OLEH
NIM : PO5303240210576
KELAS : IB
PRODI KEBIDANAN
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmatnyalah saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul KEBUDAYAAN DAN PERKEMBANGAN
SOSIAL BUDAYA MASARAKAT INDONESIA Tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah di poltekkes kemenkes kupang.
Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca. saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Hasri Yulianti,
SST. M. KEB selaku dosen mata kuliah. Ilmu sosial budaya dasar. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terakait bidang yang ditekuni
saya. saya menyadari makalah ini masih jauh dari katay sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya dasara terima demi kesempurnaan makalah
.
penulis
2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………….…………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………….……………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………….…………………………………………...…3
BAB I PENDAHULUAN…….………………….…………………………………….4
A. Latar belakang………………………………….……………………………...……4
A. Pegertian kebudayaan…...……………………………………………………...…5
A. Kesimpulan……………………………………………….………………………..11
B. Saran…………………………………………………………..……………...……11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...……...12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana di ketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa
manusia, oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan
dengan perkembangan manusia.
Kebudayaan yang di miliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok lain.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan perubahan di segalah bidang
termasuk dalam hal kebudayaan, mau tidak mau kebudayaan yang di anut suatu
kelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran itu akan menimbulkan
konflik antara kelompok- kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok
kelompok yang tidak menghendaki perubahan.
Hal penting dalam proses perkembangan kebudayaan adalah adanya control atau
kendali terhadap perilaku regular (yang tampak) yang di tampilkan oleh para penganut
kebudayaan
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi;
cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana
alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang
amat dahsyat sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan
reformasi itu berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan
teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pegertian kebudayaan
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan
daya. Budi adalah akal yang merupakan yang unsure rohani dalam kebudayaan,
sedangkan daya berarti perbuatan ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan
di artikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001, prasetya, 1998)
Menurut Bierens De Hann.kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan
gairah yang lebih murni yang berada di atas tujuan yang praktis hubungan
kemasarakatan.
Menurut Oswald Spengl kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat,
industrial, Filsafat,dan sebagaianya.
Dari defenisi defenisi kebudayaan dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan
mengandung beberapa cirri pokok, yaitu sebagai berikut :
B. Perwujutan kebudayaan
5
Demikian pula J.J. Honigmann dalam bukunya The world of man (1959)
membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu :
1. Ideas
2. Activities
3. Artifact
Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan
bahwa kebudayaan itu di bagi atau di golongkan dalam tiga wujud :
1. Wujud sebagai suatu komplek dari ide- ide, gagasan, nilai- nila,
norma- norma, dan perturan. Wujud tersebut menunjukan wujud ide
dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat di raba, di peggang,ataupun
di foto dan tempatnya ada di pikiran warga masarakat di mana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masarakat. Wujud tersebut di namakan
sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari
manusia itu sendiri.kesimpulanya : system sosial ini merupakan
perwujutan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku
dan bahasa.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda benda hasil karya manusia.wujud
yang terahkir ini di sebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya
ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktifitas perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masarakat).
Contohnya : candi Borobudur ( besar ),kain batik, dan kancing baju
(kecil), teknik bangunan, misalnya cara pembuatan
tembok dengan fondasi rumah yang berbeda bergantung
pada kondisi.
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujutan budaya yang di gunakan manusia untuk
saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan ( bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau
kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.
Sistem teknologi
Teknologi menyangkut cara cara atau teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengakapan.
Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada system mata pencaharian ini terfokus pada masalah
masalah mata pencaharian tradisional, di antaranya yaitu berburu dan meramu,
beternak, bercocok tanam di ladang, dan menangkap ikan.
6
Organisasi sosial
Merupakan perkumpulan sosial yang di bentuk oleh masarakatl, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara.
Sistem pengetahuan
Pengetahuan adalah segalah sesuatu yang di ketahui manusia tentang benda,
sifat, keadaan, dan harapan- harapan
Religi
Religi merupakan sebuah unsure kebudayaan yang penting dalam sejarah umat
manusia, yang merupakan sebuah institusi dengan keanggotaan yang di akui dan
biasa berkumpul bersama untuk beribadah dan untuk mendapatakan kebahagiaan
sejati.
Keseniaan
Keseniaan mengacuh pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi
hasrat manusia akan keindahan yang di nikmati dengan mata ataupun telinga
Sebagaimana di ketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia,
oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia.
Kebudayaan yang di miliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh
kebudayaan kelompok lain.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan perubahan di segalah bidang
termasuk dalam hal kebudayaan, mau tidak mau kebudayaan yang di anut suatu
kelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran itu akan menimbulkan
konflik antara kelompok- kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok
kelompok yang tidak menghendaki perubahan.
Hal penting dalam proses perkembangan kebudayaan adalah adanya control atau
kendali terhadap perilaku regular (yang tampak) yang di tampilkan oleh para penganut
kebudayaan
Kebudayaan Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak kebudayaan yang
ada di dunia. Keberadaannya sama dengan kebudayaan lain telah berlangsung dalam
waktu yang lama. Mendiskusikan kebudayaan Indonesia maka kita akan berbicara
tentang sejarah panjang pertemuan antara kebudayaan daerah Indonesia dengan
kebudayaan dari luar Indonesia.
Pertemuan antara kebudayaan di Indonesia sudah di mulai sejak masuknya
agama hindu dan budha. Kebudayaan daerah Indonesia yang masih sederhana
kemudian betemu dengan agama hindu dan budha yang menjadi sedemikian luas dan
7
di anut boleh banyak masarakat di Indonesia. Hal ini dapat di lihat dengan
banyaknya kerajaan yang pernah ada di wilaya barat dan tengah Indonesia yang
menganut agama tersebut seperti kutai, tarumanegara, sriwijaya, pejajaran, dan
majapahit. Pada masa kerajaan majapahit, kebudayaan Indonesia mencapain
kebersamaanya dengan menyatukan kerajaan yang ada di nusantara oleh pati gaja
mada, yang terkenal dengan sumpah palapa. Kesatuan ini jelas menjadikan
kebudayaan di Indonesia semakin dinamis. Terlihat mulai munculnya berbagai
persoalan kebudayaan salah satunya seperti hubungan kerajaan di daerah dengan
majapahit keadaan ini semakin terlihat ketika agama islam mulai banyak di anut oleh
masarakat di Indonesia,bahkan hingga tingkat kerajaan. Perubahan keyakinan ini
menyebabkan banyak perubahan di bidang lain, kesetaraan antara sesama manusia,
semakin berkembangnya sastra,berdirinya kerajaan baru dan lain lain.
Perjalanan kebudayaan Indonesia berikutnya di pengaruhi oleh masuknya
portugis, awal masa penjajahan melanda wilaya nusantara. Dengan di tutupnya
terusan suez membuat banyak Negara di belahan dunia barat mengalikan
perhatiannya ke wilaya tropis untuk mencari rempah rempah.
jika di kaji selama dalam masa perlawanan tersebut, bukan hanya kisah
perlawanan fisik semata, tetapi juga perlawanan kebudayaan oleh karena itu terjadi
perubahan yang besar dalam banyak bidang kehidupa kita. Dalam hal ini mkisalnya
dapat di soroti perubahan bentuk perintah.
Kekayaan kebudayaan sedemikian hebat dari wilaya Indonesia, membuat para
perumus tidak ingin menghilangkan kebudayaan yang sudah lama hidup di negeri
ini. kekayaan kebudayaan yang yang telah terkenal kebesaranya ke seluruh manca
Negara, dari tiongkok hingga eropa. Bahkan kita tampak perlu jujur bahwa
masarakat Indonesia telah banyak yang teralikan perhatiaanya kepada kebudayaan
yang di bawah bangsa eropa dan amerika
8
yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal
yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;
hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan. (Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas)
9
disamping ketrampilan dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang
mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan
penanaman modal yang besar (intensive capital investment); Modal yang besar itu
harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan
keuntungan materi seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja
yang berketrampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar
keberhasilan (achievement orientation).
Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan sosial di
segenap sector kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan berbagai reaksi
pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dalam proses perkembangan sosial budaya
itu, biasanya hanya mereka yang mempunyai berbagai keunggulan sosial-politik,
ekonomi dan teknologi yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan bebas.
Akibatnya mereka yang tidak siap akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan
memperlebar serta memperdalam kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat
menimbulkan kecemburuan sosial yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam
masyarakat majemuk dengan multi kulturnya.
b. Keterbatasan lingkungan (environment scarcity)
Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat exploitative dan
expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan materi seoptimal
mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya perawatannya,
mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa mengenal
waktu. Pembabatan dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu siang dan
malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan mengoah bahan
mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar. Pemenuhan bahan mentah
yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada lingkungan yang pada gilirannya
mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan, dibesarkan dan mengembangkan
kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara besar-besaran.
Di samping itu penerapan teknologi maju juga cenderung tidak mengenal batas
lingkungan geografik, sosial dan kebudayaan maupun politik. Di mana ada sumber
daya alam yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan industri yang ditopang
dengan peralatan modern, kesana pula mesin-mesin modern didatangkan dan
digunakan tanpa memperhatikan kearifan lingkungan (ecological wisdom) penduduk
setempat.
Ketimpangan sosial-budaya antar penduduk pedesaan dan perkotaan ini pada
gilirannya juga menjadi salah satu pemicu perkembangan norma-norma sosial dan
nilai-nilai budaya yang befungsi sebagai pedoman dan kerangka acuan penduduk
perdesaan yang harus nmampu memperluas jaringan sosial secara menguntungkan.
Apa yang seringkali dilupakan orang adalah lumpuhnya pranata sosial lama sehingga
penduduk seolah-olahkehilangan pedoman dalam melakukan kegiatan. Kalaupun
pranata sosial itu masih ada, namun tidak berfungsi lagi dalam menata kehidupan
pendudduk sehari-hari. Seolah-olah terah terjadi kelumpuhan sosial seperti kasus
lumpur panas Sidoarjo, pembalakan liar oleh orang kota, penyitaa
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Tumanggor, Rusmin. Kholis Ridho. Nurrochim. 2017. Ilmu sosial dan budaya dasar .
Jakarta: Indonesia kencana
Armen.2015. buku ajar ilmu sosial dan budaya dasar Yogyakarta :Indonesia
DEEPUBLISH
12