Anda di halaman 1dari 49

EKSPERIMEN

DESI NURFITA, S.KM.,M.KES (EPID)


APA ITU PENELITIAN…???
DESAIN PENELITIAN
Desain Penelitian

Kualitatif Kuantitatif

Populasi Individu Observasional Eksperimental

Cross Kasus
Kohor RCT
sectional kontrol
Different study design in relation to time
line

Cross
Sectional

Case Control Cohort study


Case
T i m e l i n e
Report
Case `Series Clinical Trial
EKSPERIMEN
• Salah satu tugas penting dalam riset ilmiah
adalah menetapkan ada tidaknya hubungan
sebab akibat antara fenomena-fenomena dan
menerik hukum-hukum tentang hubungan
sebab akibat itu
• Metode eksperimen merupakan salah satu
metode yang paling tetap untuk menyelidiki
hubungan sebab akibat itu
DEFINISI EKSPERIMEN

• Adalah suatu penelitian dimana peneliti


mempunyai otoritas untuk memanipulasi
berbagai tingkat variabel independen tertentu
• Suatu penelitian dimana peneliti mempunyai
otoritas untuk mengalokasi subjek ke dalam
kelompok2 studi secara acak
DEFINISI EKSPERIMEN

• Rancangan studi dimana peneliti atau orang


lain dengan sengaja mengalokasikan berbagai
tingkat variabel independen tertentu (faktor
penelitian) kepada subjek penelitian, dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen itu terhadap variabel dependen
(status penyakit)
CIRI EKSPERIMEN
• Penelitian ini mempunyai ciri khusus yaitu
dengan melakukan percobaan
• Manipulasi yang diberikan kepada subjek
yang diteliti, diamati, sampai dengan batas
waktu tertentu, data perubahan-perubahan
yang terjadi dicatat dan terus diamati
bagaimana efeknya.
• Pada umumnya menggunakan kontrol untuk
membandingkan perubahan
VARIABEL PADA EKSPERIMEN
• Variabel terikat/dependen  variabel yang dipelajari
perubahan efeknya sebagai akibat manipulasi
• Variabel eksperimental/variabel manipulasi /variabel
independen variabel yang dimanipulasi
penampilannya untuk dipelajari efeknya pada
variabel terikat
• Variabel non eksperimental  variabel yang secara
teoritis berpengaruh terhadap variabel terikat, tetapi
pada penelitian yang dirancang, tidak dikehendaki
pengaruhnya (pengaruhnya perlu dikendalikan).
Pengendalian Variabel Non Eksperimental

1. Pengendalian diupayakan dengan penyamaan


kondisi variabel pada subjek penelitian dengan
subjek kontrol. Ada beberapa alternatif
• Pembatasan Subjek
• Randomisasi Subjek
• Matching
2. Dengan pengujian secara statistik  ikut
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel
terikat (dilakukan pengukuran variabel)
Contoh Eksperiment
Contoh Eksperiment
Berdasar prosedur penunjukan
subjek,, eksperimen dibagi 2 :
subjek
1. Eksperimen dgn kontrol random
(Randomized Controlled Trial/RCT) atau
eksperimen murni
2. Eksperimen kuasi (Quasi Eksperiment)
EKSPERIMEN MURNI
• Eksperimen yang menggunakan
prosedur acak dalam penunjukan
subyek penelitian untuk mendapatkan
salah satu dari berbagai tingkat faktor
penelitan
• Peneliti sengaja menentukan berbagai
tingkat faktor penelitian (variabel
independen)
EKSPERIMEN MURNI
EKSPERIMEN MURNI
• Eksperimen murni memberikan bukti empirik yang kuat
thd inferensi kausal
• Dgn menggunakan jml sampel yg cukup besar maka
eksperimen murni mampu mengontrol hampir semua
faktor perancu
• Cara-cara pengontrolan situasi dlm eksperimen murni :
- Pemilihan subjek yg akan mndpt perlakuan atau tidak
hrs bebas dari bias seleksi
- Pengontrolan pengaruh distortif faktor perancu
dilakukan dgn cara menyebarkan secara sebanding ke
dlm klp studi (eksperimen dan kontrol)
Skema Umum RCT ((Randomized
Randomized Controlled Trial)

Populasi sumber

Memenuhi syarat Tidak memenuhi


(eligible) Syarat (ineligible)

Setuju partisipasi
Menolak partisipasi

Randomisasi

Perlakuan Kontrol
Kelompok Kontrol dalam RCT
• Subyek2 pd klp kontrol dapat menerima salah
satu dari 3 kemungkinan substansi :
(1) Plasebo
(2) Terapi kini
(3) No treatment
PLASEBO
• Plasebo mrpkn obat atau prosedur yg bersifat inert
(tdk memiliki efek farmakologis) tetapi dimaksudkan
untuk menimbulkan persepsi pada pasien bahwa
mereka sedang menerima perlakuan utk mengatasi
keluhannya
• Utk itu plasebo dibuat sedemikian rupa shg tampilan,
rasa, dan bau sedekat mungkin menyerupai
intervensi yg sesungguhnya
• Plasebo tdk dibenarkan utk diberikan jika intervensi
yg diteliti sdh diketahui efektivitasnya dan digunakan
luas
BLINDING/PEMBUTAAN
• Bias dlm eksperimen dpt terjadi jika klinisi/peneliti yg
memberikan obat baru juga mendiagnosis kasus,
mengalokasikan pasien dlm klp eksperimen atau
kontrol, atau mengukur variabel hasilnya
• Blinding (pembutaan) : teknik utk mengurangi
peluang tjdnya bias dlm menentukan status variabel
hasil, dgn cara membuat subyek peneliti, pengamat
atau peneliti tidak mengetahui ttg status penunjukan
klp (apakah eksperimen atau kontrol)
BLINDING/PEMBUTAAN

• Tiga jenis blinding :


(1) Single blinding :teknik utk menyembunyikan status
penunjukan klp kepada subyek2 penelitian sampai studi
berakhir
(2) Double blinding: teknik menyembunyikan status
penunjukan klp kepada subyek penelitian maupun
pengamat, sampai studi berakhir
(3) Triple blinding : teknik utk menyembunyikan status
penunjukan klp kpd subyek penelitian, pengamat
maupun analis data statistik, sampai studi berakhir.
Tujuan triple blinding utk mencegah bias informasi pd
semua tahap studi
JENIS RCT
• Completely Randomized Design
• Randomized Block Design
• Crossover Design
• Factorial Design
1. Completely Randomized Design

Mrpkn desain eksperimen random yg paling mendasar


Semua subyek dari populasi studi langsung dialokasikan
random ke dlm klp perlakuan atau kontrol
Tujuan randomisasi supaya semua variabel independen
(di luar perlakuan itu sendiri) yg potensial perancu
akan tersebar merata ke dlm klp perlakuan maupun
kontrol
1. Completely Randomized Design

Populasi studi

Randomisasi

Perlakuan Kontrol
1. Completely Randomized Design
• Cara Analisis
A. Jika variabel hasil kategorikal dan perlakuan kategorikal,
maka kemaknaan pengaruh perlakuan dpt diuji dgn uji
statistik Chi Kuadrat. Besarnya pengaruh perlakuan
diestimasikan dlm bentuk ukuran rasio (mis : Rasio Risiko
atau Odds Ratio) atau ukuran beda menggunakan tabel
silang 2x2 atau analisis regresi logistik
B. Jika variabel hasil kontinu dan perlakuan kategorikal, maka
kemaknaan pengaruh diuji dgn uji F One-Way ANOVA.
Sebagai alternatif sampel dpt dianalisis dgn uji statistik non
parametrik yg setera yaitu uji Kruskall Wallis, uji median, uji
mann-whitney. Besaran pengaruh diestimasi dgn analisis
regresi linier
Skala Jenis Hipotesis
Pengukuran
Tidak Berpasangan Berpasangan

Numerik 2 Kelompok > 2 Kelompok 2 Kelompok > 2 Kelompok

Uji t One Way Anova Uji t Anova Faktorial


independen dependen

Kategorik Mann
(ordinal) Kruskal Wallis Wilcoxon Friedman
Whitney
2. Randomized Block Design
• Desain yg berusaha memastikan bahwa setiap level
(subkategori) faktor perancu tersebar dlm klp perlakuan
maupun klp kontrol
• Desain ini memungkinkan pengujian pengaruh perlakuan
dlm lingk yg homogen (homogen dlm masing2 blok), dgn
kata lain penyebaran faktor perancu ke dlm klp perlakuan
& klp kontrol dlm masing2 blok lebih merata shg analisis
perbandingan dpt dilak dgn lebih baik
• Scr umum teknik pengelompokan homogenitas
karakteristik t3 dinamakan blok dan randomisasi kini
dibatasi dlm masing2 blok
• Perlu dibedakan stratified random sampling dan
randomized block design
2. Randomized Block Design

Populasi Studi

Blok 1 Blok 2 Blok 3

randomisasi randomisasi randomisasi

Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol


3. CROSSOVER Design
• Metode eksperimental utk membandingkan
dua atau lebih perlakuan atau intervensi
dimana subyek2 atau pasien2 setelah
menyelesaikan sebuah perlakuan “melintasi’
kepada perlakuan lainnya
• Crossover design dibagi 2 jenis :
(1) Planned Crossover
(2) Unplanned Crossover
3.1 Planned Crossover Design
• Planned Crossover: subyek2 diberikan terapi A atau
terapi B scr randomisasi. Stlh diamati selama suatu
periode waktu dgn satu terapi, subyek2 dialihkan
kpd terapi lainnya. Dgn demikian masing2 pasien
berperan sbg kontrol bg dirinya sendiri
• Planned Crossover menarik & brmanfaat ttp hal yg
perlu dicermati :hrs dipastikan bhw perbedaan yg
teramati dr satu perlakuan tdk bercampur oleh sisa
pengaruh perlakuan yg lainnya. Butuh waktu
“wash-out” (membuang sisa2 pengaruh terapi A
sblm masuk terapi B); planned tdk mungkin
diterapkan jk perlakuannya bersifat bedah atau
terapi baru penyembuhan penyakit
3.1 Planned Crossover Design

Randomisasi

Group 1 Group 2

Diamati

Group 1 Group 2

Group 2 Group 1
Diamati

Group 2 Group 1
3.2. Unplanned crossover
• Unplanned crossover dimulai dgn completely
randomized design
• Sebagai contoh pasien penyakit jantung koroner
ditunjuk scr random dlm klp yg mendpt terapi bedah
pintas koroner & klp yg mendpt terapi medis. Tentu
randomisasi dilak stlh peneliti memperoleh informed
consent
• Problema skenario diatas :sejumlah pasien yg semula
ditunjuk mndpt tindakan bedah mungkin saja
berubah pikiran memutuskan utk tdk memilih terapi
bedah. Pasien ini crossover dr klp terapi bedah ke
terapi medis, begitu pula sebaliknya
3.2. Unplanned crossover

Randomisasi

Terapi Terapi medis


bedah

Menolak Perlu
bedah bedah

Terapi Terapi
bedah medis
4. FACTORIAL DESIGN
• Mrpkn metode eksperimental yg menata studi
eksperimental sedemikian sehingga semua level dari
masing2 intervensi tjd dlm semua level intervensi lainnya.
• Mrpkn rancangan yg menarik & ekonomis krn dpt
menguji pengaruh masing2 dari 2 faktor perlakuan dgn
menggunakan populasi studi yg sama
• Physicians Health Study yg dilak oleh Hennekens et al
(1996) menguji pengaruh aspirin utk pencegahan primer
penyakit kardiovaskuler & pengaruh beta karoten utk
pencegahan primer kanker. Populasi studi 22.000 orang
dokter, dirandomisasi menggunakan 2x2 factorial design.
Masing2 dokter menerima satu diantara 4 perlakuan
4. FACTORIAL DESIGN

Randomisasi
22.071

Aspirin Plasebo
11.037 11.034

Beta karoten Plasebo Beta karoten Plasebo


5.517 5.520 5.520 5.514
4. FACTORIAL DESIGN
Aspirin

+ _

Aspirin dan beta Beta karoten


+ karoten

(sel a) (sel b)
Beta karoten

Aspirin Tdk Aspirin


_
maupun beta
karoten
(sel c)
(sel d)
KEUNTUNGAN RCT
1) Memungkinkan evaluasi perlakuan dalam situasi
terkontrol (randomisasi) untuk memberikan bukti2 kuat
inferensi kausal
2) Arah pengusutan prospektif (mulai dr menentukan
perlakuan lalu diikuti ke depan utk melihat efeknya thd
variabel hasil)
3) Dpt dilakukan validasi data krn data yg dikumpulkan
terjadi bersamaan dgn berlangsungnya studi
(concurent data)
4) Potensial mengurangi bias dgn jalan membandingkan
dua klp identik
5) Memungkinkan dilakukan meta analisis (memadukan
hasil2 kualitatif sejumlah uji klinis serupa di kemudian
hari
KERUGIAN RCT
• Mahal dan memakan banyak waktu
• Banyak RCT dilak dgn sedikit pasien, shg tujuan randomisasi
membuat keseimbangan distribusi faktor perancu dlm klp2
studi tdk tercapai & presisi estimasi rendah
• Banyak RCT dilakukan dlm waktu terlalu pendek
• Kegagalan melak randomisasi kpd semua pasien yg memenuhi
syarat (peneliti hanya menawarkan partisipasi kpd pasien yg
diperkirakan akan memberikan respons baik bagi intervensi)
• Diperlakukan desain yg lebih kompleks & sensitif thd bias utk
menjwb maslh penelitian yg kompleks
• Sebagian besar didanai badan2 riset besar yg akhirnya
mendikte agenda riset
KAUSI EKSPERIMEN
• Adl studi eksperimen yg mengontrol
situasi penelitian menggunakan cara non
randomisasi
• Dilakukan sbg alternatif eksperimen
randomisasi, tatkala pengalokasian faktor
penelitian kpd subyek penelitian tdk
mungkin, tdk etis atau praktis
dilaksanakan dgn randomisasi, misal
ukuran sampel terlalu kecil
JENIS DESAIN KAUSI EKSPERIMEN
1. desain sebelum & sesudah satu klp
2. desain sesudah saja dgn kontrol
3. desain sebelum & sesudah dgn kontrol
4. desain campuran
1. Desain Sebelum dan Sesudah Satu
Kelompok
• One Group Before and After Design,
One Group Pre and Post Test Design
• Mrpn eksperimen kuasi dimana masing2 unit
eksperimentasi (subyek ataupun klp) berfungsi sbg
kontrol bagi dirinya sendiri dan pengamatan variabel
hasil dilak sebelum dan sesudah perlakuan
• Klp kontrol atas dirinya sendiri disebut kontrol
internal
1. Desain Sebelum dan Sesudah Satu
Kelompok

E (=¯C) O1 ------------Tx------------> O2
(X) (Y)

Pengaruh perlakuan = Y -X

• Keterangan :
• E = klp perlakuan
• C¯ = klp kontrol
• O1 = pengamatan pertama
• O2 = pengamatan kedua
• Tx = intervensi
1. Desain Sebelum dan Sesudah Satu
Kelompok
• Contoh : eksperimen yg mengevaluasi prevalensi
polio sebelum dan sesudah implementasi program
imunisasi polio.
• Pengaruh perlakuan ditentukan dgn membandingkan
nilai2 variabel hasil sesudah dan sebelum perlakuan
yg tjd pd klp tsb
2. Desain Sesudah Dengan Kontrol

• After Only With Control Design


• Mengamati variabel hasil pd saat yg sama thd klp
perlakuan & klp kontrol, setelah perlakuan diberikan
kpd klp perlakuan
• Dgn cara non random peneliti memilih klp kontrol yg
memiliki karakteristik atau variabel perancu potensial
yg sebanding dgn klp perlakuan
2. Desain Sesudah Dengan Kontrol

E T------------> O1
(Y)

¯C O1
(Z)

Pengaruh perlakuan = Y -X
3. Desain Sebelum dan Sesudah Dengan
Kontrol
• Before and After With Control Design/
Pre-Post with Control Design
• Mirip RCT kecuali penunjukan (klp) subyek tdk dilak
scr random
• Pengaruh perlakuan ditentukan dgn membandingkan
perubahan nilai2 variabel hasil pd klp perlakuan dgn
perubahan nilai2 klp kontrol
3. Desain Sebelum dan Sesudah Dengan
Kontrol

E O1--------------- T------------> O1
(X) (Y)

C O1---------------------------> O1
(A) (Z)

Pengaruh perlakuan = (Y –X)-(Z-A)


Kelebihan dan Kelemahan Kuasi Eksperimen

• Kelebihan : eksperimen kuasi scr umum lebih


mungkin diterapkan terutama pd penelitian dgn
ukuran sampel besar atau sangat kecil
• Kelemahan : peneliti kurang mampu mengendalikan
faktor2 perancu. Alokasi non random bahkan dpt
mengakibatkan bias yg sulit dikontrol pd analisis data

Anda mungkin juga menyukai