Anda di halaman 1dari 3

Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan

Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Secara global
populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan seper tampak pada gambar di bawah.
Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih TInggi dari pada populasi lansia di
dunia setelah tahun 2100. Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia
meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2019), yakni menjadi 9,6 persen (25 juta-an) di mana
lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,10 persen
banding 9,10 persen). Dari seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun)
jauh mendominasi dengan besaran yang mencapai 63,82 persen, selanjutnya diikuti oleh
lansia madya (70- 79 tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan besaran masing-masing 27,68
persen dan 8,50 persen. Pada tahun ini sudah ada lima provinsi yang memiliki struktur
penduduk tua di mana penduduk lansianya sudah mencapai 10 persen, yaitu: DI Yogyakarta
(14,50 persen), Jawa Tengah (13,36 persen), Jawa Timur (12,96 persen), Bali (11,30 persen)
dan Sulawesi Barat (11,15 persen).( BPS, 2019 )

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses


penuaan sehingga penyakit dak menular banyak muncul pada lanjut usia. Selain itu masalah
degeneraf menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular.
Hasil Riskesdas 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular
(PTM) antara lain hipertensi, artris, stroke, Penyakit Paru Obstrukf Kronik (PPOK) dan
Diabetes Mellitus (DM). dan paling terbanyak adalah hipertensi, berdasarkan data infodatin
2016 prevalensi usia 55-64 tahun sebanyak 45,9%, 66-74 sebanyak 57,6 % dan 75 tahun
keatas sebanyak 63,8%. . ( INFODATIN, 2016) Tidak dapat dipungkiri bahwa risiko
terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi) akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Bahkan, dua dari tiga orang yang berusia di atas 75 tahun
diperkirakan mengidap hipertensi pada lansia ini.

Prevalensi menurut data statistic yang dilaporkan oleh badan kesehatan dunia dalam
hal ini WHO menyebutkan terdapat 24,7 % penduduk asia tenggra, dan 23,3 % penduduk
Indonesia dan seluruh dunia berkisar satu miliar orang dan sekitar 2/3 kasusnya ada dinegara
berkembang. Beradasarkan RISKESDAS 2018, menyebutkan bahwa jumlah kasus hipertensi
di NTT sebesar 5,36%, dan dengan kelompok umur 55-64 Tahun sebesar 18,31 %, 65-74
Tahun sebesar 23,31 % dan 74 tahun Keatas sebesar 24,04%.
Kecemasan merupakan satu satunya faktor psikologis yang sangat mempengaruhi
masalah hipertensi pada lansia. Kecemasan pada hakikatnya cenderung menimbulkan efek
pada fisik dan psikis. Kecemasan secara meyeluruh banyak diidap oleh lansia wanita
dibandingkan pria.

Kondisi hipertensi akan semakin memburuk bila pasien mengalami ansietas. Tanda
dan gejala pasien ansietas terdiri dari dua komponen yaitu psikis dan fisik. Tanda dan gejala
psikis yaitu mengalami peningkatan tekanan darah, khawatir, was – was, apabila fisik yaitu
tangan dan kaki merasa dingin dan ketegangan otot, nafas semakin cepat, jantung berdebar,
mulut kering, keluhan lambung itu terjadi karena adanya peningkatan adrenalin kondisi ini
akan membahayakan pasien hipertensi.(PH, Livana; Keliat, Budi Anna; & Putri, 2016).

Prevalensi ansietas atau kecemasan di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 6.1%
dan pada tahun 2018 mencapai 9.8% dan mengalami tingkat fluktuatif dalam 5 tahun
terakhir ini. Dan prevallensi untuk Populasi Nusa Tenggara Timur sebesar 15,7%. Ansietas
sendiri masuk dalam kategori Ganguan mental emsoional ( RISKESDAS,2018 ).

Mengontrol tekanan darah selain dari obat antihipertensi juga diimbangi dengan
merubah gaya hidup lebih sehat, melakukan aktivitas fisik, dan menejemen stress dengan
melakukan hal yang mnyenangkan atau hobi. Self Hypnosis merupakan salah satu terapi
dimana kita emembrikan sugerti kepada diri dan kesan tentang perasaan yang rileks dan
damai. Individu memasuki keadaan rileks dengan menggunakan bagian ide pikiran dan
kemudian kondisi-kondisi yang menghasilkan respon tertentu bagi mereka (Gunawan,IMT
2017). Hipnosis diri sama seperti dengan melamun. Konsentrasi yang intensif mengurangi
kecemasan karena individu berkonsentrasi hanya pada satu pikiran. Self hypnosis merupakan
metode yang telah dibuktikan efektif untuk mengatasi kecemasan dengan melatih focus pada
diri.

Dalam pendekatannya terhadap kecemasan pada lansia maka self hypnosis yang
paling tepat adalah Self Hypnosis Klini. Self-hypnosis klinis berbeda dengan self-
hypnosis  umumnya yaitu ia merupakan pelengkap pendekatan terapi lainnya, bisa psikoterapi
individual, terapi kelompok, atau terapi keluarga (Sanders, 1991). Dalam konteks ini, terapis
mengajari klien self-hypnosis, biasanya melalui heterohypnosis, mengarahkan klien untuk
kemudian mempraktikkannya sendiri di rumah. Ini mendorong klien untuk berperan serta
aktif dalam terapi, bekerja sama dengan terapis, dan membangun kecakapan penguasaan diri
dan pemeliharaan diri. Klien melakukan self-hypnosis di rumah, di sela sesi terapi. Atau
dengan kata lain Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan
diterimanya suatu sugesti atau pemikiran tertentu. Sesuai definisinya, hipnosis sejatinya
relaksasi pikiran, bukan relaksasi fisik. Relaksasi fisik bisa, namun tidak selalu, terjadi saat
individu dalam kondisi hipnosis. Dengan demikian relaksasi fisik tidak dapat digunakan
sebagai acuan penentu kondisi dan kedalaman hipnosis. Acuan presisi yang digunakan adalah
relaksasi mental.

Anda mungkin juga menyukai