Nama kelompok: Laura Putri Amelia ( 1700029037 ) DEFINISI
Polioatau poliomyelitis adalah penyakit paralisis
atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan Poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut , menginfeksi saluran usus. ETIOLOGI
Virus polio termasuk famili Picornavirus dan genus
Enterovirus merupakan virus kecil dengan diameter 20- 32 nm, berbentuk sferis dengan ukuran utamanya RNA yang terdiri dari 7.433 nukleotida, tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan empedu. Virus tidak rusak beberapa hari dalam temperatur 2o-8oC, tahan terhadap gliserol, eter, fenol 1% dan bermacam-macam detergen tetapi mati pada suhu 50o-55oc selama 30 menit, bahan oksidator, klorin dan sinar ultraviolet. EPIDEMIOLOGI
Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang
ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi feses penderita. Penyakit tersebut umumnya menyerang anak-anak. Eliminasi virus polio telah dilaksanakan puluhan tahun lalu di seluruh dunia melalui program eradikasi yang telah menurunkan angka kejadian polio secara drastis. Namun pada pertengahan tahun 2005 hingga 2006, Kementerian Kesehatan menyatakan status wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di 10 provinsi dan 47 kabupaten/kota dengan total kasus sebanyak 305. Di indonesia sendiri penyakit ini muncul kembali setelah dalam kurun waktu 5 tahun telah dinyatakan terbebas dari polio. Munculnya penyakit lama yang sebelumnya telah diatasi atau re-emerging disease, mengancam daerah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini Daerah perbatasan tersebut mempunyai cakupan imunisasi polio pada anak usia di bawah 15 tahun yang cukup rendah yaitu Kabupaten Merauke sebesar 73,24 persen, Kabupaten Keerom sebesar 71,14 persen, Kabupaten Boven Digoel sebesar 63,96 persen, Kota Jayapura sebesar 54,24 persen, dan Kabupaten Pegunungan Bintang sebesar 25,29 persen (Kompas, 19 Oktober 2018). RIWAYAT ALAMIAH 1. Pra Patogenesis: Seseorang yang tinggal bersama dengan penderita poliomyelitis akan rentan tertular penyakit tersebut karena penyakit ini menular melalui kontak antar manusia baik makanan atau minuman yang terkontaminasi virus,maupun air liur penderita.
2. Patogenesis : Seseorang yang telah mengkonsumsi
makanan atau minuman yang terkontaminasi maka virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi usus.
Tahap Inkubasi : Masa inkubasi polio dari gejala pertama
berkisar dari 3 hingga 35 hari. Tahap Dini : Virus berkembang melalui peredaran darah ke seluruh tubuh antara lain demam, muntah, sakit perut, lesu, kram otot pada leher serta punggung, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.
Tahap Lanjut: Setelah virus berkembang ke seluruh tubuh
dan sampai ke sistem syaraf pusat menyebabkan melemahnya otot serta terkadang mengakibatkan kelumpuhan.
3. Pascapatogenesis : Sebagian besar akibat penyakit ini
sembuh dengan cacat atau kelumpuhan. Namun jika pada tahap penyakit dini segera dilakukan pengobatan secara intensif maka penderita dalam jangka waktu 2-10 hari dapat sembuh dengan sempurna. (Rahman et al., 2016) RANTAI PENULARAN PENYAKIT Di tularkan oleh infeksi droplet dari oro-faring mulut kemulut atau dari tinja penderita yang infeksius
Penularan terutama terjadi penularan
oral-oral adalah penyebaran langsung dari manusia ke manusia dari air liur penderita yang melalui fekal-oral (dari tinja ke masuk ke mulut manusia sehat mulut) atau yang agak jarang lainnya lainnva. melalui oral-oral (dari mulut ke mulut).
Fekal-oral artinya minuman
atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. UPAYA PENCEGAHAN
melakukan Mopping Up pemberian vaksinasi massal di daerah
yang ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. peningkatan sanitasi lingkungan dan higienis sanitasi perorangan untuk mengurangi penyebaran virus langkah - langkah yang dilakukan dalam pencegahan dini :
1. Jangan masuk ke daerah wabah
2. Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor - fakror predisposisi seperfi tonsileklomi, suntik dan lain - lain 3. Mengurangi aktivitas j asm ani yan g berlebihan 4. Pemberian imunisasi aktif seperti : Formarin Inactivated virus (salk) yang diberikan melalui suntikan dan Live Attenusted virus vaccine (sabin) yang berikan melalui oral (Rahman et al., 2016)