BuMil yg mengunjungi
UPT (Klinik Pelayanan Ante-Natal).
• Dx Dini: IUGR.
• Intervensi: Tambah makanan &
mikronutrien, pengobatan infeksi,
penyuluhan.
• Output: Jumlah (%) BuMil yg dilayani/
UPT.
• Outcome:
a. Utk Respons Segera: Distr BuLin yg
melahirkan bayi BBLR.
b. Utk Respons Terencana: M atau R
BuLIN yg melahirkan bayi BBLR (atau
BBL) per UPT atau Desa Siaga.
Pencegahan Tersier BBLR
• Populasi sasaran: BuLin yg bersalin dan
bayi yg dilahirkan di UPT (Klinik Bersalin).
• Dx Klinis: Bayi BBLR .
• Intervensi: Penatalaksanaan kasus
BBLR.
• Output: Jumlah (%) BuMil dan bayi BBLR
yg dilayani/ UPT.
• Outcome:
a. Utk Respons Segera: Distr BuLin yg
melahirkan bayi BBLR (atau Bayi
BBLR) yg mati/cacat.
b. Utk Respons Terencana: M atau R
BuLIN yg melahirkan bayi BBLR (atau
bayi BBLR) yg mati/cacat per UPT atau
Desa Siaga.
B. Merancang Fungsi2 Penunjang
utk Sistem S-R yg bersangkutan
• Membuat pedoman
• Pelatihan & Supervisi
• Komunikasi/Penerbitan Buletin Surveilans
• Logistik/Pengadaan Sumberdaya
• Koordinasi/membuat jejaring
III. Mengelola Sistem2 S-R
• Plan = Merencanakan
• Organize = Menata
• Actuate = Melaksanakan
• Control = Mengendalikan
Merencanakan:
• Anggaran
•PerDa
KepMen 267/2008 (Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan
Daerah):
1. Balai Data, Surveilans dan Informasi
Kesehatan(UPS) dijadikan contoh
sebagai suatu UPTD.
2. Organisasi Matriks.
Menata:
• PP 41/2007 (ttg Organisasi Perangkat Daerah) Pasal
7 Ayat 6: Pada dinas daerah dapat dibentuk unit
pelaksana teknis dinas untuk melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah
kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.
Penjelasan: “Kegiatan teknis operasional yang
dilaksanakan unit pelaksana teknis dinas adalah tugas
untuk melaksanakan kegiatan teknis yang secara
langsung berhubungan dengan pelayanan
masyarakat sedangkanteknis penunjang adalah
melaksanakan kegiatan untuk mendukung
pelaksanaan tugas organisasi induknya”.
• Puskesmas, Rumah Sakit, Praktek Swasta
Dokter dan Bidan, Apotik, dsb = UPTD yg
melaksanakan kegiatan teknis operasional
DinKes Kab/Kota Æ wewenang lini
dengan Ka DinKes.
• Balai Data, Surveilans dan Informasi
Kesehatan/UPS = UPTD yg melakukan
kegiatan teknis penunjang DinKes
Kab/Kota Æ mempunyai wewenang staf
(memberi saran) thd UPTD operasional.
• Butir IV (Pola Organisasi Dinas Kesehatan
Daerah) KepMenKes 267/2008:
Organisasi matriks: persilangan antara
departementasi fungsional (pembentukan
departemen berdasarkan fungsi atau keahlian)
dengan departementasi divisional (pembentukan
departemen berdasarkan letak geografis, jenis
pelayanan atau jenis penerima pelayanan).
UPTD operasional = departemen2 divisional, yg
dapat memperlancar integrasi antar jenis
pelayanan.
Untuk peningkatan profesionalisme dibutuhkan
departementasi fungsional. Keduanya dapat
dicapai melalui bentuk matriks.
Lampiran Contoh organogram KepMenKes
267/2008 belum memperlihatkan bentuk matriks.
Seperti yang dikatakan dalam KepMenKes tersebut
setiap pegawai bertanggung jawab pada kepala
unit dan ketua Kelompok fungsional. Petugas PK
bertanggung jawab kpd Ka DinKes melalui Ka
UPT (dan penyelia tengah) dan kpd Ketua Kel
JabFung. Dalam organogram Kel JabFung belum
diberi tempat yang memperlihatkan wewenang
fungsional (pembinaan profesionalisme) dgn UPT.
Masalah ini dapat diatasi dengan mengintegrasi-kan Kelompok JabFung
dengan dua bidang yang
lain (atau tiga bidang yang lain untuk DinKes pola
maksimal)
”Struktur mengikuti fungsi” Æ seksi-seksi yang
perlu dibentuk:
• Bidang PKP (Struktural/Lini):
– Seksi PK Primer
– Seksi PK Rujukan
– Seksi PK Alternatif
• Bidang PKM (Fungsional/Staff):
– Seksi Penyakit Menular
– Seksi Penyakit Tidak Menular
– Seksi Pencederaan
• Bidang Pendukung:
– Seksi Hukum
– Seksi Sumberdaya
– Seksi Informasi.
• Supaya rentang kendali Ka DinKes tidak
terlalu lebar sebaiknya ada penyelia
tengah antara Ka DinKes dan UPT Æ
salah satu bidang dijadikan departemen
struktural (wewenang lini atas UPT).
Penyesuaian ini penting jika petugas PK
swasta, tradisional dan LSM ingin
disupervisi dan dibina.
• Bidang2 yl tetap sebagai departemen2
fungsional & Kelompok2 JabFung
diintergrasikan kedalam Seksi2nya Æ
dapat memberikan saran2 hasil penapisan
teknologi terkini (berdasarkan bukti
emperik yg valid).
• Struktur Organisasi DinKes Provinsi:
UPTD operasional ( Operating Core ) = Unit2
pembina (berisi dtaf yang mempunyai keahlian)
Satu bidang dapat dijadikan struktural, dengan
wewenang lini ke unit2 pembinana. Bidang2 yl
memberikan saran2 yg berkaitan dengan tugas
pembinaan (technostructure ) atau yg
menunjang tugas pembinaan (support staff).
Diskusi:
• Bagaimana sebaiknya DinKes Kota/Kab
dan DinKes Prov sebaiknya diorganisir
untuk memperkuat sitem S –R?
• Bagaimana melibatkan PemDa dalam
pencegahan primer penyakit2 prioritas?

Anda mungkin juga menyukai