NIM : 20420002
Tugas : Manajemen/Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan
A. Perencanaan / Planning
Perencanaan merupakan langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk
mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan bagi
mahasiswa koas adalah merencakan apa saja buku yang akan dipakai saat memasuki
stase, jurnal mana saja yang masuk dalam kategori layak analisis, perangkat elektronik
apa saja yang harus disiapkan untuk jadwal koas online, dan pengadakan kuota internet
yang cukup bagus dan tidak terlalu mahal.
B. Organizing/Pengorganisasian
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki.
Pengorganisasian bagi mahasiswa koas, terutama yang sedang menjalankan system
pembelajaran online atau virtual adalah dengan terlebih dahulu melakukan pembagian
stase (topic) dan pembagian kelompok yang mana nanti kelompok tersebut akan
melakukan pembelajaran sesuai stase yang ditentukan dan dengan preceptor yang
ditentukan pula. Dosen yang menjadi preceptor akan membagikan tugas secara adil dan
sistematis dan kemudian melalui ketua kelompok yang telah dipilih secara musyawarah
antar kelompok kecil akan dibagikan dengan anggotanya yang akan melakukan tugas
sesuai yang ditentukan. Kemudian akan dilakukan presentasi sesuai jadwal topic oleh
mahasiswa melalui aplikasi virtual seperti zoom atau google meet. Sesuai paparan diatas,
awalnya pembagian tugas dilakukan untuk memilih ketua kelompok. Setelah ketua telah
terpilih, ketua akan membagikan tugasnya kepada para anggotanya secara adil, sehingga
masing-masing anggota mendapatkan tugas yang sama berat. Ketua juga memiliki andil
menjadi narahubung antara anggota mahasiswa dengan dosen preceptor.
C. Actuating/Pelaksanaan
Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar
mencapai tujuan organisasi. Merupakan tugas ketua kelompok untuk membuat para
anggotanya melaksanakan tugas masing-masing individu. Ketua harus secara tegas dan
jelas dalam memberikan arahan serta terbuka untuk beberapa masukkan dan kritik.
Anggota kelompok harus mengerjakan tugas presentasi referat atau analisis jurnal untuk
di paparkan di depan dosen perseptor sebelum jadwal yang di tentukan sehingga proses
pembelajaran menjadi dinamis.
D. Controlling/ Pengawasan
Controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah pihak kampus dan dosen. Pihak kamus
akan melakukan pengawasan dengan mengevaluasi pembelajaran dengan cara
pengumpulan laporan pembelajaran oleh dosen dan mahasiswa yang dilakukan oleh
kelompok masing masing stase setiap periodenya, sehingga pihak kampus memiliki bukti
bahwa proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Sebelum itu tentu saja pihak dosen
akan melakuakan pengawasan langsung untuk kelompok-kelompok kecil yang sedang
dibimbingnya.
2. Meningkatkan koordinasi dan harmonisasi pusat maupun daerah serta sinkronisasi program
dan anggaran; dan
3. Meningkatkan partisipasi sektor swasta dan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan
wabah virus corona secara terencana dan sistematis.
Kebijakan Percepatan Penanganan COVID-19 tidak dapat mencapai tujuan apabila tidak
ada komitmen dan penjabaran dalam bentuk rencana kegiatan dari seluruh pihak khususnya
Pemerintah Daerah. Untuk itu, membangun komitmen kepada seluruh pemangku kepentingan
menjadi kunci penting. Di samping itu, kapasitas kelembagaan dan koordinasi perlu makin
ditingkatkan. Mekanisme kelembagaan dan proses pemantauan pelaksanaan 2 Pedoman
Manajemen harus diperkuat untuk memastikan kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan.
Saat ini, penggunaan sosial media sebagai media komunikasi dan penyebaran
informasi telah berkembang secara luas. Sosial media juga sering menjadi alat bagi
tenaga medis untuk berpartisipasi, mengeluarkan pendapat, memberi konsultasi, bahkan
hingga memberikan terapi pada pasien (telemedicine). Adanya sosial media dapat
membantu mempermudah edukasi secara luas ke masyarakat tanpa perlu bertatap muka,
namun dokter harus memperhatikan kebenaran ilmiah dari informasi yang diberikan.
Berikan informasi dengan bukti sumber ilmiah yang terpercaya untuk melindungi
masyarakat dan diri sendiri. Nyatakan pendapat secara profesional dan sesuai dengan
bidang masing-masing, dan dokter maupun co assisten diharapkan tidak terlibat dalam
perdebatan online dalam bentuk apapun.
Secara ilmiah, di era pandemi ini begitu banyak kontroversi ilmiah yang muncul
mengenai COVID-19. Untuk itu, diperlukan sikap ilmiah yang rasional dalam
menghadapinya. Dokter memiliki kewajiban untuk mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan melalui pertemuan ilmiah, pendidikan,
atau penelitian untuk dapat memberikan penanganan terbaik pada pasien, terlebih
mengingat bahwa COVID-19 adalah sebuah penyakit baru yang masih banyak diteliti
sehingga banyak perubahan dan perbaruan informasi dalam tatalaksananya. Dokter
maupun co assisten dan tenaga medis lainnya diharapkan tidak memberikan informasi
tanpa dasar bukti ilmiah yang jelas dan kuat ke masyarakat luas.