PENYUSUN :
Ade Indra Saputra, S.Ked 19360077
Ajeng Nabilah Maitsya, S.Ked 19360169
Anggraheni Widyaningrum,S.Ked 19360171
Bella Ariska Octalia, S.Ked 19360174
INSERT THE TITLE
Dhapit Stin, OF
S.Ked 19360094
YOUR PRESENTATION HERE
Airin Shabrina Elta Kusmana,S.Ked 20360057
PERSEPTOR :
dr. Jims Ferdinan Possible, Sp.FM, M.Ked.For
FK UNIVERSITAS MALAHAYATI
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RS PERTAMINA-BINTANG AMIN JULI-2020
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
I. DEFINISI
Thanatos : Kematian
Logos : Ilmu
Thanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran
forensik yang mempelajari tentang kematian
dan perubahan yang terjadi setelah kematian
serta faktor yang mempengaruhi perubahan
tersebut (FKUI, 1997).
A. PENGERTIAN KEMATIAN
Suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda
kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat (FKUI,1997).
Fase/Tahapan 1 (Kematian Klinis/Somatis)
Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal (kerja
jantung dan peredaran darah berhenti, pernapasan berhenti, refleks
cahaya dan refleks kornea hilang, kulit pucat dan relaksasi otot)
Gambar 1: mayat yang melewati kematian sejati Gambar 2: Orang dalam keadaan koma
Kematian yang sesungguhnya dan sudah Kematian yang mirip dengan kematian
melewati proses kematian. Contoh : K. Pada sesungguhnya, tetapi tidak melewati
Umumnya (Melalui Proses K. Klinis menuju proses kematian. Contoh : K.Suri,
K. Molekul), K. Batang Otak K.Hemisfer
IV. PERUBAHAN-PERUBAHAN POST MORTEM /
KEMATIAN MOLEKUL
Pengertian perubahan-perubahan Post Mortem adalah perubahan yang terjadi pada
tubuh jenazah setelah mengalami kematian klinis dengan penilaian yang dapat dinilai
melalui tahapan-tahapan pemeriksaan seperti inhalasi, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi,
dan insisi.
Perubahan-perubahan Post Mortem terdiri atas :
1. Perubahan suhu tubuh : Peningkatan/penurunan suhu tubuh (Algor Mortis)
2. Perubahan warna tubuh : Lebam mayat (Livor Mortis)
3. Perubahan konsistensi otot : Kaku mayat (Rigor Mortis)
4. Perubahan Wujud / Bentuk tubuh : Pembusukan (Decompositon)
1. Perubahan Suhu Tubuh
a. Definisi
Perubahan
b. Mekanisme suhu tubuh diluar kisaran normal yang akan mempengaruhi titik pengaturan
c. Batasan-Batasan Waktu 1. Radiasi,
hypothalamus.
d. Cara memeriksa Perubahan
perubahanini berhubungan
suhu mayat perpindahan panas yang
dengan produksi panas berlebihan,
a. Berhenti
Perpindahan
berfungsi kalor Hypothalamus
terjadi segera stlh hypothalamus (sbg regulator terjadi suhu) berhenti
melalui sinar
e.1.Kurva
Carasaraf
pertama: Perpindahan kalor
aktifitas.
sistem pusat dgn Palpasi
tidak lsg ke tbh krbn: bla sdh teraba dingin mka diperkirakan
bekerja jnzh sdh
inframerah
kehilangan
mnngl panas
f. Gambar 4-6 jamberlebihan, produksi
yll, bla teraba panas
sgt dingin minimal, kehilangan
& menyerupai panas
suhu ling. mka minimal atau
diperkirakan sdh mnngl
2. Konveksi,
b. Akan
kombinasi
12 jamhaltetapi baru
37C dapat
yll. tersebut (Perry, dirasakan/ditemukan
2009). pd bbrp jam kemudian (4-6 jam pd saat
kontak dengan
suhu tbh berada dibawah angka <30 C), stlh PM. udara
2. Cara kedua suhu
Perubahan : Perpindahan kalor melalui beberapa
• Pemeriksa
c.(peningkatan/penurunan)
Onset wkt mulai
hrs adaperpindahan kalor
di TKP (Tempat tjd cara
hingga
Kejadian dpt dirasakan membutuhkan wktu sktr
Peristiwa)
4• Petugas/dokter
jam. 30Cmelakukan pngkrnAlatsuhu
ukurlingkungan
suhu yangsaat tiba di TKP
digunakan 3. Konduksi,
untuk mengukur suhu pada
kontak
• Petugas/dokter bertanya pd masyarakat/keluarga, ttg kondisi jnzh sblm meninggal langsung dengan
d. Suhu tubuh akan
• Petugas/dokter 27C sama dengan
mengukur suhu
suhu tbh lingkungan
myt sekitar
mayat adalah
menggunakan 12 jam myt
stlh Air
termometer
termometer PM.Raksa.
melalui
objek.
dubur/anus
menuju
e. Durasi ke rektum
: mulai saat (±10 cm)hngg
ditmkn diulang sbnyk(suhu
hilang 3-5x,jenazah
pengukuran
samadilakukan dg cpt sekitar
dgn lingkungan) = 8 15
jam
mnt 0 2 Jam. 4 Jam 6 jam 8 jam 12 Jam 24
• Suhu rata2 dimasukan Jam dlm formula (pemilihan fomula hrs disesuaikan dgn fktr lkng & fktr
tbh manusia tsb) Waktu kematian
2. Perubahan Warna Tubuh
a. Definisi
Lebam mayat adalah suatu keadaan dimana terjadinya pengumpulan darah pada bagian-
b. Mekanisme
bagian tubuh yang terletak paling bawah, namun bukan bagian tubuh yang tertekan (sifat cairan).
c.Berhentinya
Batasan-Batasan Waktu
Hal ini terjadi karena berhentinya pompa jantung dan pengaruh gaya gravitasi (FK UNUD,
d.Fungsi
Cara Jantung
memeriksadrh
1. 2017)
Penumpukan Perubahan
di pem drhWarna
kap sgr Tubuh Berwarna
stlh CVS (sbg regl pompa drh) berhenti act.
e. 2.
Kurva
a. Akan
Periksa LM
ttpi br dpt dgn cara inspeksi
dilihat/ditmkn keunguan/
pd bbrpseluruh tubuh( Merah
jam kemudian jenazah dari- Vis
15, 30, 45mnt semua
1 jam pdsisi
darah serta
saat(Kental)
cairan
Aliran
f. darah
Gambarplasma
amatibergerak
keluar
bagiansecara
dr intrakapiler ke ekstravaskuler),
yang berwarna lebih Keunguan
stlh (merah
gelap PM. keunguan) yg berbatas
pasif LM mntp pd jam ke 8 slm 16º, hlng pd jam ke
3. dipengaruhi
Onset wktolehmulaisifat
penmpkan cairan tjd hngg dpt dilihat membthkan wktu sktr 30mnt.
cairan tegas. 24 Plasma keluar mengisi
4. dan gravitasiwarna
Perubahan bumi pd tubuh myt akn menetap sktr 6,8,10,12
Bintik mayatjam stlh PM.
5.b. Perubahan jar. ikat longgar
Catat warna warnaLM tsb dan lokasi LM18,24,36
akn menghilang ditmkn.jam stlh PM.
6. Durasi : mulai saat muncul - hilang Menetap
= 23 jam, 30 menit
Penumpukan cairan Proses
lebihmenghilang
7.c. Durasi
Lakukan penekanan
: mulai saat menetappd- bagian
Pe- = yang
sempurna
/desakan
hilang 12-16 berwarna
jamKerapuhan gelapRuptur
(LM), dan amati
darah di pembuluh
apakah lebam: 4-6masih kapiler menetap.
8. Durasi menetap jam menghilang
intrakapiler dengan penekanan
dinding kapiler atau sudah
darah tepi/kapiler
d. Memperkirakan
1 2 4 waktu8kematian/ interpretasi
12 dr
16 penekanan LM 24
Gambar : Mayat yang mengalami lebam mayat W/Jam
3. Perubahan Konsistensi Otot Tubuh
a. Definisi
b. Kaku
Mekanisme
mayat atau rigor mortis adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami
c. perubahan,
Batasan-Batasan
berupaWaktu
kekakuan oleh karena proses biokimiawi. (Singh, 2014)
d. •CaraSistem
memeriksa
Suplai
Relaksasi PrimerPerubahan Konsistensi Otot Kegagalan ATP/ energi
respirasi oksigen ke
– Muncul
e. Kurva
a. Periksa segera
KM dgnsetelah kematian
cara inspeksidanseluruh pemecahan
bertahan selama
tubuh 2 jam (onset
jenazah dari relaksasi
semuatidak primer)
sisi serta
berhenti sel-sel otot
• Rigor Mortis
amati bag. tubuh yg kaku (tubuh tdk glikogen
terkulai) terbentuk
f. Gambar berkurang
Rigor Mortis
– Muncul setelah 2 jam kematian klinis dan menetap pada jam ke 12 pasca kematian
b. Periksa KM dgn cara palpasi & menggerakan persendian serta amati apakah
Relaksasi
(onset 10 jam), kemudian menghilang setelah 24 jam (onset 12 jam)
Relaksasi Primer
Padat/
otot teraba keras atauAktin
sendi&terasa
miosin adaberikatan
tahanan. Penumpukan
Sekunder
• Kekakuan
Relaksasi otot
Sekunder membentuk gel asam laktat
c.– Relaksasi
Nilai derajat kekakuan:
Sekunder tdk pada
: Muncul ada, 34-36
mudahjam dilawan, sukar dilawan.
pasca kematian klinis.
d. Memperkirakan waktu kematian/interpretasi
Menetap dr pemeriksaan KM
Belum Menetap
Pembusukan Dini
1 2 4 8 12 24 36
Waktu kematian/jam
Gambar: Mayat yang mengalami kekakuan
4. Perubahan Wujud
a. Definisi
b. Proses
Mekanisme
degradasi jaringan pada tubuh mayat yang terjadi akibat aktifitas
c. Batasan-Batasan Waktu
mikroorganisme dan proses autolisis . (Basbeth F.2009)2.Autolisis
1. Kerja Mikroorganisme
d.1. Cara memeriksa
Tjdnya perubahan
krj mikroorganisme wujud mayat
& autolisis stlh hlngnya sist. pertahanan tbh.
e.1.
2. Kurva
Tercium
Bakteri Akan aroma
masukttpi baudilhat/ditmkn
br dpt busuk welchii)
jaringan(Clostridium pd bbrp jam kmdn sktr ( 24-36 jam),
Enzimstlh
•Pembusukan PM. wrn,pemb. drh
Proteolitik
dini (prbhn
f.2.Amati
3. Gambaradawkt
Onset tdknya
mulaiwrn kehijauan
tjdinya srt pelebaran
autolisis vena superfisial
& krj mikroorganisme hngg(marbling)
dpt dilht pd
mlbr,pengelupasan kulit jenazah
membthkan
klt,lpsnya wktu sktr
rmbt,kuku
3.Amati
Trbntk ada
24 jam.
gas2x alkana, Pnmpkn Gas serta
tdknya pembengkakan oleh gas pembusukan (bloating); biasanya
& gigi,pembengkakan trlht jls pd
rongga2x tbh).bagian
Jaringan akan menjadi
tbh
4.
H2S, danyg berongga
Prubahan
HCN, srtawjdsprt perubahan
wajah,
tmpk plbran warna
pemb.akbt
& perut. Pddrh
wajah, bola
dibwh klt mata
brwrn&htm
lidah bisalunak
kehijauanterdorong
(marblingkeluar.
signsel) &
sktr
•Pembusukan dan cair
Lanjutan( pnghncrn
4.Amati apakah trdpt reaksi biokimia
cairan pmbskn brwrn kckltn yg keluar drjar.(otot,organ
lubang2 tubuh sprt hidung, telinga,
asam 24-48
amino danjam stlh
asam PM. otak,organ’’ rongga perut
lemak. (Kehijauan, keabuan,
& mulut.
5. Perubahan wjd tmpk pembengkakan (bloating) serta keluarnya
& ronggacairan merah kehitaman
panggul,rongga
Hilang dada & tlg)).dr
kecoklatan, hngg hitam)
5.Amati ada&tdkny
hidung pmbntkn vesikel/bula
mulut(purging) maupun
sktr 48-72 jam pengelupasan lap. epidermis yg kdng mnyrpai
stlh PM
lukaPrbhn
6. lecet. wujud sprt pengelupasan kulit & rmbt mudah dicabut sktr 72 jam stlh PM.
Pembusukan dini Pembusukan lanjutan
6.Periksa apakah rambut2
7. Pd Prinsipnya aktifitasmayat
bakterimdh
trjd dicabut (rmbt kpl,
pd pembusukan alis,
dini: 1-3rmbt
harimata,
(24-72kumis & janggut,
jam) stlh PM. rmbt
tbh & ekstremitas,
Sedangkan rmbt kemaluan).
autolisis trjd >3 hari (Pembusukan lanjut).
24 36 48 72
Pembusukan Awal Marbling Sign Bloating Purging
Dalam jangka waktu yg lama Waktu kematian
Vesikel (Jam)
dan bulae
KURVA PROSES TANDA KEMATIAN PASTI
Suhu
37 ºC Lebam
Mayat
Kaku Mayat
Pembusukan
30 ºC
Secara normal lebam mayat mempunyai warna ungu atau ungu kemerahan,
warna lebam mayat dapat digunakan pula untuk menentukan sebab kematian.
Berikut warna lebam mayat berdasarkan penyebabnya
Peyebab Warna Lebam Mayat
Keracunan CO (karbon monoksida) Merah Muda (Cherry Pink) Keracunan CN
Asfiksia
3. FAKTOR YG MEMPENGARUHI GAMBARAN RIGOR MORTIS
TERMANIPULASI/ TIDAK ADA/ MIRIP
• Heat Stiffening
Kekakuan pada otot yang disebabkan oleh penggumpalan protein
dari otot-otot karena terkena air panas dan suhu panas (terbakar)
sehingga otot menjadi memendek, keras, dan kaku. Membentuk
tangan petinju.
• Cold Stiffening
Kaku yang terjadi pada mayat dikarenakan cairan, otot, dan lemak
tubuh membeku. Kekakuan ini terjadi akibat lingkungan yang
dingin.
• Candaveric Spasm
Kekakuan yang timbul setelah mati dikarenakan otot-otot dalam
keadaan kontraksi sewaktu hidup.
Cth : Tersengat listrik, tenggelam, dan bunuh diri
4. FAKTOR YG MEMPENGARUHI GAMBARAN PEMBUSUKAN
Gambar: Adiposere
2. MUMIFIKASI Kelembaban yang rendah
Proses penguapan cairan atau dehidrasi Kondisi mayat tertutup/tidak
jaringan yang cukup cepat, sehingga Suhu lingkungan yang kering
terjadi pengeringan jaringan, yang
selanjutnya dapat menghentikan proses
pembusukan. Proses pembentukan
mumifikasi membtutuhkan waktu
beberapa minggu-bulan.
Saat
Saat Kematian:
Kematian: waktu/momen
waktu/momen terjadinya
terjadinya kematian
kematian tersebut
tersebut
Lama
Lama Kematian:
Kematian: masa
masa atau
atau durasi
durasi kondisi
kondisi kematian
kematian tersebut
tersebut sudah
sudah terjadi
terjadi
Penilaian
Penilaian Lama
Lama Kematian
Kematian dapat
dapat ditentukan
ditentukan dengan
dengan berbagai
berbagai cara
cara yaitu:
yaitu:
•• Penilaian
Penilaian Perubahan
Perubahan Suhu,
Suhu,
•• Perubahan
Perubahan Warna
Warna Tubuh
Tubuh (LM),
(LM),
•• Perubahan
Perubahan Konsistensi
Konsistensi Otot
Otot (KM),
(KM), serta
serta
•• Perubahan
Perubahan Wujud
Wujud (proses
(proses Pembusukan)
Pembusukan)
PETUNJUK LAIN UNTUK MENENTUKAN LAMA KEMATIAN
Isi Kandung Kemih
Arloji Tangan
Dengan aspirasi di regio suprapubik
Benda Lainnya
Produksi urine 1-2cc/kg/jam, blass VU 500ml
Jika
Bila seseorang
korban memakai dengan BB 50dan
jam tangan kg didapatkan
mengalami volume urin dalam
cedera, kematian VU ditunjukkan
dapat sebanyak 100ml,
Isi Lambung
maka
secara diperkirakan
tepat dari jarum waktu
jam kematian 1 jam setelah miksi terakhir.
berhenti.
Tiket parkir, Tiket menonton, Resep obat, Kwitansi, Kado, dll.
DenganKorban
Pakaian teknik Bilas lambung
Pengosongan lambung terjadi 4-6 jam setelah makan terakhir.
Jika didapatkan isi lambung masih utuh maka diperkirakan saat kematian terjadi beberapa
saat setelah makan terakhir, akan tetapi jika makanan sudah lunak atau mencair maka
Menentukan waktuwaktu
diperkirakan kematian, dari kebiasaan
kematian menggunakan
<6 jam setelah pakaian dan
makan terakhir, sesuai dengan
bila waktu kosong
isi lambung
pakaian
makakantor/sekolah, pakaian
diperkirakan waktu tidur, pakaian
kematian >6 jamrenang
setelah makan terakhir
.
KESIMPULAN
Thanatologi dapat mengetahui apakah Keilmuan thanatologi sangat
seseorang benar – benar sudah diperlukan bagi dokter untuk
meninggal atau belum, perkiraan waktu membantu mendiagnosis kematian
kematian, perkiraan posisi tubuh korban serta membantu proses penegakan
saat kematian terjadi dan cara kematian hukum, sehingga perlu dipelajari dan
dapat diperkirakan dengan tepat difahami oleh kalangan dokter
Daftar Pustaka
1. Bardale, R. 2011. Principle of Forensic Medicine and Toxicology. New Delhi: Jaypee Brother Medical Publisher
2. Basbeth,F.2009. Dekomposisi Pasca Mati. Bagian Forensik & Medikolegal FKUI Jakarta.
3. Budiyanto, A., et all. 1997. Thanatology dalam Ilmu Kedokteran Forensik. FK UI; Jakarta.
4. Catts EP. Problems in Estimating the Postmortem Interval in Death Investigations. J. Agric. Entomol. October
1992; 9(4); 245-55.
5. Departemen Kesehatan RI. Undang-undang Republik Indonesa Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI : 2009
6. Dixj, Graham M. Time of Death (Postmortem Interval) and Decomposition dalam Time of death, decomposition
and identification: an atlas. 2000. Florida: CRC Press LLC
7. Eng, V dan Oktavinda S. 2014. Tanatologi dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi . Jakarta: Media Aesculapius.
8. Gonzales dkk, Legal Medicine Pathology & Toxiology 2th edition. New York: ACC; 1954
9. Henky dkk, Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal FK UNUD, Denpasar;2017
10. Payne J., Simpson’s Forensic medicine 13th edition. London : Hodder Arnorld An Hachette UK Company; 2011
11. Sampurna, Budi, et al. 2003. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Universitas Indonesia.
12. Singh S. Kematian mendadak. Kedokteran forensik FK USU. Medan;2014
13. Thanos C.A, Djemi T, dan Nola T.S.M. 2016. Livor mortis pada Keracunan insektisida golongan organofosfat di
kelinci. Jurnal e-Clinic (eCI), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016
Thank you