Anda di halaman 1dari 19

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

PENYAKIT DIARE, KOLERA, DBD

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


KHUSNUL CHOTIMAH1703329008
MARITA SYLVIE 1703329009
SHINTA INTAN NURAIDA 1703329013
PUJI ASTUTI PUTRININGRUM 1703329022
RIZKY AMALIA WULANDARI 1703329025
RIZKY EKO NURCAHYO 1703329024
 
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
DIARE
A. Definisi Penyakit :
Diare atau gastroenteritis adalah penyakit yang
disebabkan oleh peradangan pada salluran pencernaan
kita. Peradangan ini menyebabkan kerusakan pada jarikan
permukaan usus dan peningkatan gerakan usus tersebut.
Selanjutnya perubahan kondisi usus tersebut
mengakibatkan cairan diperas keluar ke permukaan usus
menyebabkan diare.
Dengan penanganan yang tepat biasanya penyakit ini
bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Tetapi pada anak dibawah lima tahun dan orang tua usia
diatas 60 tahun, komplikasi diare yaitu dehidrasi bisa
mengancam hidup penderita tersebut (Ayustawati, 2013)
Diare dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti, virus
Rotavirus dan Adenovirus, bakteri Escherichia coli, parasit
B. Etiologi
Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan Cryptosporidium,
keracunan makanan, malabsorpsi karbohidrat, lemak dan
protein, alergi makanan dan susu sapi, serta
immunodefisiensi. Penyebab diare akut terbesar adalah infeksi
virus dari golongan Rotavirus (Widoyono, 2011).

C. Epidemiologi Penyakit
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan
juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)
yang sering disertai dengan kematian. Tahun 2017 terjadi 21
kali KLB Diare yang tersebar di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota.
Kabupaten Polewali Mandar, Pohuwato, Lampung Tengah dan
Merauke masing-masing terjadi 2 kali KLB. Jumlah penderita
1.725 orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%) (Kemenkes
RI, 2018).
D. Riwayat Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit meliputi beberapa tahap antara lain :
 Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit, maupun virus
diantaranya rotavirus, E.coli, dan shigella. Penyebaran mikroorganisme ini dapat terjadi
melalui jalan fecal dan oral. Pada tahap ini belum di temukan tanda-tanda penyakit

 Tahap  Patogenesis
 Tahap inkubasi
Virus (salmonella, shigella, E,coli , V.cholerae, ) masuk kedalam tubuh dengan
menginfeksi usus baik pada jeyenum,ileum dan colon. Setelah virus menginfeki usus virus
menembus sel dan mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan memproduksi 
enterotoksin. Masa`inkubasi biasanya sekitar  2-4 atau lebih dari tiga hari,pasien sudah
buang air bessar lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-gejala lain.
 Tahap penyakit dini
Pada tahap ini terdapat beberapa dampak yang terjadi antara lain:
Kehilangan cairan 5% berat badan, Kesadaran baik (somnolen), Mata agak cekung,
Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal,Lemah dan lesu
 Tahap penyakit lanjut
Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan., Keadaan umum gelisah, Rasa haus
meningkat, Selaput lendir agak kering.
 Tahap akhir
Kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.,Denyut nadi cepat sekali, Mata cekung
sekali, Selaput lendir kurang
E. Rantai Penularan
Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi dengan
beberapa mekanisme sebagai berikut :(Widoyono, 2011).
1. Melalui air yang merupakan media penularan utama.
2. Melalui tinja yang terinfeksi.

F. Upaya Pencegahan
Penyakit diare dapat dicegah melalui promosi kesehatan, antara
lain :
1. Menggunakan air bersih. Tanda-tanda air bersih yaitu tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk
mematikan sebagian besar kuman penyakit.
3. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan,
sesudah makan dan sesudah buang air besar (BAB).
4. Memberikan ASI pada anak sampai berusia 2 tahun.
5. Menggunakan jamban sehat (Widoyono, 2011).
KOLERA
A. Definisi Penyakit :
Kolera adalah penyakit infeksi dari usus halus yang dapat
menyebabkan diare yag berat. Kolera merupakan penyakit
saluran pencernaan yang sifatnya menular. Penyakit kolera ini
disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae (Koes, 2013).

B. Etiologi
Vibrio cholera, merupakan bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit kolera. Cara penularan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri ini (Irwan,
2017).
C. Epidemiologi penyakit:
Kolera biasa terjadi di daerah yang kesehatan
lingkungannya tidak sehat, di tempat tempat dimana orang
tinggak bersesakan, pada situasi perang, bencana alam seperti
banjir dan saat adanya kelaparan. Biasanya infeksi oleh bakteri
ini terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
bakteri kolera dan/ bila penderita berada di daerah dimana
terjadi banyak kasus kolera (Ayustawati, 2013)
Di Indonesia, diare/kolera merupakan penyakit endemis
yang dapat terjadi sepanjang tahun dengan kasus tertinggi
terjadi pada peralihan musim hujan dan kemarau yang
umumnya disebabkan oleh V. cholerae O1 serotipe Ogawa
D. Riwayat Penyakit:
Dibagi menjadi beberapa tahap (Koes, 2013):
 Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)
Tahapan dimana terjadi interaksi antara host, bibit penyakit dan lingkungan. Interaksi di
luar tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit belum ditemukan, Pada tahap ini kondisi masih
sehat.
 Tahap inkubasi (stage of presymtomatic diseases)
Tahapan dimana bibit penyakit sudah masuk kedalam tubuh host, namun gejala penyakit
belum nampak.
 Tahap penyakit dini (stage of clinical diseases)
Pada tahap ini, V. cholerae O1 yang melewati lambung dan bertahan hidup dari pengaruh
asam lambung, kuman-kuman akan mencapai bagian proksimal usus halus di mana terjadi
interaksi antara bakteri dan pejamu.
 Tahap penyakit lanjut
Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat melakukan
pekerjaan dan jika berobat umumnya telah memerlukan perawatan.
 Tahap akhir penyakit
Pada tahap ini, perjalanan penyakit akan berhenti dengan beberapa keadaan yaitu :
1. Sembuh sempurna : kondisi host baik bentuk dan fungsi tubuh kembali semula seperti
keadaan sebelum sakit.
2. Meninggal dunia : terbentuknya perjalanan penyakit dan pejamu meninggal dunia.
Tahapan ini merupakan keadaan yang tidak diharapkan. (Irianto, Koes. 2013. Epidemiologi
Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung).
E.Rantai Penularan :
Penyakit kolera berasal dari bakteri vibrio cholerae. Media
penularan penyakit kolera adalah air yang terkontaminasi bakteri
vibrio cholerae, lalat, dan manusia. Air yang terkontaminasi bakteri
vibrio cholera digunakan oleh masyarakat untuk mencuci, mandi,
memasak bahkan digunakan sebagai air minum. Sampah-sampah
yang dibiarkan menumpuk di lingkungan pemukiman menyebabkan
munculnya penyakit kolera (Setyowati, 2018).

F. Upaya Pencegahan:
Upaya pemberantasan penyakit kolers salah satunya dengan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat secara langsung., baik
berupa bagaimana cara hidup sehat maupun mengenai pengenalan
sekaligus cara penanggulangan beberapa penyakit yang sering
menjangkit mereka. pemberian vaksinasi, menyediakan air minum
dan menganjurkan masyarakat untuk meminum air matang menjadi
upaya dalam mencegah penyakit kolera (Setyowati, 2018).
demam berdarah dengue

dbd
A. Definisi Penyakit :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod-Borne
Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti
atau Aedes albopictus.

B.Etiologi:
Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue
yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses)
yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae
dan mempunyai empat jenis serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4 (Koes, 2013).
C. Epidemiologi Penyakit:
Harley et al., (2016) mengungkapkan bahwa
perubahan pada kondisi cuaca, pola pemukiman,
perpindahan, dan populasi penduduk, distribusi vektor
nyamuk dan teknologi manajemen air semuanya
mempengaruhi terjadinya wabah demam berdarah
sejak pertengahan abad ke-20. Hubungan yang
kompetitif antara dua vektor utama, Ae. aegypti dan Ae.
Albopictus, dapat menyebabkan perubahan di masa
depan dalam epidemiologi penyakit demam berdarah.
D.Riwayat Ilmiah Penyakit:
1. Tahap Prepatogenesis
Virus dengue ditularkan dari seorang penderita ke orang lain melalui gigitan
nyamuk Aedes
2.Tahap Patogenesis
Didalam tubuh manusia virus dengue akan berkembang biak dan memerlukan
waktu inkubasi sekitar 45 hari (intrinsic incubation period) sebelum dapat
menimbulkan penyakit dengue.
3.Tahap Postpatogenesis
1. .Fase kritis yang berlangsung pada hari ke-4 dan ke-5 (24-48 jam), pada saat ini
demam turun sehingga disebut sebagai fase deffervescene.Pada fase tersebut
akan tampak jumlah trombosit terendah dan nilai hematokrit tertinggi. Pada fase
ini, organ-organ lain mulai terlibat. Meski hanya berlangsung 24-48 jam,
2. Fase penyembuhan,
Pada fase ini, jumlah trombosit mulai meningkat, hematokrit menurun dan
leukosit juga mulai meningkat. Pada hari-hari tersebut demam dapat meningkat
kembali tetapi tidak begitu tinggi sehingga memberikan gambaran kurva suhu
seperti pelana kuda. Pada fase ini penderita terlihat riang, nafsu makan
kembalimuncul, serta aktif seperti sebelum sakit
E.Rantai Penularan:
Tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi
virus Dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus
Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti . Virus akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit
orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 3-4 hari
(rata-rata selama 12 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit secara
mendadak yaitu demam, pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya nafsu
makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya
F. Upaya Pencegahan:
upaya primer untuk mencegah penularan dengue, baik pengendalian
terhadap nyamuk dewasa maupun larvanya. Memberantas nyamuk
Aedes dapat dilakukan dengan :
 Memberantas nyamuk dewasa dengan insektisida
 Memberantas larva dengan larvisida,
 Memusnahkan tempat perkembang biakan nyamuk (breeding
place).
 Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan repelen
 Teknik pemandulan nyamuk (sterile insect technique),
 Pengendalian biologi nyamuk, menggunakan parasite nyamuk
seperti Mesocyclops, Bacillus thurengiensis dan Photorhabdus dari
nematode Heterorhabditis serta ikan pemangsa jentik untuk
memberatas larva nyamuk Aedes
DAFTAR PUSTAKA
Ayustawati (2013) MengenaliKeluhan Anda Info Kesehatan Umum Untuk Pasien. Jakarta: Informasi Medika.
Ekawati, E. R. (2010) Bakteriologi : Mikkroofganisme Penyebab Infeksi. Yogyakarta: Deepublish.
Harley, D. et al. (2016) ‘Public Health Responses to and Challenges for the Control of Dengue Transmission in
High-Income Countries: Four Case Studies’, PLOS Neglected Tropical Diseases, 10(9), p. e0004943. doi:
10.1371/journal.pntd.0004943.
Imade, P. E. and Eghafona, N. O. (2015) ‘Viral Agents of Diarrhea in Young Children in Two Primary Health
Centers in Edo State, Nigeria’, International Journal of Microbiology, 2015, pp. 1– 5. doi: 10.1155/2015/685821.
Irwan (2017) Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta.
Koes, I. (2013) Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: Alfabeta.
Kusumastuti, N.H (2014) ‘Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Anti Nyamuk Di Desa Pangandaran,
Kabupaten Pangandaran’, Widyariset, 1, pp. 417–424.
Lesmana, M. (2004) ‘Perkembangan mutakhir infeksi kolera’, Jurnal Kedokteran Trisakti, 23(3), pp. 101–109.
Restrepo, B. N. et al. (2018) ‘Risk Factors Associated with Dengue Transmission and Spatial Distribution of High
Seroprevalence in Schoolchildren from the Urban Area of Medellin, Colombia’, Canadian Journal of Infectious
Diseases and Medical Microbiology, 2018, pp. 1–11. doi: 10.1155/2018/2308095.
Satari, H. I. and Karyanti, M. R. (2012) Pitfalls pada Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi Dengue dan
pemilihan Terapi Cairan untuk Demam Berdarah Dengue, Update Management of Infectious Disease and
Gastrointestinal Disorder. Jakarta.
Setyowati, Y. I. (2018) ‘Penyakit Kolera Dan Pemberantasannya Di Surabaya Tahun 1918- 1942’, Ilmu Sejarah -
S1, 3(5), pp. 572–584.
Soedarto (2012) Demam Berdarah Dengue. Yogyakarta.
Sumampouw, O. J. (2017) Diare Balita Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish.
Widoyono (2011) Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. kedua.
Edited by R. Astikawati. Semarang.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai