Anda di halaman 1dari 10

MODUL 11

Advokasi Media

TUJUAN
• Mengerti peran media dalam proses advokasi isu.
• Memahami tujuan advokasi media yakni membuat media menjadi peka isu,
melakukan pemberitaan yang ramah anak serta mau ambil bagian dalam
advokasi.
• Mengerti cara menarik perhatian media.
• Mengerti cara menyelenggarakan konferensi press.
• Mampu menulis press release sebagai salah satu sarana untuk advokasi media.

PERKIRAAN WAKTU
60 menit

PERLENGKAPAN
ƒ Guntingan koran yang ekploitatif anak
ƒ Kertas HVS
ƒ Narasumber media massa (redaktur surat kabar/televisi).
BACAAN PENGANTAR UNTUK FASILITATOR

Advokasi Media

Berdasarkan framework advokasi yang sudah kita pelajari, jelas terlihat


bahwa peran media massa sangat penting dalam pembentukan opini. Dalam
struktur masyarakat sekarang, hampir seluruh stakeholder advokasi memiliki akses
kepada media ini, sehingga peranannya menjadi sentral.
Tantangannya adalah, bagaimana supaya media dapat memi hak pada isu
secara proporsional, dan tidak semata-mata mengeksploitasi isu hanya demi oplah.
Sudah diketahui bersama, bahwa bagi media massa, sebuah informasi tidak akan
menjadi berita terkecuali memiliki nilai berita. Sisi kontraproduktifnya adalah,
terkadang suatu informasi menjadi berita karena nilai beritanya sangat negatif dan
eksploitatif. Misalnnya: “Di lokasi wisata Sanur, ABG nakal kedapatan asyik masyuk
dengan turis manca di beberapa hotel.”
Berita seperti ini sangat memojokkan anak, seolah anak yang bersalah dan
menjadi lakon dala m pressoalan eksploitasi seks semacam ini. Selain itu, hal ini
akan membangun pressepsi masyarakat bahwa ABG cenderung melakukan
perbuatan itu dengan suka hati. Padahal, seringkali di balik peristiwa semacam itu
yang terjadi adalah adanya ESKA (Eksploitasi Seksual Komersial Anak), di mana anak
dipaksa melakukan perbuatan itu oleh seorang induk semang atau bahkan orang
tuanya sendiri.
Sudut pandang pemberitaan semacam ini jelas tidak ramah anak, dan
menyulitkan kita untuk membangun kesadaran bersama (pada stakeholder )
terhadap bahaya ESKA.
Contoh lain, ada seorang anak yang mengala mi korban perkosaan dan
tengah melapor ke polisi. Sebuah media elektronik ingin mendapatkan sensasi
berita, maka muka bocah itu di close up shoot, bahkan beberapa tetangganya
ditanya dengan berbagai pertanyaan. Hal ini membuat si bocah t erkenal sebagai
korban dan menjadi pergunjingan kuat di masyarakat luas, yang akan membuat
trauma si anak menjadi menguat.
Pendekatan dan sudut pandang press seperti di atas terjadi karena media
sendiri sela ma ini kurang dilibatkan perannya atau belum terlalu dianggap sebagai
stakeholder oleh advokator. Sehingga press lebih memilih memainkan perannya
sendiri sebagai mana yang mereka biasa lakukan.
Untuk membuat media menjadi peka isu dan mau melakukan pemberitaan
yang ramah anak, bahkan ambil bagian pada advokasi, jelas diperlukan pendekatan
pressuasif kepada media. Upaya semacam ini disebut sebagai advokasi media.

Media Sebagai Faktor Leverage Advokasi


Di suatu tempat seperti gedung DPRD, sering terjadi sebuah peristiwa yang
sebenarnya mempunyai kekuatan membentuk opini stakeholder . Namun peristiwa
semaca m itu kehilangan kekuatan advokatif-nya, karena terjadi dalam kondisi
terisolasi. Di sinilah peran media yang dapat menjadi faktor leverage,
menyebarluaskan berita dengan cepat, menembus ruang dan waktu, bahkan
menembus tembok ka mar-kamar tidur keluarga yang tidak mungkin ditembus
sendiri oleh para advokator.
Karena itu, dalam melakukan proses advokasi, aktivitas menggandeng media
dan menjalin hubungan jangka panjang perlu menjadi suatu perhatian sendiri agar
proses menjadi lebih efektif dan efisien. Kontak-kontak dengan wartawan, kantor
berita, dan jaringan press lainnya harus dibuat secara reguler, bersilaturahmi,
mendatangi atau pun mengundang dalam berbagai kesempatan dan acara.
Keterampilan penting lain dalam advokasi media adalah menguasai teknik
menarik perhatian media agar dengan sukarela dan bersemangat menuliskan berita
mengenai isu yang sedang digulirkan. Bahkan ma mpu mengajak media menjadi
bagian dari perjuangan dalam mendorong suatu isu agar menjadi opi ni para
stakeholder .
Ringkasan Alur Sesi
Topik Tujuan Alat Bantu Metode Waktu
1. Cipta Suasana • Membangun suasana (state of mind ). • Kisah 5”
• Menjelaskan tujuan sesi. • Ceramah

2. Analisa Media • Mengajak peserta mengenali berbagai bentuk o Gutingan koran • Studi 20”
ketidakberpihakan media pada isu advokasi. tentang berita yang Kasus
tidak berpihak pada
anak.
3. Penjelasan • Menjelaskan peran media. • Ceramah 20”
Advokasi • Menjelaskan pentingnya advokasi media.
Media • Menjelaskan berbagai bentuk advokasi media.
4. Paparan dari • Mendapatkan gambaran dari orang dalam mengenai • Contoh press release • Ceramah 40
Narasumber bagaimana cara kerja dapur media, sehingga peserta
memiliki ga mbaran untuk bisa melakukan hubungan
dengan media.
• Mempelajari cara penulisan press release dan
menyelenggarakan konferensi pers.
5. Diskusi • Menambah wacana. • Diskusi 5”
PROSES LENGKAP
No Kegiatan Keterangan
1 Cipta Suasana
• Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan yang positif,
hangat, apresiatif, segar dan mantap.
• Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk memancing
partisipasi dan perhatian.
o Misalnya, “Sudah kebagian cofee break semuanya?”
• Ceritakan dengan gaya berkisah cerita tentang Koran Rusia.
2 Analisa Media Guntingan
• Bagi kelas dalam 3 kelompok koran bisa
• Panggil ketua kelompok, serahkan fotocopy guntingan kasus apa
koran. Semua kelompok meneri ma bahan yang sama. saja
• Minta kelompok melakukan analisa, beberapa poin berikut: sepanjang
o Bagaimana pengertian media mengenai isu tersebut? mengenai
o Apakah isi dan arah berita membantu perjuangan isu anak.
atau justru sebaliknya?
o Apa yang dapat kita lakukan sebagai advokator?
• Minta kelompok menuliskan jawaban dalam kertas flipchart.
3 Presentasi Kelompok
• Bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasi diskusi.
4 Pertanyaan Pengarah
• Mengapa pemberitaan media terkadang berlawanan dengan
tujuan advokasi kita? Misalnya tidak ramah anak,
eksploitatif, memojokkan dan sebagainya.
• Apa peran yang bisa diambil media dalam membantu proses
advokasi?
• Apa yang bisa kita lakukan selaku advokator dalam
pressoalan ini?
5 Penjelasan Advokasi Media
Gunakan bahan di awal modul ini untuk menjelaskan topik ini.

6 Perkenalan dengan Narasumber


• Perkenalkan narasumber dengan tujuan membangun trust
kepada narasumber dan mengarahkan tujuan pembahasan.
7 Paparan Narasumber Perhatikan
• Waktu diberikan pada narasumber untuk memberikan waktu
presentasi mengenai Teknik Penulisan Press Release.
8 Disk usi dan kesi mpulan

CATATAN
Dalam modul ini, sesi advokasi media seyogyanya dibawakan oleh dua orang, yakni
fasilitator yang membawakan topik advokasi media, dan seorang nara sumber yang
akan menjelaskan:
† Isi dapur media, bagaimana redaktur bekerja, nilai berita (news value) dan
sebagainya.
† Cara membuat press release.

Dalam melakukan koordinasi dengan narasumber pastikan gunakan cara yang


presuasif. Terkadang narasumber ingin membawakan segala sesuatu berdasarkan
caranya sendiri. Hal ini bisa mengubah arah dan mempengaruhi tahapan pelatihan
yang sudah dibangun.

VARIASI
Jika waktu tersedia cukup panjang, semua peserta diminta membuat press release
mengenai topik t ertentu yang berkaitan dengan t ema pelatihan. Hasilnya ditempel
di flipchart dan kemudian di nilai oleh wartawan/narasumber.
LAMPIRAN

Kisah Koran Rusia

Saking buruknya sistem pemerintahan di zaman presiden Rusia masa perang


dingin, maka sebuah koran menulis judul berita utama “50 persen pejabat
Pemerintah Rusia ternyata adalah koruptor”.
Kontan saja redaktur koran dipanggil Polisi Rahasia dan diinterogasi, diakhiri
dengan sebuah perintah untuk merevisi berita tersebut pada hari berikutnya.
Redaktur terpaksa setuju. Semalaman ia berpikir keras untuk me-recall berita
sebelumnya tanpa kehilangan pangsa pasar yang sebenarnya menyukai berita-
berita korannya yang terkenal berani.
Akhirnya ia mendapatkan ide. Demikianlah judul beritam utama koran esok harinya
yang muncul “ 50 persen pejabat Pemerintah Rusia ternyata BUKAN koruptor.”

Moral Cerita:
Media massa adalah alat pembujuk yang ampuh dan memiliki konstituen sendiri.
Sangat penting bagi advokator untuk menggandeng media massa dalam
beradvokasi.
Bukan saja agar mereka tidak melakukan pemberitaan buruk mengenai isu yang kita
angkat, namun secara lebih jauh justru mengajak mereka menjadi bagian dari
gerakan advokasi.
BAHAN PRESENTASI

Advokasi Media

Beberapa kema mpuan teknis yang perlu dikuasai advokator dalam mengadvokasi
media adalah:
1. Mengerti bagaimana media menga mbil keputusan dalam pemilihan suatu
informasi menjadi berita. Artinya kita tahu bagaimana isi dapur dan cara
redaktur menentukan Editorial, Kolom, Isi berita dan Feature.
2. Menguasai cara mengundang media dan melakukan konferensi pers.
3. Menguasai teknik penulisan press release yang memenuhi standar media.
4. Menguasai peta media di daerah Anda.
5. Secara rutin meng-update rekan pers dengan berbagai fact sheet (lembar
fakta), backgrounder (analisa mendalam suatu isu), k ertas posisi dan
sebagainya.

Konferensi Pers
Pertimbangan utama dibutuhkan konferensi pers adalah:
1. Media massa meneri ma banyak sekali press release setiap hari.
2. Menyediakan kesempatan tanya jawab, karena press release Anda tidak
dapat mengantisipasi pertanyaan wartawan.
3. Membangun relationship.
4. Jika Anda ingin lebih informal dan in-depth, bisa dilakukan media gathering,
yakni hanya media besar yang diundang, yang biasanya menjadi trend-
setter isu.

Cara Melakukan Konferensi Pers


• Seleksi wartawan yang akan diundang, kirim pemberitahuan melalui faks
atau email, konfirmasikan lewat telepon.
• Siapkan press release.
• Sediakan data tambahan (background info): leaflet, makalah, ilustrasi foto,
gambar, tabel atau grafik.
• Masukkan semua dalam map (press kit). Jika ada cindera mata masukkan ke
amplop di dala m map.
• Pilih tempat strategis dan mudah terjangkau dari seluruh wilayah terkait,
misalnya hotel atau rumah makan.
• Tentukan waktu yang tepat, hindarkan bentrok dengan kegiatan besar/
bombastik.
• Agar wartawan masih fit, pilih waktu pagi atau siang.
• Pilih moderator yang cakap menghadapi wartawan (suasana informal dan
langsung pada pokok persoalan).
• Tiba lebih awal di lokasi, jangan membuat wartawan menunggu.
• Mulai tepat waktu, jangan menunggu yang belum datang, akan terkesan
mengisti mewakan.
• Arahkan pernyataan dan jawaban tetap fokus pada inti pesan.
• Hindari jumpa pers searah, berikan kesempatan untuk bertanya dan
berbicara.
• Jangan mengusir wartawan yang tidak diundang.
• Siapkan anggaran ekstra untuk mengantisipasi.

Yang Perlu Dihi ndari Dalam Konferensi Pers


• Hindari pembicaraan yang terlalu longgar berkembang kesana kemari.
• Hindari terpancing oleh keusilan wartawan yang suka mengaitkan sesuatu
dengan banyak hal lain di luar permasalahan.
• Jangan memancing konflik, sampaikan jawaban dan pernyataan secara jitu
dan cerdas.
• Jangan selalu tampak terlalu menonjolkan diri dan mendomi nasi
pembi caraan.
• Jangan pernah menjawab “No comment”.
• Hindari menjawab dan menyatakan “off the record”, kebijakan off the record
hanya boleh dilakukan secara selektif dan kita yang merencanakan untuk
keperluan khusus, bukan dalam kondisi terpojok.

Memilih Media
• Tentukan media yang cocok dengan sasaran audiens baik cetak maupun
elektronik.
• Hindari press release yang “one fit for all”.
• Sesuaikan gaya tulisan dengan tipe media, untuk meningkatkan kecenderungan
dilirik redaktur.
• Media bisa dipilah antara lain dengan cara:
– Bersifat umum atau khusus.
– Berdasarkan geografis: nasional atau regional
– Berdasarkan demografi: anak, remaja, dewasa,
– Berdasarkan psikografi: gaya hidup, trend, kesehatan dan sebagainya.
– Cetak, radio, televisi.

Cara Menulis Press Rel ease


• Memenuhi unsur 5W - 1H.
• Terjemahkan jargon/istilah teknis menjadi bahasa sehari-hari.
• Buang kata-kata yang tidak penting (kata sifat, seperti “yang mana” atau “di
mana”).
• Gunakan kalimat pendek yang efektif (sekitar 20 kata).
• Usahakan tiap paragraf terdiri dari 4 atau 5 baris.
• Usahakan spasi dobel, agar mudah di edit.
• Hindari paragraf dengan kata-kata awal yang sama.
• Bubuhkan telepon dan jika perlu telepon seluler, jika anda perlu dihubungi
untuk konfirmasi di luar jam kerja.
• Beri keterangan jika press release perlu di “hold”/embargo dalam waktu
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai